Abstrak Kegiatan Pengabdian masyarakat Kolaborasi Indonesia (PMKI) USU 2025 sebagai co-host dengan host Universitas Syiah Kuala (USK) ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan santri dalam mengolah sampah organik menjadi ekoenzim sebagai produk ramah lingkungan yang bermanfaat. Metode yang digunakan adalah Asset Based Community Development (ABCD) melalui tahapan discovery, dream, design, define, dan destiny. Pelaksanaan meliputi Sosialisasi, Pelatihan pembuatan ekoenzim, pembuatan desinfektan berbahan ekoenzim, serta implementasinya pada kegiatan berkebun. Sebanyak 40 santri (15 putra dan 25 putri, rentang usia 14-17 Tahun, santri dari kelas 1, 2, 3 SMA) yang mengikuti kegiatan, diawali dengan pre-test dan diakhiri dengan post-test. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman signifikan, dengan rata-rata nilai pre-test 65,25 dan post-test 93,5. Sebanyak 95% peserta menyatakan kegiatan sangat menarik, 93% menyatakan bermanfaat, dan 89% menyatakan pemahamannya meningkat. Kegiatan ini berhasil membekali santri dengan keterampilan pengolahan sampah organik menjadi produk bernilai guna dalam bentuk eko enzim yang mendukung pertanian ramah lingkungan dan mitigasi masalah ketahanan pangan di lingkungan pesantren. Kata kunci: ekoenzim; pengolahan sampah organik; pertanian ramah lingkungan; pengabdian masyarakat. Abstract The Indonesian Collaboration Community Service (ICCS) of University Sumatera Utara Programme 2025 as co-hosy qith host was University Syiah Kuala (USK) was conducted at Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan, aiming to enhance students’ knowledge and skills in processing organic waste into eco-enzyme, an environmentally friendly and beneficial product. The program adopted the Asset Based Community Development (ABCD) method through five stages: discovery, dream, design, define, and destiny. Activities included awareness sessions, eco-enzyme production training, eco-enzyme-based disinfectant preparation, and its application in gardening activities. A total of 40 students (15 males and 25 females, age rates was 14-17 years old, consit of 1, 2, 3 SMA students), starting with a pre-test and ending with a post-test. Evaluation results indicated a significant improvement in understanding, with average pre-test and post-test scores of 65.25 and 93.5, respectively. Furthermore, 95% of participants stated the program was very interesting, 93% found it beneficial, and 89% reported increased comprehension. This program successfully equipped students with skills in organic waste processing into value-added products, while supporting environmentally friendly agriculture and contributing to food security resilience in the pesantren environment. Keywords: eco-enzyme; organic waste processing; community service; environmentally friendly agriculture.