Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN LAMA KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMENTASI PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Pratiwi, Proborini Putri; Suryani, Maria; Sayono, -
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dokumentasi keperawatan merupakan kegiatan pencatatan, pelaporan dan pemeliharaan yang berkaitan dengan pengelolaan klien guna mempertahankan sejumlah fakta, dari suatu kejadian dalam suatu waktu. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan perawat di RSUD Tugurejo Semarang belum dilaksanakan secara optimal, sehingga perlu dikaji secara empiris faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pengisian dokumentasi pengkajian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan lama kerja dengan kelengkapan pengisian dokumentasi pengkajian asuhan keperawatan di ruang Rawat Inap di RSUD Tugurejo Semarang. Untuk mendapatkan informasi tentang kelengkapan dokumentasi pengkajian asuhan keperawatan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas dari dokumentasi tersebut. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan  pendekatan Cross sectional dengan jumlah sampel 85 perawat. Data dikumpulkan  dengan cara observasi dan dianalisis menggunakan pogram SPSS dengan uji chi square. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kelengkapan pengisian dokumentasi pengkajian asuhan keperawatan (p = 0,02). Usia perawat ternyata tidak berhubungan dengan kelengkapan pengisian dokumentasi pengkajian asuhan keperawatan(p = 0,552). Lama kerja perawat juga tidak berhubungan dengan kelengkapan pengisian dokumentasi pengkajian asuhan keperawatan  (p = 1,000). Adanya hal demikian karakteristik perawat sangat memperngaruhi dalam pengisian diantaranya yaitu: tingkat pendidikan, usia dan lama kerja.  Pengisian dokumentasi pengkajian asuhan keperawatan perlu diadakan pelatihan khusus antara kepala ruang dengan ners atau profesi baik untuk perawat yang bekerja lama ataupun baru bekerja, tujuan diadakan pelatihan ini adalah agar dalam kegiatan pengisian, pelaporan dan pencatatan dokumentasi pengkajian asuhan keperawatan dapat terisi secara lengkap. . Kata Kunci : Tingkat pendidikan, Lamanya kerja, kelengkapan dokumentasi pengkajian.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGANPENERAPAN PRINSIP ENAM BENAR DALAMPEMBERIAN OBAT DIRUANG RAWAT INAP RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL Wardana, Robie; Suryani, Maria; Sayono, -
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia meliputi bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual masyarakat dalam rentang sehat dan sakit. Disini perawat harus memberikan berbagai macam obat kepada pasien dengan cara menerapkan prinsip enam benar dalam pemberian obat untuk meminimalkan tingkat kesalahan medis yang disebabkan oleh kesalahan didalam praktik keperawatan, terutama pada pemberian obat yang dapat berakibat fatal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kakteristik perawat dengan penerapan prinsip enam benar dalam pemberian obat. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan point time approach, jumlah sampel 55 responden dengan tekhnik sampel jenuh. Untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dengan penerapan prinsip enam benar dalam pemberian obat digunakan uji statistic chi square dengan uji alternative fisher exact test. Dari hasil analisa tersebut didapat hasil dari variabel jenis kelamin, masa kerja dan pendidikan tidak memiliki hubungan penerapan prinsip enam benar, dan dapat hasil dari variabel umur dengan nilai p value = 0,026, karena nilai p< 0,05 dengan kategori benar dalam prinsip enam benar sebanyak 62,7% pada umur dewasa awal, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan umur dengan penerapan prinsip enam benar. Rekomendasi hasil penelitian disini adalah supaya peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang berbeda.   Kata Kunci      : Karakteristik perawat, Prinsip enam benar
PENGARUH SUPERVISI KEPALA RUANG TERHADAP KEPATUHAN PERAWAT PADA JADWAL KEGIATAN HARIAN PERAWAT DI RUANG MAWAR DI RSUD UNGARAN Widarti, Dwi; Suryani, Maria; Meikawati, Wulandari
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Supervisi adalah kegiatan yang membimbing, mengerakkan, mengobservasi, merencanakan dan mengevaluasi secara berkesinambungan dengan anggota secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh anggota. Supervisi dilakukan untuk membantu perawat dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan baik, maka perawat perlu jadwal kegiatan harian. Penjadwalan kegiatan harian adalah kegiatan yang dilakukan oleh perawat sesuai dengan perannya masing – masing yang dibuat dalam setiap shif, supaya perawat patuh dalam melakukan tugas tersebut. Responden dalam penelitian ini sebanyak 13 orang. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala ruang terhadap kepatuhan perawat pada jadwal kegiatan harian perawat di ruang Mawar RSUD Ungaran. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar perawat sebelum dilakukan supervisi kepala ruang, perawat yang patuh pada jadwal kegiatan harian sebanyak (38,5%) dan hasil kepatuhan perawat sesudah dilakukan supervisi kepala ruang didapatkan hasil (69,2%). Desain penelitian menggunakan Quasi Exsperiment dengan uji Marginal Homogenety didapatkan nilai p value =0,046 dengan taraf signifikanp< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh supervisi kepala ruang terhadap kepatuhan perawat pada jadwal kegiatan harian perawat diruang Mawar RSUD Ungaran.Kata kunci: Supervisi, Penjadwalan, Kepatuhan, Kegiatan harian perawat
EFEKTIFITAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA ANAK PRE OPERASI DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Mey Liza, Nunik; Suryani, Maria; Meikawati, Wulandari
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah atau kehilangan kendali akibat penilaian subjektif dari komunikasi interpersonal. Untuk dapat menurunkan kecemasan pada pasien preoperasi salah satunya diperlukan komunikasi yang efektif terutama komunikasi terapeutik. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari perawat karena perawat merupakan petugas kesehatan yang terdekat dan terlama dengan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan klien. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen. Jumlah sampel 20 orang dengan teknik  pemilihan sampel dengan cara convenience sampling. Data dikumpulkan dari klien dengan menggunakan kuesioner tingkat kecemasan yang diadopsi dari Numerik Rating Scale of Anxiety(NRS-A)..Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 65% responden mengalami skor kecemasan berat (7-9) dan 5% mengalami skor kecemasan panik yaitu 10 sebelum pelaksanaan komunikasi terapeutik. Setelah pelaksanaan komunikasi terapeutik 80% pasien preoperasi tingkat kecemasannya menjadi sedang (4-6) dan hanya 10% yang tingkat kecemasannya masih berat, dan sudah tidak ada yang mengalami tingkat panik. Penelitian ini dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kecemasanklien (p < 0,001; α= 0,05). Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah ditujukan pada perawat ruangan agar dapat menerapkan komunikasi terapeutik yang efektif dalam menurunkan kecemasan klien preoperasi.   Kata kunci : Komunikasi terapeutik, Cemas pre operasi
PENGARUH OPERAN DENGAN METODE SBAR TERHADAP PENDOKUMENTASIAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATANDI RUANG FLAMBOYAN II RSUD KOTA SALATIGA Ayu Lestari, Dilla Fitri; Suryani, Maria; Meikawati, Wulandari
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SBAR merupakan metode komunikasi yang digunakan dalam operan mencakup semua informasi tentang asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dengan menggunakan dokumentasi sebagai sumber informasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh operan dengan metode SBAR terhadap pendokumentasian implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimentalone group pre-post test. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 12 perawat. Uji yang digunakan menggunakan Marginal Homogeneity. Hasil uji menunjukan bahwa tidak ada pengaruh operan dengan metode SBAR terhadap kelengkapan pendokumentasian implementasi asuhan keperawatan(ρ value 1,000), tidak ada pengaruh operan dengan metode SBAR terhadap ketepatan pendokumentasian implementasi asuhan keperawatan (ρ value 0,157), ada pengaruh operan dengan metode SBAR terhadap kelengkapan pendokumentasian evaluasi asuhan keperawatan (ρ value 0,046), dan tidak ada pengaruh operan dengan metode SBAR terhadap ketepatan pendokumentasian evaluasi asuhan keperawatan (ρ value 0,083). Untuk mendukung pencapaian dokumentasi yang baik, operan hendaknya menjadi suatu hal yang diperhatikan karena merupakan komunikasi antar shift yang sangat penting. Kata kunci : operan, SBAR, dokumentasi, implementasi, evaluasi
EFEKTIFITAS POST CONFERENCE TERHADAP OPERAN SIF DI RUANG RAWAT INAP RSUD UNGARAN Permatasari, Dwi; Suryani, Maria; -, Wulandari
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan harus mampu berkomunikasi secara efektif. Kemampuan berkomunikasi dapat dilihat dari kualitas post conference dan operan setiap pergantian sif. Post conference merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana mengenai kegiatan selama sif sebelum dilakukan operan sif berikutnya. Apabila post conference dilakukan dengan tidak baik, maka informasi yang diberikan pada saat operan tidak akan efektif. Operan merupakan komunikasi antar perawat yang berisi tentang laporan kegiatan dan rencana kegiatan yang dilakukan kepada pasien selama sif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  Efektifitas Post Conference Terhadap Operan Sif di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran. Rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental dengan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah one grouppre test-post test design, jumlah responden 7 orang dengan tehnik total sampling. Hasil penelitian berdasarkan uji McNemar operan sif sebelum dan sesudah diberi perlakukan tentang post conference dari 7 responden didapatkan hasil p-value 0,031, yang berarti ada pengaruh post conference terhadap operan sif di ruang rawat inap RSUD Ungaran. Pada karakteristik perawat paling banyak ketua tim yang berusia 25 - 35 tahun (Dewasa muda) yaitu sebanyak 6 orang (85.7 %), semuanya berjenis kelamin perempuan, yang berpendidikan S1 yaitu ada 6 orang (85.7 %), dan yang lama bekerja ≥ 2 tahun ada 5 orang (71,4 %). Kata kunci : post conference, dan operan sif
PENGARUH TERAPI PIJAT REFLEKSI PADA TELAPAK KAKI TERHADAP SENSITIVITAS KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS KARANGAYU SEMARANG Muzahidin, Ahmad; Hartoyo, Mugi; Suryani, Maria
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 7, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.529 KB)

Abstract

Diabetes melit us (DM) adalah penyakit kronis yang merupakan masalah kesehatan yang serius didunia. Masalah yang sering terjadi pada pasien DM adalah penurunan sensitivitas kaki yang dapatdipengaruhi oleh sirkulasi darah kurang opti mal yang berakibat lanjut ke neuropati sampai ulkus diabeti k. Preval ensi neuropati pada DM tipe 1 berkisar antara 8-54% dan pada DM tipe II 13-46%.Upaya meningkatkan sensitivitas kaki dan supaya tidak terjadi komplikasi dapat dilakukan dengan perawatan kompl ementer yaitu dengan terapi pijat refleksi telapak kaki. Penelitian bertuj uan untukmengetahui pengaruh t erapi pijat refleksi telapak kaki terhadap sensitivitas kaki pada pasi en diabet esmelitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan rancangan pra-eksperimen dengan pre- and post-testdesign. Sampel penelitian adalah 44 responden penderita DM tipe 2 yang dit etapkan dengan tekni kpurposive sampling. Sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pijat refleksi telapak kaki selama 3hari berturut-turut dilakukan pengukuran sensitivitas kaki menggunakan monofilament 10 gram.Tekni k analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil menunjukkan sesudah intervensi terapi pijatrefleksi telapak kaki terdapat peningkatan sensitivitas kaki yang signitifi kan (p-value 0,000). Meansensitivitas kaki kanan 3,04 dan mean sensitivitas kaki kiri 2,90. Terapi pijat refleksi telapak kakidapat diterapkan untuk mengurangi resi ko neuropati dan dapat mencegah komplikasi yang berakibatulkus diabetik maupun amputasi.Kata kunci : terapi pijat refl eksi telapak kaki, sensitivitas kaki, diabetes melitus tipe 2
PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI ADVOKAD DALAM PEMBERIAN INFORMED CONCENT TINDAKAN ECT PREMEDIKASI DI RSJD Dr. AMINO GONDHOUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH -, Kandar; Suryani, Maria; -, Tofi’ah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2015: Prosiding Bidang MIPA dan Kesehatan The 2nd University Research Colloquium
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.769 KB)

Abstract

Background: ECT is a medical procedure performed on a patient with bipolar disorder and unipolar. Permenkes 290 / Menkes / PER / III / 2008, regarding 2, verse 1 describes "all medical action to be performed on the patient must to be agreement". Professional nurses, can play a role in giving informed consent as a client advocate. The purpose of this study is describe the role of nurses as an advocate in giving informed concent of action ECT (Electro convulsive Therapy) Premedication at RJD Dr. Amino Gondhohutomo Semarang. Methods: This research use method of qualitative research with phenomenological approach. This is a descriptive study with research data collection method using interviews at 6 nurses and triangulation at 3 families. Data collection tool using interview, video and mobile phones. Results: Researchers found four themes, each theme has one to two sub-themes. The first theme, describe the preparation of action ECT Premedikaksi . The second theme, explaining the role of the nurse as an advocate in giving informed concent. The third theme, explaining the difficulties of nurse in giving informed concent. The fourth theme, depicts the events nurse in the process of giving informed concent ECT Premedication.Conclusion: Nurses in the provision the role of advocacy in giving informed concent act as a witness, giving education, intermediaries doctor with family. Some nurse, doing assigment is not accordance with authority and responsibility.Keywords: role of the nurse, Informed concent, ECT Premedication
PENGARUH PERENCANAAN PULANG TERHADAPKESIAPAN PASIEN PULANG PADA PASIEN IBUNIFAS DI RSPANTI WILASA CITARUM SEMARANG Serawati P, Ari; Suryani, Maria; Astuti, Rahayu
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 7, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan pasien. Perencanaan pulang dapat dilakukan pada semua pasien, terutama pada pasien nifas. Kesiapan ibu sebelum pulang perlu diperhatikan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti pendarahan saat pulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perencanaan pulang terhadap kesiapan pulang pasien pada pasien nifas di RS Pantiwilasa Citarum Semarang. Desain penelitian ini adalah Quasy Eksperimental dengan pendekatan One Group Pretest Posttest. Jumlah sampel 56 pasien ibu nifas yang ada di RS Pantiwilasa Citarum Semarang dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan pulang pasien sebelum dilakukan perencanaan pulang sebagian besar menyatakan siap  yaitu sebanyak 49 (87,5%). Kesiapan pulang pasien setelah  dilakukan perencanaan pulang sebagian besar menyatakan siap  yaitu sebanyak 53 (94,6%) responden. Ada perbedaan yang bermakna antara sebelum dilakukan perencanaan pulang dan setelah dilakukan perencanaan pulang dengan uji ’’Wilcoxon Match Pairs Test’’ didapatkan nilai p value 0,046. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah perawat perlu mengevaluasi pelaksanaan discharge planning dalam mempersiapkan pasien menghadapi pemulangan.   Kata kunci :perencanaan pulang, kesiapan pulang  
PENGARUH TERAPI PIJAT REFLEKSI PADA TELAPAK KAKI TERHADAP SENSITIVITAS KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS KARANGAYU SEMARANG Muzahidin, Ahmad; Hartoyo, Mugi; Suryani, Maria
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 7, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melit us (DM) adalah penyakit kronis yang merupakan masalah kesehatan yang serius didunia. Masalah yang sering terjadi pada pasien DM adalah penurunan sensitivitas kaki yang dapatdipengaruhi oleh sirkulasi darah kurang opti mal yang berakibat lanjut ke neuropati sampai ulkus diabeti k. Preval ensi neuropati pada DM tipe 1 berkisar antara 8-54% dan pada DM tipe II 13-46%.Upaya meningkatkan sensitivitas kaki dan supaya tidak terjadi komplikasi dapat dilakukan dengan perawatan kompl ementer yaitu dengan terapi pijat refleksi telapak kaki. Penelitian bertuj uan untukmengetahui pengaruh t erapi pijat refleksi telapak kaki terhadap sensitivitas kaki pada pasi en diabet esmelitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan rancangan pra-eksperimen dengan pre- and post-testdesign. Sampel penelitian adalah 44 responden penderita DM tipe 2 yang dit etapkan dengan tekni kpurposive sampling. Sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pijat refleksi telapak kaki selama 3hari berturut-turut dilakukan pengukuran sensitivitas kaki menggunakan monofilament 10 gram.Tekni k analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil menunjukkan sesudah intervensi terapi pijatrefleksi telapak kaki terdapat peningkatan sensitivitas kaki yang signitifi kan (p-value 0,000). Meansensitivitas kaki kanan 3,04 dan mean sensitivitas kaki kiri 2,90. Terapi pijat refleksi telapak kakidapat diterapkan untuk mengurangi resi ko neuropati dan dapat mencegah komplikasi yang berakibatulkus diabetik maupun amputasi.Kata kunci : terapi pijat refl eksi telapak kaki, sensitivitas kaki, diabetes melitus tipe 2