Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Karakterisitik dan Sebaran Nitrat, Fosfat, dan Oksigen Terlarut di Perairan Karimunjawa Jawa Tengah T. Zia Ulqodry; Yulisman Yulisman; Muhammad Syahdan; Santoso Santoso
Jurnal Penelitian Sains Vol 13, No 1 (2010)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1272.839 KB) | DOI: 10.56064/jps.v13i1.162

Abstract

Perairan Karimunjawa merupakan bagian dari perairan Laut Jawa dengan potensi kekayaan hayati maupun non hayati yang cukup tinggi. Informasi terkini tentang karakteristik kimia perairan di perairan Kepulauan Karimum masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengkaji kembali tentang karakteristik dan pola sebaran zat hara (Nitrat dan Fosfat), dan Oksigen Terlarut di Perairan Kepulauan Karimunjawa. Penelitian ini dilakukan pada bulan april 2009 dengan menggunakan KR. Baruna Jaya VIII meliputi 13 stasiun pengamatan. Pengambilan sampel air dengan menggunakan Rossete sampler yang dilengkapi dengan botol Niskin pada lapisan permukaan dan dekat lapisan dasar. Kandungan nitrat dan fosfat dianalisis dengan menggunakan metoda Spektrofotometri pada panjang gelombang masingmasing 543 nm dan 885 nm. Kandungan oksigen terlarut diukur dengan menggunakan metode titrasi Winkler. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kandungan nitrat, fosfat dan oksigen terlarut Perairan Karimunjawa masih tergolong normal dan baik untuk kehidupan biota laut. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kandungan nitrat di lapisan permukaan dengan dasar adalah berbeda sangat nyata. Kandungan fosfat, pH dan oksigen terlarut tidak berbeda nyata antara lapisan permukaan dengan lapisan dasar. Tinggi rendahnya kandungan nitrat, fosfat, dan oksigen terlarut di perairan ini dipengaruhi oleh masukan dari daratan, aktifitas plankton dan biota laut, serta pergerakan massa air. 
Analisis Laju Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dengan Jenis Pakan Berbeda di Balai Budidaya Lampung Berliana Iksy Della; Tengku Zia Ulqodry; Wike Ayu Eka Putri
Jurnal Penelitian Sains Vol 21, No 3 (2019)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.054 KB) | DOI: 10.56064/jps.v21i3.543

Abstract

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan ikan yang mempunyai nilai ekonomis penting karena harganya yang relatif tinggi dan mempunyai prospek untuk dibudidayakan. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya ikan adalah ketersediaan pakan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kandungan gizi pada pakan dan Ikan, menganalisis laju pertumbuhan benih ikan dan menganalisis jenis pakan terbaik  untuk pertumbuhan benih ikan kerapu macan. Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 10 Febuari – 20 Maret 2018 di Laboratorium Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Metode yang digunakan dalam peneltitian ini adalah metode eksperimen pada skala laboratorium. Penelitian ini menggunakan 1 jenis pakan pabrik (Pellet Growper = A) sebagai pakan kontrol dan 2 jenis pakan formulasi mandiri (Pellet formulasi 46 = B dan 48 = C) sebagai pakan uji. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap 10 hari pemeliharaan, meliputi pengukuran suhu, pH, oksigen terlarut, amoniak dan salinitas. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa laju pertumbuhan ketiga pelet secara berurutan dari rendah ke tinggi yaitu pelet  B sebesar 27,00%, pelet C sebesar 26,88% dan pelet A sebesar 28,33%. Pakan terbaik terdapat pada pelet A yaitu kontrol dengan retensi protein 41,933%, lemak 11,072%, serat 1,180% dibandingkan dengan kedua pelet dengan formulasi 46 dan 48 jenis pakan mandiri.
Asosiasi Gastropoda Dengan Lamun (Seagrass) Di Perairan Pulau Tangkil Lampung Puspa Deka Sari; Tengku Zia Ulqodry; Riris Aryawati; Isnaini Isnaini
Jurnal Penelitian Sains Vol 21, No 3 (2019)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.418 KB) | DOI: 10.56064/jps.v21i3.546

Abstract

Komunitas gastropoda merupakan salah satu komponen penting dalam rantai makanan di padang lamun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, kerapatan lamun, kepadatan gastropoda, indeks komunitas gastropoda dan hubungan antara kerapatan lamun dengan kepadatan gastropoda di Perairan Pulau Tangkil. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2018, dengan menggunakan metode transek linier kuadrat 1x1 m. Pengambilan data dilakukan di 4 stasiun, dimana setiap stasiun dibagi menjadi 3 transek dan pengukuran parameter fisika dan kimia perairan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Hasil penelitian di Pulau Tangkil ditemukan 16 jenis yang terdiri dari 6 ordo, 8 famili gastropoda. Nilai kepadatan tertinggi jenis gastropoda didominansi oleh jenis Turridae sp, sedangkan untuk lamun diperoleh 3 spesies, 2 ordo dan 3 famili. Kerapatan lamun tertinggi adalah jenis E. acoroides dengan nilai kerapatan 2- 48 tegakan/m2. Kerapatan lamun dengan kepadatan gastropoda di Pulau Tangkil memiliki hubungan yang sedang dengan nilai korelasi 0,6693, dan bersifat asosiasi positif. Nilai indeks keanekaragaman gastropoda 1,695 yang dikategorikan sedang, indeks keseragaman 0,9425 yang tergolong stabil dan indeks dominansi 0,1925 yang tergolong rendah.
THE RATE OF 45Ca UPTAKE BY TWO CORALS SPECIES AT WATERS OF PULAU BURUNG, BANGKA-BELITUNG PROVINCE Zulkifli Dahlan; Gusti Diansyah; T. Zia Ulqodry; Ania Citraresmin Ania Citraresmin
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2010.6.2.520

Abstract

Coral reefs transplantation is the most technique used for coral reefs rehabilitation, at the present. Recently the 45Ca techniquehas been using for determining growth appearances in corals because of its ability to calculate the calcification process. For this reason, the study on the rate of 45Ca uptake by natural coralsAcropora formosa and Acropora nobilis was carried out between June and December 2009 at the waters of Pulau Burung Island, Bangka-Belitung Province. The coral fragments of about 5cm were harvested and put into a PVC container filled with 2 liters of fresh sea water, then incubated with 45CaCl2 solutions with an activity of 11.04 μCi/ml for 8 hour under fluorescent light. After the incubation, the “labeled” coral fragments were transplanted to where they have been taken from, and after such period will be re-harvested to determine their 45Ca uptake content. The results showed that the 45Ca technique was a reliable method to calculate the rate 45Ca uptake by coral fragments, which were studied in different depths and time periods of light exposure. There was a significant difference in the 45Ca uptake by the twodifferent coral species. A. formosa up took more 45Ca than A. nobilis did. The highest 45Ca uptake was shown by A. formosa at 5 m. This was true for all the lengths of time to light exposure (1, 3, 5 and 7 hours). Different pattern of 45Ca uptake showed by A. nobilis at 10 m depth, where it could be recognized that after a drop of 45Ca the uptake increase continuously until the end of the light exposure (7 hours). The difference in 45Ca uptake between the coral fragments is assumed to be influence by light and the algae species living symbiotically with the coral species that will further influence the CO2-fixation. This process will influence thecalcification process, which is expressed in 45Ca uptake. Further studies should be carried out to exactly gathered data of all the factors which could influence the calcification process by coral reefs, the factors could be CO2-fixation, flow of sedimentation, etc.
POPULASI FITOPLANKTON SKELETONEMA DI ESTUARIA BANYUASIN, SUMATERA SELATAN Riris Aryawati; T. Zia Ulqodry; Heron Surbakti; Ellis N. Ningsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1148.277 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v10i2.18730

Abstract

Fitoplankton di laut mempunyai peranan penting sebagai pembentuk dasar dari rantai makanan (food-chain) dan bertanggung jawab dalam produksi primer (primary production). Kelimpahan dan jumlah jenis fitoplankton secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kesuburan suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  keberadaan fitoplankton ditinjau dari kelimpahan, indeks keragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi di estuaria Banyuasin, Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan  September 2017 di sebelas stasiun. Contoh fitoplankton diambil di permukaan perairan dengan menggunakan jaring plankton yang berbentuk kerucut dengan diameter 30 cm, panjang 100 cm dan ukuran mata jaring 30 μm. Hasil penelitian menemukan 17 marga fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae, dan terdapat ledakan populasi dari marga Skeletonema, dengan komposisi sebesar 98,71%. Nilai indeks keragaman (H’), indeks keseragaman (E) dan indeks dominansi (D) memperlihatkan adanya kondisi struktur komunitas fitoplankton yang tidak stabil. Nilai indeks keragaman pada penelitian ini berkisar antara 0,02-0,87 yang berarti komunitas dengan keanekaragaman yang rendah,  nilai keseragaman berkisar antara 0,01-0,25 yang berarti komunitas dengan keseragaman tidak merata dan nilai dominansi berkisar antara 0,67-0,99 yang berarti terjadi dominansi jenis fitoplankton.
STRUKTUR KOMUNITAS EPIFAUNA PELABUHAN PULAU BAAI, PROVINSI BENGKULU Muhammad Didi Tantria; Riris Aryawati; T Z Ulqodry
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/maspari.v12i2.12837

Abstract

Pelabuhan Pulai Baai di Bengkulu merupakan kawasan yang menerima limbah domestik dari warga sekitar. Tekanan lingkungan di perairan mempengaruhi kelimpahan hewan besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepadatan spesies di perairan Pelabuhan Pulau Baai Bangluru, kepadatan relatif, indeks komunitas makrofauna dan hubungannya dengan faktor fisik dan kimia. Prosedur penelitian ini meliputi: pengambilan sampel sedimen dan hewan besar di empat lokasi, pengukuran parameter fisik dan kimiawi perairan, analisis kandungan sedimen, identifikasi hewan besar dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 spesies gastropoda besar yang terbagi menjadi 3 kategori yaitu gastropoda, bivalvia dan plasmodium. Hasil analisis fraksi sedimen terdiri dari pasir berlempung dan lempung berpasir. Nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun 3 secara berurutan sebesar 1,55 dan 0,82. Indeks dominansi tertinggi 0,44 (stasiun 4) dan terendah 0,24 pada stasiun 3. Analisis PCA menunjukkan terdapat keterkaitan antara kepadatan jenis, fraksi sedimen dan parameter fisika-kimia perairan. Kata Kunci : Bengkulu, fraksi sedimen, makrozoobenthos, Pulau Baai
BIOAKTIVITAS SENYAWA BIOAKTIF PADA MANGROVE Avicennia marina DAN Bruguiera gymnorrhiza SEBAGAI ANTIBAKTERI YANG DIAMBIL DARI PULAU PAYUNG DAN TANJUNG API-API Renaldi .; Rozirwan .; T Zia Ulqodry
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.658 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i1.5788

Abstract

Jenis mangrove Avicennia marina dan Bruguiera gymnorrhiza diketahui memiliki senyawabioaktif sebagai antibakteri. Sampel A. marina diambil dari Pulau Payung dan sampel B.gymnorrhiza dari Tanjung Api-Api, Kabupaten Banyuasin. Tujuan penelitian ini untukmengetahui potensi senyawa bioaktif sebagai antibakteri dari kedua jenis mangrovetersebut. Metode penelitian meliputi pengambilan sampel mangrove bagian daun, batangdan akar, pengeringan dan penghalusan, maserasi dan ekstraksi menggunakan pelarutmetanol, uji bioaktivitas antibakteri serta analisis data menggunakan Beda Nyata Jujur(BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bagian batang mangrove A. marina memilikibioaktivitas antibakteri paling tinggi 25,28 ± 0,73 mm untuk bakteri E. coli dan sangatberbeda nyata, sedangkan terendah 7,56 ± 0,37 mm untuk bakteri S. aureus dan tidakberbeda nyata. Untuk jenis mangrove B. gymnorrhiza, menunjukkan bioaktivitas palingtinggi 7,88 ± 2,08 sampai 8,50 ± 1,14 mm untuk bakteri E. coli dan paling rendah berkisar6,16 ± 0,07 mm untuk bakteri S. aureus. Dari kedua ekstrak jenis mangrove menunjukkanaktivitas antibakteri lebih tinggi pada A. marina dibandingkan dengan jenis B. gymnoorhiza.Kata Kunci : Antibakteria, A. marina, B gymnorrhiza, Senyawa Bioaktif
The Measurements of Calcification Rates in Reef Corals Using Radioisotope 45Ca at Pongok Sea, South Bangka G. Diansyah; TZ. Ulqodry; M. Rasyid; A. Djawanas
Atom Indonesia Vol 37, No 1 (2011): April 2011
Publisher : PPIKSN-BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/aij.2011.70

Abstract

Coral reef ecosystem is one of the most important ecological systems in the Indonesian coastal zone. The aim of this study which was undertaken between August - October 2006, is to measure the calcification of corals in a reef coral in the Pongok Sea, South Bangka using 45Ca. The steps in conducting this study were surveying of the site, preparation, transplanting, incubation in the 45Ca - solution, and analysis of the coral fragments. The results showed that at the depth of 5 m different counts per minute (cpm) trend occurred. For the samples taken from the transplantation of the Artificial Colony (Ac) the cpm showed that with the progress of time the cpm declined, reaching its lowest cpm at 5 hours after retransplanting of the coral fragments. On the other hand the samples obtained from the natural (Nc) colony showed that the cpm increased with time progress. At the 10 m depth where only the coral fragment of the natural colony (Nc) was observed a different pattern showed up. Here with the progress of time up to 3 hours the cpm increased and after that it declined to reach a low cpm at 5 hours of observation. The cpm values were then transformed to disintegrations per minute (dpm), μCi and at the end to 45Ca content. The same trend is shown for dpm, μCi/0.5 g sample and μg Ca/0.5 g sample. The 45Ca content (μg/0.5g sample) were used to show the calcification rates of coral fragments. It showed clearly that 45Ca could be used to calculate the magnitude of calcification. Received: 08 December 2009; Revised: 05 April 2011; Accepted: 05 April 2011
Analisis Tutupan Mangrove Taman Nasional Berbak–Sembilang melalui Citra Landsat-8 dan Pemantauan LAI Tengku Zia Ulqodry; Andreas Eko Aprianto; Andi Agussalim; Riris Aryawati; Afan Absori
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 3 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i3.12278

Abstract

Berbak Sembilang National Park of South Sumatra Region (BSNP South Sumatera) is the largest mangrove ecosystem in the western part of Indonesia. Monitoring of mangrove coverage in BSNP South Sumatera carried out using Landsat-8 imagery data based on NDVI values (Normalized Difference Vegetation Index) integrated with mangrove LAI (Leaf Area Index) data. The research purpose was to analyze the mangrove coverage and mapping the density of the mangrove vegetation canopy with the integration of remote sensing data and LAI. This research conducted field survey with LAI measurement of mangrove canopy coverage and integrated with remote sensing data to validate map. The determination and correlation coefficient of NDVI and LAI value of canopy coverage was high (R2 = 0.69 ; r = 83.07).The results of research indicated that the overall distribution of the mangrove area was 94,622.05 ha. The NDVI image integration map with LAI resulted in 4 mangrove canopy density classes consisted of rare canopy (688.80 ha ; 0.73%), moderately dense canopy (1,139.55 ha ; 1.2%), dense canopy (35,003.46 ha ; 37%), and very dense canopy (57,790.20 ha ; 61.07%). Taman Nasional Berbak Sembilang wilayah Sumatera Selatan (TNBS Sumsel) merupakan kawasan ekosistem mangrove terluas di wilayah Indonesia bagian barat. Pemantauan kerapatan kanopi vegetasi mangrove di TNBS Sumsel dilakukan menggunakan data Citra Landsat-8 berdasarkan nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) yang diintegrasikan dengan data LAI (Leaf Area Index) mangrove di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tutupan vegetasi mangrove dan memetakan sebaran kerapatan kanopi mangrove dengan integrasi data penginderaan jauh dan LAI. Penelitian ini menggunakan metode pengolahan data survei lapangan dan hasil pengolahan citra satelit. Nilai koefisien determinasi dan korelasi antara nilai NDVI dengan nilai LAI tutupan Kanopi di Lapangan dikategorikan tinggi (R2 = 0,69 ; r = 83,07). Hasil penelitian menunjukkan tutupan mangrove secara keseluruhan seluas 94.622,05 ha. Peta integrasi citra NDVI dengan LAI mangrove di lapangan menghasilkan 4 kelas kerapatan kanopi mangrove yakni kanopi jarang seluas 688,80 ha (0,73%), kanopi sedang seluas 1.139,55 ha (1,2%), kanopi lebat seluas 35.003,46 ha (37%), dan kanopi sangat lebat seluas 57.790,20 ha (61,07%).
Karakteristik Sebaran Fitoplankton di Perairan Muara Sungai Sugihan, Sumatera Selatan Mulyadi Mulyadi; Tengku Zia Ulqodry; Riris Aryawati; Isnaini Isnaini; Heron Surbakti
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 1 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.403 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i1.3178

Abstract

The anthropogenic activity around Sugihan Estuary might drive changes on physical-chemical factors which affect the abundance and distribution of phytoplankton in the Sugihan Estuary. The purpose of this study was to analyze the abundance and distribution of phytoplankton based on physical-chemical parameters at Sugihan Estuary, South Sumatera. Samples were taken at 18 stations in towards low tide condition. The measured parameters include light intensity, visibility, temperature, current velocity, salinity, pH, dissolved oxygen, nitrate, phosphate and phytoplankton samples. Principal Component Analysis (PCA) was used to determine the characteristic of phytoplankton distribution. We found 14 genus of phytoplankton which consist of 13 genera of Bacillariophyceae and 1 genus of Dinophyceae. The entire observation stations were classified into four groups based on abundance and the genus of phytoplankton. The phytoplankton abundance ranged between 101 cell/l to 1071 cell/l. The phytoplankton abundance and distribution are in linear correlation with light intensity, visibility, pH, dissolved oxygen, salinity and current velocity. This research could contribute on describing the water productivity level of Sugihan Estuary.    Aktivitas di perairan Muara Sungai Sugihan berpotensi mengakibatkan perubahan kondisi fisika-kimia perairan yang berpengaruh pada kelimpahan dan distribusi fitoplankton. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kelimpahan dan distribusi fitoplankton dalam kaitannya dengan parameter fisika dan kimia perairan Muara Sugihan, Sumatera Selatan. Pengambilan sampel dilakukan pada 18 titik stasiun dalam kondisi perairan menuju surut. Parameter lingkungan yang diukur meliputi intensitas cahaya, kecerahan, suhu, kecepatan arus, salinitas, pH, oksigen terlarut, nitrat, fosfat dan sampel fitoplankton. Karakteristik sebaran fitoplankton dianalisis dengan menggunakan Analisis Komponen Utama (PCA). Hasil pengamatan fitoplankton ditemukan sebanyak 14 genus, 13 genus dari kelas Bacillariophyceae dan satu genus dari kelas Dinophyceae. Seluruh stasiun pengamatan dikelompokkan menjadi empat kelompok berdasarkan kelimpahan dan genus fitoplanktonnya. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 101 sel/l hingga 1071 sel/l. Hubungan distribusi dan kelimpahan fitoplankton berbanding lurus dengan intensitas cahaya, kecerahan, pH, oksigen terlarut, salinitas dan kecepatan arus. Penelitian ini dapat berkontribusi dalam menggambarkan tingkat kesuburan perairan di Muara Sungai Sugihan Sumatera Selatan.