Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Geologi Kelautan: Media Hasil Penelitian Geologi Kelautan

SEBARAN PASIR LAUT SEBAGAI BAHAN GALIAN DI LEPAS PANTAI SELAT RIAU Deny Setiady; Udaya Kamiludin; Ildrem Syafri
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2350.487 KB) | DOI: 10.32693/jgk.16.2.2018.545

Abstract

Daerah penelitian terletak di perairan antara Pulau Batam dan Pulau Bintan (Selat Riau), termasuk ke dalam wilayah Kotamadya Batam dan Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Metode penelitian yang dilakukan adalah pengambilan posisi (navigasi), pengukuran kedalaman dasar laut, pengamatan dan pengambilan contoh sedimen pantai, pengambilan contoh sedimen dasar laut, serta analisis laboratorium. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sebaran pasir pasir laut, serta ketebalannya berdasarkan karakteristik ukuran butirannya, agar potensi bahan galian tersebut dapat diketahui. Berdasarkan analisis ukuran butir sedimen di pantai Pulau Batam dan Pulau Bintan diketahui berukuran pasir, kerikil pasiran, pasir kerikilan dan lanau pasiran, sedangkan sebaran sedimen dasar laut terdiri dari: kerikil pasiran, pasir kerikilan, pasir, pasir lanauan dan lanau pasiran. Kedalaman sedimen pasir di pantai Pulau Batam antara 1 meter sampai 2,6 meter, sedangkan ketebalan sedimen pasir di Pulau Bintan antara 0,6 meter sampai 2 meter. Kata Kunci: sedimen, ukuran butir, pasir, bahan galian, Selat RiauThe study area is located in offshore area between Batam and Bintan Islands (Riau Strait), including of Batam and Bintan regency, Kepulauan Riau Province. The research methods carried out were position taking (navigation), depth of seabed measurement (bathymetry), observation and coastal sediments sampling, seabed sediments sampling, and laboratory analysis. The objectives of the study is to know the sand beach and sea sand distribution and its thickness based on characteristics of grain size, as well as to know those construction materials. Based on sediment grain size analysis on the Batam and Bintan islands, sand beach consists of: sand, sandy gravel, gravelly sand and sandy silt, while seafloor surficial sediments distribution consist of sandy gravel, gravelly sand, sand, silty sand and sandy silt. The depth of sand sediment on Batam beach is between 1 to 2.6 meters, while the depth of sand sediment in Bintan Island coastal is between 0.6 meters to 2 meters. Keywords: sediment, grain size, sands, substrate material, Riau Strait
KARAKTERISTIK PENURUNAN DASAR LAUT PERAIRAN TELUK JAKARTA Yudi Darlan; Ildrem Syafri; Vijaya Isnaniawardhani; Adjat Sudradjat
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 18, No 1 (2020)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7953.612 KB) | DOI: 10.32693/jgk.18.1.2020.645

Abstract

Penurunan permukaan tanah wilayah pesisir Teluk Jakarta diyakini sebagai dampak dari pembangungan. Dari tahun 1974 sampai dengan 2010 telah terjadi penurunan permukaan tanah di sejumlah daerah DKI Jakarta antara -0.25 m dan -4.1 m. Kawasan perairan Teluk Jakarta sebagian besar masih dalam kondisi alamiah, belum mengalami beban pengembangan yang dapat menimbulkan penurunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung penurunan dasar laut Teluk Jakarta melalui pendekatan tektonik, lingkungan, dan kosolidasi  sedimennya sebagai penyebab penuruan. Metode yang digunakan adalah pengembangan data sedimen inti bor dan rekaman sesimik pantul dangkal meliputi analisis besar butir, mikrofauna, pentarihan umur radiokarbon C14 dan analisis srtatigrafi seismik. Hasilnya penurunan lapisan sedimen perairan Teluk Jakarta telah terjadi sejak masa ribuan tahun yang lalu (Late Glacial Maximum, LGM). Penurunan tersebut terjadi akibat adanya gerakan vertikal lapisan sedimen (tektonik) dan konsolidasi sedimen. Penurunan lapisan sedimen di wilayah barat antara 0.1m dan 0.3m pertahun, dan 0.4m dan 0.5m pertahun di wilayah timur Teluk Jakarta. Kecepatan pengendapan sedimennya berkisar antara 0.57cm dan 1,84cm pertahun lebih kecil dari penurunan. Jika terjadi gangguan pada lapisan sedimen pasir maka penuruan dasar laut perairan barat Teluk Jakarta cenderung akan meningkat. Pengembangan perairan Teluk Jakarta untuk pembangunan infrastruktur sebaiknya mengikutsertakan data dan informasi geologi kelautan untuk memperkecil resiko dampak penurunan.Kata kunci: karakteristik, penurunan, dasar laut, perairan, Teluk Jakarta Land subsidence of the Jakarta Bay coastal area has been supposed to be as the impact of coastal development. From 1974 to 2010 land subsidence occurred in a number of DKI Jakarta areas between -0.25 m and -4.1 m. The Jakarta Bay waters is in most natural condition which has no records of subsidence as an impact of the development. This research aims to estimate seabed subsidence rate of the Jakarta Bay waters through approaches such as tectonics, sedimentary environments, and consolidation of sediment as causes of the subsidence. The method used in this research is improvement data of sediment cores and reflection seismic records through particle size analyses of sediment, microfossil analyses, radiometric dating C14, and seismic stratigraphy analyses. Results, the accidents of seabed subsidence of the Jakarta Bay waters has been occurred since last thousands years (Late Glacial Maximum, LGM). The subsidence occurred due to vertical movement of sediment layers and consolidation. The subsidence of sediment layer for west area between 0.1m and 0.3 per a year and between 0.4m and 0.5m per year for eats area of the Jakarta Bay waters. Depositional rates of its sediment between 0.57cm and 1.84cm per a year that are less than subsidence. If there is disruption in the sand sedimentary layer, seabed subsidence for western area of the Jakarta Bay will progressively increase. The development of the Jakarta Bay waters for coastal infrastructures marine geological data and information should be included in order to minimize risks of subsidence impact. Keywords: Characteristic, subsidence, seabed, waters, the Jakarta Bay.
BIOFASIES DAN EKOLOGI PERAIRAN JAWA TENGAH BAGIAN UTARA BERDASARKAN KUMPULAN FORAMINIFERA BENTIK KECIL Lia Jurnaliah; Ildrem Syafri; Adjat Sudradjat; Roebyanto Kapid
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 17, No 2 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1134.491 KB) | DOI: 10.32693/jgk.17.2.2019.614

Abstract

Daerah penelitian merupakan bagian dari Laut Jawa terletak di Perairan Jawa Tengah bagian Utara. Laut Jawa dibatasi oleh tiga pulau besar sehingga kondisi Laut Jawa menjadi tertekan karena memperoleh kontribusi air dan sedimen dari ketiga pulau tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan biofasies dan kondisi ekologi dari daerah penelitian berdasarkan kumpulan foraminifera bentik kecil. Foraminifera bentik kecil adalah hewan laut uniseluler bercangkang yang hidup di atas atau di dalam sedimen dasar laut. Kehidupannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga foraminifera dapat digunakan sebagai indikator lingkungan. Analisis kuantitatif dilakukan pada 32 sampel sedimen dengan cara mengumpulkan data foraminifera bentik kecil berukuran 0,125 mm pada setiap satu gram sampel sedimen kering. Berdasarkan analisis kluster, daerah penelitian terbagi menjadi 4 biofasies yaitu Biofasies I (Zona Litoral-Zona Paparan dalam), Biofasies IIa (Zona Paparan dalam), Biofasies IIb (Zona Litoral-Zona Paparan dalam) dan Biofasies III (Zona Paparan dalam). Selanjutnya, nilai indeks diversitas dari keempat biofasies tersebut berkisar antara 0,7 – 1,1. Keempat biofasies dan nilai indeks diversitas menunjukkan daerah penelitian merupakan lingkungan laut dangkal dengan tekanan ekologis sedang sampai tinggi.Kata Kunci: foraminifera bentik kecil, biofasies, indeks diversitas, laut dangkal, ekologi, Perairan Jawa Tengah bagian Utara. The research area is part of the Java Sea located in the northern part of Central Java. Java Sea is surrounded by three large islands. Therefore, its condition becomes depressed because of the contribution of water and the sediment from the three islands. The purpose of the study is to determine the biofacies and ecological conditions of the research area based on small benthic foraminifera assemblages. The small benthic foraminifera are unicellular sea shell animals that live on or within the sediment of the seabed. Its life is severely influenced by the environment so that the foraminifera can be used as environmental indicators. Quantitative analysis was carried out on 32 sedimentary samples by collecting of 0.125 mm benthic foraminifera on each one gram of dried samples. Based on the cluster analysis, the research area is divided into 4 biofacies i.e. Biofacies I (Littoral Zone-Inner Shelf Zone), Biofasies IIa (Inner Shelf Zone), Biofacies IIb (Littoral Zone-Inner Shelf Zone) and Biofacies III (Inner Shelf Zone). Furthermore, the range diversity index value of all biofacies is 0. 7 – 1.1. It can be concluded that the all biofacies and diversity index value shows the research area is shallow sea with medium stress to highly stress ecology.Key words: small benthic foraminifera, biofacies, diversity index, shallow sea, ecology, northern Central Jawa waters
ASOSIASI FASIES & REKONSTRUKSI PALEOGEOGRAFI PADA ZONA TRANSISI FORMASI TALANGAKAR, CEKUNGAN ASRI, LEPASPANTAI BLOK TENGGARA SUMATRA, INDONESIA Ralanarko, Dwandari; Iqbal Ramadhan, M.; Fauzielly, Lili; ⠀, Winantris; Syafri, Ildrem; ⠀, Abdurrokhim
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 19, No 2 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.19.2.2021.736

Abstract

Lapangan Widuri terletak pada konfigurasi antiklin tersesarkan yang terletak pada back arc basin Cekungan Asri, Sumatera Tenggara yang berumur Paleogen. Lapangan Widuri pertama kali dilakukan pemboran sumur eksplorasi pada tahun 1988 pada reservoir Batupasir Formasi Talangakar. Penelitian terdahulu belum pernah mengintegrasikan data sumur dan data seismik 3D untuk mengidentifikasi penyebaran reservoir batupasir dan rekonstruksi paleogeografi, sehingga dilakukan penelitian pada interval reservoir 35-A dan 34-B yang merupakan dua dari enam reservoir produktif di Lapangan Widuri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengkarakterisasian asosiasi fasies dan rekonstruksi paleogeografi dengan mengintegrasikan data deskripsi batuan inti, petrografi, log tali kawat, biostratigrafi, uji sumur, dan seismik 3D. Metode yang digunakan meliputi analisis fasies dan lingkungan pengendapan, analisis stratigrafi sikuen, pemetaan struktur, geometri reservoir, hingga rekonstruksi pengendapan.. Hasil analisis pada interval 35-A dan 34-B tersusun atas sembilan litofasies yaitu, F1, F2, F3, F4, F5, F6, F7, F8, F9. Interval 35-A menunjukkan lingkungan pengendapan Fluvial dengan 3 asosiasi fasies yaitu, Fluvial Channel, Floodplain, dan Swamp, sedangkan pada interval 34-B menunjukkan lingkungan pengendapan Fluvio-Tide Delta dengan 3 asosiasi fasies yaitu, Distributary Channel, Tidal Flat, dan Swamp. Distribusi fasies Channel digambarkan pada analisis geometri, stratigrafi sikuen, dan seismik 3D yang menunjukkan arah pengendapan dengan arah Baratlaut – Tenggara.  Data biostratigrafi berupa kemunculan akhir fosil polen berumur Oligosen Akhir dan kemunculan awal fosil foraminifera berumur Miosen Awal menunjukkan perubahan paleoenvironment secara gradual dari terrestrial (darat) menjadi transisi, serta paleoclimate dari iklim basah menjadi iklim kering yang terjadi pada rentang umur Oligosen Akhir – Awal Miosen. Berdasarkan data batuan inti yang menunjukkan perubahan litofasies Batupasir simpang siur dan Batulempung masif menjadi  Batupasir flaser dan Batulempung lenticular mencirikan pengaruh dari pasang surut air laut yang dikontrol oleh curah hujan dan iklim. Paleogeografi pada Interval 35-A dan 34-B secara umum mengikuti dua tahapan perekahan tektonik yaitu: 1) fase Late Syn-Rift dicirikan oleh lingkungan sungai berkelok dan dataran Alluvial pada interval 35-A (Oligosen Akhir); 2) fase Early Post-Rift, dicirikan oleh lingkungan sungai berkelok dan Deltaic pada interval 34-B (Miosen Awal).
Co-Authors A. Sudradjat A. Sudradjat A. Sudradjat Abdurrokhim ⠀ Abdurrokhim, . Achmad Noerkhaerin Putra Adi Hardiyono, Adi Adjat Sudradjat Adjat Sudradjat Adjat Sudradjat Adjat Sudradjat Adjat Sudradjat Adjat Sudrajat Adjat Sudrajat Agus Didit Haryanto Agus Didit Haryanto -, Agus Didit Haryanto Agus Nur, Andi Agustiany, Irfani Agustina Djafar Agustinus, Eko Tri Sumarnadi Ahadi Ahmat Lamburu Ahmad Luthfi Aini, Hana Nur Almun Madi Amitama, Emilia Bunga Andi Agus Nur Andi Agus Nur, Andi Agus Antonius Bambang Yuniarto -, Antonius Bambang Yuniarto Aprillia, Belinda Rizka Ardiansyah, Reza Asep Mohamad Ishaq Shiddiq Aton Patonah Aton Patonah, Aton Awaludin, Winarno Benyamin Benyamin Benyamin Benyamin, Benyamin Benyamin, Benyamin Bonar Tua Halomoan Marbun Brian Christiantoro Budi Muljana Budiadi, E. Christiantoro, Brian Denis, Mutebi Deny Setiady Djadjang Jedi Setiadi Djajang Sukarna E. T. Paripurno E. T. Paripurno Eko Tri Sumarnadi Agustinus Eko Tri Sumarnadi Agustinus Electricia, K.S. Elfitra, Dhanu Embara, Patra Emi Sukiyah Emy Sukiyah Euis Tintin Yuningsih Euis Y. Yuningsih, Euis Y. Evaristus Budiadi F. G, Aiwoy Fachrudin, Kurnia Arfiansyah Fadhly, Ahmad Febri Hirnawan Febriwan Mohamad, Febriwan Febriwan Mohammad, Febriwan Febyani, Siska Firman Herdiansyah, Firman G. Hartono G. Hartono Ginanjar, Asep Hadian, Muhamad Sapari Dwi Hadian, Muhamad Sapari Dwi Hana Morina, Hana Hananto kurnio Hartawi Riskha Hartawi Riskha, Hartawi Hartono, G. Hartono, Udi Haryadi Permana Hastowo Resesiyanto Hendarmawan Hendarmawan Hendarmawan Hendarmawan, Hendarmawan Heri Hermiyanto Zajuli, Heri Hermiyanto Hermes Panggabean Hermes Panggabean Herry -, Herry Hilarius Rodriguez Hilarius Rodriguez, Hilarius Hill Gendoet Hartono Hutabarat, Johannes ilmi, irpan Iqbal Ramadhan, M. Iqbal, M. Irzon, Ronaldo Irzon, Ronaldo Iskandar Zulkarnain Ismawan Ismawan Ismawan Ismawan, Ismawan Iwan Setiawan Johanes Hutabarat Johanes Hutabarat Johannes Hutabarat K, Mohammad Fatahillah Pradana Kapid, Roebiyanto Kurnia Arfiansyah Kurnia Arfiansyah, Kurnia kurnio, Hananto kurnio, Hananto Lia Jurnaliah Lili Fauzielly M. Iqbal M. Iqbal Manwarjit, Manwarjit Marbun, Bonar Tua Halomoan Mayasari, Verna Mega F. Rosana, Mega F. Mega Fatimah Rosana Mega Fatimah Rosana Mega Fatimah Rosana Moeh. Ali Jambak Moeh. Ali Jambak, Moeh. Ali Moh. Heri Hermiyanto Zajuli Moh. Heri Hermiyanto Zajuli Muhamad Sapari Dwi Hadian Muhammad Kurniawan Alfadli Muhammad Zulfikar Muhammad Zulfikar Nana Sulaksana Nana Sulaksana Nana Suwarna Nana Suwarna Nana Suwarna Nanda Natasia Nazar Nurdin Noor Cahyo Dwi Aryanto Noor Cahyo Dwi Aryanto Novianti Wahyuni Purasongka, Novianti Wahyuni Nuarihidayah, Gilang Diesty Nugroho, Sigit Dwi Nuraini , Siti Paripurno, E. T. Petra Wattimury Prabowo, Arief Prasetio, Rasi Prasetio, Rasi Prasetya, Muhammad Nurul Huda Purnama Sendjaja Purnama Sendjaja Puspita, Ramelia Eka Rahmola, Wiryadi Rizkiputra Ralanarko, Dwandari Ramzis, Novaldo Rasi Prasetio Resesiyanto, Hastowo Reza Ardiansyah Reza Ardiansyah Rivaldy, Mohammad Rodriguez, Hilarius Roebyanto Kapid Ronaldo Irzon Ronaldo Irzon Ronaldo Irzon Rosana, Mega Fatimah Rosana, Mega Fatimah Rosana, Mega Fatimah Rusman Rinawan -, Rusman Rinawan Satrio Satrio Satrio, Satrio Satrio, Satrio Sendjaja, Purnama Sendjaja, Purnama Sendjaja, Purnama Shaska Zulivandama Shiddiq, Asep Mohamad Ishaq SUBAGJA, MUHAMAD AGAM Suci Sarah Andriany, Suci Sarah Sudarsana, Muhammad Rizki Sudradjat, A. Sudradjat, A. Sudradjat, Adjat Sudradjat, Adjat Sudrajat, Adjat Sugianto, Asep Sulaksana, Nana Suwarna, Nana Swasty Aninda Piranti Syaiful Alam Syaiful Bachri Tampubolon, Armin Taufan, Yoqi Ali Udaya Kamiludin Udi Hartono Udi Hartono Vijaya Isnaniawardhani Viqnoriva, S.N. Wahyu Sugiarto Wattimury, Petra Wiguna, Purwa Wilda Aini Nurlathifah Winantris Winantris Winarti Winarti Yan Rizal, Yan Yoga Andriana Sendjaja, Yoga Andriana Yogi Fernando, Yogi Yudi Darlan Yusriyah, Dzakiyah Zakaria, Firman Zarkasyi, Ahmad Zulfialdi Zakaria, Zulfialdi Zulkarnain, Iskandar ⠀, Abdurrokhim ⠀, Winantris