Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Tinjauan Sosio Historis Strategi Pengembangan Kemampuan Menulis Dalam Konteks Implementasi Kebijakan Penulisan Jurnal Pendidikan Tinggi Pujiriyanto, Pujiriyanto
978-602-7561-892
Publisher : Program Studi S3 Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.785 KB)

Abstract

Surat Edaran Dikti 152/E/T/2012 telah disikapi pro dan kontra, seolah kebijakan Dikti merupakan tagihan pada sisi hilir namun melupakan fakta bahwa menulis bukan sekedar persoalan pada sisi hilir, namun merupakan persoalan hulu sampai dengan hilir  yang melibatkan pengalaman, pendidikan dan latihan, dan motivasi sehingga memerlukan kajian secara komprehensif. Menulis merupakan proses mental yang dipengaruhi oleh faktor sosial historis yaitu pengalaman. Latihan, dan motivasi. Menulis bukanlah persoalan sederhana semudah membalikkan telapak tangan, namun menulis menyangkut persoalan kultural. Strategi pengembangan yang dilakukan seharusnya juga mencerminkan adanya aktualisasi ilmu pendidikan antara lain melalui; (1)  pengembangan kemampuan menulis sejak dini secara tepat, (2) memberikan motivasi dengan menempatkan menulis sebagai pilihan karir prima, (3) pemerintah memberikan pelayanan primer terstandar seperti memberikan wadah terbitnya berbagai jurnal, (4) revitalisasi pengembangan minat baca, dan (5) menyediakan pendidikan dan latihan menulis yang memadai.  Edaran Dikti 152/E/T/2012 harus dipandang sebagai langkah awal yang baik dan menjadi bagian koheren dari strategi pengembangan budaya menulis yang transformatif.
THE ANALYSIS OF ENTREPRENEURSHIP EDUCATION PROFILE FOR EDUCATIOANAL INSTITUTIONS OF HIHGER EDUCATION IN YOGYAKARTA Pujiriyanto, Pujiriyanto
Dewantara Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Dewantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.73 KB)

Abstract

Purpose: This study aims to describe entrepreneurship education profile (EE Profile) of the five LPTKs in DIY. The research based on strategic role of EE in generating creative entrepreneurs who meets 21st century skills. The main target of the study was to describe; (1). Characteristics of lecturers and students, (2) Competencies to be developed, (3). Learning process, (4). Assessment to be used, (5). Needs of improvement. Methods: The study used quantitative approach this type of survey. The populations were lecturers and students participating in the course come from five LPTK. Data was collected by questionnaire and group discussions (FGD). This study used primary and secondary data collected from 48 lecturers of enterpreneurship and 246 students who joined in the entrepreneurship course. Data was analyzed using simple frequency analysis technique for quantitative data and descritive analysis for the qualitative data. Findings: The results revealed that: (1). Lecturers have minimum teaching experience (on average, 3.45 years). Most of the lecturers hold master degree but 33% of the total lecturers said not match to teach entrepreneurship related with their qualification. Only half of them who have had a certificate in entrepreneurship, but the training was less than 33 % of the total lecturers. Majority of the students (78%) has had appropriate background to be trained on entrepreneurship; unfortunately there are only a few who got training seriously. A few of students (19%) hold a certificate on entrepreneurship but most of them felt less adequate (2). Competencies tend to more focused on creativity and innovation, but less concerned to 21st centuryespecially on collaboration and communication. (3). Majority of students felt impressed that the learning occur innovatively, but students said the learning material was still out of date. ICT was not sufficiently integrated in the learning process to enrich learning materials and process. EE was still taught separately between theory and practice in an average composition of about 57% of theory and 43% of practice, (4). Assessments were still dominated by written tests, even used to assess skills as creativity and innovation that were not appropriate (5). Lecturers and students expressed need to learning model that emphasizes the practice more and reduces the theory. Project based learning tended to be developed and raised as alternative model for EE.   Keywords:entrepreneurship, college, profiles, learning
MERETAS SISTEM PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU Pujiriyanto, Pujiriyanto
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 2 (2011): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Oktober 2011
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

New educational paradigm is strongly needed for education reform inIndonesia. Educational system is influenced by the social system at macro,mezzo, and micro level as consequence education system must be respectiveand pro active to response the social system changes. The concepts ofworkplace, family, and society are change systematically. Industrial age isgoing to shif to information age society with different characteristic. Thereare two important aspects management and learning method. Educationmanagement should be more open to network for knowledge sharing. Thelearning methods should be change in order make the learner as the subjectof knowledge construction and be active participant in learning process. Theschool as education institution should develop partnership and networkwith others education institution.
RUJUKAN INTEGRATIF DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR Maria Dominika Niron; C Asri Budiningsih; Pujiriyanto Pujiriyanto
Jurnal Kependidikan Vol. 43, No.1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v43i1.2247

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rujukan integratif (normatif, prosedural, dan kontekstual) dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif deskriptif dengan strategi analisis isi dengan unit sampling berupa dokumen hasil penelitian yang relevan dengan nilai karakter yang dihasilkan oleh perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Penentuan sampel didasarkan pada unit-unit dan subunit analisis, sedangkan sistem pencatatan berupa pengodean yang dideskripsikan dalam bentuk data untuk dianalisis. Hasilnya pertama, rujukan normatif yang dipakai adalah agama (60%), tujuan pendidikan nasional (25%), budaya (10%), dan Pancasila (5%); kedua, rujukan prosedural praktik dalam bentuk doktrin (45%), pembiasaan (37%), keteladanan (11%), pengembangan iklim suasana (5%), pengembangan penalaran dan perasaan (4%), dan partisipatif/kolaboratif (1%); serta ketiga, rujukan kontekstual berupa pengondisian lingkungan sekolah (56%), program khusus (24%), kegiatan keluar sekolah (13%), kerja sama orang tua (4%), dan upaya preventif (3%)
RUJUKAN INTEGRATIF DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR Maria Dominika Niron; C Asri Budiningsih; Pujiriyanto Pujiriyanto
Jurnal Kependidikan Vol. 43, No.1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.522 KB) | DOI: 10.21831/jk.v43i1.1955

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rujukan integratif (normatif, prosedural, dan kontekstual) dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif deskriptif dengan strategi analisis isi dengan unit sampling berupa dokumen hasil penelitian yang relevan dengan nilai karakter yang dihasilkan oleh perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Penentuan sampel didasarkan pada unit-unit dan subunit analisis, sedangkan sistem pencatatan berupa pengodean yang dideskripsikan dalam bentuk data untuk dianalisis. Hasilnya pertama, rujukan normatif yang dipakai adalah agama (60%), tujuan pendidikan nasional (25%), budaya (10%), dan Pancasila (5%); kedua, rujukan prosedural praktik dalam bentuk doktrin (45%), pembiasaan (37%), keteladanan (11%), pengembangan iklim suasana (5%), pengembangan penalaran dan perasaan (4%), dan partisipatif/kolaboratif (1%); serta ketiga, rujukan kontekstual berupa pengondisian lingkungan sekolah (56%), program khusus (24%), kegiatan keluar sekolah (13%), kerja sama orang tua (4%), dan upaya preventif (3%).
STRATlGI PEMANFAATAN ANIMAS! SEBAGAl ALAT DAN MEDIA PEMB:gLAJARAN Pujiriyanto Pujiriyanto
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 2 (2005): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Oktober 2005
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3995.221 KB)

Abstract

Perkembangan teknologi infonnasi membawa banyak impli~idan peiubahan terhadap jenis dan variasi media pembelaja~,khususnya media-media berbasis visual. Dalam dunia pendidi~animasi media komunikasi visual dapat menjadi media altem~tjfyang ·interaktif dalam pe111beJajaran. Perkembangan animasi saqgai· dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi teru~komputer. Kemajuan teknologi komputer pada animasi membawabanyak. manfaat tetapi pemanfaatannya sebagai media pembelaj~belum tentu dapat meningkatk.an kinerja pembelajaran jika ti~~dipersiapkan. Animasi komputer sebagai salah satu bentuk ~ed~akomunikasi visual tcmyata memiliki ·karakteristik, kelebihan clanketerbatasan tersendiri. Efisiensi, cfektifitas dan kinerja anin\1"$idalam penyajiannya memerlukan pra syarat dan kondisi tertentu agarpemanfaatannya mencapai basil optimal dalam pembelajaran. fak4r~faktor apa saja yang penting dan dalarn pra syarat serta kondisi y~gbagaimana animasi komputer etektif digunakan? PemahaQ:ianterhadap strategi pemanfaatan, kondisi-kondisi yang diperlukan sefuiimplikasi-implikasi yang muncul dari konfigurasi berbagai faktotyang direncanakan · dan dilibatkan dalam pemanfaatannya h~$diketahui. Tujilan utamanya mendapatkan · manfaat optimal di;tipenyajian animasi dalam pembelajaran.
TEKNOLOGI INFORMASI P ADA PERPUSTAKAAN UNTUK MENDUKUNG PEMBELAJARAN Pujiriyanto Pujiriyanto
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 1 (2005): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Mei 2005
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2827.682 KB)

Abstract

Perkembangan · dan kemaj'111n teknologi informasi mempengaruhisistem kerja dan 1kinerja jJubagai pusat sumber belajar. Kinerjaerpustakaan sebagai salah satu jenis pusat sumber belajar sangatdipengaruhi oleh perkembangan teknologi. informasi. Parapustakawan, stuf pcrpustukuan dan tenaga pendukung pusat-pusutsumber belajar, khususnya di perguruan tinggi mula berbenah diri.Perkembangan dan tuntutan kebutuhan informasi pemakaimendorong perpust1c1kaan menerapkan dan mengintegrasikanteknologi informasi dalam bentuk sistem komputerisasi.Perpustakaan memiliki fungsi strategis sebagai wahana beJajar dansumber informasi belajar. Persoalannya pengintegrasian teknologipada perpustakaan tidaklah sesederhana yang dibayangkan.Anggapan bahwa peran dan tugas staf perpustakaan danpustawakan menjadi berkurang mengindikasikan bahwapengintegrasian teknologi be I um diintegrasikan .sebagai pendukungpencapaian tujuan pembelajaran. Tersediannya sarana akses dandapat mencari informasi yang dikehendaki tidaklah cukup bagimahasiswa. Pustakawan, staf perpustakaan bersama dosen danmahasiswa harus mengembangkan kemampuan-kemampuan dasardalam mengorganisir, menganalisis, memecahkan masalah danberpikir lanjut yang dapat meningkatkan kemampuan belajar danmerubah cara belajar. Pustakawan, dosen dan mahasiswa harussating bekerjasama untuk meningkatkan kemampuan mengolah,menyeleksi, menganalisis, mengorganisir dan memecahkanmasalah sehingga mendukung pencapaian tujuan pembelajaranyang diharapkan.
PEMBELAJARAN ANIMASI KOMPUTER MENGGUNAKAN PENDEKATAN MUTLI METODE Pujiriyanto Pujiriyanto
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 1 (2005): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Mei 2005
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3850.457 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang ditujukanuntuk mengembangkan sebuah model pembeJajaran sekaligus menilaiefektifitasnya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penelitiandilaksanakan pada mata kuliah anirriasi komputer melalui riset aksipartisipatoris mengintegrasikan tiga pendekatan yaitu experientiallearning, goal base scenario learning dan problem base learning.Penelitian ini melibatkan pihak mitra cxalon pemanfaat program,mahasiswa peserta mata kuliah animasi, expert team dan peneliti.Langkah-langkah pengembangan menggunakan langkah-langlah yangdikemukakan Brog and Gall.· f:lasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran multi-metode., · ·J~yak dilrembangkan dan terbukti memberikan manfaat signifikan. Dari. : Oji skala kecil 96,25 % menyatakan penting dan 3,75 tidak penting. Uji.. lapangan perlulaan 14,08 % menyatakan sangat mungkin diterapkan,67,6 % menyatakan mungkin, 15,49 % menyatakan kurang mungkindan hanya 0,28 inenyatakan tidak mungkin. Dari dalam uji lapanganutama· 6 % mahasiswa manyatakan mendapat manfaat sangat signifikan,57 % menyatakan signifika:n, 35 % kurang mendapat manfaat, I % tidakmendapat manfaat dan l % tidak efektifitas produk dapat dilihat darirerata skor kualitas working paper mahasiswa 2004 lebih tinggi yaitu29,I dibanding ~ahasiswa 2003 sebesar 22.Secara umum model ini dapat layak untuk dikembangkan lanjut dan.. ~apat memberikan manfaat optimal terhadap semua pihak yang terlibat. · 'apabila ada persiapan lebih matang dan tersedianya waktu untuk' mengimplementasikan.
REORIENTASI PARADIGMA DASARPENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU Pujiriyanto .
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Khusus 2012
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.597 KB)

Abstract

Persoalan kualitas guru dan pengelolaan layanan tenaga ahli kependidikan di Indonesiamasih menjadi persoalan besar. Program sertifikasi yang dilaksanakan dengan beragambentuk tetap menyisakan banyak persoalan. Sertifikasi seolah hanya menjadi programtambal sulam yang menangani hulu, sementara masalah hilir tidak pernah digarap denganserius. Rujukan dasar bagi pengembangan profesionalisme guru juga tidak jelas sehinggabanyak LPTK menjadi mandul. Paradigma pengembangan profesionalisme masih mengacudengan pendekatan proyek dan program-program pragmatis yang kurang menghargaipengalaman empiris guru sebagai tacit knowledge. Diperlukan reorientasi paradigmadengan memahami konsep belajar seorang profesional dan merevitalisasi pengembanganprofesionalisme guru ke arah pengembangan continuous authentic professional learning(CAPL). Diperlukan pula dukungan kebijakan dan apresiasi akademik kepada guru danmengurangi dominasi kontrol struktural-administratif. Lembaga penyelenggara (LPTK)memelukan penguatan kapasitas lembaga, menempatkan guru sebagai subyek belajar(center of learning), dan perbaikan program-program pendidikan guru pra jabatan dandalam jabatan dengan sistem perekrutan yang ketat sejak awal.
PENGEMBANGAN BELAJAR MANDIRI Pujiriyanto Pujiriyanto
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 2 (2006): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Oktober 2006
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Self motivated learning has significant potentially in supporting the life long education program. Skills are needed for being an effective learner in self motivated learning. These skills can be developed through instructional process. Teachers must change their control orientation by providing greater to learning autonomy for their learner, allowing with what’s learner think by addressing all the three dimensions such are social, paedagogical and psychological in their learning process. Learner is not programmed individu but exist to create their program themselves. Learner must be taught how to use their metacognitive experiences to find out effective metacognitive strategies. There are many constraints in developing selft motivated learning relate to educational system, academic culture, limited skills and other pre requisite, the learner personal traits and others. Self motivated learning could be incoorporated with the traditional education model. A person who is concern in developing self motivated learning must deliberate from his personal traits by himself. Self awareness is essential factor as entry point to initiate self motivated learning development.