Mahasiswa keperawatan rentan mengalami tekanan psikologis akibat tuntutan akademik dan tuntutan menjadi perawat profesional yang berpotensi memicu perilaku self-harm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku self-harm pada mahasiswa program studi sarjana ilmu keperawatan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan populasi 648 mahasiswa dan sampel 247 responden yang diambil melalui Stratified Random Sampling. Instrumen pada penelitian ini adalah Self-Harm Inventory (SHI) versi Indonesia yang sudah dilakukan validitas dan reliabilitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan mayoritas mahasiswa cenderung tidak berperilaku self-harm (74,3%), sebagian mahasiswa menunjukkan adanya kecenderungan perilaku self-harm ringan (88%) dan sebagian kecil mahasiswa berkecenderungan berperilaku self-harm dengan indikasi psikopatologi (3,9%). Faktor risiko utama meliputi stress akademik, transisi remaja menuju dewasa, dan kurangnya dukungan sosial. Penelitian ini menekankan pentingnya deteksi dini perilaku self-harm melalui skrining kesehatan mental berbasis SHI dan penguatan program konseling di lingkungan kampus untuk mencegah peningkatan gangguan mental. Temuan ini menjadi dasar rekomendasi kebijakan peningkatan layanan kesehatan mental bagi mahasiswa keperawatan.