This Author published in this journals
All Journal Interaksi Online
M Bayu Widagdo
Unknown Affiliation

Published : 91 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

RESEPSI KHALAYAK TERHADAP SOSOK USTADZ DALAM KASUS USTADZ GUNTUR BUMI PADA TAYANGAN INFOTAINMENT Sulastri _; Adi Nugroho; Hedi Pudjo Santosa; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.045 KB)

Abstract

Televisi merupakan teknologi audio visual yang dapat menyajikan informasi dan hiburan secara cepat, terjangkau, dan umum dimiliki oleh masyarakat. Setiap stasiun televisi berusaha memberikan program-program terbaru sesuai dengan tren program yang berlangsung. Begitu beranekaragam produk yang disajikan televisi, salah satu produk unggulan yang disajikan televisi adalah infotainment.Ustadz adalah sosok seorang guru agama dan menjadi panutan bagi jemahnya. Ustadz Guntur Bumi yang terseret kasus penipuan menjadi target pemberitaan oleh infotainment. Tayangan infotainment sangat menarik untuk di teliti,karena selalu melakukan blow up yang berlebihan dari suatu masalah yang sedang dihadapi oleh pesohor. Infotainment juga melakukan judging terhadap berita-berita yang memojokan pesohor. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan audiens mengenai pemberitaan Guntur Bumi di infotainment. Penelitian ini menggunakan model encoding-decoding Stuart Hall untuk menjelaskan jalannya proses encoding-decoding pemberitaan dari infotainment.Penelitian ini adalah penelitian dengan tipe deskriptif yang bersifat kualitatif dan menggunakan pendekatan analisis resepsi. Hasil penelitian ini adalah analisis resepsi khalayak dipandang sebagai produser makna yang tidak hanya menjadi konsumen isi media. Hasil penelitian akan membagi khalayak ke dalam tiga posisi pemaknaan. Yaitu kelompok dominat reading, khalayak yang menerima sosok ustadz yang ditayangkan oleh infotainment sesuai dengan preferred reading (makna dominan). Kelompok negotiated reading, memaknai sosok ustadz sesuai dengan pemberitaan, namun tidak setuju dengan pemberitaannya di infotainment.Sedangkan kelompok oppositional reading, adalah khalayak yang memiliki pemaknaan yang berbeda sama sekali dengan makna dominan.Penelitian ini sangat terbuka untuk dikaji dari sudut pandang dan metode berbeda dan menjadi dasar penelitian selanjutnya, terutama hal mengenai pemberitaan pesohor di infotainment dan khalayak aktif sehingga dapat menambah kajian penerimaan khalayak.Kata Kunci : analisis resepsi, infotainment, sosok, pemberitaan, ustadz
Representasi Perempuan dalam Budaya Patriarki (Studi Semiotika pada Film Sang Penari) Jenny Putri Avianti; Hedi Pudjo Santosa; Turnomo Rahardjo; M Bayu Widagdo; Hapsari Dwiningtyas
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.024 KB)

Abstract

Film merupakan media massa yang paling efektif untuk menyebarkan ideologi-ideologi baru pada masyarakat. Sekarang ini, sebuah film dapat berpengaruh terhadap perilaku sosial dalam masyarakat, tentunya sesuai dengan pesan apa yang di dapat dari sebuah film yang mereka nikmati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika untuk menganalisa obyek audio-visual yang diteliti. Teknik analisa data menggunakan teori John Fiske “the codes of television”. Film Sang Penari diuraikan secara sintagmatik pada level realitas dan level representasi. Sedangkan penguraian level ideologi menggunakan analisa secara paradigmatik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perempuan di representasikan dalam film Sang Penari. Film ini menggambarkan budaya patriarki yang sangat lekat dengan budaya Jawa. Ketimpangan gender dan penindasan terhadap perempuan penari ronggeng memunculkan wacana yang berkembang di masyarakat bahwa ronggeng identik dengan kekerasan dan praktik pelacuran terselubung. Penggunaan istilah “tradisi” menjadikan penari ronggeng sebagai wanita terhormat dan memiliki kedudukan tinggi di masyarakat. Akan tetapi, status terhormat tersebut hanya untuk melegalkan proses pelacuran terselubung pada penari ronggeng. Hasil dari penelitian ini yakni perempuan pekerja seni terutama penari ronggeng dalam film Sang Penari hanya dianggap sebagai penghibur laki-laki bukan perempuan yang memiliki bakat bernyanyi dan menari. Film ini juga menunjukkan kemandirian dan kemampuan perempuan penari ronggeng sebagai seorang penghibur atau seniman. Kata kunci : Film, Perempuan, Patriarki
STRUKTUR NARASI PADA TAYANGAN STAND UP COMEDY Yoga M Pamungkas; Adi Nugroho; Triyono Lukmantoro; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.425 KB)

Abstract

Stand  Up Comedy, merupakan sebuah wadah bagi beberapa masyarakat untuk menyalurkan pendapat, pikiran, dan kritik terhadap keadaan sekitar yang pada mulanya dianggap tabu kemudian layak untuk diperbincangkan seperti pemerintahan yang buruk, isu sosial, politik, Tuhan, dan SARA (Suku, Agam, Ras, dan Antargolongan). Seseorang yang seringkali melakukan aksi Stand Up Comedy atau disebut dengan comic memegang perang penting dalam memberikan sebuah suguhan yang menarik kepada penonton. Materi Stand Up Comedy yang dibuat oleh comic berangkat dari observasi yang dilakukan untuk kemudian dituangkan ke dalam sebuah materi dengan memiliki struktur yang tersusun sedemikian rupa serta untuk menghasilkan tawa dari penonton. Struktur narasi pada materi Stand Up Comedy pada akhirnya memegang peranan penting bagaimana comic dapat menyampaikan pendapat, pikiran, dan kritiknya tanpa menyakiti hati penonton bahkan bersama-sama menertawakan hal-hal yang seringkali dianggap tabu bahkan sensitif untuk diperbincangkan.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur narasi pada tayangan Stand Up Comedy oleh Pandji Pragiwaksono dan Sam D Putra yang ditayangkan oleh Metro TV dan Kompas TV. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalm kajian budaya dan media terkati struktur narasi untuk memahami materi Stand Up Comedy yang dibuat oleh comic. Selain itu, juga menggunakan paradigma naratif, istilah atau pakem yang menjadi acuan dalam dunia Stand Up Comedy yaitu set up dan punchline, serta menggunakan teori humor.Hasil penelitian menunjukkan baik Pandji Pragiwaksono maupun Sam D Putra sama-sama memberikan kritik kepada pemerintahan serta tingkah laku masyarakatnya. Pandji memiliki kemampuan berinteraksi dengan penonton serta menirukan gerakan-gerakan unik dalam menunjang penampilan Stand Up Comedy miliknya. Sedangkan Sammy memiliki kemampuan untuk mengajak penonton sejenak berpikir dari materi yang disampaikan olehnya untuk kemudian menertawakan hal yang sebenarnya sangat-sangat sensitif bahkan tabu untuk diperbincangkan dan sangat berani dalam membeberkan fakta-fakta bahkan berani untuk menyindir dengan menyebutkan nama baik secara langsung maupun tidak langsung. Keduanya memiliki gaya penyampaian yang berbeda untuk menarik perhatian dan tawa namun tetap memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada penonontonnya. Kata Kunci: Struktur Narasi, Humor, Paradigma Naratif, Pandji Pragiwaksono, Sam D Putra
Komunkasi Pemasaran Program Berita Feature “Di Balik Nama” Di Cakra Semarang TV ( Marketing Officer ) Tri Utami; I Nyoman Winata; Tandiyo Pradekso; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.266 KB)

Abstract

Komunikasi pemasaran tidak hanya dibutuhkan oleh produk-produk yang manfaatnya dapat langsung dirasakan saat itu juga. Lebih dari itu, pemasaran juga dibutuhkan oleh intangible product yang manfaatnya tidak dapat dirasakan secara langsung namun dapat dirasakan di kemudian hari. Komunikasi pemasaran program televisi terdiri dari berbagai rangkaian kegiatan seperti advertising, online marketing, event, merchandising dan funding. Hal ini dibutuhkan oleh program televisi Di Balik Nama yang bertujuan untuk meningkatkan awareness atau pengetahuan penoton baru mengingat tayangan ini adalah tayangan yang baru diproduksi. Selain itu, untuk menunjang kinerja pemasaran dan produksi, kegiatan pemasaran ini juga bertujuan untuk mendapatkan dana atau funding yang digunakan selama masa pra produksi, produksi dan pasca produksi. Komunikasi pemasaran program televisi Di Balik Nama yang dilakukan selama 3 bulan berhasil meningkatkan pengetahuan target audiens sebesar 54% dari target awal sebesar 20%. Kegiatan ini juga mendapatkan pendanaan sebesar 93% dari target awal sebesar 80%. Dari seluruh rangkaian kegiatan ditemukan bahwa online marketing dirasa sangat relevan untuk digunakan saat ini dalam komunikasi pemasaran yang terintegrasi dengan media promosi lainnya.
HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TAYANGAN DRAMA SERI KOREA DI TELEVISI TERHADAP MODEL RAMBUT DI KALANGAN REMAJA Ghita Kriska Dwi Ananda; M Bayu Widagdo; Tandiyo Pradekso
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.601 KB)

Abstract

Demam Korea (Korean wave) saat ini telah memasuki negeri Indonesia. Hal itu diakibatkan penyebaran dan pengaruh budaya Korea di Indonesia terutama dari Drama Korea yang muncul di tahun 2002. Para remaja cenderung ingin selalu mengikuti perkembangan mode yang sedang populer agar tampil modis, salah satunya adalah model rambut Hal ini dilakukan karena para remaja ingin seperti apa yang ditampilkan oleh tokoh yang dilihatnya Perilaku bergaya rambut Korea pada remaja tersebut disinyalir merupakan akibat dari faktor intensitas menonton tayangan drama seri Korea di televisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas menonton tayangan drama seri Korea di televisi terhadap model rambut di kalangan remaja. Peneliti menggunakan Teori Powerfull Effect. Responden pada penelitian ini berasal dari kalangan remaja di Kota Semarang yang berumur 16 hingga 22 tahun. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 50 orang dimana pengambilan sampel dilakukan dengan metode non random, serta accidental sampeluntuk teknik pengambilan sampel. Berdasarkan hasil penelitian, maka tingginya intensitas menonton tayangan drama seri Korea di televisi tidak diikuti dengan model rambut yang modis pada remaja. Hal ini dikarenakan responden dengan intensitas menonton tinggi, sedang dan rendah tidak terpengaruh untuk mengikuti model rambut seperti apa yang ditampilkan dalam tayangan tersebut.  Kata kunci: Drama Seri Korea, Model Rambut, Semarang
Kontruksi Agama dan Identitas dalam film Cinta Tapi Beda (Analisis Semiotika Film Cinta Tapi Beda) Fitriana Nur Indah S; Triyono Lukmantoro; Wiwid Noor Rakhmad; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 3, No 2: April 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.385 KB)

Abstract

Cinta Tapi Beda (2012) that produced by Hestu Saputra and Hanung Bramantyo is one example of the film with the theme of love story of different religions and ethnicities. When released in theaters, December 2012, the film has some pros and cons in the society. Many people found this movie humiliate Minangkabau ethnic group as native of Padang. However, it also had many positive comments because the film is considered to be able to describe the complexity of the love story of different religions and ethnicities in Indonesia. The purpose of this study was to examine how religion and identity construction carried out and communicated in Cinta Tapi Beda (2012). This study uses theory of social construction of Peter L. Berger and Thomas Luckmann in konstrutivis paradigm. The method used in this research is the analysis of semiotic codes of television technical analysis of John Fiske (in Fiske, 1987: 5), which is divided into three levels, namely reality, representation, and ideology.From this research, the findings, which are syntagmatic Islam and Christian is displayed in a simple, not overdone, and obedient to the teachings of his religion. There is a difference between the portrayal of women by men who are Muslims. Munawaroh, Cahyo’s mother and Retno , Cahyo’s sister as Muslim women are described as soft and solehah. They wear veils as evidence of obedient on religion. While the appearance of Cahyo and Fadholi use man’s clothes in general, but they use the peci when pray. They are also described as personal hard and adamant, but still obey to the teachings of religion. As for players who are Christians, the appearance of men and women there was no significant difference. They look like in general. The use of accessories such as necklaces cross only Diana and David.The second finding is based on paradigmatic analysis performed is the myth of religion is presented, which is considered both religion is intolerant of other religions. Other findings is the truth claims made interreligious conflict. Understanding of different religions romantic relationship with all the obstacles. Finally, the attitude of tolerance towards religious pluralism and identity.
Branding Komunitas Lumpia Komik Melalui Kegiatan Public Relations (Divisi General Affairs) Deni Arifiin; Djoko Setyabudi; Tandiyo Pradekso; Agus Naryoso; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.248 KB)

Abstract

Sepanjang tahun 2013, keadaan industri komik Indonesia mulai bangkit,hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya bermunculan judul komik lokal seperti Si Juki, Tuti and Friends, Nebi, Si Gundul, Nusantaranger dan judul komik lainnya. Hal ini menyebabkan bermunculan komunitas penggemar komik baru, salah satunya adalah Lumpia Komik. Lumpia Komik adalah sebuah komunitas pecinta komik yang didirikan pada bulan Maret 2014 oleh beberapa pecinta komik dan komikus yang ingin mendukung dan memajukan industri komik lokal,khususnya di Jawa Tengah. Masih dininya usia dari Lumpia Komik menyebabkan kurangnya awareness masyarakat terhadap komunitas ini.Kegiatan public relations ini memiliki tujuan untuk meningkatkan awareness dan menumbuhkan minat atau interest untuk bergabung dengan komunitas Lumpia Komik. Audiens yang menjadi target primer adalah pelajar dan mahasiswa berusia 14-21 tahun yang menyukai komik dan berdomisili di Kota Semarang dan sekitarnya, target sekunder adalah masyarakat umum yang menyukai komik. Karya bidang ini menggunakan pendekatan persuasif serta menggunakan konsep brand activation dan IMC (Integrated Marketing Communication) untuk mencapai tujuan. Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah dengan menggunakan IMC dan tools yang digunakan adalah dengan PR dan brand activation.General affairs bertugas untuk mempersiapkan segala kebutuhan properti untuk menunjang program acara, melakukan kegiatan sponsorship, melakukan kegiatan periklanan, mengelola akun media sosial dan pembuatan video teaser. Hasil kegiatan marketing communication ini adalah peningkatan awarenessterhadap lumpia komik dari 8% menjadi 20% dan 21 orang bergabung dalam komunitas Lumpia Komik.Kata kunci : General Affairs, Public Relations, Lumpia Komik
Fenomena Penggunaan Blackberry Messenger Sebagai Media Personal Branding Imam Dwi Nugroho; Agus Naryoso; Wiwid Noor Rakhmad; M Bayu Widagdo
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.158 KB)

Abstract

Perkembangan teknologi informasi sekarang ini telah memasuki babak baru yakni dunia digital. Blackberry messenger merupakan bagian dari perkembangan teknologi saat inimemudahkan penggunanya untuk memperluas pertemanan. Fenomena Blackberry messengersudah menjadi kebutuhan bagi para penggunanya untuk menjadi media komunikasi palingefektif antar teman, keluarga, bahkan rekan bisnis. Dalam personal branding pada mediaBlackberry Mesenger, pengguna harus dengan cermat mengetahui bagaimana cara memasarkan dan membangun image diri sendiri kepada target. Maka dari itulah pokokpermasalahan bagaimana pengalaman berkomunikasi pengguna Blackberry messengersebagai media personal branding melalui pesan instan.Studi ini merupakan penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan fenomenologi yangberupaya memberi penjelasan tentang pengalaman individu dalam memanfaatkan Blackberrymessenger sebagai media personal branding. Penulis teori dramaturgi karya Erving Goffmandalam konteks Computer Mediated Communication (CMC) untuk mendeskripsikanpenggunaan Blackberry messenger sebagai media personal branding.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman penggunaan Blackberrymessenger sebagai media untuk mengelola kesan (impression management) demi membentukpersonal brand yang kuat. Struktur kognitif yang terbangun dari pemrosesan informasi kemudianmengantar pengguna sampai pada kesadaran bahwa pembentukan personal branding yang kuatterjadi karena strategi pembentukan yang baik dan dapat mengelola kesan. Sehingga, brandimage dapat melekat pada target.Implikasi studi ini dalam lingkup teoritis adalah memahami pengalaman komunikasi pengguna pesan instan Blackberry messenger dalam membentuk personal branding padakonsep dramaturgi oleh Erving Goffman yang erat kaitannya dengan pengelolaan kesan(impression management). Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan penjelasan mengenai pembentukan personal brand dalam sebuah komunikasi interpersonal. Kesan perluuntuk dibentuk agar komunikasi interpersonal yang terjalin dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Sementara, sebagai implikasi sosial hasil studi ini memberi informasikepada masyarakat bagaimana membentuk personal branding dalam komunikasi di mediasosial khususnya pesan instan.Kata kunci : Media, BBM, personal branding
Strategic Communication Museum Kereta Api Ambarawa (Research Manager) Hendrikus Setya Pradhana; Djoko Setyabudi; M Bayu Widagdo; Tandiyo Pradekso
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.291 KB)

Abstract

Ambarawa train museum is a history tourism place of which is really potential to be promoted to the wide community because of having steam train that are still active and the only one in the world. But, the problem is the lack of promotion by PT KAI. Besides was related to the aspects of research, the availability of research data visitors also be the substansial problems because there is no systematic and credible data. So, this work is a form of activities that aims to back to promote Ambarawa train museum that better known in the community.In this strategic communication, research manager responsible obtain data to determine a strategy of promotion effective. Research manager were research visitors pra-event until post-event. Pra-event result of the research indicates that the knowledge about Ambarawa Train Museum (cognition) are still in figures 58 % and the attitude to visit low enough that is in figures 37 % .So to increase that aspects, during the period May to June carried out activities strategic communication “Sepoorheroes” through event, promotion and massive publication in the media. Research manager also take measurements of the success of every activity to research post-event for measuring the success of after all activities held. In doing this job, research manager to finish its appropriate duties timeline. Even though there are multiple obstacles which are external, but it was can be handled and research activities will continue to be carriedOverall, this strategic communication can be assessed as being successful, seen with the increase in the aspect of the cognition which in its implementation can be increased to 73 %, earlier from the original target 58 % to 70 % .While attitude aspect, earlier from the original target 37 % to 55 %, in its implementation can be increased as much as 66%. The whole job description research manager can also well done from the pre-event until post-event. In addition, this activity can also be admitted PT KAI to back promote their assets effectively and sustainable.
WISATA KELUARGA DALAM PROGRAM ACARA JATENG EXOTIC DI CAKRA SEMARANG TV Sigit Haryadi; Djoko Setyabudi; I Nyoman Winata; M Bayu Widagdo; Tandiyo Pradekso
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.109 KB)

Abstract

Dalam dunia jurnalistik, media menjadi kunci utama dalam penyebaran informasi secara cepat dan akurat. Seiring dengan perkembangan teknologi, media televisi memegang kendali dengan kemampuan yang besar dalam mempengaruhi masyarakat melalui informasi satu arah dan bersifat audio-visual. Berbagai jenis penyampaian infomasi pun timbul sesuai dengan segmentasi dan kebutuhannya, dan dalam hal ini informasi di televisi dikemas dalam bentuk feature dengan konsep acara wisata keluarga. Feature dengan konsep acara wisata sudah sering ditampilkan oleh berbagai media televisi di Indonesia, namun kurangnya inovasi menjadi dasar pembuatan karya bidang ini. Konsep wisata keluarga merupakan gagasan baru yang diproduksi untuk memberikan variasi konsep linier yang selama ini ada. Feature wisata yang tayang selama 30 menit di program Jateng Exotic ini memiliki alur cerita tentang seorang presenter yang menjemput serta mengajak sebuah keluarga guna memanfaatkan waktu luang untuk berlibur ke beberapa tempat sekaligus dalam satu hari penuh. Dalam feature wisata keluarga ini, waktu serta keluarga menjadi hal yang paling utama dalam menentukan berbagai objek yang akan dikunjungi. Pendekatan waktu dipilih karena kecenderungan kurangnya waktu untuk berlibur bersama keluarga pada akhir pekan maupun liburan dengan kondisi orang tua yang bekerja, serta anak-anak yang sekolah. Pemilihan lokasi dilakukan melalui riset dengan berdasar waktu tempuh, serta konten yang ditawarkan oleh objek wisata (edukasi, alam, sejarah, budaya, dan kuliner). Tempat wisata yang diangkat di program antara lain adalah Curug Tujuh Bidadari Bandungan, Sate Kelinci Bandungan, Pasar Bandungan, The Sea-Pantai Cahaya, Rumah Makan Ayam Goreng Gringsing Bu Bengat, Water Blaster, Kampoeng Semarang, Kampung Batik Semarang, Toko Oen, Wisata Kota Lama dengan vespa ndog, dan Pasar Semawis Semarang. Di produksi sebanyak 4 episode, dan memiliki tiga segmen dengan konten yang berbeda, Feature wisata ini bertujuan untuk memberikan referensi bagi keluarga yang akan memanfaatkan waktu yang singkat untuk dapat berwisata bersama ke beberapa objek wisata di Kota Semarang dan sekitarnya dalam satu hari penuh. Disuguhkan dengan kemasan atau cara penayangan yang inovatif, unik, dan menarik. Karya Bidang ini telah ditayang pada hari Minggu, tanggal 23 Februari, 2 Maret, 9 Maret, dan 16 Maret 2014 pukul 14.30 wib di Cakra Semarang TV. Kata kunci: wisata, feature, jurnalistik, program televisi, jateng exotic
Co-Authors Adi Nugroho Aditia Nurul Huda Aditya Iman Hamidi Adityo Cahyo Aji Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Ahmad Fauzi Ahmad Fikar Harakan Aisah Putri Sajidah, Aisah Putri Aldila Leksana Wati Ambar Rakhmawati Angga Dwipa Anggia Anggraini Aprillia N S Arum Sawitri Wahyuningtias Asti Amalina Widiyasari Atina Primaningtyas Ayu Pramudhita Noorkartika Bareta Hendy Pamungkas Bayu Bagus Panuntun Bayu Hastinoto Prawirodigdo Bebby Rihza Priyono Beta Fiftina Aryani Bhaswarani Oktadianisty Budi Adityo Debi Astari Deni Arifiin Dimas Muhammad Dimas Setiawan Hutomo Distian Jobi Ridwan Diyan Krissetyoningrum Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi DR Sunarto Dr. Sunarto Dwi Purbaningrum Dyah Mayangsari Puspaningrum Eggie Nurmahabbi Farisa Dian Utami Febryana Dewi Nilasari Fitriana Nur Indah S Fransiska Candraditya Utami Ghela Rakhma Islamey Ghita Kriska Dwi Ananda Gilang Maher Pradana Gilang Wicaksono Hapsari Dwiningtyas Hapsari Dwiningtyas Sulistyani Hedi Pudjo Santosa Hedi Pudjo Santosa Hendrikus Setya Pradhana Hilda Maisyarah I Nyoman Winata I Nyoman Winata Ibrahim Muhammad Ramadhan Ifadhah Vellayati Widjaja Imam Dwi Nugroho Imam Muttaqin Indah Pratiwi Indra Septia BW Jaza Akmala Ramada Jenny Putri Avianti Joyo NS Gono Kaisya Ukima Tiara Anugrahani Kartika Ayu Pujamurti Lintang Jati Rahina Lintang Ratri Rahmiaji Manggala Hadi Prawira Marliana Nurjayanti Nasoetion Mohammad Akbar Rizal Hamidi Much. Yulianto Muhammad Imaduddin Musyafi Tribun Jateng Nadia Dwi Agustina Nanda Ayu Puspita Ningsih Nanda Dwitiya Swastha Ni Made Dinna Caniswara Nicolas Handoko Raharjo, Nicolas Handoko Nilna Rifda Kholisha Novelia Irawan S Novi Rosmaningrum Nur Dyah Kusumawardhani Putri Nurhanatiyas Mahardika Nurist Surayya Ulfa Nuriyatul Lailiyah Nurrist Surayya Ulfa Pranamya Dewati Primada Qurrota Ayun Raynaldo Faulana Pamungkas Renis Susani Karamina Rijalul Vikry Rizki Rengganu Suri Perdana Sallindri Sanning Putri Sarah Veradinata Purba Shabara Wicaksono Sholakhiyyatul Khizana Sigit Haryadi Siska Ratih Dewanti Sri Widowati Herieningsih Stephany Alamanda Sulastri _ Syarifa Larasati Tandiyo Pradekso Taufik Indra Ramadhan Taufik Reza Ardianto Taufik Suprihartini Taufik Suprihatini Theresia Dita Anggraini Tri Utami Triyono Lukmantoro Turnomo Rahardjo Vania Ristiyana Vivitri Dewi Prasasty Wahyu Tri Oktaviani Wiwid Noor Rakhmad Yanuar Luqman Yoga M Pamungkas Yoga Yuniadi Yudi Agung Kurniawan Yuliantika Hapsari Yunita Indriyaswari Yuyun Octaviani Budiarti