Claim Missing Document
Check
Articles

Meras Gandrung Tradition as a Cultural Strategy for the Regeneration of Gandrung Dancers in Banyuwangi: Tradisi Meras Gandrung Sebagai Strategi Budaya Untuk Regenerasi Penari Gandrung Di Banyuwangi Mahfud; Mutiara Cahya Ayuning Tyas; I Kadek Yudiana
Santhet: (Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora) Vol 8 No 1 (2024): Santhet : Jurnal Sejarah, Pendidikan, dan Humaniora
Publisher : Proram studi pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/santhet.v8i1.3678

Abstract

Gandrung is one of the works of art that became a means to express the inner state of Banyuwangi people during the Dutch era, Gandrung became an important icon. This is why the regeneration of Gandrung dancers is very important, requiring a strategy to attract the sympathy of the younger generation regarding the Meras Gandrung tradition. The purpose of this research is to be an important contribution to the development of effective cultural strategies, bridging the gap between tradition and the times, and ensuring the continuity of a cultural heritage that is very valuable to the people of Banyuwangi. The form of this research is descriptive qualitative. The theory used is the theory of cultural inheritance by Edward T. Hall. Data collection techniques using interviews, observations, and document studies. The results of the research show that the existing strategy is an important movement so that students or even the general public know that to become a Gandrung must go through the Meras Gandrung Tradition, the infrastructure created by the government is an important forum for Gandrung maestros and fairies to convey the meaning of Gandrung, besides that the Meras Gandrung Performance is an important strategy because it involves young Banyuwangi dancer students to know the process and meaning of Gandrung. This can be studied using the theory of cultural inheritance according to Edward T. Hall, in his theory of cultural inheritance, emphasizes the importance of the cultural level dimension. He understands that the values, norms and communication patterns of a culture can be passed on and maintained through generations. His concept of cultural level dimensions includes differences in such things as perceptions of time, interpersonal space, and ways of communicating, all of which contribute to how culture is passed on and continues in a society.
The Role of Lesson Study in Enhancing Faculty Collaboration: A Case Study in Higher Education Institutions: Peran Lesson Study dalam Meningkatkan Kolaborasi Dosen: Studi Kasus di Perguruan Tinggi Candra Hermawan; Mahfud; Dian Arief Pradana
Santhet: (Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora) Vol 4 No 2 (2020): Santhet : Jurnal Sejarah, Pendidikan, dan Humaniora
Publisher : Proram studi pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/santhet.v4i2.4608

Abstract

This study aims to analyze the role of lesson study in enhancing collaboration among faculty members in a higher education setting, specifically within the Study Program at the Faculty of Teacher Training and Education (FKIP). A qualitative research method was employed, using in-depth interviews with five faculty members involved in lesson study activities. The findings indicate that lesson study provides a positive experience for faculty in sharing teaching ideas and practices, as well as increasing their engagement and motivation. Despite challenges such as time constraints and differing viewpoints, faculty reported significant changes in their teaching practices, such as improved responsiveness to student feedback and greater willingness to experiment with new methods. The study concludes that lesson study is an effective strategy for strengthening faculty collaboration and enhancing the quality of learning. Further support from the institution and additional training for faculty are needed to address existing challenges. Limitations of the study include the small sample size and specific context, which may limit the generalizability of the findings across all study programs.
Penerapan Model Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar  Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SDN 1 Kertosari Mahfud Mahfud; Dian Arief Pradana; Susintowati Susintowati
MUTIARA PGSD Vol. 1 No. 1 (2024): MUTIARA PGSD
Publisher : CV. Sekawan Siji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63440/mutiarapgsd.v1i1.10

Abstract

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Disana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelun pengajaran dilakasanakan .Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. Hasil belajar adalah peningkatan perubahan kemampuan yang dimiliki setelah seseorang mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar yang dicapai atau yang diraih siswa mencakup segenap ranah psikologis siswa yang meliputi (Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik). Jadi pembelajaran dengan Role Playing merupakan cara belajar yang dilakukan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok memerankan karakter sesuai dengan naskah yang telah dibuat dan materi yang telah ditentukan oleh guru, sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi yang telah diperankan tersebut. Dalam penelitian ini, kegiatan siswa sangatlah menunjang dan mendukung kegiatan guru dalam melakukan Penerapan model pembelajaran role playing. Kegiatan siswa merupakan faktor utama yang berperan penting dalam peningkatan hasil belajar tiga ranah tersebut, kegiatan siswa, kegiatan guru, dan peningkatan hasil belajar siswa adalah tiga hal yang saling terkait satu dengan yang lain.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh data hasil belajar siswa ,yaitu mendapat peningkatan dari sebelum siklus 75%, Siklus I 81,2% dan Siklus II 93,8% dari target ketuntasan klasikal sebesar 90% maka dapat disimpulkan jika Penerapan Model Pembelajaran Role Playing dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 1 Kertosari Semester Gasal Tahun Pelajaran 2022/2023.
Klenteng Hoo Tong Bio Sebagai Simbol Pluralisme Agama dan Destinasi Wisata Sejarah di Banyuwangi Rizza Ananda; Jeany Salsa Bella; Mahfud Mahfud
JURNAL PUSPAKA Vol 1 No 2 (2025): Jurnal Pusat Studi Pancasila dan Kebijakan
Publisher : Pusat Studi Pancasila dan Kebijakan Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62734/jurnalpuspaka.v1i2.479

Abstract

Klenteng Hoo Tong Bio, sebagai salah satu bangunan bersejarah tertua di Banyuwangi menyimpan potensi besar sebagai destinasi wisata sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai sejarah, makna, dan peran klenteng dalam konteks sosial, budaya, dan agama di Banyuwangi. Melalui penelitian ini juga, diharapkan Kelenteng Hoo Tong Bio tidak hanya akan dikenal sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai simbol pluralisme agama dan destinasi wisata sejarah di Banyuwangi yang mampu menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Melalui studi literatur, observasi lapangan, dan wawancara dengan pihak terkait, penelitian ini menemukan bahwa Klenteng Hoo Tong Bio memiliki nilai sejarah yang tinggi, baik dari segi arsitektur, artefak, maupun kisah-kisah yang melekat padanya. Pendekatan penelitian ini kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilam sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Klenteng Hoo Tong Bio memiliki potensi yang sangat baik sebagai simbol pluralisme agama dan destinasi wisata sejarah, ditandai dengan nilai sejarah yang tinggi dan keunikan arsitekturnya.
POTRET PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING PADA MATA PELAJARAN SEJARAH (STUDI KASUS SISWA KELAS XI IPS DI MA AL-QODIRI VIII KELIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2021/2022) Elvisa Rahma Dewi; I Wayan Mertha; Mahfud Mahfud
JURNAL SANGKALA Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Sangkala
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan potret pembelajaran berbasis blended learning pada mata pelajaran sejarah, serta kelebihan dan kekurangan pembelajaran blended learning pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS di MA Al-Qodiri VIII Kelir semester genap tahun pelajaran 2021/2022.Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah, Wali Kelas XI IPS, Guru Sejarah, Siswa Kelas XI, dan orang tua yang dilakukan melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Validitas yang digunakan adalah triangulasi sumber yaitu dengan memadukan berbagai sumber data yang diperoleh, antar- peneliti, teori, dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis blended learning pada mata pelajaran sejarah yang dilakukan dimulai dengan mempersiapkan perencanaan pembelajaran seperti menyusun silabus, jadwal pelajaran, RPP, dan media pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran blended learning meliputi pembelajaran daring dan tatap muka. Komposisi pembelajaran dilakukan dengan presentase 25/75 artinya 25% pembelajaran dilakukan secara daring dan 75% dilakukan secara tatap muka. Pembelajaran sejarah dilakukan selama 2 kali dalam seminggu dengan alokasi waktu 60 menit dalam 1 kali tatap muka. Selain itu, evaluasi pembelajaran sejarah diambil melalui 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini juga terdapat kelebihan dan kekurangan penerapan pembelajaran blended learning. Pada dasarnya sekolah sudah berupaya memberikan solusi dan inovasi sehingga pembelajaran tetap terlaksana dan materi pembelajaran dapat tersampaikan.
IDENTIFIKASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA KESENIAN GANDRUNG DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI NILAI-NILAI KARAKTER PADA KURIKULUM 2013 Tomi Wahyudi; Mahfud Mahfud
JURNAL SANGKALA Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Sangkala
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengidentifikasi nilai-nilai budaya dalam kesenian tradisional Gandrung Banyuwangi; 2) Mengembangkan perencanaan pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai kesenian Tradisional Gandrung dalam kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Penelitian dilakukan di SMA Negeri I Giri Banyuwangi. Sumber data terdiri atas Informan (Guru muatan lokal, siswa), Dokumen (Silabus, RPP) serta tempat dan Peristiwa (Kelas dan PBM muatan lokal). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi peneliti. Analisis data menggunakan analisis interaktif dengan tiga tahapan analisis, yakni Reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan yang berinteraksi dengan pengumpulan data secara siklus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kebijakan Kepala Sekolah memasukkan materi gandrung sebagai muatan lokal menjadi acuan guru dalam melaksanakan pembelajaran muatan lokal. Gandrung dipahami sebagai potensi daerah kaya nilai sehingga perlu dilestarikan. Upaya pelestarian dapat dilakuakn melalui pembelajaran nilai sejarah gandrung; (2) Perencanaan pembelajaran dimulai dari pemahaman guru terhadap kurikulum sebagai dasar membuat silabus dan dikembangkan kedalam RPP; (3) Implementasi pembelajaran berjalan dengan baik sesusi dengan RPP namun pembelajaran kurang meningkatkan berfikir kritis siswa karena pembelajaran yang konvensional; (4) Evaluasi pembelajaran dengan menekankan pada tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
PENINGGALAN DAN BUDAYA PRASEJARAH DI KABUPATEN BANYUWANGI (KAJIAN SEJARAH DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) Agus Mursidi; I Wayan Mertha; Mahfud Mahfud
JURNAL SANGKALA Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Sangkala
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyuwangi merupakan kabutapen yang terletak di ujung timur pulau jawa yang memiliki beragam daya tarik wisata baik wisata alam maupun budaya. Pengembangan pariwsata di Kabupaten banyuwangi belum maksimal mengingat sampai saat ini masih terfokus pada pengembangan wisata alam, sedangkan pariwisata sejarah masih belum dikembangkan. Padahal banyuwangi memiliki asset sumberdaya arkeologi yang sangat melimpah yang terdiri dari masa prasejarah, sejarah klasik, dan kolonial tersebar diberbagai daerah seperti Wongsorejo, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Sempu, dan Songgon. Penelitian ini bertujuan Untuk (1) menginventarisasi persebaran peninggalan Pra-sejarah yang ada di Kabupaten Banyuwangi; (2) mengetahui pemanfaatan peninggalan prasejarah sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teori, yaitu: 1) Sumberdaya Arkeologi; 2) Pariwisata; dan 3) Pariwisata Sejarah. Penelitian ini menggunakan bentuk dan strategi deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam, observasi langsung, dan studi dokumen. Data yang diperoleh divaliditas dengan menggunakan triannggulasi data, peneliti, teori, dan metodelogis. Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi. Dan analisis SWOT yang meliputi penyusunan matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan matriks EFAS (External Factor Analysis Summary) yang dilanjutkan dengan penyusunan matriks SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peninggalan prasejarah di banyuwangi meliputi situs gua di Songgon, Situs Goa di Wongsorejo, situs gua di Kalipuro, dan situs neolitik di kendenglembu. Sedangkan untuk pemanfaatanya sebaga media dan sumber belajar sudah diterapkan oleh sekolah-sekolah SMA di Kabupaten Banyuwangi.
PERAN NU DALAM MENANGGULANGI KONFLIK SANTET DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 1998 I Kadek Yudiana; Mahfud Mahfud
JURNAL SANGKALA Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Sangkala
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan Untuk: 1) menganalisis menjadi latar belakang terjdinya tragedi dukun santet di Banyuwangi tahun 1998; 2) Peran NU dalam menanggulangi tragedy dukun santet di Kabupaten Banyuwangi tahun 1998. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tahapan, yaitu: 1) penentuan lokasi penelitian, metode penentuan informan, metode pengumpulan data, istrumen penelitian, metode pengujian keabsahan data, dan metode analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Santet tidak dapat dilepaskan dari sejarah terbentuknya komunitas masyarakat suku Osing. Jumlah korban dalam peritiwa ini belum pasti, berasarkan data yang ditemukan terdapat perbedaan, yaitu Data dari KOMPAK atau Komunitas Pencari Keadilan, sebuah tim pencari fakta dari LSM dan tokoh masyarakat Banyuwangi menyebut, korbannya mencapai 174 orang. Sementara, Tim Pencari Fakta Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mencatat ada 147 orang. Sedangkan Pemkab Banyuwangi, 103 orang. Peran NU dalam peristiwa ini ada beberapa analisis yaitu terkait dengan politik Gusdur yang selalu mengkritisi pemerintahan Orba sehingga dalam hal ini NU lebih tepat hanya sebagai korban dari konspirasi tersebut. dalam hal ini NU juga berperan dalam mengumpulkan fakta terkait dengan jumlah korban.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS APLIKASI WEB WORDWALL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPA DI MA DARUL HUDA GIRI KABUPATEN BANYUWANGI Mahfud Mahfud; Sapta Ayu Rohmania
JURNAL SANGKALA Vol 1 No 1 (2022): SANGKALA
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan instrumen evaluasi pembelajaran sejarah merupakan pengembangan berupa soal pada Kelas X dengan mata pelajaran Sejarah materi pengaruh Hindu-Budha di Indonesia sub pokok pembelajaran Akulturasi Kebudayaan Lokal dan Hindu-Budha yang divalidasi oleh validator sebelum diuji cobakan kepada siswa. Uji coba soal kepada siswa dilakukan dengan menggunakan alat evaluasi berupa aplikasi web wordwall untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPA di MA Darul Huda Giri kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk (1) mengukur validitas instrumen evaluasi pembelajaran sejarah berbasis aplikasi web wordwall pada siswa kelas X IPA MA Darul Huda Giri Kabupaten Banyuwangi, (2) mengetahui peningkataan hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan instrumen evaluasi pembelajaran berbasis aplikasi web wordwall, (3) mengetahui respon siswa terhadap kemenarikan alat evaluasi pembelajaran berbasis aplikasi web wordwall. Jenis penelitian ini adalah Research and Development (RnD) dengan model ADDIE yang terdiri dari Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan), Implementation (Implementasi) dan Evaluation (Evaluasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen evaluasi pembelajaran layak digunakan berdasarkan penilaian ahli materi didapatkan skor 76% dengan kategori cukup baik, ahli desain yaitu berjumlah 98% dengan kategori sangat baik dan guru sejarah yaitu 81,3% dengan kategori baik. Hasil respon terhadap kemenarikan pada uji coba menunjukkan hasil rata-rata 96% dan uji coba lapangan terjadi peningkatan hasil belajar dengan hasil uji coba N-Gain dengan hasil sebesar 62,46% kategori cukup efektif.
POTRET PEMBELAJARAN SEJARAH PADA ERA NEW NORMAL KELAS X AKUNTANSI DI SMKN 1 TEGALSARI Septiana Mega Saputri; I Kadek Yudiana; Mahfud Mahfud
JURNAL SANGKALA Vol 1 No 1 (2022): SANGKALA
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan memasuki era new normal setelah adanya pandemi covid-19. Penerapan pembelajaran new normal dilakukan secara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Potret Pembelajaran Sejarah Pada Era New Normal Kelas X Akuntansi di SMKN 1 Tegalsari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen. Analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik triangukasi data, teori, peneliti, dan metode. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proses pembelajaran sejarah di era new normal dan mendeskripsikan kelebihan serta kelemahan proses pembelajaran di era new normal. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu proses pembelajaran sejarah di era new normal yang sudah dilakukan secara tatap muka terbatas dan ditemukannya kelebihan serta kelemahan pembelajaran di era new normal baik dari segi guru maupun siswa.
Co-Authors Adita Taufik Widianto Adita Taufik Widianto agus mursidi Ahmad Firdaus Ainun Najib Buchori Andreyan Priyo Prayogo Andrik Purwasito Anggun Kuswinda Asih Annajiatus Sholihah Annisa Fitri Lestari Apdelmi Apdelmi Asmad Asmad Bela Sabela Nina Candra Hermawan Cici Fanisa Yulia Dwi Jayanti Deanisha Eka Safitri Dewi Utami Dian Arief Pradana Dinicen Viclara Ega Maulina Oktaviyani Eka Prasetya Suryadani Elvisa Rahma Dewi Erly Sutrisni Fadli Firdaus Fauziah Ali Febri Indah Lestari Feny Oktavia Hairul Agustian Hary Priyanto I Kadek Yudiana I Kadek Yudiana I Kadek Yudiana I Kadek Yudiana I Kadek Yudiana I Kadek Yudiana I Kadek Yudiana I Kadek Yudiana Yudiana I Kadek Yudiana Yudiana I Wayan Mertha I Wayan Mertha Imro'atul Husna Afriani Intan Priastuti Jeany Salsa Bella Kharisma Mellanio Putra Kholifatur Rosidah Ladayna Hulus Utami Leni Vitasari Lidya Putri Putri M. Iswahyudi Magdalena Putri Nugrahani Miskawi Miskawi Mochamad Ardi Setyawan Mochammad Soim Soim Moh. Fahrurrozi Mutiara Cahya Ayuning Tyas Nanda Abdul Majid Nugroho Susanto Nur Anisa’atus Sa’adah Putri Fiska Fiyanti R. Prana Puri Arisandi Rino Dwi Saputra Rizky Maulana Riztika Widyasari Rizza Ananda Sahru Romadloni Saifur Rijal Sapta Ayu Rohmania Sariyanto Sariyanto Septiana Mega Saputri Setyawan, Mochamad Ardi Siti Nurhidayah Nurhidayah St. Shabibatul Rohmah St. Shabibatul Rohmah Susanti, Herdiana Dyah Susintowati Susintowati Susintowati Tomi Wahyudi Totok Hari Prasetiyo Totok Hari Prasetiyo Totok Hari Prasetiyo Tri Devi Ulil Azmi Triana Kartika Santi Santi Ulul Fikriyani Umi Resita Kusmawati Wakit Abdullah Rais Warto Warto Witasari, Rinesti