Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Self-Compassion as a Way to Embrace Loneliness in University Students Dicky Sugianto; Handayani Sutanto; Christiany Suwartono
PSIKODIMENSIA Vol 19, No 1: Juni 2020
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/psidim.v19i1.2643

Abstract

This study aims to examine the relationship between self-compassion and loneliness in university students. Three hundred and twenty-nine registered university students in Jabodetabek that were recruited through purposive sampling participated in the study. Self-compassion was measured using Skala Welas Diri and loneliness was measured using UCLA Loneliness Scale version 3. Data was analyzed using linear regression and Pearson correlation to observe the relationship between components of self-compassion and loneliness. Results shows that self-compassion significantly predicts loneliness in students and self-compassion components are related to loneliness. The results suggest that self-compassion training may benefit the students to alleviate their loneliness.
Uji Reliabilitas dan Validitas Eksternal The Raven's Standard Progressive Matrices Christiany Suwartono; Cahyo Pratomo Amiseso; Restu Tri Handoyo
HUMANITAS: Indonesian Psychological Journal Vol 14, No 1: February 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.202 KB) | DOI: 10.26555/humanitas.v14i1.5772

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi terkini mengenai reliabilitas dan validitas The Raven Standard Progressive Matrices (SPM) dalam konteks Indonesia. Dalam penelitian ini kami menggunakan data (N=583) yang telah tersedia, dengan rentang usia antara 13-61 tahun. Kami menggunakan metode Cronbach's Alpha untuk menguji reliabilitas SPM dan metode validitas kriteria dengan the Culture Fair Intelligence Test (CFIT) sebagai alat ukur pembanding untuk menguji validitas eksternal dari SPM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SPM memiliki reliabilitas yang memuaskan, sebesar .84 (M = 47.20, SD = 6.06). Kemudian juga terbukti valid dengan validitas kriteria yang moderat (r(136) = .64, r2= .41, p < .01). Untuk penelitian selanjutnya, bisa dilakukan investigasi kegunaan diagnostik dari SPM dengan kelompok khusus, seperti kelompok individu cerdas istimewa dan kelompok individu dengan disabilitas inteligensi.
Pengembangan Skala Resiliensi Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus Christiany Suwartono; Yapina Widyawati
HUMANITAS: Indonesian Psychological Journal Vol 15, No 2: August 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.081 KB) | DOI: 10.26555/humanitas.v15i2.6072

Abstract

Tantangan dalam kehidupan tidak hanya dihadapi oleh individu, namun ada pula tantangan yang harus dihadapi oleh individu sebagai anggota sebagai sebuah sistem, misalnya keluarga. Kemampuan dalam menghadapi tantangan ini dikenal dengan istilah resiliensi. Peneliti mengembangkan skala resiliensi keluarga guna menyediakan instrumen untuk penelitian, penilaian dan intervensi, khususnya pada keluarga dengan anak berkebutuhan khusus (ABK). Pengembangan skala ini melibatkan 41 keluarga ABK dengan teknik accidental sampling. Data dianalisis menggunakan exploratory factor analysis (EFA), kemudian confirmatory factor analysis (CFA), yang menunjukkan ada tiga dimensi dari skala resiliensi keluarga ABK, yaitu penerimaan, pengelolaan, dan dukungan. Model tiga dimensi tersebut fit dengan data. Hal ini berarti ketiga dimensi ini terbukti mengukur satu konstruk, yaitu resiliensi keluarga dengan ABK. Dari segi reliabilitas, skala ini memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian, skala resiliensi keluarga ABK memiliki properti psikometris yang baik untuk digunakan lebih lanjut.
PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA IDENTITAS SOSIAL Christiany Suwartono; Clara Moningka
HUMANITAS: Indonesian Psychological Journal Vol 14, No 2: August 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.67 KB) | DOI: 10.26555/humanitas.v14i2.6967

Abstract

Identitas sosial merupakan bagian penting dari konsep diri individu sebagai bagian dari kelompok tertentu dalam lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial yang dimaksud pada penelitian ini adalah bangsa Indonesia. Peneliti melakukan adaptasi skala Collective Self-Esteem (CSE) dari Luhtanen dan Crocker yang dapat mengidentifikasikan identitas sosial yaitu sejauh mana individu mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Dalam penelitian ini, skala tersebut kemudian diberi judul Skala Identitas Sosial. Partisipan penelitian ini adalah penduduk Jakarta berjumlah 298 orang dengan pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Pengujian validitas konstruk dilakukan dengan teknik Confirmatory Factor Analysis (CFA), khususnya dengan measurement model. Pengujian reliabilitas dilakukan melalui koefisien Cronbach's alpha dan koefisien Omega. Hasil penelitian ini menunjukkan skala Identitas Sosial dalam konteks bangsa Indonesia ini memiliki empat faktor sesuai dengan skala CSE dan reliabel.
Uji Validitas Internal, Validitas Eksternal, Dan Reliabilitas Traumatic Events Questionnaire (TEQ) Sjania Malik; Grace Indrawati; Dih’iyah E. Pratiwi; Feny M. Lestari; Christiany Suwartono; Magdalena S. Halim
JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia) Vol 4, No 4 (2015): JP3I
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jp3i.v4i4.9301

Abstract

AbstractTraumatic event is an event that makes trauma and resulting a great pressure. Trauma can occur because of the experience of a traumatic event. Traumatic Events Questionnaire (TEQ) is a measurement tool that can be used as an early detection of the experience of the traumatic event. The purpose of this study was to adapt the TEQ in Indonesia. This study used a total of 172 respondents. The method of analysis used is the internal validity items and sub-items, external validity, and reliability by using SPSS 17.0 statistical software. In the external validity, researchers conducted a comparative measure TEQ measuring devices BDI II. From this research it is known that some items are invalid; items number 5, 9, and 12. Based on the calculation of external validity it is known that non-clinical Data have significant value, while the data on clinical results are not significant. The results of calculation of the reliability of the non-clinical data is -0.53, which means very low reliability, whereas the clinical outcome in the data is 0.950, which means very high reliability.AbstrakPeristiwa traumatik adalah peristiwa yang membuat trauma dan menghasilkan tekanan besar. Trauma bisa terjadi karena pengalaman traumatis. Traumatic Events Questionnaire (TEQ) adalah sebuah alat ukur yang bisa digunakan sebagai deteksi dini terhadap pengalaman traumatis. Penelitian ini bertujuan untuk mengadaptasi TEQ ke dalam bahasa Indonesia. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 172 orang. Metode analisis yang digunakan yaitu validitas internal item dan sub-item, validitas eksternal, dan reliabilitas dengan bantuan perangkat lunak statistik SPSS 17.0. pada validitas eksternal, peneliti melakukan pengukuran komparatif TEQ dengan mengukur perangkat BDI II. Hasilnya, ada beberapa item yang tidak valid, yaitu item nomor 5, 9, dan 12. Berdasarkan perhitungan validitas eksternal, diketahui bahwa data non klinis memiliki nilai signifikan. Sementara itu, data klinis menunjukkan hasil tidak signifikan. Reliabilitas data non klinis yaitu -0.53, yang artinya rendah. Sedangkan reliabilitas dan klinis yaitu 0.950, yang bermakna tinggi.
Uji Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur Indonesia Implicit Self-Esteem Test Devina Wicaksana; Christiany Suwartono
JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia) Vol 1, No 4 (2012): JP3I
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jp3i.v1i4.10729

Abstract

Penggunaan alat ukur yang berbentuk self-report terbentur dengan adanya kendala bahwa manusia terkadang tidak mengatakan yang sebenarnya ada dalam dirinya. Hal ini bisa terjadi karena adanya keterbatasan manusia dalam melakukan introspeksi. Kendala ini juga dapat dikarenakan adanya faktor social desirability bias.Untuk meminimalisir hal tersebut, dibutuhkan adanya suatu metode pengukuran yang tidak perlu “menanyakan secara langsung” mengenai atribut psikologis yang hendak diukur. Pengukuran implisit yang sudah mulai luas dikenal adalah prosedur Implicit Association Test. Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa penelitian yang melibatkan prosedur IAT di dalamnya, namun peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh aspek psikometri dari alat ukur Indonesia Implicit Self-Esteem Test (IISeT). IISeT dikembangkan sebagai langkah baru dalam menyediakan pengukuran konstruk self-esteem secara implisit. Validiasi IISeT dilakukan dengan menggunakan metode correlation with other test, yaitu pengukuran eskplisit menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSeS).Pada penelitian ini, peneliti hendak menguji validitas IISeT dengan metode convergent-discriminant validation. Uji validitas konvergen menggunakan alat ukur Personalized Implicit Self-Esteem Test (PISeT). Uji validitas diskriminan menggunakan alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale.Penelitian ini dilakukan di Unika Atma Jaya Kampus Semanggi dan melibatkan sebanyak 90 orang partisipan. Penelitian ini dijalankan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pengambilan data untuk uji validitas, sedangkan tahap kedua untuk pengujian reliabilitas alat ukur IISeT.Hasil uji convergent-discriminant membuktikan bahwa alat ukur IISeT valid dalam mengukur konstruk implicit self-esteem. Hasil uji reliabilitas test-retest membuktikan bahwa alat ukur IISeT reliabel dalam mengukur implicit self-esteem. Di samping hasil utama penelitian, ditemukan juga tidak adanya efek urutan pengadministrasian alat ukur.
Uji Validitas Konstruk The Modified Mini Mental State-Test (3MS) Gevi Khairunnisa; Pricillia Putri; Febbealya Cheerson; Fenny Junita; Christiany Suwartono; Magdalena Halim
JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia) Vol 3, No 4 (2014): JP3I
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jp3i.v3i4.9320

Abstract

AbstractDecline in cognitive function is a clinical manifestation occurs as part of the aging process which is inevitable in elderlies. Decline in cognitive function is often referred to as dementia. One of the measuring devices made to measure cognitive function was MMSE by Folstein, Folstein, and McHugh. As the MMSE had shortcomings such as floor and ceiling effects, also the failure to distinguish between mild and severe dementia, in 1987 Teng and Chui made the Modified Mini Mental State (3MS) which also measured cognitive function. Therefore, this study aims to adapt and create norms in accordance with the conditions in Indonesia and to test the construct validity of 3MS. The data was obtained from 152 elders lived in Jakarta and surrounding areas. The method of analysis used is Confirmatory Factor Analysis (CFA) with the help of software LISREL 8.7. The test results proved that Indonesia 3ms version consists of 3 factors. AbstrakSetiap manusia akan mengalami proses penuaan pada usia lanjut yang berakibat pada penurunan fungsi kognitif. Penurunan fungsi kognitif yang terjadi secara terus-menerus disebut dengan demensia. Salah satu alat ukur yang dibuat untuk mengukur penurunan fungsi kognitif adalah Mini Mental State Examination (MMSE) oleh Folstein, Folstein, dan McHugh (1975). MMSE memiliki kekurangan seperti floor and ceiling effect serta gagal membedakan demensia ringan dengan demensia berat. Oleh karena itu, untuk mengatasi kekurangan MMSE, Teng dan Chui (1987) membuat The Modified Mini Mental State (3MS) yang juga mengukur fungsi kognitif. Penelitian ini bertujuan mengadaptasikan, membuat norma, dan menguji validasi 3MS versi Indonesia yang dibuat peneliti. Peneliti menggunakan data 152 lansia yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Faktor Eksplanatori dengan bantuan SPSS dan Analisis Faktor Konfirmatorik dengan bantuan Lisrel 8.8. Hasil analisis membuktikan bahwa 3MS versi Indonesia ini valid dan terdiri dari 3 faktor.
Value Orientation Scale: The Validation Of The Pancasila Scale Christiany Suwartono; Eko A. Meinarno
JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia) Vol 1, No 3 (2012): JP3I
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jp3i.v1i3.10703

Abstract

In previous research (Meinarno & Suwartono, 2011), we developed 32 items from five values of Pancasila, however the psychometric properties of the scale are yet to be explored. In this reasearch, we identfied five dimensions of the scale, namely spirituality, humanity, nationality, democracy, and social justice. Using convenience sampling, with Webropol survey software to collect the data, of 234 participants, 59% were female, with range of age 15 35 years old (M=18.42, SD = 1.74). In this research, we focused on construct validation of a measurement model using confirmatory factor analysis. We found that the Pancasila scale consists of 25 items. The Cronbach's alpha coefficients for each dimension were 0.78, 0.70, 0.79, 0.70, and 0.77 respectively. Then, we explored the underlying factor structure and found five latent value factors and these were spirituality, humanity, nationality, democracy, and social justice. The five factors,each formed a unidimensional scale. However, these five latent factors cannot be explained by the high order of the latent factor, namely Pancasila. The second order factorial structure using confirmatory factor analysis did not fit. The fit indices showed that the model did not fit the data well. The results of CFA did not confirm the presence of a second-order factorial structure of Pancasila.
Uji Validitas Konstruk The Modified Mini Mental State-Test (3MS) Gevi Khairunnisa; Pricillia Putri; Febbealya Cheerson; Fenny Junita; Christiany Suwartono; Magdalena Halim
JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia) Vol 2, No 8 (2013): JP3I
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jp3i.v2i8.10781

Abstract

Decline in cognitive function is a clinical manifestation occurs as part of the aging process which is inevitable in elderlies. Decline in cognitive function is often referred to as dementia. One of the measuring devices made to measure cognitive function was MMSE by Folstein, Folstein, and McHugh. As the MMSE had shortcomings such as floor and ceiling effects, also the failure to distinguish between mild and severe dementia, in 1987.Teng and Chui made the Modified Mini Mental State (3ms) which also measured cognitive function. Therefore, this study aims to adapt and create norms in accordance with the conditions in Indonesia and to test the construct validity of 3ms. The data was obtained from 152 elders lived in Jakarta and surrounding areas. The method of analysis used is Confirmatory Factor Analysis (CFA) with the help of software LISREL 8.7. The test results proved that Indonesia 3ms version consists of 3 factors.
Psychometric Evaluation of Newly Developed Self-Assessment of Entrepreneurial Competencies Benedicta Prihatin Dwi Riyanti; Christiany Suwartono
International Journal of Applied Business and International Management Vol 3, No 1 (2018): August 2018
Publisher : AIBPM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.099 KB) | DOI: 10.32535/ijabim.v3i1.73

Abstract

Entering the ASEAN economic community today, Indonesia activelyencourages the number of entrepreneurs. One of the primary resourcesis from the graduates of the vocational high school. The school needsa strategic way to evaluate the improvement of its entrepreneurship curriculum. Therefore, we designed a self-assessment of entrepreneurial competencies. The authors developed an assessment consists of various soft skill and hard skill competencies. Participants were asked to assess own abilities, according to the statements provided. The participants were 258 graduated vocational students from Yogyakarta and Jakarta. From 137 preliminary items, we took 24 best items. Results showed that three-factor model provided an adequate fit for the data. Business management capabilities, strategic thinking skills in managing the business, and the ability to see the opportunities emerged as first-order factors. The reliability estimation with the internal consistency method involved the Cronbach’s alpha for all subtests showed excellent results. Future studies are still needed to test the predictive power of the test tool to the success of graduateswho becomean entrepreneur.