Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Asi Eksklusif: Factors Correlation Exclusive Breastfeeding Widyawati, Sigit Ambar; Alfan Afandi; Sri Wahyuni
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 7 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijm.v7i1.3254

Abstract

Exclusive breastfeeding is the provision of breast milk alone to infants up to 6 months without additional fluids or other foods and beverages such as water, formula, orange, honey, tea water, or solid foods such as bananas, papaya, milk porridge, biscuits, rice porridge, and teams. Exclusive breastfeeding for 6 months is recommended by international guidelines based on scientific evidence of the benefits of breast milk for the baby, mother, family, and country. The purpose of this study was to determine the factors that influence exclusive breastfeeding. This research method uses simple random sampling, respondents were selected by random sampling as many as 95 respondents. The results of this study obtained respondents who did exclusive breastfeeding as many as 62 people (65%) and not exclusive breastfeeding as many as 33 people (35%). Based on the results of Chi-Square analysis, it was found that there was a significant relationship between the level of knowledge (p = 0.001), age (p = 0.036), and education level (p = 0.001) with exclusive breastfeeding. Increase knowledge with health promotion and counseling about the benefits and process of exclusive breastfeeding.   Abstrak Dalam Bahasa Indonesia ditulis melingkupi 200-500 words. Font Size 11, Times New Roman, spasi Tunggal ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain makanan dan minuman lain yang dimaksud misalnya air putih, susu formula, jeruk, madu, air teh, atapun makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun negara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Metode penelitian ini menggunakan simple random sampling, responden dipilih secara random sampling sebanyak 95 responden. Hasil penelitian ini didapatkan responden yang melakukan pemberian ASI Eksklusif sebanyak 62 orang (65%) dan tidak ASI Eksklusif sebanyak 33 orang (35%). Berdasarkan hasil analisis Chi-Square didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan (p = 0,001), usia (p = 0,036), dan tingkat pendidikan (p = 0,001) dengan pemberian ASI Eksklusif. Meningkatkan pengetahuan dengan promosi kesehatan dan penyuluhan tentang manfaat dan proses pemberian ASI Eksklusif.
Pemahaman Akseptor Tentang Baby Booming dan Tingkat Pengetahuan Tentang Program KB pada Masa Pandemi Covid-19: Acceptors' Understanding of Baby Booming and Level of Knowledge of Family Planning Programs During the Covid-19 Pandemic Widyawati, Sigit Ambar; Kustiyono; Sofiyanti, Ida; Najib
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 7 No. 2 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijm.v7i2.3481

Abstract

Baby boom or soaring pregnancy rates including unwanted pregnancies (KTD). This is related to the Corona Virus Disease-19 (Covid-19) pandemic which has caused a decrease in the number of family planning (KB) services nationally. Family Planning according to the World Health Organization (WHO) is an action that helps individuals or married couples to avoid unwanted births, get the desired birth, regulate birth intervals, control the time of birth in relation to the age of the husband and wife, determine the number of children in the family. Long-term family planning services are an effective method of preventing pregnancy, but direct contact is required which is disrupted due to physical distancing efforts. To determine the acceptor's understanding of the baby boom and the level of knowledge about the KB program during the Covid-19 Pandemic. This research method uses a survey technique with a questionnaire given to selected acceptors in Semarang Regency. The number of respondents was 50 people. Results: It was found that 35 respondents (70%) had good knowledge about the definition of baby booming, efforts to prevent baby booming (74%), good knowledge of NKKBS (78%), and a good level of knowledge about the KB program (76%).    Abstrak Baby booming atau angka kehamilan yang melonjak termasuk terjadinya kehamilan tidak diinginkan (KTD). Hal ini berkaitan dengan adanya pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) yang menyebabkan penurunan jumlah pelayanan keluarga berencana (KB) secara nasional. Keluarga Berencana menurut World Health Organisation (WHO) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami dan istri, menentukan jumlah anak dalam keluarga. Pelayanan KB jangka panjang merupakan metode efektif pencegahan kehamilan, namun diperlukan adanya kontak langsung yang terganggu karena adanya upaya physical distancing.  Mengetahui pemahaman akseptor tentang baby booming dan tingkat pengetahuan tentang program KB Pada Masa Pandemi Covid-19. Metode penelitian ini menggunakan teknik survei dengan kuesioner yang diberikan kepada akseptor terpilih di Kabupaten Semarang. Jumlah responden sebanyak 50 orang. Didapatkan sebanyak 35 responden (70%) memiliki pengetahuan baik tentang pengertian baby booming, upaya pencegahan baby booming (74%), pengetahuan yang baik NKKBS (78%), dan tingkat pengetahuan yang baik tentang program KB (76%). 
Analisis Kerentanan Kesehatan Penduduk Pasca Bencana Afandi, Alfan; Sigit Ambar Widyawati; Nico Irawan
Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2024): Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, July 2024
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/proheallth.v6i2.3715

Abstract

Semarang City, which have a high risk of flooding. Floods not only cause material losses, but also have a significant impact on people's health, with skin diseases, acute respiratory infections (ARI), and diarrhea as the main complaints. This research aims to analyze post-flood community health vulnerabilities in Bandarharjo Village using a quantitative descriptive approach. Data was collected through interviews with Community Health Centers and sub-district officials regarding the number of people affected by the flood and the types of diseases that occurred. The research results show that community health vulnerability is influenced by poor sanitation conditions, low health awareness, and limited access to health services. The resulting recommendations include improving sanitation infrastructure, increasing health awareness through education, and strengthening access to health services. It is hoped that this research can become the basis for more effective health mitigation policies in coastal areas that are vulnerable to flood disasters.   ABSTRAK                 Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di wilayah pesisir dan dataran rendah, seperti Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang, yang memiliki risiko tinggi terhadap banjir. Banjir tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat, dengan penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan diare sebagai keluhan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerentanan kesehatan masyarakat pasca banjir di Kelurahan Bandarharjo dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan Puskesmas dan perangkat kelurahan mengenai jumlah masyarakat yang terdampak banjir serta jenis penyakit yang muncul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerentanan kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh kondisi sanitasi yang buruk, rendahnya kesadaran kesehatan, dan terbatasnya akses layanan kesehatan. Rekomendasi yang dihasilkan antara lain meliputi perbaikan infrastruktur sanitasi, peningkatan kesadaran kesehatan melalui edukasi, serta penguatan akses layanan kesehatan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi kebijakan mitigasi kesehatan yang lebih efektif di wilayah pesisir yang rentan terhadap bencana banjir.
GAME GO-SIBA (SIAGA BENCANA) SEBAGAI MEDIA EDUKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA PADA REMAJA Sri Lestari; Alfan Afandi; Agung Wibowo; Sigit Ambar Widyawati
Jurnal Implementasi Pengabdian Masyarakat Kesehatan (JIPMK) Vol 6, No 2 (2024): Jurnal Implementasi Pengabdian Masyarakat Kesehatan
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33660/jipmk.v6i2.124

Abstract

Indonesia dapat dikatakan memiliki potensi bencana yang lengkap, mulai dari bencana alam hingga bencana sosial. Kabupaten Semarang khususnya kota Ungaran memiliki beberapa gedung bertingkat yang rentan apabila terjadi bencana. Salah satu gedung dengan intensitas kegiatan tinggi dan perlu menjadi salah satu fokus dalam peningkatan kesiapsiagaan adalah SMA Negeri 2 Ungaran. Dari hasil observasi ditemukan bahwa 7 dari 10 anak tidak tahu cara atau prosedur penanggulangan jika terjadi bencana. Pada pengabdian masyarakat ini akan dilakukan peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana melalui media edukasi Game Go-SIBA berbasis digitalisasi sebagai upaya pengurangan risiko bencana pada remaja. Diharapkan hasil dari kegiatan ini para siswa dapat meningkatkan pengetahuan terkait kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana sehingga mengurangi potensi risiko bencana serta mampu melakukan simulasi kesiapsiagaan bencana. Metode pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan evaluasi. Sasaran dalam kegiatan PKM ini meliputi asaran primer yaitu siswa-siswi SMA Negeri 2 Ungaran dan sasaran sekunder yaitu tokoh yang berpengaruh terhadap siswa di sekolah. Hasil dari kegiatan ini memberikan pengaruh positif pada pengetahuan remaja yang ada di SMA Negeri 2 Ungaran serta memberikan peningkatan pengetahuan dan sikap remaja dalam kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana sehingga mengurangi potensi risiko bencana. 
Edukasi Dampak Buruk Konsumsi Mie Instan Berlebihan Sri Wahyuni; Heri Sugiarto; Sigit Ambar Widyawati; Anggi Margaretha; Mukhamad Mustain
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3: Mei 2024
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v3i3.3647

Abstract

Konsumsi mie instan yang berlebihan merupakan kebiasaan yang tidak sehat yang bisa berdampak pada obesitas. Kantin sekolah merupakan kantin yang umum menyediakan mie instan yang langsung di wadah (cup) agar anak-anak lebih mudah mengkonsumsinya, dimana hal tersebut jika dibiarkan dapat timbul masalah yaitu obesitas, karena mie instan tidak memiliki kandungan gizi seimbang untuk anak usia sekolah. Hasil survei dan wawancara dengan pelajar/ siswa dan staff sekolah MI Kalirejo Kec. Ungaran Timur, Kabupaten Semarang didapatkan sebagian besar pelajar belum mengetahui mengenai pemenuhan gizi seimbang, belum memahami akibat dari konsumsi mie instan yang berlebihan dan masih diperbolehkannya penjualan jajanan mie instan di lingkungan kantin sekolah. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan media pengenalan gizi kepada pelajar, meningkatkan pengetahuan dan wawasan pada pelajar tentang apa yang sebaiknya dikonsumsi atau mengurangi konsumsi mie instan dan peningkatan kemandirian pelajar peduli terhadap asupan gizi yang dikonsumsi dengan membawa bekal dari rumah. Metode yang dilakukan yaitu berupa penyuluhan dampak buruk mie instan, edukasi gizi seimbang, kegiatan games berupa media puzzle gizi untuk meningkatkan pengetahuan terkait pengelompokan jenis makanan dan pengenalan poster isi piringku sebagai informasi acuan makanan sehat dan bergizi bagi pelajar. Siswa-siswi telah mengetahui materi terkait jenis zat gizi, pengelompokkan makanan berdasarkan zat gizinya, dan pengertian isi piringku serta materi terkait dampak bahaya mie instan.  Pada akhir sesi setiap pemaparan materi diberikan 5 pertanyaan sebagai bahan evaluasi. Siswa-siswi dapat memanfaatkan materi tersebut sebagai acuan untuk mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi dan berupaya mengurangi konsumsi mie instan. Hampir semua peserta sasaran kegiatan membawa bekal dari rumah yang berisi nasi, lauk, sayur dan buah berdasarkan acuan isi piringku dan dibuktikan hasil kuesioner terkait isi piringku sebesar 78,1% atau 50 peserta benar dalam menjawab terkait materi isi piringku.
Analisis Kecukupan Energi dan Protein serta Faktor Sosial Ekonomi pada Siswa Sekolah Dasar di Daerah Pertanian Kabupaten Brebes Afandi, Alfan; Widyawati, Sigit Ambar; Ita Puji Lestari
Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 7 No. 2 (2025): Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, July 2025
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Asupan makanan merupakan salah satu faktor utama yang secara langsung memengaruhi status gizi seseorang, terutama pada anak-anak yang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Anak yang tidak memperoleh makanan yang cukup, baik dari segi jumlah (kuantitas) maupun kualitas (jenis dan kandungan gizi), berisiko mengalami kekurangan zat gizi penting seperti energi, protein, vitamin, dan mineral. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis tingkat kecukupan energi dan protein pada anak usia sekolah di daerah pertanian kabupaten Brebes. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel sebanyak 90 responden dengan menggunakan simple random sampling. Analisis data yang digunakan menggunakan  distribusi frekuensi. Berdasarkan metode food recall 2 x 24 jam didapati gambaran kecukupan energi dan protein paling banyak kategori cukup yaitu 83,3%, Sebanyak 83,3% siswa memiliki kecukupan energi yang cukup berdasarkan recall 2x24 jam sedangkan tingkat kecukupan protein paling banyakkategori cukup sebesar 76,6%.. Konsumsi makanan yang beragam pada anak diperlukan untuk pemenuhan status gizi pada anak. Diperlukan edukasi gizi untuk meningkatkan asupan protein anak di daerah pertanian.   Kata kunci: Tingkat kecukupan energi dan protein, daerah pertanian             ABSTRACT Diet is one of the main factors that directly affects a person's nutritional status, especially in children who are in their growth and development stages. Children who do not get enough food, both in terms of quantity and quality (type and nutritional content), are at risk of experiencing deficiencies in essential nutrients such as energy, protein, vitamins, and minerals. The objective of this study is to analyze the adequacy of energy and protein intake among school-aged children in the agricultural area of Brebes District. This study is an analytical survey using a cross-sectional study approach. The sample size was 90 respondents, selected using simple random sampling. Data analysis was conducted using frequency distribution. Based on the 2x24-hour food recall method, the most common category for energy and protein sufficiency was “adequate” at 83.3%. Approximately 83.3% of students had adequate energy intake based on the 2x24-hour recall, while the most common category for protein sufficiency was “adequate” at 76.6%. A diverse diet is necessary for children to meet their nutritional needs. Nutrition education is needed to increase protein intake among children in agricultural areas.   Keywords: Level of energy and protein sufficiency, agricultural areas
Edukasi SOBAT (Sosialisasi Bebas Asap Tembakau) Upaya Pencegahan Rokok pada Remaja Wahyuni, Sri; Widyawati, Sigit Ambar; Maulliatina, Lami
Jurnal Implementasi Pengabdian Masyarakat Kesehatan (JIPMK) Vol 7, No 2 (2025): Jurnal Implementasi Pengabdian Masyarakat Kesehatan
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33660/jipmk.v7i2.169

Abstract

Perilaku merokok pada remaja khususnya pada remaja laki-laki telah menjadi sebuah lifestyle. Adanya asumsi bahwa remaja yang tidak merokok termasuk remaja yang tidak mengikuti zaman serta kemudahan akses dalam transaksi jual beli rokok karena penjualan rokok yang bebas dan tidak adanya peraturan yang berkaitan dengan batasan usia untuk  membeli rokok berdampak pada meningkatnya perilaku merokok pada remaja. Berdasarkan hasil survei dan wawancara yang dilakukan oleh tenaga pendidik di SMK Bina Nusantara Kec. Ungaran Barat, Kabupaten Semarang mayoritas pelajar laki-laki merokok, hal tersebut menjadi perhatian serius karena dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan dan kualitas generasi masa depan. Kegiatan edukasi kesehatan melalui program SOBAT bertujuan sebagai upaya preventif dan promotif guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para remaja terkait bahaya dan dampak rokok bagi kesehatan tubuh serta kesehatan lingkungan. Metode yang digunakan yaitu melakukan observasi, pemberian kuesioner yang berisi pertanyaan berkaitan dengan perilaku merokok, pembuatan poster dan mading secara mandiri yang bertujuan sebagai media informasi kaitannya dengan perilaku merokok.