Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS FAKTOR SOSIAL DAN PSIKOLOGI SEBAGAI PENENTU KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN KOTA DAN TAMAN HUTAN KOTA DI DKI JAKARTA: Analysis of Social and Psychological Factors Determining Satisfaction of Visitors to Urban Parks and Urban Forests Parks in DKI Jakarta Reno Catelya Dira Oktavia; Hermanto Siregar; Tutut Sunarminto; Rachmad Hermawan
Media Konservasi Vol 25 No 2 (2020): Media Konservasi Vol. 25 No. 2 Agustus 2020
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/medkon.25.2.156-166

Abstract

Faktor sosial dan psikologi sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pengunjung selama berekreasi di taman kota dan taman hutan kota (THK) dalam wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor sosial dan psikologi di dalam taman kota dan THK dalam kaitannya dengan tingkat kepuasan pengunjung. Data penelitian dikumpulkan dari responden dengan alat bantu kuesioner, menerapkan pola One Score One Indicator Scoring System. Jumlah responden sebanyak 600 orang dengan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan metode importance performance analysis, customer satisfaction index, analisis statistik korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima aspek sosial dan psikologi yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengunjung. Aspek yang memiliki nilai kepentingan tinggi dan nilai kepuasan tinggi adalah aspek atmosfer berkegiatan, sedangkan yang bernilai rendah adalah aspek keamanan dan keselamatan. Analisis korelasi Spearman menunjukkan bahwa dari kelima aspek sosial dan psikologi tersebut satu sama lain memiliki tingkat asosiasi atau hubungan yang sangat dekat dengan nilai koefisien yang positif. Berdasarkan analisis regresi kepuasan pengunjung; aspek atmosfer berkegiatan, aspek aktivitas rekreasi, aspek kenyamanan berpengaruh secara signifikan, sedangkan aspek kontak sosial dan faktor keamanan dan keselamatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengunjung. Kata kunci: kepuasan pengunjung, psikologi, sosial, taman kota, taman kota hutan kota (THK)
POTENTIAL OF INCOME INCREASE OBTAINED FROM VISITORS’ PERCEPTION AND BEHAVIOUR TOWARDS SERULINGMAS WILDLIFE RECREATION PARK BANJARNEGARA Wibiyanto Setiawan; Tutut Sunarminto; Burhanuddin Masyud
Media Konservasi Vol 26 No 1 (2021): MEDIA KONSERVASI VOL. 26 NO. 1 APRIL 2021
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/medkon.26.1.63-70

Abstract

The needs for a large amount of fund demand the conservation agency to be more creative and able to compromise the visitors` necessities as an effort to guarantee wildlife welfare by providing suitable environment and its infrastructure. The objective of this study is to obtain the data and information related to the potential of income increase gained from the visitors’ perception and behavior towards Serulingmas Wildlife Recreation Park (TRM) in order to optimize many resources owned through tourism service innovations offered to visitors. The data were collected by delivering questionnaires to 150 visitors. The data collected included characteristics, motivations, and perceptions of visitors toward animal collection which were categorized into four, i.e.knowledge about animal, visitor behavior towards animals, collection rating, and animals` condition. Moreover, the condition of facilities in Serulingmas TRM was also evaluated. Furthermore, the management will be able to find the recent condition of collection animals based on the current information obtained from visitors. Thus, the information could be used to improve the management and increase the attractiveness about the animals for visitors. The results showed that seeing animals was the most popular activity for visitors and tiger was the favorite animal selected by the visitors of Serulingmas TRM. Visitors had a perception that the existence of Serulingmas TRM could increase knowledge and positive behaviors towards animals supported by a good and attractive cage arrangement, healthy animal condition, good facilities and service condition. Moreover, the visitor's interest in seeing animals along with the willingness of visitors to pay the entrance fee by adding the animal attraction could increase the income estimation by 36.67% started from 2019 only if the management increased the entrance fee to Rp25,000.00 (based on visitors` Willingness to Pay value). The improvement of attraction that pays attention on the visitors` desire and needs by also considering animals` welfare can support a sustainable conservation agency. Key words: ex situ conservation, Serulingmas Wildlife Recreation Park Banjarnegara visitors` perception, willingness to pay
Analisis Stakeholders Dalam Pengembangan Ekowisata di Hutan Adat Ammatoa Kajang Sulawesi Selatan Nurkhalis Nurkhalis; Harnios Arief; Tutut Sunarminto
Jurnal Pariwisata Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.776 KB) | DOI: 10.31294/par.v5i2.3811

Abstract

Hutan Adat Ammatoa Kajang memiliki banyak sumber daya alam dan budaya. Sehingga terdapat potensi yang bisa dikembangkan menjadi destinasi yang berkonsep ekowisata. Namun kondisi saat ini, manajemen pengolaan Hutan Adat Ammatoa Kajang masih belum terkelola dengan baik sebagaimana pengolaan khusus ekowisata. Analisis stakeholder dilakukan untuk memetakan para pihak yang memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan dalam pengelolaan dan rencana pengembangan ekowisata hutan adat. Selain itu analisis sosial berupa penilaian persepsi, motivasi, dan preferensi para pihak juga dilakukan untuk mengetahui ketersediaan/ kondisi infrastruktur dan fasilitas yang ada, memetakan alasan (dorongan kehendak) masyarakat adat dan para pihak, dan mengidentifikasi prioritas pengembangan yang sesuai untuk pengembangan ekowisata di Hutan Adat Ammatoa Kajang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner tertutup dengan metode one score one indicator (skala 1-7). Teknik pengambilan sampel pada analisis stakeholder dan data sosial (pemerintah, pemangku adat, dan masyarakat lokal) yaitu purposive sampling sedangkan data sosial berupa pengunjung/ wisatawan menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat dua klasifikasi stakeholder yaitu key player (Dinas Pariwisata Bulukumba, Dinas LHK Bulukumba, Bappeda Bulukumba, Kecamatan Kajang, Desa Tanah Towa, dan Ammatoa) dan Context setter (Disdikbud Bulukumba dan LSM Aman). Persepsi para pihak terhadap ketersediaan dan kondisi infrastruktur/ fasilitas di kawasan adat dinilai sedang (4.59) sehingga perlu ada pembenahan. Motivasi dan preferensi para pihak masing-masing menilai agak tinggi (5.04 dan 5.32) untuk pengembangan ekowisata di kawasan adat Ammatoa Kajang.
PRICING STRATEGY FOR QUASI-PUBLIC FOREST TOURISM PARK Case Study in Gunung Pancar Forest Tourism Park, Bogor Indonesia Ricky Avenzora; Tutut Sunarminto; Priyono E. Pratiekto; Ju Hyoung Lee
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 3, No 2 (2016): Indonesian Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Agency for Standardization of Environment and Forestry Instruments

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.225 KB) | DOI: 10.20886/ijfr.2016.3.2.65-82

Abstract

The dynamic of 3-parties conflict of interests (investor, local people and government) in having actual income from the nature tourism park business in Indonesia became worse since a “very progressive” Government Regulation on Forestry Related Services Tariff (so called PP 12/2014) was issued. On one hand, everybody agrees to improve the 17 years old tariff regulation of PP 59/1998. On the other hand, the “unclear reason” of the new tariffs in PP 12/2014 has shocked many parties and created many difficulties while implemented. This paper studies visitors’ expenditures and their willingness to pay (WTP) for every recreation services scenario by using contingent valuation method (CVM) survey with open-ended eliciting questionnaire instrument. Regarding the characteristic of Gunung Pancar Forest Tourism Park (GPFTP) the method was used to justify a reasonable and eligible ticket pricing strategy at the GPFTP as a quasi-public recreation park. The survey has also specifically addressed the reasonable ticket-price that aligns with the financial assumption of investor's business plan and local people's economic activities. Results of the survey show that the continuum of visitors’ WTP is ranging from 3.4 times (as the response to scenario-1) up to 12.7 times (as the response to scenario-5) of the recent ticket price. The WTP of scenario-2, 3 and 4 are ranging from 4.7, 6.2 and 7.5 times, respectively. Furthermore, the results of Tobit Regression Analysis show that seven important variables are positively correlated, while six variables are negatively correlated with the WTP.
IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI AVIFAUNA BERDASARKAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DI GUNUNG PINANG KABUPATEN SERANG, BANTEN Gema Ikrar Muhammad; Ani Mardiastuti; Tutut Sunarminto
ZOO INDONESIA Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v29i2.3965

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji keanekaragaman hayati avifauna dan pengetahuan masyarakat tentang spesies avifauna di Gunung Pinang, Kabupaten Serang, Banten. Penelitian dilakukan di Gunung Pinang, dan Desa Pejaten pada Juli 2017-Maret 2018. Dalam taksonomi ilmiah ada 43 spesies avifauna dari 24 famili. Berdasarkan taksonomi rakyat ada 37 generik dan 12 spesies. Pengetahuan masyarakat tentang avifauna tidak dapat dipisahkan dari aspek ekonomi, ekologi, dan sosial budaya yang berkembang di masyarakat. Ini terlihat dari pemanfaatan spesies avifauna dan kemampuan komunitas untuk mengklasifikasikan dan menamai spesies avifauna berdasarkan morfologi, habitat, perilaku, dan atribut suara. Nama setiap spesies burung oleh masyarakat didasarkan pada pengamatan mereka terhadap alam dan lingkungan mereka dalam kehidupan sehari-hari yang dituangkan dalam bahasa mereka yaitu Jawa Sérang.
MANFAAT SOSIAL EKONOMI PENANGKARAN RUSA SAMBAR (RUSA UNICOLOR) DI KHDTK AEK NAULI, SUMATERA UTARA Sutan Sahala Muda Marpaung; Burhanuddin Masy’ud; Tutut Sunarminto
JURNAL AGRIBISNIS Vol. 11 No. 1 (2022): Jurnal Agribisnis
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/agribisnis.v11i1.1966

Abstract

Salah satu upaya untuk menjaga kelestarian rusa sambar (Rusa unicolor) dan pengembangan pemanfaatannya secara berkelanjutan adalah penangkaran. Penangkaran juga dapat dimanfaatkan sebagai wahana wisata edukasi sehingga diharapkan memberikan manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis manfaat sosial ekonomi penangkaran rusa sambar sebagai wahana edukasi bagi masyarakat. Data lapang dikumpulkan pada bulan Juni-Juli 2020. Data lapang baik aspek teknis penangkaran rusa maupun manfaat sosial ekonomi dikumpulkan dengan cara observasi lapang dan pengukuran, wawancara dengan pengelola, anggota masyarakat sebagai tenaga kerja maupun pedagang, serta wawancara dengan pengunjung, serta penelaahan dokumen. Data manfaat sosial ekonomi yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif menggunakan skala Likert untuk menentukan manfaat sosial dan menghitung besarnya kontribusi ekonomi bagi masyarakat. Penangkaran rusa sambar ini juga dinilai masyarakat telah memberikan manfaat sosial dan berdampak positif sebagai sarana pendidikan dan obyek wisata menarik yang ditunjukkan oleh peningkatan jumlah dan frekeunsi kunjungan wisatawan. Adapun manfaat ekonominya antara lain ditunjukkan oleh bertambahnya anggota masyarakat sekitar yang berdagang di areal penangkaran yakni hanya seorang tahun 2018 menjadi 21 orang tahun 2020, kontribusi pendapatan ekonomi terhadap pengeluaran rumah tangga mencapai 85,71%. One of the efforts to conserve the Sambar deer (Cervus unicolor) and to develop its sustainable use is captivity. Captivity can also be used as an educational tourism facility so that it is expected to provide socio-economic benefits for the community. This research was conducted with the aim of analyzing the social and economic benefits of Sambar deer breeding as an educational facility for the community. Field data were collected in June-July 2020. Field data, both technical aspects of deer breeding and socio-economic benefits, were collected through field observations and measurements, interviews with managers, community members as workers and traders, as well as interviews with visitors, and document review. The collected data on socioeconomic benefits were analyzed descriptively qualitatively using a Likert scale to determine social benefits and calculate the amount of economic contribution to society. The Sambar deer was also considered by the community to haveprovided social benefits and had a positive impact as a means of education and attractive tourism objects, as shown by the increase in the number and frequency of tourist visits. The economic benefits were shown, among others, through increasing members of the surrounding community who trade in the captive area (only one person in 2018 to 21 people in 2020), contribution of economic income to household expenditure reaching 85,71%.
IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI AVIFAUNA BERDASARKAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DI GUNUNG PINANG KABUPATEN SERANG, BANTEN Gema Ikrar Muhammad; Ani Mardiastuti; Tutut Sunarminto
ZOO INDONESIA Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v29i2.3965

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji keanekaragaman hayati avifauna dan pengetahuan masyarakat tentang spesies avifauna di Gunung Pinang, Kabupaten Serang, Banten. Penelitian dilakukan di Gunung Pinang, dan Desa Pejaten pada Juli 2017-Maret 2018. Dalam taksonomi ilmiah ada 43 spesies avifauna dari 24 famili. Berdasarkan taksonomi rakyat ada 37 generik dan 12 spesies. Pengetahuan masyarakat tentang avifauna tidak dapat dipisahkan dari aspek ekonomi, ekologi, dan sosial budaya yang berkembang di masyarakat. Ini terlihat dari pemanfaatan spesies avifauna dan kemampuan komunitas untuk mengklasifikasikan dan menamai spesies avifauna berdasarkan morfologi, habitat, perilaku, dan atribut suara. Nama setiap spesies burung oleh masyarakat didasarkan pada pengamatan mereka terhadap alam dan lingkungan mereka dalam kehidupan sehari-hari yang dituangkan dalam bahasa mereka yaitu Jawa Sérang.
Cultural heritage tourism development strategy in Bogor Regency Tutut Sunarminto; Joko Mijiarto
Jurnal Pariwisata Pesona Vol 7, No 1 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jpp.v7i1.6643

Abstract

Bogor Regency has a variety of cultural heritage, but this potential has not been optimized as a tourist attraction. The purpose of this study is to develop a cultural heritage-based tourism development strategy in Bogor Regency. The research was conducted in December 2020 – January 2021 with literature studies. The study locations focused on the 16 sub-districts that were selected the lowest Human Development Index score and designated as cultural tourism areas. The strategy for developing cultural heritage tourism is carried out by SWOT analysis. Bogor Regency has 29 cultural tourism attractions spread across 13 of the 16 study locations. The cultural heritage has a different story related to the Tarumanegara Kingdom, Prabu Siliwangi, Banten Kingdom, Ir. Soekarno, the Dutch and the Prehistoric Period. Based on the results SWOT analysis, the right strategy to be applied in the development of cultural tourism in Bogor Regency is the S-O strategy.
TOURISM COMPETITIVENESS, TOURIST FOREIGN ARRIVAL AND NON-TAX STATE REVENUE IN NATIONAL PARKS IN INDONESIA Fauziah Eddyono; Dudung Darusman; Ujang Sumarwan; Tutut Sunarminto
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 9, No 2 (2022): Indonesian Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Agency for Standardization of Environment and Forestry Instruments

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/ijfr.2022.9.2.165-183

Abstract

Indonesia has a natural tourist attraction in the form of 54 national parks spread across regencies and cities, with an area of 16,304,707.13 hectares, featuring a diversity of ecosystems, high mountains, lowlands, savannahs to wetlands, and waters. However, the appeal of natural tourism does not necessarily contribute to the performance of national tourism, hence studies need to support of increase in tourist arrivals to national parks, one of which is to study tourism competitiveness in areas that have national parks in Indonesia. This research aims to develop a model of tourism competitiveness management in areas that have national parks in Indonesia. The theory underlying this research is the theory of tourism competitiveness through the approach of the competitiveness index of the Travel & Tourism Competitiveness Index, Indicators for Measuring Competitiveness in Tourism, and Competitiveness Monitor. The research design uses 20 competitiveness factors, where data collection techniques utilize data that has been available at both government and non-government institutions and the data collection method uses library research. The data were analysed by using the dynamic model method. The results of the study found that tourist arrivals significantly correlated simultaneously with the factor of tourism competitiveness of the districts and cities that have national parks, tourist arrival, revenue tourism, and conservation in zona utility of national park in Indonesia. It is proposed that local governments, national parks management and other interested parties make policy innovations to optimize the factors of tourism competitiveness in their regions to support or increase in the number of tourist  visits in national parks.
EKSISTENSI BUDAYA MASYARAKAT LOKAL DI KAWASAN EKOWISATA BOPUNJUR, JAWA BARAT: The Existence of Local Community’s Culture in Bopunjur Ecotourism Area, West Java Gatot Widodo; Ricky Avenzora; Elly Malihah; Tutut Sunarminto
Jurnal Sains Terapan : Wahana Informasi dan Alih Teknologi Pertanian Vol. 12 No. Khusus (2022): Jurnal Sains Terapan : Wahana Informasi dan Alih Teknologi Pertanian, Vol
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jstsv.12.Khusus.119-132

Abstract

In addition to providing multiplier economy benefits, the tourism sector also has the potential to cause several latent and massive social negative impacts Based on this, it is important to map local community perceptions. This research on the existence of local community culture in the Bopunjur ecotourism area aims to analyze the existence of local community culture in Bopunjur, West Java with research respondents from five stakeholder groups, namely traditional leaders, religious leaders, educational leaders, community leaders, and tourism actors in seven ecotourism destinations. The exploratory–phenomenology approach was used to collect data on socio-cultural dynamics by purposive sampling using a questionnaire designed with a closed pattern (close-ended) to be distributed to informants and respondents, which was then processed using a score-one indicator scoring system. The polarization of stakeholder perceptions of cultural values is identified from two categories, namely: direction polarization and scale polarization. The results show the Bopunjur’s culture still exists quite well because there is a polarization of stakeholder orientation on various aspects and assessment criteria regarding various cultural elements with a positive direction and a polarization scale that is categorized as aligned, except for the cultural elements of the art system and the language system which tend to be positive and not aligned so that development Ecotourism in the Bopunjur area has not been fully achieved, but there is a great opportunity to build productive collaboration between stakeholders in the context of developing ecotourism in the area. ABSTRAKSelain memberikan berbagai manfaat ekonomi, sektor Pariwisata juga berpotensi menyebabkan beberapa dampak sosial negatif yang bersifat laten dan masif, yang salah satunya adalah terjadinya polarisasi persepsi sosial masyarakat lokal, suatu pemisahan persepsi masyarakat yang muncul karena adanya ketidaksetaraan dan ketimpangan yang mengarah kepada timbulnya diferensiasi kelompok, yang apabila tidak diakomodasi dengan baik maka akan menjadi gangguan atau hambatan pembangunan pariwisata. Atas dasar hal itu maka upaya pemetaan persepsi masyarakat lokal menjadi penting untuk dilakukan. Penelitian tentang eksistensi budaya masyarakat lokal di kawasan ekowisata Bopunjur ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan budaya masyarakat lokal di tengah-tengah dinamika sosial budaya dalam pembangunan ekowisata Bopunjur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan responden penelitian 5 (lima) kelompok stakeholder yaitu tokoh adat, tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, dan pelaku pariwisata di 7 (tujuh) destinasi ekowisata. Pendekatan exploratory-phenomenology digunakan untuk melakukan pengambilan data dinamika sosial budaya secara purposive sampling dengan menggunakan kuesioner yang didesain dengan pola tertutup (close ended) untuk didistribusikan kepada para informan dan responden yang selanjutnya diolah dengan menggunakan panduan one score one indicator scoring system. Polarisasi persepsi stakeholder terhadap tata nilai budaya diidentifikasi dari dua kategori yaitu: polarisasi arah dan polarisasi skala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya Bopunjur masih ada dalam kondisi cukup baik karena polarisasi orientasi pemangku kepentingan pada berbagai aspek dan kriteria penilaian tentang berbagai unsur budaya dengan arah yang positif dan skala polarisasi yang terkategori selaras, kecuali pada unsur budaya sistem kesenian dan sistem bahasa yang cenderung ke arah positif dan tidak selaras sehingga pembangunan ekowisata di kawasan Bopunjur belum sepenuhnya tercapai akan tetapi terdapat peluang yang besar untuk membangun kolaborasi produktif antar pemangku kepentingan dalam rangka pembangunan ekowisata di kawasan tersebut.
Co-Authors Adam Rachmatullah Adam Rachmatullah Adjat Sudradjat Adjat Sudrajat Adjat Sudrajat Anggita Puspitasari Anggita Puspitasari, Anggita Ani Mardiastuti Arzyana Sunkar Bayu Gagat Prasasti Bayu Gagat Prasasti, Bayu Gagat Benny Mutiara Burhanuddin Masy'ud Burhanuddin Masy'ud Burhanuddin Masyud Burhanuddin Masy’ud Dudung Darusman Dudung Darusman Dudung Darusman Dudung Darusman Dudung Darusman Dyah Prabandari Eddyono, Fauziah Eka Dana Prabowo Ella Ayu Oktami Elly Malihah Elly Malihah Elly Malihah Elly Malihah Elsha Cyntiana Dewi Ely Triana Ervizal A. M. Zuhud Evareny Yustina Fandawa Saputra Gatot Widodo Gatot Widodo Gunardi Djoko Winarno Gunardi Hamdani Hakim Gusti Mahendra Hadi S Alikodra Hanifah Nur'aini Harnios Arief Hermanto Siregar Hermawan, Rachmad Hidayat, Ristania Fidyani Ichwan Muslih Ika Kasuarina Samiasih Iyat Sudrajat Jesus Pereira Babo, Maria Ligia de Joko Mijiarto Ju Hyoung Lee Ju Hyoung Lee Khairiyah Kamilah M. Indra Gunawan Masy'ud, Burhanuddin Menak Aryananda Meyliana Astriyantika Mita Anindisa Mochammad Imron Awalludin Muhammad Indra Gunawan Muhammad Indra Gunawan - Muhammad, Gema Ikrar Nandi Kosmaryandi Nela Resta Felayati Nitibaskara, TB Unu Nitibaskara, Tb. Unu Nurkhalis Nurkhalis Nurul fadillah, Nurul Nyoto Santoso Oktania Kusuma Handayani Oktovianus Priyono E. Pratiekto Putro, Sandy Suharto R. Hendrik Nasution Retno Darumurti Ricky Avenzora Rinekso Soekmadi Rini Untari Safinah Yulianty Sitania Sambas Basuni Saputra, Fandawa Siti Salmiatin Steven Jonathan Adu Sudrajat, Iyat Sukma, Dodi Tangguh Triprajawan Tengku, Habib Arrasyid Ujang Sumarwan Ujang Sumarwan Wibiyanto Setiawan Wibiyanto Setiawan Widodo, Gatot Winahyu Adyananda Putri Yusran