Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

ADSORPSI SENYAWA MONOMER PIROL OLEH KARBON AKTIF MAGNETIK (ADSORPTION OF PYROL MONOMER COMPOUNDS BY MAGNETIC ACTIVE CARBON) berta juniarty antomy; M Agus Wibowo; Nelly Wahyuni
Indonesian Journal of Pure and Applied Chemistry Vol 5, No 3 (2022)
Publisher : Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.392 KB) | DOI: 10.26418/indonesian.v5i3.54948

Abstract

Magnetic activated carbon (KAM) is used as an absorbent or adsorbent based on coconut shell which has been activated with sodium bicarbonate. The activated carbon is added to the iron composite which produces KAM. The iron composite content in the adsorbent has the ability to absorb and facilitate the separation process on the adsorbate. The purpose of this study was to determine the ability of the adsorbent to absorb the adsorbate, namely the pyrrole monomer compound. The adsorbent was characterized using the Fourier Transform Infra-Red (FTIR) instrument to determine the functional groups present. The adsorption capacity of iodine and methylene blue, adsorption isotherm, and adsorption kinetics were analysis. The adsorption isotherm was determined by varying the pyrrole concentration from the range of 30; 40; 50; 60 and 70 ppm. Determination of time variation was also carried out on adsorption kinetics with a range of 1; 1.5; 2; 2.5 and 3 hours. The FTIR spectrum produces Fe-O functional groups with an absorption peak of 556 cm-1, indicating the presence of a magnetic composite that has been attached to carbon. The adsorption capacity of iodine and methylene blue on magnetic activated carbon are 527 mg/g and 699 mg/g, respectively. The adsorption kinetics on KAM with the first-order model resulted in a value of R2=0.7736
Instalasi PLTS Skala Rumah Tangga dengan Lampu Led Dc Hemat Energi bagi Masyarakat Terpencil di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Nelly Wahyuni; Syaifurrahman Syaifurrahman; Jamhir Islami
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 3, No 2 (2019): Oktober
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.592 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v3i2.570

Abstract

ABSTRACTElectrical energy needs are very important for villagers' activities in improving work productivity and education. For people who live in remote areas, such as Sepok Keladi, Sungai Kakap sub-district, Kubu Raya district, fulfilling electricity is a big problem. Because the PLN electricity network has not reached the area. Therefore, the most appropriate solution to overcome the absence of electrical energy in this area is to convert sunlight into electrical energy using photovoltaic technology (Solar Cells). The system for supplying electricity with this system is called the Solar Power Plant (PLTS). Currently,  PLTS is still classified as a power plant with an expensive initial investment. Therefore, installing PLTS is preferred for lighting. For these purposes, the use of lamps that require low power is very important. Energy-saving light Emitting Diode (LED) DC lights are one solution that can be applied to overcome lighting problems in remote areas that receive energy supplies from PLTS. With lighting, it can support social, economic and community education activities, especially at night. Keywords: PLTS, remote areas, LED lights, energy-saving. ABSTRAKKebutuhan energi listrik sangat penting bagi aktivitas warga desa dalam meningkatkan produktivitas kerja dan pendidikan. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, seperti dusun Sepok Keladi, kecamatan Sungai Kakap kabupaten Kubu Raya, pemenuhan akan energi listrik merupakan masalah besar. Oleh karena jaringan listrik PLN belum menjangkau daerah tersebut. sehingga solusi yang paling tepat untuk mengatasi ketiadaan energi listrik di daerah tersebut adalah dengan mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik menggunakan teknologi photovoltaic (Sel Surya). Sistem penyediaan energi listrik dengan sistem ini disebut Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Saat ini PLTS masih digolongkan sebagai pembangkit listrik dengan investasi awal yang mahal,  Oleh karena itu, pemasangan PLTS lebih diutamakan untuk penerangan. Untuk keperluan tersebut penggunaan lampu yang memerlukan daya rendah sangatlah penting. Lampu light Emitting Diode (LED) DC hemat energi merupakan salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasai masalah penerangan di daerah terpencil yang mendapat suplay energi dari PLTS. Dengan adanya penerangan dapat menunjang aktivitas sosial, ekonomi dan pendidikan masyarakat terutama pada malam hari. Kata Kunci: PLTS, daerah terpencil, Lampu LED, hemat energi
PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH DAUN KERING PADA ANGGOTA KOPERASI KONSUMEN PADAIDI SIPATUO KHATULISTIWA Andi Hairil Alimuddin; Endah Sayekti; Anis Shofiyani; Ajuk Sapar; Rudiyansyah Rudiyansyah; Gusrizal Gusrizal; Titin Anita Zahara; Nelly Wahyuni
Abdimas Galuh Vol 5, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v5i2.11055

Abstract

Koperasi Konsumen Padaidi Sipatuo Khatulistiwa merupakan koperasi skala mikro yang bergerak di bidang  perdagangan eceran. Sebagai suatu koperasi yang baru berkembang dan merintis unit usaha, tentunya diperlukan suatu jenis usaha yang mudah, biaya murah dan dapat digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Salah satu prospek usaha yang dapat dikembangkan adalah pembuatan pupuk kompos dari daun kering. Berdasarkan orientasi yang telah dilakukan oleh tim pengabdi dan konsultasi dengan pengurus koperasi, diperoleh informasi bahwa (1) kegiatan koperasi masih dalam bentuk usaha perdagangan, dan  (2) mayoritas anggota koperasi gemar bercocok tanam dan memiliki pekarangan untuk tanaman bunga dan buah-buahan. Solusi terhadap permasalahan koperasi yang ditawarkan tim pengabdi agar dapat menjadi unit usaha ataupun kegiatan usaha dari koperasi serta anggotanya yaitu pengolahan sampah daun kering menjadi pupuk kompos. Ketersediaan bahan baku yang mudah didapat, pengerjaan yang sangat sederhana, serta produk pupuk yang dihasilkan dapat digunakan sendiri atau dapat dijual melalui layanan koperasi. Dalam rangka transfer teknologi tepat guna dalam pembuatan pupuk kompos bagi anggota Koperasi Konsumen Padaidi Sipatuo Khatulistiwa maka metode pelaksanaan yang akan diterapkan dalam bentuk pelatihan yang diawali dengan (1) penyuluhan dan sosialisasi pemanfaatan dan pembuatan pupuk kompos, kemudian dilanjutkan dengan (2) praktek kompos dari daun kering. Tahapan kegiatan diawali dengan penyampaian materi dilanjutkan dengan praktek pembuatan kompos dari daun kering. Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti kegiatan ini yang dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan dan tingginya perhatian peserta dalam memperhatikan pemaparan tim pengabdi dan praktek pembuatan kompos.
Sintesis Fotokatalis TiO2 untuk Degradasi Zat Warna Sintetis Metilen Biru dengan Bantuan Sinar Tampak Miftachul Hikmah; Nelly Wahyuni
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 11, No 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v11i3.70903

Abstract

Penelitian mengenai TiO2 sebagai fotokatalis telah banyak menarik perhatian para peneliti, khususnya pada sifat optik dan kereaktifannya yang baik sehingga umum digunakan dalam pengolahan limbah maupun sebagai material dalam proses degradasi limbah organik di perairan. Karakteristik fotokatalis TiO2 berkaitan pada kemampuan material tersebut dalam meningkatkan laju reaksi kimia dengan bantuan cahaya. Sintesis TiO2 menggunakan metode sol-gel pada penelitian ini menghasilkan padatan yang memiliki fase anatase berukuran 18,25 nm dengan puncak difraksi yang khas, yakni 2θ = 25,3; 37,8; 48; 53,8; dan 62,7° berdasarkan karakterisasi XRD. Hasil analisis dengan instrumen DRS UV-Vis menunjukkan bahwa TiO2 memiliki energi celah pita sebesar 3,08 eV yakni setara dengan panjang gelombang 402 nm. Aktivitas fotokatalitik TiO2 diketahui berdasarkan prosedur degradasi dengan bantuan sinar tampak menggunakan zat warna metilen biru sebagai larutan uji. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa fotokatalis TiO2 dapat menurunkan konsentrasi metilen biru dengan efisiensi degradasi mencapai 9% selama 125 menit.
Sunlight Assisted Degradation of Linear Alkylbenzene Sulfonate by Floating Catalyst TiO2-Coconut Fiber Sugandi, Didiek; Agustiawan, Deri; Wijayanto, Ericco; Vebriyanti, Lo Mei Ly; Panaya, Gabriela Yenti Landang; Wahyuni, Nelly
POSITRON Vol 13, No 1 (2023): Vol. 13 No. 1 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v13i1.58251

Abstract

The increasing number of laundry businesses in Pontianak causes increased laundry waste, which is dangerous for health and the environment because anionic surfactants such as Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) are hard degradable. Photocatalyst is a method that can be used to degrade the LAS structure. TiO2 carried in coconut fiber can optimize sunlight irradiation in degrading LAS content when light reaches the water's surface. This study aims to determine the characteristics and optimum activity time of photocatalyst TiO2-coconut fiber in degrading LAS. Photocatalyst characterization was carried out using XRD, XRF, and DR-UV, while the optimum activity test of photocatalysts in degrading LAS was carried out using a UV-Vis spectrophotometer. XRD diffractogram analysis showed the peaks of coconut fiber at 2θ = 22.2º, 34.8º and TiO2 at 2θ = 25.3º, 37.8º, 48.1º, 55.1º, and 62.1º. The TiO2 attached to the fiber after being synthesized was 21.12%. The band gap of TiO2 and TiO2-coconut fiber is 3.21 and 3.18 eV, with light absorption at 386.5 and 390.3 nm. Photocatalyst was carried out in LAS with a mass ratio of TiO2 and coconut fiber of 20:80; 30:70; 40:60, and 50:50 w/w with a time range of 0, 30, 60, 90, and 120 minutes. The results of photocatalysis of TiO2-coconut fiber in a ratio of 20:80 w/w showed the optimum photocatalytic activity at 120 minutes with the highest degradation rate of 80.43%. This research is expected to be applied as an alternative to handling LAS in laundry industry waste.
Identifikasi Jenis Mikroplastik dan Logam Berat di Air Sungai Kapuas Kota Pontianak Sugandi, Didiek; Agustiawan, Deri; Febriyanti, Shafira Viana; Yudi, Yulius; Wahyuni, Nelly
POSITRON Vol 11, No 2 (2021): Vol. 11 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.866 KB) | DOI: 10.26418/positron.v11i2.49355

Abstract

Sungai Kapuas berperan sebagai sarana transportasi, sumber air baku untuk PDAM, tempat rekreasi, hingga menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah bagi masyarakat Pontianak, Kalimantan Barat. Sampah plastik merupakan sampah yang paling banyak dihasilkan karena tingginya aktivitas masyarakat. Sampah plastik yang terpapar sinar ultraviolet atau proses lainnya dapat terdekomposisi menjadi mikroplastik (5 mm - 1 µm) yang dapat berdampak negatif bagi ekosistem perairan bahkan manusia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis polimer dan logam berat pada mikroplastik yang ada di air Sungai Kapuas. Pengambilan sampel pada 6 titik lokasi didasarkan pada outlet pasar, pelabuhan, penyebrangan feri dan industri. Identifikasi kelimpahan, bentuk dan warna dilakukan dengan menggunakan mikroskop, karakterisasi jenis polimer dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan logam berat dengan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX). Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik di Sungai Kapuas sebesar 943,3 partikel/L dengan persentase terbesar berbentuk filamen (33%) dan  fragmen (33%). Karakterisasi gugus fungsi dengan FTIR menunjukkan adanya plastik jenis polietilena (PE) pada serapan 2918 cm-1, polipropilena (PP) pada serapan 2917 cm-1, polistirena (PS) pada serapan 3348 cm-1, 2917 cm-1, 1397 cm-1, politetraflouoroetilena (PTPE) pada serapan 1030 cm-1 dan poliamida pada serapan 1586 cm-1. Berdasarkan analisa SEM-EDX, sampel mikroplastik mengandung unsur C, O, Na, Al, Si, Cl, dan K serta tidak ditemukan logam berat. Variasi bentuk, jenis, dan komposisi unsur-unsur pada sampel mikroplastik disebabkan karena adanya perbedaan aktivitas masyarakat di sekitar Sungai Kapuas Kota Pontianak. Penelitian ini dapat menjadi dasar dalam melakukan kegiatan konservasi dan mitigasi dari dampak polusi mikroplastik di kawasan Sungai Kapuas Kota Pontianak.
Adsorpsi Ion Besi Pada Lindi Menggunakan Zeolit Alam Teraktivasi Asam Klorida (HCl) Zaharah, Titin Anita; Aprilianti, Wirna; Wahyuni, Nelly
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 11, No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v11i2.66164

Abstract

Lindi merupakan limbah cair dari perkolasi air hujan dengan sel sampah yang mengalir pada aliran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berlokasi di Batu Layang, memiliki kandungan ion besi yang tinggi. Pada penelitian ini dilakukan penurunan ion besi pada lindi TPA Batu Layang, Kalimantan Barat, menggunakan zeolit alam teraktivasi dengan metode adsorpsi. Zeolit alam diaktivasi dengan HCl 1 M untuk menghilangkan zat - zat pengotor dan meningkatkan kinerja adsorpsi. Karakterisasi adsorben zeolit alam teraktivasi dipelajari dengan menggunakan instrumen Gas Sorption Analyzer (GSA). Penurunan konsentrasi ion besi diukur menggunakan instrumen Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Kondisi optimum adsorben pada variasi waktu kontak 60, 90, 120, 150, dan 180 menit, dan massa adsorben 0,25; 0,5; 0,75; 1 dan 1,25 gram. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik luas permukaan zeolit alam sebelum aktivasi sebesar 0,9808 m2/g dan setelah dilakukan aktivasi yaitu sebesar 2,6398 m2/g. Hasil total volume pori sebelum aktivasi sebesar 0,0054 cc/g dan setelah diaktivasi yaitu sebesar 0,0069 cc/g. Efektivitas penyerapan ion besi pada lindi dengan perbandingan 1 : 25 (g/mL) oleh adsorben zeolit alam teraktivasi pada waktu kontak optimum 60 menit dan massa adsorben 1,25 gram adalah sebesar 50,61%.
Nilai Gizi dan Uji Hedonik Brownies Kukus dari Daun Mangrove Rhizophora stylosa Utomo, Kiki Prio; Simamora, Cico Jhon Karunia; Jumiati, Jumiati; Pramulya, Muhammad; Wahyuni, Nelly
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 7, No 2 (2024): July
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v7i2.63855

Abstract

Daun mangrove telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebagai sayuran dan obat tradisional. Kandungan kimia yang ada di daun mangrove memiliki khasiat sebagai antioksidan. Penelitian ini akan memanfaatkan daun mangrove sebagai bahan pembuatan brownies kukus. Brownies kukus merupakan olahan bakery yang sedang diminati saat ini. Pembuatan brownies kukus dengan memanfaatkan daun mangrove diharapkan memberikan nilai ekonomis mangrove selain nilai ekologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai gizi dan menguji tingkat hedonik brownies kukus daun mangrove. Tahapan penelitian terdiri dari penyiapan ekstrak daun mangrove Rhizophora stylosa, pembuatan brownies kukus dengan menggunakan ekstrak daun mangrove, penentuan nilai gizi, dan uji hedonik berupa aroma, rasa, warna, dan tekstur brownies kukus.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa brownies kukus daun mangrove mengandung nilai gizi sebesar 3,297 kkal. Tingkat hedonik terhadap aroma, warna, dan tekstur adalah sangat disukai (7), sedangkan rasa memiliki tingkat hedonik 6 (disukai). Berdasarkan nilai gizi dan uji hedonik tersebut maka brownies kukus daun mangrove berpotensi dikembangkan sebagai produk olahan berbasis mangrove
DEGRADATION OF TETRACYCLINE BY FLOATING PHOTOCATALYST TiO2/Ni-COCONUT FIBER Putri, Lavena Imelda; Agustiawan, Deri; Sugandi, Didiek; Arfida, Khaizurani; Mardhatilla; Wahyuni, Nelly
Jurnal Kimia Riset Vol. 8 No. 2 (2023): December
Publisher : Universitas Airlangga, Campus C Mulyorejo, Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jkr.v8i2.50848

Abstract

The photocatalyst process involves light (photons) as an energy source and catalysts such as TiO2 to accelerate the reaction. Efforts are made to reduce the band gap energy of TiO2 by shifting the absorption towards visible light using metal cation doping, such as Ni2+, and they can float on the surface with coconut fiber. XRD characteristics with TiO2 diffractogram experienced a 2θ shift as an indication that Ni has entered the TiO2 structure and seen some peaks decreased in intensity after being embedded with coconut fiber as an indication that TiO2/Ni has successfully attached to the fiber. The band gap energy on TiO2 is 3.21 eV with a wavelength of 386.5 nm in UV light. TiO2/Ni-coconut fiber experienced a shift in band gap energy to 3.09 eV with a wavelength of 400.9 nm, which is in visible light. This indicates that Ni has successfully entered the TiO2 structure. The TiO2/Ni catalyst embraced with coconut fiber has a higher degradation activity than the catalyst without an embrainer, with a percent degradation of 28.66% for 120 minutes of irradiation. This is influenced by the amount of light that can be absorbed during the photocatalysis process.  
DEGRADATION OF HUMIC ACID BY FLOATING PHOTOCATALYST TiO2/Cu-ARECA FIBER Sugandi, Didiek; Agustiawan, Deri; Wijayanto, Ericco; Marpaung, Maria Oktavia Putri; Ayyash, Muhammad Yahya; Wahyuni, Nelly
Jurnal Kimia Riset Vol. 9 No. 1 (2024): June
Publisher : Universitas Airlangga, Campus C Mulyorejo, Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jkr.v9i1.50850

Abstract

 The photocatalyst method is effective in degrading humic acid into O2 and H2 compoundsthat are more environmentally friendly. The photocatalysis process involves light andsemiconductors such as TiO2 to accelerate the reaction rate. Therefore, modification of TiO2is needed to shift light absorption to visible light by using Cu2+ doping and areca fiber. XRDcharacterization shows that Merck's TiO2 has shifted at 2θ, indicating that Cu has enteredthe TiO2 structure, and several peaks have reduced in intensity after being embedded withareca fiber, indicating that TiO2/Cu has successfully attached to areca fiber. FTIR resultsshow that TiO2/Cu has been attached to the areca fiber, which is marked by shifting andweakening the intensity of the Ti-O-Cu wave number absorption. The test results show thatTiO2/Cu embedded in areca fiber had higher degradation activity than TiO2/Cu withoutembedded, with a percent degradation of 54% for 180 minutes of irradiation. These resultsprove that TiO2/Cu floated to the surface of the solution can optimize irradiation so that itis effective in the degradation process.