This Author published in this journals
All Journal Interaksi Online
M Bayu Widagdo
Unknown Affiliation

Published : 91 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Produser Produksi Program Acara Berita Feature “Di Balik Nama” Di Cakra Semarang TV Imam Muttaqin; I Nyoman Winata; Tandiyo Pradekso; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.945 KB)

Abstract

Sampai saat ini, isu mengenai sejarah masih menjadi tema yang membosankan untuk diperbincangkan. Berangkat dari alasan tersebut, program acara “Di Balik Nama” mencoba memberikan informasi mengenai sejarah namun dengan konten yang lebih kreatif dan menghibur yang dikemas dengan gaya news feature. Kemasan news feature dipilih atas dasar penyajian konten inforrmasinya disampaikan secara ringan dan informasi yang disajikan tidak mudah basi. Program acara “Di Balik Nama” bercerita mengenai asal-usul terbentuknya sebuah nama baik nama dari sebuah kawasan, tradisi, maupun kuliner yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. Penayajiannya menggunakan narasi yang efektif dengan didukung visual yang menarik. Program ini tayang setiap hari Jumat jam 19.00 WIB di stasiun televisi Cakra Semarang TV dengan durasi tayang selama 24 menit. Dalam setiap episode, program acara “Di Balik Nama” terdiri atas tiga segmen dengan tiga tema berbeda di setiap segmennya.“Di Balik Nama” merupakan sebuah karya bidang yang dikerjakan oleh empat orang mahasiswa dengan pembagian jobdesk yang berbeda, antara lain sebagai produser, program director, video editor, campers, script writer, dan pengisi suara. Pada laporan ini akan membahas mengenai tugas dan tanggung jawab posisi seorang produser, program director, video editor, dan juga campers mulai dari tahap pra-produksi hingga pasca produksi.
PEJUANG HAK ANAK DALAM PROGRAM TOKOH DI CAKRA SEMARANG TV Nur Dyah Kusumawardhani Putri; I Nyoman Winata; Tandiyo Pradekso; Hedi Pudjo Santosa; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.487 KB)

Abstract

Isu mengenai anak berkebutuhan khusus dan anak jalanan menjadi sebuah topik yang menarik untuk diangkat dalam sebuah news features. Bentuk news features dipilih karena pengemasan informasinya ringan dan mudah dicerna oleh masyarakat. Dengan tema human interest, tayangan ini mengangkat tentang perjuangan pengajar anak berkebutuhan khusus dan anak jalanan untuk memenuhi hak-hak anak. Narasumber yang diangkat yaitu Drs. Ciptono, Kepala SLBN Semarang dan Yuli Sulistyanto (BDN), fasilitator anak dari Yayasan Setara Semarang.Konsep news features ini disesuaikan dengan program Tokoh yang sudah ada di Cakra Semarang TV. Namun ada beberapa tambahan yang membuatnya berbeda yaitu liputan profil dan voxpop dari orang terdekat. Ada dua episode yang ditayangkan yaitu "Pengajar Manusia Murni" dan "Merajut Asa Anak Jalanan". Posisi pekerjaan dibagi berdasarkan tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu produser, reporter, juru kamera, dan editor.Setelah melalui tahapan praproduksi, proses produksi, pascaproduksi, karya ditayangkan di Cakra Semarang TV pada hari Senin, tanggal 14 Mei dan 21 Mei 2014, pukul 18.00 WIB. Melalui karya ini diharapkan masyarakat memiliki cara pandang yang lebih baik dalam melihat dan memperlakukan anak berkebutuhan khusus dan anak jalanan.Kata kunci: news features, human interest, Tokoh, penyandang disabilitas, anak jalanan
Resistensi Terhadap Konstruksi Dominan Homoseksual dalam Film Coklat Stroberi Vivitri Endah Andriani; Dr Sunarto; Hapsari Dwiningtyas; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.41 KB)

Abstract

Film merupakan salah satu media massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan sekaligus menyebarkan ideologi kepada masyarakat. Film juga dapat dijadikan sebagai media untuk melakukan perlawanan terhadap suatu konstruksi dominan di masyarakat. Melalui film Coklat Stroberi, sutradara Ardy Octaviand ingin menunjukkan adanya bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan oleh figur homoseksual terhadap konstruksi dominan di masyarakat dan mempresentasikan logika kebenaran yang di munculkan oleh film terkait dengan adanya perlawanan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Roland Barthes melalui tahapan analisis sintagmatik dan paradigmatik dengan menggunakan lima kode pokok pembacaan teks. Teori Resistensi James C. Scott digunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk perlawanan yang terdapat di dalam film. Penelitian ini menunjukkan hasil, bahwa perlawanan yang dilakukan homoseksual baik secara sembunyi-sembunyi (mempertahankan orientasi seksual) dan terbuka (berpelukan, ciuman, bergandeng tangan), berhujung pada penerimaan lingkungan sosial homoseksual. P enerimaan masyarakat terhadap homoseksual menunjukkan adanya ideologi liberalisme di dalam lingkungan masyarakat yang toleran terhadap homoseksual.Pengungkapan identitas (coming out) yang dilakukan homoseksual mendapatkan penolakkan maupun penerimaan. Penolakkan yang datang dari orang tua homoseksual menunjukkan masih adanya pemikiran dominan heteronormativitas di dalam film. Penerimaan terhadap figur homoseksual datang dari teman-teman dan lingkungan masyarakat yang berasal dari kalangan atas, penerimaan tersebut mengacu pada penggunaan teori Queer Judith Butler yang menganggap identitas sebagai sesuatu yang bersifat cair. Terdapat naturalisasi yang ditunjukan dengan adanya pemikiran stereotip homoseksual ( gay), dimana homoseksual ditampilkan dengan karakter feminin yang terlihat dari pakaian, gesture tubuh serta ekspresi. Film ini juga menunjukkan adanya logika kebenaran, bahwa menjadi seorang homoseksual merupakan pilihan mengenai orientasi manusia dalam memenuhi kebutuhan secara seksual. Selain itu, perlawanan melalui identitas dan menampilkan kemesraan homoseksual menciptakan suatu mitos, salah satu diantaranya adalah mitos bahwa homoseksual bukanlah suatu penyimpangan dan penyakit yang dapat ditularkan dalam lingkungan sosialnya. Kata kunci : Film, Resistensi, Semiotika, Homoseksual, Identitas
Pengaruh Terpaan Iklan Situs Jual Beli Online dan Faktor Demografi terhadap Minat Bertransaksi Online Yuliantika Hapsari; Hedi Pudjo Santosa; M Bayu Widagdo; Tandiyo Pradekso
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.337 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan iklansitus jual beli online terhadap minat bertransaksi online. Selain itu, penelitianini juga bertujuan untuk menguji faktor demografi yang memediasi terpaaniklan situs jual beli online dan minat bertransaksi online.Penulis menggunakan Teori Respon Kognitif dan Teori KategoriSosial untuk menjelaskan pengaruh terpaan iklan situs jual beli online danfaktor demografi terhadap minat bertransaksi online. Populasi penelitian iniadalah khalayak yang pernah melihat iklan situs jual beli online dan sampelyang diambil sebanyak 100 orang, dengan teknik purposive sampling.Dalam uji hipotesis, penulis menggunakan Analisis Regresi HirarkiBerganda. Uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi variabel terpaan iklanterhadap variabel minat bertransaksi online adalah 0.000, sehingga terdapatpengaruh langsung terpaan iklan terhadap minat bertransaksi. Sedangkannilai signifikansi variabel terpaan iklan terhadap minat bertransaksi onlinemelalui variabel usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan adalah0.296;0.234;0.131 nilai signifikansi > 0.05 sedangkan variabel terpaan iklanterhadap variabel minat bertransaksi melalui tingkat pendapatan sebesar0.001, nilai signifikansi < 0.05, sehingga terpaan iklan berpengaruh terhadapminat bertransaksi hanya melalui tingkat pendapatan.
Kuis Kebangsaan sebagai Propaganda Politik Novelia Irawan S; Much. Yulianto; Triyono Lukmantoro; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.173 KB)

Abstract

Propaganda dapat berarti menyampaikan pesan yang benar atau pun yang menyesatkan, dimana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-faktapilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu untuk mengubah pemikiran kognitif kelompok sasaran untuk kepentingan tertentu. Propaganda diatur melalui simbol-simbol signifikan. Program acara Kuis Kebangsaan ini merupakan salahsatu bentuk nyata propaganda melalui simbol-simbol, dengan menampilkan simbol-simbol yang barkaitan dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden dari Partai Hanura, yaitu Wiranto dan Hary Tanoesudibjo.Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan propaganda politik yang digunakan dalam program Kuis Kebangsaan pada stasiun RCTI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika model John Fiskemelalui tahapan analisis sintagmatik dan paradigmatik dengan tiga level, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Strategi propaganda program acara kuis ini adalah dengan menggunakan topeng pendidikan. Dalam program acara mencantumkan simbol-simbol WIN-HT pada dekorasi, editing, dan password. Narasumber yang hadir pun juga merupakan calon legislatif Partai Hanura. Setiap warna yang digunakan selalu diusahakan berkaitan dengan Hanura, yaitu kuning. Program acara ini juga menunjukkan propaganda secara ideologi. Pertama populisme, yaitu usaha-usaha dari pemimpin untuk “merakyat” melalui penggambaran sosok Wiranto dan Hary Tanoesudibjo yang terkesan nasionalis dan herois. Kedua dumbing down melalui penanyangan kuis pendidikan yang dikemas sebagai edutainment. Terakhir adalah demokrasi media. Dengan adanya kapitalisme media, maka pemilik media yang ikut dalam politik, dapat dengan mudah mengendalikan sisi politik melalui medianya. Berbagai teknik propaganda pun telah diterapkan dalam Kuis Kebangsaan.Propaganda politik yang ada di program acara Kuis Kebangsaan adalah propaganda yang tersusun dengan baik. Namun propaganda ini gagal dengan adanya sikap yang sudah ada dan tren sosial di masyarakat. Kata kunci : propaganda, politik, kuis
Public Relations Branding CB31 Artspace : “Moro Seneng” Divisi Project Officer, Divisi Communication Director, dan Divisi Bussines Director Stephany Alamanda; Nuriyatul Lailiyah; Agus Naryoso; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.988 KB)

Abstract

Iklim seni di Kota Semarang berkembang cukup pesat. Muncul banyak komunitas -komunitas yang bergerak di bidang seni rupa. Namun hal ini tidak ditunjang dengan keberadaan ruang pamer yang jumlahnya sangat minim di Kota Semarang. CB31Artspace sebagai ruang seni alternatif yang memberikan wadah untuk pameran dan berdiskusi berupaya untuk memberikan ruang berkarya dan mengembangkan kemampuan para seniman muda di Kota Semarang. Akan tetapi keberadaan CB31Artspace belum diketahui secara baik oleh masyarakat khususnya para anak muda yang memiliki ketertarikan di bidang seni. Berdasarkan teori, persuasi diperlukan untuk meyakinkan khalayak yang menjadi sasaran untuk mengadopsi sikap, opini atau perilaku tertentuKarya bidang ini dibuat dengan tujuan untuk mengkomunikasikan CB31Artspace sebagai media pamer karya bagi seniman lokal Semarang kepada masyarakat luas, khususnya mahasiswa di Kota Semarang yang tertarik dengan seni rupa sehingga mereka dapat mengembangkan diri dalam bidang seni rupa. Untuk mencapai tujuan tersebut, di buat kegiatan kampanye “Moro Seneng” yang terdiri dari kegiatan pre-event yang mengajak mahasiswa untuk datang ke CB31artspace untuk diskusi dan brainstorming serta event pameran Moro Seneng untuk memberikan wadah pamer bagi para peserta. Pemilihan kegiatan ini di dasari atas pesan utama “Serunya berkarya dan pamer karya bersama”. Oleh karena itu, berbagai program yang dilakukan diarahkan agar mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan mereka di bidang seni secara seru dan menyenangkan. Pesan ini di terapkan ke seluruh elemen program dan juga konsep produksi.Sebagai Project Officer, Communication Director, Bussnines Director, penulis bertanggung jawab pada kinerja tim, publisitas, promosi dan keuangan. Hasilnya, kegiatan Moro Seneng ini dapat berjalan dengan lancar, baik secara kinerja tim, maupun keuangan, disamping itu, berkat acara Moro Seneng, CB31 Artspace dapat dipahami oleh masyarakat sebagai ruang pamer karya bagi seniman lokal Semarang. Untuk kedepan, CB31Artspace perlu untuk membuat kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan engagement dengan target audiens, dan hal ini bisa dilakukan dengan pelaksanaan agenda secara kontinyu kegiatan Moro Seneng.Kata kunci : Seni, Pameran, Branding.
Wisata Keluarga dalam Program Acara Jateng Exotic di Cakra Semarang TV Bareta Hendy Pamungkas; Tandiyo Pradekso; M Bayu Widagdo; Djoko Setyabudi; I Nyoman Winata
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.914 KB)

Abstract

Program berita feature dianggap paling tepat dalam menggambarkan potensi wisata karena memiliki pengertian sama dengan softnews, demikian juga dengan cara membuatnya. Namun karena program berita feature bukan merupakan informasi yang harus cepat disajikan agar tidak basi informasinya, maka proses produksi program berita feature sangat fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan dapat disiarkan kapan saja, sehingga memproduksinya dapat disesuaikan dengan kesiapan tim produksi dan kebutuhan slot program.Produksi program berita feature pada karya bidang ini dibuat dengan tiga posisi pekerjaan berdasarkan tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu produser, sutradara, dan juru kamera. Program ini dibuat empat episode dengan tiga segmen tiap tayangnya. Konsep yang diambil adalah wisata keluarga satu hari penuh tanpa menghabiskan banyak waktu, dimana tempat-tempat yang diangkat antara lain adalah Curug Tujuh Bidadari Bandungan, Kuliner Sate Kelinci Bandungan, Pasar Bandungan, The Sea Pantai Cahaya, Kuliner Ayam Goreng Gringsing Bu Bengat, Wisata Air Water Blaster Semarang, Pusat Oleh-Oleh Kampoeng Semarang, Kampung Batik Semarang, Kuliner Toko Oen, Wisata Sejarah Kota Lama, Kuliner Malam Pasar Semawis Semarang.Pengerjaan tayangan melalui tahap pra produksi, produksi, dan pasca produksi di mana media Cakra Semarang TV sebagai sarana publikasi dengan cara mengisi slot program pariwisata yang telah ada yaitu Jateng Exotic. Tayang setiap hari Minggu pada tanggal 23 Februari, 2 Maret, 9 Maret, dan 16 Maret 2014, diharapkan karya ini dapat memperkenalkan, memberitakan, dan menginformasikan tempat pariwisata di Kota Semarang dan sekitarnya.Kata kunci: wisata keluarga, jateng exotic, feature, jurnalistik
REPRESENTASI NASIONALISME WARGA PERBATASAN KALIMANTAN BARAT DALAM FILM (Analisis Semiotika pada Film Tanah Surga...Katanya) Febryana Dewi Nilasari; Taufik Suprihatini; Triyono Lukmantoro; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.258 KB)

Abstract

Film bertema nasionalisme dianggap memiliki daya tarik tersendiri. Berbeda dengan film lainnya yang memiliki tema drama dan mengangkat fenomena kehidupan sehari-hari, film yang bertema nasionalisme sangat dipengaruhi oleh faktor sosial politik yang ada di Indonesia. Pada film Tanah Surga... Katanya memperlihatkan secara gamblang kondisi keterpurukan dan kekalahan Indonesia dari negara tetangga (Malaysia) dalam  hal mensejahterakan rakyatnya. Film ini bercerita tentang sudut pandang lain dari semangat nasionalisme bangsa Indonesia yaitu bagaimana perjuangan warga perbatasan Kalimantan Barat untuk mempertahankan semangat nasionalismenya di tengah kehidupan yang serba terbatas di daerah perbatasan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi nasionalisme warga perbatasan Kalimantan Barat dalam film Tanah Surga... Katanya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori representasi Stuart Hall dalam paradigma konstruktivis. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika John Fiske “the code of television” yang memasukkan kode-kode sosial ke dalam tiga level yakni level realitas, level representasi dan level ideologi.Hasil penelitian menunjukkan pada level realitas film ini menunjukkan realitas kesenjangan yang terjadi di perbatasan Kalimantan Barat dan perbatasan Malaysia (Sarawak). Perbatasan Kalimantan digambarkan miskin (tradisional) sedangkan Malaysia digambarkan sejahtera (modern). Pada level representasi film ini menunjukkan visualisasi pesan nasionalisme di tengah keterpurukan warga perbatasan Kalimantan Barat yang disampaikan melalui beberapa aspek teknis. Alur cerita, konflik, dan dialog menceritakan kehidupan Salman dan Kakek Hasyim sebagai tokoh utama yang memiliki jiwa nasionalisme melawan setiap keadaan perbatasan yang menguji rasa nasionalisme. Level ideologis dalam film ini mengungkapkan ideologi nasionalisme warga perbatasan Kalimantan Barat melalui bentuk-bentuk perlawanan atau perjuangan melawan menghadapi keadaan (kemiskinan, keterpencilan, ketidakadilan dalam pembangunan). Bentuk-bentuk nasionalisme warga perbatasan meliputi, nasionalisme pada simbol-simbol negara, nasionalisme dalam mempertahankan kewarganegaraan, nasionalisme dalam kemiskinan, nasionalisme untuk generasi selanjutnya. Kata Kunci : film, nasionalisme, semiotika, perbatasan Kalimantan Barat
Representasi Kekerasan Terhadap Transgender dalam Film Taman Lawang Nanda Ayu Puspita Ningsih; Dr Sunarto; Hapsari Dwiningtyas; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.266 KB)

Abstract

Film merupakan salah satu media massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan sekaligus ideologi kepada khalayak. Film merepresentasikan kejadian-kejadian yang ada di dunia nyata dengan memasukkan ideologi dari pembuat film. Film Taman Lawang merupakan film yang menggambarkan adanya bentuk-bentuk kekerasan terhadap transgender. Tindak kekerasan tersebut muncul karena performativitas transgender yang dianggap menyimpang dari heteronormativitas.Di dalam penelitian ini terdapat 19 leksia yang telah dipilih berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk -bentuk kekerasan terhadap transgender yang terdapat di dalam film Taman Lawang sekaligus mendeskripsikan ideologi gender dominan yang ada di dalam film Taman Lawang. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika Roland Barthes secara sintagmatik dan paradigmatik. Pada analisis paradigmatik menggunakan lima kode pokok pembacaan teks dari Roland Barthes. Bentuk-bentuk kekerasan dapat dilihat melalui makna sintagmatik dan paradigmatik dengan menunjukkan bahwa tokoh waria dalam film ini menjadi obyek kekerasan yang tampak dan tidak tampak dari berbagai pihak sehingga menjadikan waria berada pada posisi yang inferior. Bentuk kekerasan yang tampak berupa kekerasan verbal, fisik, psikologis dan seksual. Sedangkan bentuk kekerasan yang tidak tampak adalah kekerasan struktural dan kekerasan simbolik. Representasi berbagai macam bentuk kekerasan terhadap transgender umumnya ditunjukkan dengan tampak natural dalam film ini melalui gaya sutradara dalam mengkombinasikan genre komedi dan horor dalam penyampaian isi film sehingga bersifat ringan dan menghibur. Dengan demikian menunjukkan bahwa film ini berusaha menaturalisasi tindak kekerasan tersebut agar menjadi wajar di dalam pandangan masyarakat. Budaya kekerasan yang terdapat di dalam film ini merupakan hasil dari performativitas kekerasan yang berpengaruh dalam memperkuat heteronormativitas yang ada di dalam masyarakat. Hal tersebut didukung dengan adanya ideologi gender dominan di dalam film ini yaitu ideologi patriarki yang dapat diketahui dari pelaku tindak kekerasan yang umumnya dilakukan oleh laki-laki. Kata kunci : transgender, heteronormativas, kekerasan, film
Produksi Program Acara BeritaFeature “Harmoni Islam” di Cakra Semarang TV sebagai Penyunting Gambar Kaisya Ukima Tiara Anugrahani; M Bayu Widagdo; Hedi Pudjo Santosa; I Nyoman Winata; Lintang Ratri Rahmiaji
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.184 KB)

Abstract

Program berita feature dianggap paling tepat untuk mengemas acara yang mengangkat topik mengenai informasi-informasi Islam karena salah satu karakteristik berita feature yang bertujuan memberi tahu dan menyampaikan informasi tetapi sekaligus menghibur khalayak.Sehingga, selain menambah pengetahuan, penonton pun terhibur.Ada berbagai macam kemasan berita featureyang dapat kita nikmati di televisi. Program Harmoni Islam sendiri tergolong ke dalam Berita feature Informatif. Feature informatif sendiri sangat digemari oleh penonton, karena karakteristik masyarakat modern yang sangat sibuk dan tidak memiliki cukup waktu tapi ingin tahu lebih banyak tentang segala hal. Produksi program berita feature pada karya bidang ini dibuat dengan lima posisi pekerjaan berdasarkan tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu produser, sutradara, penulis naskah, juru kamera dan penyunting gambar.Dalam karya ini fokus menjabarkan apa saja tugas penyunting gambar dalam membuat Program Harmoni Islam dari tahap praproduksi, produksi, dan paskaproduksi.Program ini dibuat 29episode yang tak hanya menginformasikan tentang seluk-beluk agama Islam tapi juga mengenalkan tradisi khas Bulan Ramadhan di daerah Semarang dan sekitarnya.Tayang di televisi lokal Cakra Semarang TV sebagai saran publikasi dengan cara mengisi slot programRamadhan yaitu Pelangi Ramadhan. Tayang setiap hari selama Bulan Ramadhan mulai tanggal 28 Juni 2014 sampai 27 Juli 2014 pukul 17.00 WIB. Melalui karya ini diharapkan dapat mengedukasi dan menambah informasi masyarakat mengenai serba-serba Islam sehingga meningkatkan ibadah di Bulan Ramadhan dan menambah wawasanKata kunci: news features, Islam, informasi, Ramadhan, Televisi, Penyunting gambar.
Co-Authors Adi Nugroho Aditia Nurul Huda Aditya Iman Hamidi Adityo Cahyo Aji Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Ahmad Fauzi Ahmad Fikar Harakan Aisah Putri Sajidah, Aisah Putri Aldila Leksana Wati Ambar Rakhmawati Angga Dwipa Anggia Anggraini Aprillia N S Arum Sawitri Wahyuningtias Asti Amalina Widiyasari Atina Primaningtyas Ayu Pramudhita Noorkartika Bareta Hendy Pamungkas Bayu Bagus Panuntun Bayu Hastinoto Prawirodigdo Bebby Rihza Priyono Beta Fiftina Aryani Bhaswarani Oktadianisty Budi Adityo Debi Astari Deni Arifiin Dimas Muhammad Dimas Setiawan Hutomo Distian Jobi Ridwan Diyan Krissetyoningrum Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi DR Sunarto Dr. Sunarto Dwi Purbaningrum Dyah Mayangsari Puspaningrum Eggie Nurmahabbi Farisa Dian Utami Febryana Dewi Nilasari Fitriana Nur Indah S Fransiska Candraditya Utami Ghela Rakhma Islamey Ghita Kriska Dwi Ananda Gilang Maher Pradana Gilang Wicaksono Hapsari Dwiningtyas Hapsari Dwiningtyas Sulistyani Hedi Pudjo Santosa Hedi Pudjo Santosa Hendrikus Setya Pradhana Hilda Maisyarah I Nyoman Winata I Nyoman Winata Ibrahim Muhammad Ramadhan Ifadhah Vellayati Widjaja Imam Dwi Nugroho Imam Muttaqin Indah Pratiwi Indra Septia BW Jaza Akmala Ramada Jenny Putri Avianti Joyo NS Gono Kaisya Ukima Tiara Anugrahani Kartika Ayu Pujamurti Lintang Jati Rahina Lintang Ratri Rahmiaji Manggala Hadi Prawira Marliana Nurjayanti Nasoetion Mohammad Akbar Rizal Hamidi Much. Yulianto Muhammad Imaduddin Musyafi Tribun Jateng Nadia Dwi Agustina Nanda Ayu Puspita Ningsih Nanda Dwitiya Swastha Ni Made Dinna Caniswara Nicolas Handoko Raharjo, Nicolas Handoko Nilna Rifda Kholisha Novelia Irawan S Novi Rosmaningrum Nur Dyah Kusumawardhani Putri Nurhanatiyas Mahardika Nurist Surayya Ulfa Nuriyatul Lailiyah Nurrist Surayya Ulfa Pranamya Dewati Primada Qurrota Ayun Raynaldo Faulana Pamungkas Renis Susani Karamina Rijalul Vikry Rizki Rengganu Suri Perdana Sallindri Sanning Putri Sarah Veradinata Purba Shabara Wicaksono Sholakhiyyatul Khizana Sigit Haryadi Siska Ratih Dewanti Sri Widowati Herieningsih Stephany Alamanda Sulastri _ Syarifa Larasati Tandiyo Pradekso Taufik Indra Ramadhan Taufik Reza Ardianto Taufik Suprihartini Taufik Suprihatini Theresia Dita Anggraini Tri Utami Triyono Lukmantoro Turnomo Rahardjo Vania Ristiyana Vivitri Dewi Prasasty Wahyu Tri Oktaviani Wiwid Noor Rakhmad Yanuar Luqman Yoga M Pamungkas Yoga Yuniadi Yudi Agung Kurniawan Yuliantika Hapsari Yunita Indriyaswari Yuyun Octaviani Budiarti