Claim Missing Document
Check
Articles

Kajian Pola Arus Laut Dengan Pendekatan Model Hidrodinamika Dua Dimensi Untuk Pengembangan Pelabuhan Kota Tegal Amirullah, Argian Nisyar; Sugianto, Denny Nugroho; Indrayanti, Elis
Journal of Oceanography Vol 3, No 4 (2014)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1218.509 KB)

Abstract

AbstrakRencana pengembangan pelabuhan Kota Tegal membutuhkan informasi mengenai arus laut. Penelitian pola arus laut tersebut dapat menjadi bahan dasar acuan untuk pengambilan kebijakan dalam rencana pengembangan pelabuhan Kota Tegal. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengkaji pola arus laut di perairan Kota Tegal terhadap pengembangan pelabuhan Kota Tegal. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan penentuan lokasi dengan metode area sampling. Pendekatan model hidrodinamika menggunakan perangkat lunak MIKE 21 dengan modul MIKE 21 flow model untuk dua skenario yaitu sebelum dan sesudah pengembangan pelabuhan Berdasarkan hasil penelitian ini  didapatkan dominasi arus laut di perairan Kota Tegal adalah arus pasang surut dengan arah timur (25,95%) dan barat (29,76 %). Kecepatan arus laut terendah sebesar 0,009 m/det dan kecepatan arus laut tertinggi sebesar 0,118 m/det serta kecepatan rata-rata sebesar 0,054 m/det. Dari hasil simulasi model menggambarkan pola arus laut yang terjadi sebelum pengembangan pelabuhan tidak jauh berbeda dengan pola arus laut yang terjadi setelah pengembangan pelabuhan.Adanya Pengembangan pelabuhan Kota Tegal berupa reklamasi dan bangunan pemecah gelombang mengakibatkanpenurunan kecepatan arus laut yang tidak signifikan.
Pemetaan Tingkat Kerawanan Rob Untuk Evaluasi Tata Ruang Pemukiman Daerah Pesisir Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah Ilhami, Fadhly; Sugianto, Denny Nugroho; Rochaddi, Baskoro
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.747 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.11409

Abstract

Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu Kabupaten di pesisir utara Jawa yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Seperti kebanyakan daerah di pesisir utara, Kabupaten Pekalongan tidak luput dari permasalahan banjir rob. Penyebabnya adalah kenaikan muka air laut (Sea Level Rise), penurunan tanah (land subsidence), dan tentu saja pemanasan global (global warming). Adanya banjir rob ini tentu sangat merugikan aktifitas manusia dan merusak berbagai infrastruktur pemukiman, industri, dan fasilitas-fasilitas lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan tingkat kerawanan banjir rob terhadap pemukiman penduduk di Kabupaten Pekalongan, untuk kemudian dilakukan evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan Tahun 2010-2030. Parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan adalah ketinggian tanah, penurunan tanah, jarak dari bibir pantai, dan jarak dari sungai. Masing-masing parameter tersebut diberi bobot yang berbeda untuk kemudian dilakukan metode overlay atau tumpang susun dengan bantuan software ArcGIS 10. Hasil pengolahan data diketahui bahwa daerah rawan genangan rob di pesisir Kabupaten Pekalongan mencapai luas 586,294 Ha, yang meliputi 3 kecamatan. Sebagian dari wilayah rawan tersebut mengenai kawasan pemukiman, sehingga tata ruang pemukiman Kabupaten Pekalongan perlu dilakukan evaluasi untuk mengurangi dampak negatif banjir rob bagi masyarakat.
Natuna Off-Shelf Current (NOC) Vertical Variability and Its Relation to ENSO in the North Natuna Sea Hariyadi Hariyadi; Johannes Hutabarat; Denny Nugroho Sugianto; Muhammad Faiq Marwa Noercholis; Niken Dwi Prasetyarini; Widodo S. Pranowo; Kunarso Kunarso; Parichat Wetchayount; Anindya Wirasatriya
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 26, No 2 (2021): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.26.2.63-70

Abstract

During the northwest monsoon (NWM), southerly flow off the Natuna Islands appeared as the extension of the turning Vietnam coastal jet, known as Natuna off-shelf current (NOC). NOC is generated by the interaction of wind stress and the North Natuna Sea’s bottom topography. The purposes of the present study is to investigate the vertical variability of NOC and its relation to El Niňo Southern Oscillation (ENSO) using Marine Copernicus reanalysis data. The vertical variability refers to the spatial distribution of NOC pattern at the surface layer, thermocline layer, and deep/bottom layer.  in 2014 as representative of normal ENSO condition. To investigate the effect of ENSO, the spatial distribution of NOC in 2011 and 2016 were compared which represent the La Niňa and El Niňo conditions, respectively. The results show that NOC starts to generate at the southeast monsoon season to the transition I season and peaks in the northwest monsoon season. The occurrence of NOC is identified at all depth layers with the weakened NOC at the deep layer. Related to the ENSO effect, La Niňa tends to strengthen NOC while El Niňo tends to weaken NOC. These are releted with the strengthening and weakening northerly wind speed during La Niňa and El Niňo, Respectively. During La Niňa events, the NOC occurs more frequently than during El Niňo. Thus, beside affecting the magnitude of NOC, ENSO also influence the frequency occurrence of NOC.
Pola Sirkulasi Arus Laut di Perairan Pantai Provinsi Sumatera Barat Denny Nugroho Sugianto; Agus ADS
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 12, No 2 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (918.804 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.12.2.79-92

Abstract

Salah satu aspek oseanografi yang penting untuk mengetahui hidrodinamika dari suatu perairan adalah polapergerakan arus. Wilayah pantai Sumatera Barat memiliki topografi yang unik, terdiri dari banyak pulau, teluk dan tanjung serta terdapat pertemuan 2 massa air besar. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kondlsi arus perairan Sumatera Barat. Metode pengukuran data arus di lapangan menggunakan metode Eularian. Sedangkan metode deskriptif digunakan untuk analisa hasil penelitian dan model matematis diperlukan untuk membantu analisis tersebut terutama untuk pola arus secara spasial. Penentuan lokasi sampling menggunakan metode pertimbangan (Purposive Sampling Method) sebanyak 3 lokasi. Pengambilan data lapangan dibagi menjadi 3 kondisi musim yaitu musim peralihan (27-30 April 2004), musim timur (9-12 Juli2004) dan musim barat (24-27 Nopember 2004). Lokasi penelitian berada di wilayah perairan sebelah barat Provinsi Sumatera Barat, yang meliputi perairan sekitar Padang, Kab. Padang (Lokasi 1), Pariaman, Kab.Padang Pariaman (Lokasi 2), dan Painan, Kab. Pesisir Selatan (Lokasi 3). Data survey lapangan yang diperolehakan digunakan sebagai veriffkasi hasil model matematis yang dibuat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pola pergerakan arus di perairan pantai Suma tera Barat di pengaruhi oleh pasut serta pola arus regional di Samudera Hindia. Dari hasil pengamatan lapangan, kecepatan arus terbesar terjadi pada musim peralihan, dengan kecepatan maksimal mencapai 0,358 - 0,397 m/dt dengan arah dominan ke tenggara hingga selatan. Pada musim timur kecepatan arus maksimal mencapai 0,22 - 0,24 m/dt dengan arah dominan ke arah tenggara. Sedangkan pada musim barat kecepatan arus maksimal 0,22-0,29 m/dt dengan arah dominan kearah utara hingga selatan.Kata kuncl: Oseanografi, Arus, Pasut, Model, Sumatera Barat.
Model Distribusi Data Kecepatan Angin dan Pemanfaatannya dalam Peramalan Gelombang di Perairan Laut Paciran, Jawa Timur Denny Nugroho Sugianto
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 15, No 3 (2010): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2015.7 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.15.3.143-152

Abstract

Penelitian telah dilakukan di perairan Laut Paciran, Jawa Timur pada bulan Oktober 2009. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui model distribusi kecepatan angin dan pemanfaatannya untuk peramalan gelombang di perairan Laut Paciran, Jawa Timur. Data angin diperoleh dari stasiun pengukuran angin Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Juanda Surabaya tahun 2007-2009, berupa data angin tiap jam. Pengolahan data angin dikelompokkan berdasarkan skala Beufort. Pengukuran tinggi dan periode gelombang menggunakan  Sontek  Argonaut  XR.  Peramalan  gelombang  menggunakan  data  angin  dilakukan  dengan menggunakan metode SMB dan Darbyshire. Hasil pengukuran data gelombang diperoleh hasil tinggi gelombang antara 3,2-82,9 cm dan periode gelombang 6,0 -7,9 detik, dari klasifikasi gelombang termasuk gelombang perairan transisi. Model distribusi data kecepatan angin menunjukkan bahwa untuk kecepatan angin kuat (1727 knot) pada musim barat durasinya antara 3-6 jam, sedangkan pada musim timur antara 1-4 jam. Dengan menggunakan metode SMB dan Darbyshire pada saat terjadi kecepatan maksimum pada musim Timur, tinggi gelombang mencapai 1,51 meter dengan periode 5,2 detik, sedangkan pada musim barat tinggi maksimum gelombang mencapai 2,4 meter dengan durasi 7 detik. Dari nilai MRE (mean relative error) data lapangan terhadap hasil peramalan dari data angin selama 3 tahun didapatkan nilai kesalahan relatif sebesar 0,3 34,32 % untuk tinggi gelombang dan 13,24 - 22,06 % untuk periode gelombang.Kata kunci: Distribusi kecepatan angin, gelombang, perairan laut Paciran, Jawa Timur The survey was conducted at Paciran East Java sea waters during October 2009. The purpose of this study to determine the wind speed distribution model and its use for forecasting waves in the sea waters Paciran, East Java. Wind data obtained from wind measurement stations Meteorology, Climatology and Geophysics (BMKG) Class I Juanda Surabaya in 2007-2009, in the hourly wind data. Wind data grouped by Beufort scale for processing. Height and wave period measured using Sontek Argonaut XR. Wave forecasting using wind data were calculated using SMB and Darbyshire method. The observation data obtained by the wave of wave height between 3.2 to 82.9 cm and wave period from 6.0 to 7.9 seconds, from the classification of waves including transitional waters. Wind speed data distribution model showed that for strong winds (17-27 knots) in the west season duration is between 3-6 hours, while in the east monsoon between 1-4 hours. By using the SMB method and Darbyshire in the event of a maximum speed of the Eastern season, wave height 1.51 m and periods of 5.2 seconds, while the west monsoon maximum wave height 2.4 meters and 7 seconds duration. The MRE (mean relative error) field data on the forecasting from wind data obtained during 3 years the mean relative error between 0.3 - 34.32 % of wave height and between 13.24 - 22.06 % of wave period. Key words: Winds speed distribution, wave, Paciran sea water, East Java.
Kajian Kondisi Hidrodinamika (Pasang Surut,Arus, Dan Gelombang) Di Perairan Grati Pasuruan, Jawa Timur Denny Nugroho Sugianto
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 14, No 2 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (989.913 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.14.2.66-75

Abstract

Penelitian telah dilakukan di perairan Grati Pasuruan, Jawa Timur pada bulan Juni 2008. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi hidrodinamika di perairan Grati Pasuruan, Jawa Timur. Pengukuran kecepatan dan arah arus serta tinggi dan periode gelombang menggunakan Sontek Argonaut XR, sedangkan untuk mengetahui pasang surut di perairan tersebut menggunakan tide gauge type Richard branch. Hasil yang diperoleh menunjukkan tipe pasang surutnya campuran condong ke harian ganda (mixed prevealing semi diurnal tide). Pola arus didominasi oleh arus pasang surut dengan kecepatan arus rata-rata berkisar 0,0025–0,2305 m/det dengan arah menuju ke timur – tenggara (arah 75o – 120o). Kecepatan arus permukaan berkisar antara 0.013-0.77 m/det, arus kedalaman tengah 0,001–0,32 m/det, dan di dasar 0,00–0,37 m/det. Tinggi gelombang pengamatan rata–rata adalah 0,11 cm dengan periode gelombang 4,76 detik. Hasil peramalan dengan pemodelan pada musim barattinggi gelombang mencapai 1,9-2,1 m dan musim timur 2,0-2,3 m. Klasifikasi gelombang termasuk gelombang perairan transisi. Profil vertikal kecepatan orbital gelombang pada puncak gelombang 0,13 m/det dan lembah gelombang -0,13 m/det.Kata kunci: hidrodinamika, pasang surut, arus, gelombang, perairan GratiThe survey was conducted at Grati Pasuruan East Java sea waters during June 2008. Objective of research is known hydrodynamic condition at Grati Pasuruan East Java sea waters. Current (velocity and direction) and wave (height and period) were measure used Sontek Argonaut XR. Tide was measure used Tide Gauge type Richard branch. The result had shown that tidal type is mixed prevealing semi diurnal tide. Current pattern dominance by tidal current where current velocity average between 0.0025-0.2305 m/sec and current direction to east-south east (75o–120o). The current velocity at sea surface 0.013 - 0.77 m/sec, 0.001-0.32 m/sec at sea midle, and 0.00-0.37 m/sec at sea bottom. Average of wave height observation 0.11 cm and wave period 4.76 second. Wave height prediction by modelling in west monsoon 1.9–2.1 m and east monsoon 2.0–2.3 m. Classification of wave characteristic is transition sea wave. Vertical profiles of wave induced velocities at wave crest 0.13 m/sec and wave trough -0.13 m/sec.Key words: hydrodinamic, current, wave, tide, Grati sea waters
Seasonal Variability of Waves Within the Indonesian Seas and Its Relation With the Monsoon Wind Purwanto Purwanto; Denny Nugroho Sugianto; Muhammad Zainuri; Galuh Permatasari; Warsito Atmodjo; Baskoro Rochaddi; Aris Ismanto; Parichat Wetchayont; Anindya Wirasatriya
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 26, No 3 (2021): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.26.3.189-196

Abstract

The previous studies have simulated the variability of the wave within the Indonesian seas which showed that the variability of wave follows the seasonal pattern. However, their analysis only consider the influence of local wind forcings. The bias and error of their simulated wave were also unclear. In the present study, we investigate the variability of wave within the Indonesian seas and its relation with the surface wind speed using the combination of reanalysis and remote sensing data with high accuracies. We split the analysis into swell and wind wave to obtain the influence of local and remote wind forcings. We show that at the inner seas (i.e., the South China Sea, Java Sea, Flores Sea, Banda Sea and Arafura Sea), the variability of significant wave height (SWH) is majorly influenced by the variability of the speed of monsoon wind. The maximum SWH during Northwest monsoon (NWM) season is located at the South China Sea while during Southeast monsoon (SEM) season is at Arafura Sea. This indicates that the wind wave (sea) is dominant at the inner seas. At the open seas (i.e., Pacific Ocean and Indian Ocean) the variability of SWH less corresponds to the the speed of monsoon wind. The remote wind forcings control the wave variability in the open ocean area. This indicates that swell is dominant at the open seas. In general, the magnitude of SWHswell is also more than SWHsea within the Indonesian seas.
Wave Transformation for International Hub Port Planning (Transformasi Gelombang untuk Perencanaan Pelabuhan Hub Internasional) Denny Nugroho Sugianto; Purwanto Purwanto; Andika B Candra
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 20, No 1 (2015): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1549.712 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.20.1.9-22

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia sehingga peran pelabuhan sangat vital dalam pembangunan ekonomi. Pelabuhan bukan hanya sekedar sebagai pelengkap infrastruktur, melainkan harus direncanakan dan dikelola dengan baik serta memperhatikan fenomena dinamika perairan laut seperti pola gelombang laut. Data gelombang laut menjadi faktor penting dalam perencanaan tata letak dan tipe bangunan pantai karena dipengaruhi oleh tinggi gelombang signifikan, tunggang pasang surut dan transformasi gelombang. Penelitian ini mengalisis karaketristrik dan bentuk transformasi gelombang untuk perencanaan Pelabuhan Hub Internasional, sebagai studi kasus adalah pelabuhan di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara. Pelabuhan di Kuala Tanjung merupakan salah satu dari 2 pelabuhan hub internasional yang direncanakan akan dibangun oleh pemerintah Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif yang dilakukan dengan perhitungan statistik dan pemodelan matematik dengan modul hydrodinamic dan spectral wave untuk mengetahui arah penjalaran dan transformasi gelombang. Hasil dari data ECMWF selama 1999–Juni 2014, diketahui tinggi gelombang signifikan (Hs) maksimum mencapai 1,69 m dan periode maksimum 8 detik. Karakteristik gelombang termasuk klasifikasi gelombang laut transisi dengan nilai d.L-1 berkisar anrata 0,27–0,48 dan berdasarkan periodenya diklasifikasikan sebagai gelombang gravitasi.Transformasi gelombang terjadi akibat pendangkalan dengan koefesian pendangkalan Ks 0,93–0,98 dan proses refraksi gelombang dengan koefesien Kr 0,97–0,99. Tinggi gelombang pecah Hb sebesar 1,24 meter dengan kedalaman gelombang pecah db sebesar 1,82 meter. Efektifitas desain bangunan terminal di Pelabuhan Kuala Tanjung secara keseluruhan untuk sepanjang musim sebesar 79,8% atau dapat dikatakan cukup efektif dalam meredam gelombang. Kata kunci: transformasi gelombang, tinggi dan periode gelombang, pelabuhan Indonesia is one of the largest archipelagic countries in the world, therefore port has vital role in economic development. Port is not just as a complement to the infrastructure, but it must be planned and managed properly and attention to the dynamics of marine phenomena such as ocean wave patterns. Ocean wave data become important factors in planning coastal building, since it is influenced by wave height, tides and waves transformation. The purpose of this study was to analyse characteristic and forms wave transformations for planning of international hub port at Kuala Tanjung, Baru Bara District North Sumatra. This port is one of two Indonesian government's plan in the development of international hub port. Quantitative method was used in this study by statistical calculations and mathematical modeling with hydrodinamic modules and spectral wave to determine the direction of wave propagation and transformation. Results show that based on ECMWF data during 1999-June 2014, known significant wave height (Hs) maximum of 1.69 m and maximum period (Ts) of 8 secs. The classification wave characteristics iswave transition (d.L-1: 0.27–0.48) and by the period are classified as gravitational waves. Wave transformation occurs due to the soaling, withKs 0.93–0.98 and the wave refraction Kr 0.97–0.99. Whereas Hb of 1.24 meters anddb 1.82 meters. The effectiveness of the design of the terminal building at the Port of Kuala Tanjung overall for the season amounted to 79.8%, which is quite effective in reducing the wave. Keywords: wave transformation, wave height and period, Port of Kuala Tanjung
Hidrodinamika Gelombang pada Terumbu Karang di Pulau Panjang, Jepara Suryono Suryono; Ambariyanto Ambariyanto; Munasik Munasik; Denny Nugroho Sugianto; Raden Ario; Ibnu Pratikto; Nur Taufiq-Spj; Syahrial Varrel Canavaro; Tiara Anggita
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 3 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i3.36368

Abstract

Posisi Pulau Panjang berada di sisi barat garis pantai pesisir kota Jepara, menjadikannya sebagai penghalang (barrier) terhadap gelombang yang akan menghantam pesisir Jepara. Pulau Panjang dikelilingi oleh gugusan terumbu karang.  Keterpaparan (exposure) terumbu karang oleh hidrodinamika gelombang yang melewatinya  perlu dikaji. Oleh sebab itu, dibutuhkan penelitian mengenai hidrodinamika gelombang pada terumbu karang di perairan  Pulau Panjang. Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai gelombang yaitu gelombang signifikan (Hs), periode gelombang signifikan (Ts) adalah bervariasi. Nilai gelombang (Hs dan Hs) tinggi, akan  mengakibatkan terumbu karang pada sisi  barat, timur laut dan tenggara  Pulau Panjang lebih menerima keterpaparan  (ekposure)  oleh hidrodinamika  gelombang yang melewatinya. Pada hidrodinamika  gelombang lebih rendah, maka terumbu karang  yang terlindung dari keterpaparan (ekposure) gelombang adalah yang berada pada  sisi timur, barat daya, dan barat laut. Hasil interpolasi (Krigging) didapatkan hasil nilai Hs tertinggi berkisar antara 0,503-1,00. Arah datang gelombang dominan dari timur pulau Panjang, kemudian setelah melewati terumbu karang ada di sisi timur ,timur laut, dan utara  Pulau Panjang maka energinya menjadi berkurang, sehingga terumbu karang yang  ada di sisi barat, barat daya, dan selatan dari Pulau Panjang posisinya lebih aman dari keterpaparan (ekposure) oleh hidrodinamika gelombang yang melewatinya. Gelombang yang datang akan mengalami perubahan karakteristik (panjang, periode, tinggi gelombang) setelah melewati terumbu karang, sehingga  gelombang yang menuju pantai akan semakin berkurang seiring dengan perubahan kedalaman. Tingkat keterpaparan (ekposure) terumbu karang yang ada pada sisi timur,timur laut dan utara  di Pulau Panjang  oleh gelombang cukup tinggi, hal ini diduga yang menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan terumbu karang yang ada diperairan  Pulau Panjang.  The position of Pulau Panjang is on the west side of the coastal coastline of the city of Jepara, making it a barrier against waves that will hit the coast of Jepara. Panjang Island is surrounded by clusters of coral reefs. The exposure (exposure) of coral reefs by the hydrodynamics of the waves that pass through them needs to be studied. The modeling results are then generated into a shapefile map to be overlaid with a shapefile map of changes in coral reefs by interpolation method with Kriging block. The results showed that the wave value, namely the significant wave (Hs), the period of the significant wave (Ts) varied. High wave values (Hs and Hs) will result in coral reefs on the west, northeast, and southeast sides of Panjang Island receiving more exposure (exposure) by the hydrodynamics of the waves that pass through them. At lower wave hydrodynamics, the coral reefs that are protected from wave exposure are those on the east, southwest, and northwest sides. The results of interpolation (Kriging) obtained the highest Hs values ranging from 0.503 to 1.00. The direction of the dominant wave coming from the east of Panjang Island, then after passing through the coral reefs is on the east, northeast, and north of Panjang Island, the energy is reduced, so that the coral reefs on the west, southwest, and south sides of Panjang Island are safer from exposure (exposure) by the hydrodynamics of waves that pass through it. The incoming waves will experience changes in characteristics (length, period, wave height) after passing through the coral reef so that the waves towards the coast will decrease along with changes in depth. The level of exposure to coral reefs on the east, northeast, and north sides of Panjang Island by waves is quite high, this is thought to be one of the factors causing damage to coral reefs in the waters of Panjang Island. 
Respon Kecepatan Angin Terhadap Variabilitas Klorofil-a di Laut Filipina Dan Maluku Bagian Utara Bayu Munandar; Anindya Wirasatriya; Denny Nugroho Sugianto; Ambariyanto Ambariyanto; Sunaryo Sunaryo
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 3 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i3.38273

Abstract

Suplay massa air di Laut Filipina dan Maluku bagian utara berasal dari Samudera Pasifik. Variabilitas klorofil-a (chl-a) dapat dipengaruhi oleh suplay massa air dari suatu wilayah atau pengaruh interaksi atmosfer dan laut. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan pengaruh interaksi atmosfer-laut terhadap variabilitas chl-a secara spasial dan temporal. Data yang digunakan yaitu data citra satelit dengan periode 2003-2019 dan argo float. Hasil menunjukkan chl-a di Laut Filipina selalu berada dibawah 0,1 mg/m3 di sepanjang tahun dan Laut Maluku bagian utara mengalami peningkatan saat musim timur (0,27 mg/m3). Kenaikan chl-a di Laut Maluku bagian utara diikuti dengan kenaikan kecepatan angin (musim timur) yang menyebabkan Ekman Mass Transport (EMT). EMT bergerak kearah timur laut yang membawa massa air menjauhi pantai dan terjadi proses coastal upwelling. Coastal upwelling inilah menjadi faktor utama peningkatan chl-a di Laut Maluku bagian utara. Sebaliknya, kenaikan kecepatan angin di Laut Filipina tidak membangkitkan EMT dan tidak meningkatkan chl-a.  Chl-a yang stabil di sepanjang tahun di Laut Filipina membuktikan kecepatan angin kuat tidak terlalu dominan untuk mempengaruhi variabilitas chl-a. Rendahnya chl-a kemungkinan disebakan oleh massa air dari Samudera Pasifik yang dibawa oleh Arus Lintas Indonesia (ARLINDO). Water mass supply in the Philippine Sea and northern Maluku derived from the Pasific Ocean. The variability of chlorophyll-a (chl-a) was affected by the supply of water mass from the area or the impact of air and sea interactions. This study aimed to define the effect of air-sea interaction on the spatial and temporal variability of chl-a. The required data in this study was satellite image data with the period 2003-2019 and argo float. The results showed that chl-a in the Philippine Sea was always below 0.1 mg / m3 throughout the year and the northern Maluku Sea increased during the eastern monsoon (0.27 mg / m3). The increasing of chl-a in the northern Maluku Sea was followed by the increasing of wind speed (east monsoon) which impacted the Ekman Mass Transport (EMT). EMT moved to the northeast carrying the water mass away from the coast and turned up coastal upwelling process. Coastal upwelling was the main factor of chl-a increasing in the North Maluku Sea. In otherwise, wind speed increasing in the Philippine Sea caused vertical mixing (west monsoon) but did not increase chl-a. The stable value of chl-a throughout the years in the Philippine Sea verified that strong wind speeds are not too dominant to affect the variability of chl-a.. The low chl-a was probably caused by the water mass from the Pacific Ocean that carried by Indonesian Through Flow (ARLINDO).
Co-Authors A Aziz Alfani Abdillah Ranadipura Agitta Raras Putri Agus ADS Agus Sabdono Ahmad Bayhaqi Ahmad Fadlan Ahsan Habib Ai Yuningsih Aida Astuti Cahyaningwidi Rahayu Sutopo Aldion Adin Nugroho Alfi Satriadi Ambariyanto , Ambariyanto Ambariyanto Andika B Candra Anindya Wirasatriya Anistia Malinda Hidayat Anjani, Gemala Annisa Shalsabilla Argian Nisyar Amirullah Arifiyana Arifiyana, Arifiyana Aris Ismanto Arraya Eritha Barcelona Awaludin, Aji Azis Rifai Aziz Rifai Bakhri, Syaeful Baskoro Rochaddi Baskoro Rochaddi Bayu Munandar Benni Leo Simanjuntak Benny Tyson Siagian Dessy Ariyanti Dewangi, Chandra Leveraeni Dewi, Amalia Dian Lestari Anggraini Diana Nur Afifah, Diana Nur Dimas Nopriansyah Dinda Yulvia Dwi Haryo Ismunarti Dwi Haryo Ismunarti Dwi Haryo Ismunarti Dwi Yuliasari Dwi Yuliasari Dwinawaty, Aziza Maulida Egi Febriansyah Elinna Putri Handayani Elis Indrayanti Erlangga, Lucki Erni Setyowati Etika Ratna Noer Eunike Dorothea Hutapea Fadhly Ilhami Fadhly Ilhami, Fadhly Ferancha Retika Fransiska Krisna Wahyu Nanda Pratiwi Fridholin Hatoguan Pasaribu Fuad Muhammad Galuh Hardaningsih, Galuh Galuh Permatasari Geby Ayunda Gentio Harsono Gentur Handoyo Ginnia Julianti Utomo H., Muhammad Ikhsanudin Handayani, Elinna Putri Hanna Noen Aunillah Hapsari, Farida Diyah Hariadi Hariadi Hariyadi Hariyadi Hariyadi, Hariyadi Harryando, Dicky Hastuti, Vivilia Niken Hendana Pristiwan Hendry Syahputra Ropinus Siagian Heriyoso Setyono Hermin Pancasakti Kusumaningrum Heryoso Setiyono Huiwu Wang I Wayan Eka Darma Ibnu Pratikto Imam Mishbach Indah Susilowati Indra Budi Prasetyawan Intan Meilistya R. R Jarot Marwoto Johannes Hutabarat Julita Budi Prasetyo Kunarso Kunarso Kurnianto, Anang Lilik Maslukah Luh Putu Ratna Sundari Lukman, Annisa Aulia Maemonah, Maemonah Mahardiani Putri Naulia Batubara Marisa, Agnia MARTHA ARDIARIA May Trio Vimeris Meida Yustiana Mira Yosi Moch. Reza Fahlevi Mochamad Arief Budihardjo Muh Yusuf Muh. Yusuf Muhammad Ali Agus Masrukhin Muhammad Fadli Muhammad Faiq Marwa Noercholis Muhammad Helmi Muhammad Helmi Muhammad Irfan Muhammad Zainuri Muslim Muslim Nabilah Rizki Nico Tri Wibowo Niken Dwi Prasetyarini Nugroho Agus D Nur Taufiq-Spj Nurul Hickmah Okky Muda Hardani Parichat Wetchayont Parichat Wetchayount Petrus Subardjo Pinardo Sidauruk, Pinardo Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Putranto Kondang Wijaya Putri, Agitta Raras R. Dwi Susanto Raden Ario Resti, Nina Retno Hartati Ricky Daniel Aror Rikha Widiaratih Rima Melina F. Napitupulu Rizkiyah Rizkiyah Robin Sirait Rudhi Pribadi S. Suripin Sabilu, Kadir Saiful Hadi Sam Wouthuyzen Sri Yulina Wulandari Sugeng Widada Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Suharyanto Suharyanto Sunaryo Sunaryo Suradi Widjaya Saputra Suryono Suryono Syahrial Varrel Canavaro Tamara Centong Mandey Tiara Anggita Tri Widya Laksana Putra Wahyu Budi S Warsito Atmodjo Widianingsih Widianingsih Widodo S Pranowo Widodo S. Pranowo Wita Melisa Yoga Yuniadi Yos Johan Utama