Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Budaya Literasi Sebagai Penguat Pendidikan Karakter Di Era Society 5.0 C. Adhi Nugroho; Mukh Nursikin
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 9 No. 1 (2025): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Character education is an important component in the framework of developing moral and ethical values in students. In the era of Society 5.0, where digital technology has become an important part of everyday life, digital literacy is an important factor in strengtheningcharactereducation.Digitalliteracyreferstoanindividual'sabilitytouse, evaluate, and actively participate in the digital environment. This study aims to explain theroleofdigitalliteracyinstrengthening charactereducationintheera ofSociety5.0. The research method used is a literature study by collecting data from various relevant sources. This study analyzes the relationship between digital literacy and strengthening character education by considering aspects such as technological knowledge, digital skills,responsibleonlinemediabehavior,andethicalawarenessinthedigitalworld.The results show that digital literacy can be an effective way to strengthen character cultivationintheeraofsociety5.0.Throughdigitalliteracy,learnerscandevelopvalues such as honesty, responsibility, empathy, cooperation, and problem solving. Digital literacy can also help learners understand social, economic, and cultural impacts and promoteresponsibleattitudesintheiruse.Inconclusion,digitalliteracyhasanimportant role in strengthening character education in the era of Society 5.0. By paying attention to aspects of technological knowledge, digital skills, responsible online behavior, and ethical awareness, digital literacy can help learners develop strong moral and ethical valuesintheuseofdigitaltechnology.Collaborativeeffortsbetweenvariouspartiesare needed to overcome challenges and ensure effective integration of digital literacy in character education in the era of Society 5.0. Komponen dalam pendidikan yang terpenting adalah karakter, merupakan kerangka dalam rangka menumbuhkembangkan nilai-niali moral, etika, emosional pada peserta didik. Era Society 5.0 merupakan teknologi digital yang telah dan akan terus berkembang dalam mengarungi proses kehidupan ummat manusia. Literasi berbasis digilat adalah kunci dalam pengutan pendidikan karakter dalam era ini. Literasi digital mengacu pada kemampuan individu untuk menggunakan, mengevaluasi, dan berpartisipasisecaraaktifdalamlingkungandigital. Dalampenelitianiniberujuanuntuk memberikan wawasan terkait peran literasi digital dalam penguatan pendidikan karakter di era Society 5.0. Metode dalam penelitian ini menggunakan studi literatur. teknik pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan dari berbagai sumber yang relevan. Penelitian ini menganalisis hubungan antara literasi digital dan penguatan pendidikan karakter dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti pengetahuan teknologi, keterampilandigital,perilakupadamediaonlineyangbertanggungjawab,dankesadaran etika dalam dunia digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi digital dapat menjadi jalan yang efektif untuk memperkuat penanaman karakter di era society 5.0. Melaluiliterasidigital,pesertadidikdapatmengembangkannilai-nilaisepertikejujuran, tanggungjawab,empati,kerjasama,danpemecahanmasalah.Literasidigitaljugadapat membantu peserta didik memahami dampak sosial, ekonomi, dan budaya serta mempromosikansikapyangbertanggungjawabdalampenggunaannya.Kesimpulannya, literasidigitalmemiliki peranpentingdalampenguatanpendidikankarakter di eraSociety 5.0. Dengan memperhatikan aspek-aspek pengetahuan teknologi, keterampilan digital, perilaku online yang bertanggung jawab, dan kesadaran etika, literasi digital dapat membantu peserta didik mengembangkan nilai-nilai moral dan etika yang kuat dalam penggunaanteknologidigital. Upayakolaboratif antaraberbagaipihakdiperlukanuntuk mengatasi tantangan dan memastikan integrasi yang efektif dari literasi digital dalam pendidikan karakter di era Society 5.0.
Problematika Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka pada Era Digital di SMP Negeri 2 Ambarawa Ali Mansur; Mukh Nursikin
Risâlah Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v11i2.1378

Abstract

Permasalahan merupakan hambatan atau permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sehingga pencapaian tujuan menjadi terhambat dan kurang maksimal. Di SMP Negeri 2 Ambarawa, guru Pendidikan Agama Islam masih menemui beberapa kendala dalam penerapan program Kurikulum Mandiri pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII SMA Negeri 2 Ambarawa. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan kurikulum mandiri dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas VII SMP Negeri Ambarawa? (2) Apa permasalahan guru Pendidikan Agama Islam di Ambarawa? SMP Negeri 2? (3) Solusi apa yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam untuk mengatasi permasalahan di SMP Negeri 2 Ambarawa?. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Jenis penelitian ini mendeskripsikan dan mengidentifikasi pengguna dan tujuannya. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan pencatatan. Sedangkan analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Validasi data menggunakan teknik triangulasi dan sumber. Kendala yang dihadapi antara lain karakteristik siswa yang beragam, rendahnya motivasi, terbatasnya sarana dan prasarana, kesulitan penilaian, beban kerja guru dan terbatasnya mekanisme waktu pembelajaran. Solusi yang disarankan antara lain memetakan karakteristik siswa, membedakan pengajaran, meningkatkan motivasi, mengembangkan alat peraga, pelatihan penilaian, koordinasi untuk mengurangi beban guru, mengoptimalkan alokasi waktu, mengintegrasikan nilai-nilai PAI dan layanan bimbingan siswa. Implementasi solusi tersebut secara kolaboratif dapat meningkatkan kualitas penerapan kurikulum mandiri dalam pembelajaran PAI untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pembiasaan Shalat Dhuhur Berjamaah sebagai Strategi Implementasi Pendidikan Agama Islam di MAN Temanggung Fajar Indriyani; Mukh Nursikin
Journal of Cultural Relativism (JCR) Vol. 2 No. 02 (2025): Journal of Cultural Relativism (JCR)
Publisher : CV Edujavare Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan pembiasaan shalat Dhuhur berjamaah sebagai implementasi Pendidikan Agama Islam (PAI) di MAN Temanggung, serta mengidentifikasi faktor pendukung, penghambat, dan implikasinya terhadap pembentukan karakter religius siswa. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi kasus naturalistik, melibatkan guru Pendidikan Agama Islam, wakil kepala madrasah bidang kesiswaan, dan siswa sebagai informan utama. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiasaan shalat Dhuhur berjamaah di MAN Temanggung terlaksana secara sistematis dan terintegrasi dalam budaya madrasah. Keberhasilan kegiatan ini didukung oleh peran aktif guru PAI dan manajemen madrasah dalam memberikan keteladanan serta pengawasan rutin. Faktor pendukung utama meliputi ketersediaan fasilitas ibadah yang memadai dan dukungan kelembagaan, sedangkan hambatannya berkaitan dengan keterbatasan ruang ibadah dan sarana wudhu. Secara konseptual, pembiasaan ini memperkuat teori habit formation dan integrasi nilai Islam dalam pendidikan. Secara praktis, kegiatan ini berimplikasi positif terhadap peningkatan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kesadaran religius siswa, sekaligus membentuk budaya madrasah yang berkarakter Islami.
PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN NILAI KARAKTER DI SEKOLAH UMUM Fakhrun Nisa; Junedi, Junedi; Mukh Nursikin
Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol. 2 No. 4 (2022): Desember : Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/khatulistiwa.v2i4.962

Abstract

Pentian ini bertujuan untuk menggambarkan secara mendalam tentang pendekatan dan strategi pendidikan nilai dan karakter yang ada di sekolah umum. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku dan artikel ilmiah. Hasil penelitian adalah bahwa dalam melaksanakan pendidikan nilai dan karakter di sekolah umum perlu adanya beberapa pendekatan dan strategi yaitu pendekatan keteladanan, inspiratif, internalisasi nilai, perkembangan moral kognitif, analisis nilai, klasifikasi nilai, dan pembelajaran berbuat. Beberapa pendekatan dan strategi tersebut kemudian diimplementasikan ke dalam kegiatan pembelajaran di dalam maupun luar kelas.
PROJECT BASED LEARNING DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Arya Hasan As’ari; Nur Rofi'ah; Mukh Nursikin
Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol. 2 No. 4 (2022): Desember : Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/khatulistiwa.v2i4.963

Abstract

Penelitian pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan model pembelajaran inovatif yang menitik beratkan peserta didik dalam memecahkan suatu masalah dengan menghasilkan suatu produk, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi sehingga kreativitas dan motivasi peserta didik meningkat. Guru sebagai fasilisator memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensinya. Adapun beberapa tahapan-tahapan dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan model pembelajarn berbasis proyek adalah sebagai berikut. 1) Penentuan pertanyaan mendasar, 2) Membuat perencanaan desain produk. 3) Penyusunan jadwal pembuatan produk. 4) Pemantauan kinerja peserta didik dan kemajuan proyek. 5) Penilaian hasil . 6) Evaluasi pengalaman belajar. Implementasi dari model pembelajaran berbasis proyek ini juga dapat digunakan pada materi-materi PAI yang meliputi Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Al-Qur’an Hadist. Adapun tujuan dari pembelajarn ini adalah agar siswa mampu menyimpulkan materi dari pengalamannya langsung. Namun demikian, dalam proses pelaksanaannya tentu masih ditemukan beberapa kendala. Sehingga guru diharapkan dapat menjadi mentor da fasilitator selama proses pembelajaran berlangsung. Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan selama pembelajaran, salah satunya adalah PjBL. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui manfaat dari penerapan PjBL untuk mata pelajaran PAI selama pembelajaran berlangsung. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur melalui buku, jurnal, dan hasil penelitian lapangan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran PjBL mampu meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam melaksanakan proyek dan meningkatkan kemampuan peserta.
Evaluasi Afektif Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Ahmad Dhomiri; Junedi Junedi; Mukh Nursikin
Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol. 3 No. 1 (2023): Maret : Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/khatulistiwa.v3i1.971

Abstract

Sistem Pentingnya penilaian sikap dan prilaku dalam Pendidikan Agama Islam untuk pembentukan manusia yang berkepribadian Islami, yaitu perpaduan antara cara berfikir islami (aqliyah Islamiyah) dan sikap jiwa islami (nafsiyah Islamiyah). . Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis pengumpulan data (literatur review) dari journal, media internet dan media berita online. Hasil dalam penelitian ini yakni Berdasarkan pembahasan tentang urgensi evalusi ranah afektif tampak bahwa ranah afektif memiliki fungsi sentral yang perlu mendapatkan perhatian dari guru PAI, guna membetuk sikap dan prilaku siswa yang islami. Dapat disimpulakan bahwa evaluasi ranah afektif sangat penting karena beberapa hal: Bentuk penilaian afektif langsug pada prilaku yang tampak atau autentik, Penilaian afektif dalam aplikasinya sangat sulit untuk dilakukan sehingga cenderung diabaikan, Setiap siswa memiliki karakter berbeda, penilaian afektif dapat menjadi sarana informasi yang tepat pada tiap-tiap siswa, Penilaian afektif dapat menjadi sarana untuk memutuskan hal penting yang harus dilakukan atau yang tidak perlu dilakukan pada tiap-tiap pembelajaran
Konsep Dasar dan Peranan serta Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan Ahmad Dhomiri; Junedi Junedi; Mukh Nursikin
Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol. 3 No. 1 (2023): Maret : Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/khatulistiwa.v3i1.972

Abstract

Sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetetif dilakukan penyempurnaan kurikulum sesuai undang-undang pasal 35 dan 36 sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala untuk menekankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis pengumpulan data (literatur review) dari journal, media internet dan media berita online. Hasil dalam penelitian ini yakni Kurikulum dalam pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kemajuan pendidikan di suatu Negara, mulai dari ranah konsep hingga aplikasi atau praktek di lapangan. Karena memiliki peran sebagai rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan ajar penyelenggaraan pedoman pendidikan yang baik. Hingga kiprahnya saat ini yang sudah berganti kurikulum sebanyak 11 kali, akan tetapi harus berlandaskan komponen yang terkait satu sama lain agar mencapai tujuan kurikulum yang diinginkan dengan berlandaskan fungsi dan kurikulum yang jelas sebagai penguat dalam pengembangan kurikulum
Konsep Dasar Islam Wasathiyah Perspektif Ulama Muslim Siti Solichatun Zakiah; Mukh Nursikin
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 3 No. 1: Desember 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v3i1.2660

Abstract

The religion of Islam has given blessings to all people and instructs in every good for humans and one another. Every teaching contained in Islam relies on the Qur'an and the Sunnah of the Messenger besides that some other human beings also agree to believe in ijma', qiyah for the source of learning Islam. Regarding wasathiyah Islam, it does not mean not giving explanations or not giving firmness to something like a neutral attitude on a particular subject, nor a middle attitude as described by Greek philosopher thinkers. Unlike what is introduced in the term wasath which is (middle), where it gives direction that wasathiyah does not force humans to achieve something good and appropriate, for example, knowledge, wealth, worship, and others. This article explains the concept of wasathiyah Islam from various thoughts of the figures and aims to find out the concept of wasathiyah in Islam and to find out how the figures view the concept of wasathiyah in Islam. The concept of wasathiyah Islam is very important to be studied to limit the movement of the Islamic caliph.
Merdeka Belajar dan Implikasinya terhadap Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Ikhsanudin Ikhsanudin; Nyarminingsih Nyarminingsih; Mukh Nursikin
Al Yazidiy Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2022): Al Yazidiy : Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan
Publisher : Islamic Sharia Coll

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.267 KB) | DOI: 10.55606/ay.v4i1.40

Abstract

Artikel ini disusun untuk melihat bentuk kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan implikasinya terhadap pengembangan evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI). Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Pada studi literatur data dikumpulkan melalui proses pencermatan, analisis, dan penyajian hasil. Berdasarkan pada kajian literatur yang telah dilakukan, kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,  dikenal  dengan  kebijakan  ―Merdeka  Belajar.  Kebijakan  ini meliputi 4 hal: ujian sekolah berstandar nasional (USBN) dikembangkan oleh sekolah masing- masing; ujian nasional (UN) berubah menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei karakter; kebebasan pendidik untuk mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); dan fleksibilitas dalam peraturan penerimaan siswa baru (PPSB). Kebijakan Merdeka Belajar memiliki karakteristik yang menekankan pada kreativitas, orientasi pembelajaran pada pemecahan masalah, pembelajaran berbasis tuntutan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja, serta sistem penilaian yang komprehensif. Hal ini berdampak pada kebutuhan pengembangan evaluasi pembelajaran PAI. Adapun dalam arikel ini peneliti menyimpulkan bahwa: pengembangan evaluasi evaluasi berlandaskan pada tujuan penciptaan manusia sebagai ‘abdun dan khalīfah; evaluasi pembelajaran PAI mencakup aspek ‘aqliya, batiniah, dan ‘amaliya evaluasi pembelajaran PAI dilakukan untuk menyeimbangkan daya pikir, zikir, dan amal.
Pemikiran Konsep Kurikulum Dua Tokoh Negara Yang Berbeda Muthia Nur Rahma; Mukh Nursikin
PUSTAKA: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Vol. 2 No. 4 (2022): Oktober : Jurnal Bahasa dan Pendidikan
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/pustaka.v2i4.360

Abstract

Standar isi dan standar kompetensi lulusan yang telah disusun oleh BSNP ditekankan oleh Mendiknas sebagai acuan guru untuk mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan sekolah. Kurikulum yang berlaku tetap berbasis kompetensi sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.Kurikulum dalam pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kemajuan pendidikan di suatu negara, mulai dari ranah konsep hingga aplikasi atau praktik di lapangan. Karena mempunyai peran sebagai perencanaan dan pengaturan mengenai isi dan bahan ajar untuk penyelenggaraan pendidikan yang baik.Kurikulum 1947 sampai dengan kurikulum kemerdekaan di Indonesia mengalami perubahan dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Sebanyak 11 kurikulum di Indonesia dikembangkan pada tahun 1947, 1952, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013 dan kemerdekaan yang masih digunakan sampai sekarang.