Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Hubungan Karakteristik Responden Terhadap Pengetahuan Pada Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas X Kota Kediri : The Relationship between Respondent Characteristics and Compliance in Diabetes Mellitus Patients at Health Center X, Kediri City Nur Fahma Laili; Neni Probosiwi; Tsamrotul Ilmi
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI)
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v4i2.4552

Abstract

Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang disertai dengan kondisi peningkatan kadar glukosa darah dikarenakan terjadinya kelainan sekresi insulin atau kerja insulin. Tingkat pengetahuan seseorang merupakan masalah klinis utama yang dihadapi dalam pengelolaan penyakit. Salah satu yang mempengaruhi keberhasilan terapi pasien diabetes mellitus adalah dari faktor karakteristik pasien. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik responden terhadap pengetahuan pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas X Kota Kediri. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan cross sectional, menggunakan teknik pengambilan sampel probability sampling. Jumlah sampel penelitian ini adalah 98 responden. Penelitianini menggunakan kuisioner DKQ-24 terkait tingkat pengetahuan. Hasil menunjukkan tingkatpengetahuan tinggi 26 responden (28,6%), tingkat pengetahuan sedang 65 responden (66.3%), tingkat pengetahuan rendah 5 responden (5,1%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan karakteristik tingkat pendidikan terhadap pengetahuan (sig 0.00 <0.05) pada pasien diabetes mellitus di puskesmas X Kota Kediri.
Pengaruh edukasi terhadap pengetahuan penggunaan obat tradisional dan suplemen kesehatan untuk meningkatkan imunitas pada masa covid-19: The Effect Of Education On Knowledge Of The Use Of Traditional Medicine And Health Supplements To Increase Immunity In The Time Of Covid-19 Tsamrotul Ilmi; Dinda Eviana; Anggi Restyana; Neni Probosiwi; Nur Fahma Laili
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI)
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v4i2.4553

Abstract

Pentingnya daya tahan tubuh di masa pandemi COVID-19 dengan memberikan edukasi penggunaan obat tradisional dan suplemen kesehatan. Sistem imun yang stabil sangat penting bagi tubuh untuk mencegah berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap pengetahuan penggunaan obat tradisional dan suplemen kesehatan dalam meningkatkan imunitas pada masa Covid-19.Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi-Experimental, dengan teknik pre-test dan post-test, menggunakan angket dan leaflet sebagai sumber informasi untuk memberikan edukasi. Pendataan dilakukan secara outdoor-to-door melalui metode offline. Berdasarkan hasil analisis data dinyatakan bahwa pada masa pandemi Covid-19 terjadi peningkatan yang signifikan dalam pemberian edukasi penggunaan obat tradisional dan suplemen kesehatan untuk meningkatkan imunitas tubuh dan nilai signifikan p = 0,000. analisis menunjukkan bahwa tingkat penggunaan obat tradisional adalah 85% setelah pendidikan, dan tingkat penggunaan suplemen kesehatan adalah 99% setelah pendidikan.
GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT (GEMA CERMAT) MELALUI EDUKASI TANYA LIMA O DI PUSKESMAS X KABUPATEN KEDIRI Neni Probosiwi; Nur Fahma Laili; Tsamrotul Ilmi; Arifani Siswidiasari; Mujtahid Bin Abd Khadir; Datin An Nisa Sukmawati
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 4 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i4.1460-1465

Abstract

Pedoman layanan farmasi berfungsi sebagai alat bantu dan petunjuk terperinci, bagi para profesional kesehatan yang menawarkan layanan farmasi. (Shankar, et al., 2002). Untuk meningkatkan standar dan kehidupan yang lebih baik bagi pasien, maka diperlukan pelayanan yang berkualitas langsung kepada pasien dan bertanggung jawab terhadap penggunaan sediaan farmasi untuk indikasi penyakit tertentu yang bisa dibeli tanpa resep dokter. Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menyebabkan peningkatan biaya perawatan di rumah sakit, polusi terhadap lingkungan, peningkatan angka kematian dan tingkat penyakit yang tidak diinginkan Untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, kepedulian, dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat dengan bijaksana, diterapkan program yang disebut Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat). Kementerian Kesehatan RI memperkenalkan program edukasi "Tanya Lima O" yang mewajibkan masyarakat untuk bertanya kepada apoteker tentang lima hal sebelum membeli obat. (1) Nama dan kandungan obat ini apa? (2) Apa khasiat obat ini? (3) Berapa dosis yang disarankan untuk obat ini? (4) Bagaimana cara penggunaannya? (5) Apa efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan obat ini?. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan edukasi dengan peserta 20 kader dari salah satu Desa X Kab. Kediri, diskusi, tanya jawab dan presentasi. Dari hasil evaluasi menunjukkan dari 20 peserta, 15 peserta menjawab dengan tepat semua. Hasil menunjukkan bahwa 75% peserta memahami materi yang disampaikan oleh pemateri. Tiga peserta berhasil menjawab tiga pertanyaan dengan akurasi 60%, sementara hanya dua peserta yang mampu menjawab dua pertanyaan dengan akurasi 40%.
EDUKASI PEMANFAATAN TANAMAN HERBAL UNTUK ANTIDIABETES PADA MASYARAKAT DI DESA SELOSARI KABUPATEN KEDIRI Nur Fahma Laili; Datin An Nisa Sukmawati; Neni Probosiwi; Tsamrotul Ilmi; Mujtahid Bin Abd Kadir; Prayoga Fery Yuniarto; Sri Haryuni
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i2.401-406

Abstract

Diabetes mellitus tipe 2 merupakan peringkat penyakit terbesar keempat tertinggi di Indonesia. Penyakit diabetes mempengaruhi fungsi normal tubuh dalam mengendalikan glukosa sehingga dapat menyebabkan seseorang terganggu masalah sistem kesehatan tubuh. Sehingga upaya pencegahan kesehatan penyakit ini sangat penting.  Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus dan pemanfaatan tanaman herbal sebagai ramuan untuk penyakit diabetes mellitus. Metode pengabdian masyarakat ini menggunakan metode edukasi dengan sasaran adalah masyarakat di desa selosari kecamatan kandat kabupaten kediri. Pada tahap awal dilakukan sesi pretes. Dilanjutkan tahap pelaksanaan dilakukan edukasi  terkait pengetahuan penyakoit diabetes mellitus dan pemanfaatan tanam herbal. Pada tahap akhir dilakukan post tes.  Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat sebelum dilakukan edukasi yaitu sebesar 40% meningkat setelah dilakukan edukasi sebesar 70%.
EDUKASI FARMASI TERHADAP TINGKAT Arifani Siswidiasari; Neni Probosiwi; Nur Fahma Laili; Sugeng Riyanto; Nurul Nurhanisah
Jurnal Buana Farma Vol. 3 No. 4 (2023): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v3i4.887

Abstract

Asthma control level is one of the indicators to assess the success of asthma therapy. The provision of pharmaceutical education is crucial in changing respondents' attitudes in controlling and preventing recurrent asthma exacerbations. The type of research used is pre-experimental (One group pre-post-test design) which will be conducted through pre-testing first, then giving the intervention, and then providing a post-test to determine the changes that occur before and after the intervention. Data collection is done through interviews and filling out the Asthma Control Test questionnaire. In this study, a sample of 35 respondents was used. The research analysis was conducted using the Wilcoxon test. The demographic data results showed that the majority of respondents were female, 21 respondents (60%), aged 36-45 years, 14 respondents (40%), with high school education, 14 respondents (40%), occupation as a homemaker, 13 respondents (37.1%), and a history of asthma for more than 10 years, 13 respondents (37.1%). Out of 35 respondents, before receiving pharmaceutical education, there were 7 respondents (20%) well-controlled, 13 respondents (37.1%) partially controlled, and 15 respondents (42.9%) uncontrolled. The questionnaire results after providing education showed 12 respondents (34.3%) well-controlled, 17 respondents (48.6%) partially controlled, and 6 respondents (17.1%) uncontrolled. The statistical test results showed that there is an influence of pharmaceutical education on asthma control level with a significance value of 0.003.
EDUKASI PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA MASYARAKAT KELURAHAN BUJEL KEDIRI: DIABETES MELLITUS PREVENTION EDUCATION IN BUJEL KEDIRI COMMUNITY Laili, Nur Fahma; Sukmawati, Datin An'Nnisa; Probosiwi, Neni
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Abdi Masyarakat Mei 2023
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v6i2.4548

Abstract

Diabetes mellitus is a disease whose prevalence continues to increase. The low level of public knowledge about a healthy lifestyle is one of the reasons for the increase in the incidence of the disease. One of the efforts made is to prevent diabetes mellitus by adopting healthy lifestyle habits. The role of family and health workers is very important in the success of therapeutic management.So it is necessary to conduct education on the prevention and treatment of diabetes mellitus in the Bujel village. In addition to education, this service activity includes checking blood sugar levels so that residents of the Bujel sub-district take preventive measures early on. The service method is carried out including the pest test activity, then an educational explanation on the prevention of diabetes mellitus is carried out, then a post test. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan kadar kadar gula darah. Results of checking blood sugar levels There were 18 people with blood sugar levels > 200 mg/dl, The results of community service activities obtained an average value before education was 65, while the average value after education is 75. This shows that there has been an increase in participants' understanding of knowledge between before and after education.
EVALUASI RASIONALITAS TERAPI PADA PASIEN OSTEOARTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Ilmi, Tsamrotul; Pertama Sari, Tiara; Probosiwi, Neni; Laili, Nur Fahma
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI). Volume 5, No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v5i1.5084

Abstract

PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) adalah penyakit peradangan pada paru-paru yang berkembang dalam waktu lama dan jangka panjang, ditandai dengan hambatan aliran udara dalam saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasionalitas pemakaian obat dan hasil terapi pada pasien PPOK rawat jalan di RSUD X, Kraksaan pada bulan Februari-Maret 2023. Jenis penelitian observasional bersifat analisis deskriptif. Pengumpulan data secara prospektif dengan menggunakan rekam medis dan kuisioner COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) Assesment Test (CAT) untuk mengukur hasil terapi.. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dan didapatkan sampel sejumlah 55 pasien. Hasil penelitian didapatkan bahwa pasien PPOK terbanyak adalah laki-laki 72,7% dan berusia 56-65 tahun 50,9%. Terapi obat yang digunakan yaitu seretide diskus inhalasi sebesar 19,25%, kapsul racikan (salbutamol, aminofilin, metil prenisolon, cetirizine) sebesar 11,8%, dan N-acetylcystein sebesar 4,69%. Berdasarkan evaluasi pemakaian obat meliputi tepat indikasi 100%, tepat obat 65,45%, tepat dosis 100%, tepat cara pemberian 100%, dan tepat interval waktu pemberian 100%. Penilaian rasionalitas pemakaian obat berdasarkan rata-rata kriteria 5 tepat adalah sebesar 93,09%.  Hasil terapi pada pasien menunjukkan hasil efektif 67,3%, cukup efektif 27,3%, dan tidak efektif 5,5%.PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) adalah penyakit peradangan pada paru-paru yang berkembang dalam waktu lama dan jangka panjang, ditandai dengan hambatan aliran udara dalam saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasionalitas pemakaian obat dan hasil terapi pada pasien PPOK rawat jalan di RSUD X, Kraksaan pada bulan Februari-Maret 2023. Jenis penelitian observasional bersifat analisis deskriptif. Pengumpulan data secara prospektif dengan menggunakan rekam medis dan kuisioner COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) Assesment Test (CAT) untuk mengukur hasil terapi.. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dan didapatkan sampel sejumlah 55 pasien. Hasil penelitian didapatkan bahwa pasien PPOK terbanyak adalah laki-laki 72,7% dan berusia 56-65 tahun 50,9%. Terapi obat yang digunakan yaitu seretide diskus inhalasi sebesar 19,25%, kapsul racikan (salbutamol, aminofilin, metil prenisolon, cetirizine) sebesar 11,8%, dan N-acetylcystein sebesar 4,69%. Berdasarkan evaluasi pemakaian obat meliputi tepat indikasi 100%, tepat obat 65,45%, tepat dosis 100%, tepat cara pemberian 100%, dan tepat interval waktu pemberian 100%. Penilaian rasionalitas pemakaian obat berdasarkan rata-rata kriteria 5 tepat adalah sebesar 93,09%.  Hasil terapi pada pasien menunjukkan hasil efektif 67,3%, cukup efektif 27,3%, dan tidak efektif 5,5%.
Analisis Interaksi Obat Yang Potensial Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Dengan Penyakit Penyerta Di Rs. X Kota Kediri : Analysis Of Potential Drug Interaction In Chronic Kidney Failure Patients With Comorbidities at X Hospital Kediri City Probosiwi, Neni; Nur Fama Laili; Tsamrotul Ilmi; Arifani Sisiwidiasari
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI). Volume 5, No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v5i1.5181

Abstract

Gagal ginjal merupakan suatu penyakit fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau reproduksi urin. Pasien dengan gagal ginjal terkadang sering diresepkan banyak obat. Banyakknya penggunaan obat-obat tersebut,dapat meningkatkan resiko interaksi obat. Intraksi obat adalah keadaan dimana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat,dimana dapat menghasilkan efek meningkat atau menurun atau menghasilkan efek baru yang tidak dihasilkan oleh obat tersebut. Gambaran jenis dan jumlah obat lain yang berinteraksi, serta tingkat keparahan interaksi obat pada pasien gagal ginjal rawat inap di RS X Kota Kediri. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental observasional dengan rancangan deskriptif evaluasi  dengan menggunakan sumber data sekunder rekam medis. Teknik pengambilan sampel berdasarkan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan sejumlah 117 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif untuk melihat data persentase interaksi obat secara keseluruhan, persentase obat berdasarkan tingkat keparahan dan persentase berdasarkan mekanisme interaksi. Berdasarkan data demografi di dapatkan Responden yang paling banyak berjenis kelamin perempuan sebesar 67 Responden (57,27%), Usia responden yang paling banyak 46-55 tahun sejumlah 47 responden (40,17%), Responden yang memiliki penyakit penyerta sejumlah 64 responden (54,70%), Responden yang memiliki resep interaksi obat sejumlah 43 responden (36,77%) Terdapat Interaksi obat berdasarkan keparahan yang paling banyak terjadi adalah interaksi Moderate 76 Interaksi (87,35%). Interaksi obat berdasarkan mekanisme Interaksi Farmakodinamik sebanyak 60 Interaksi (68,97%). Jenis-jenis obat yang paling banyak berinteraksi pada resep obat pada pasien GGK adalah 1) Cefixime+Furosemid sebanyak 10 (11.49%), 2) Bisoprol+Furosemid sebanyak 6 (6.89%), 3) Bisoprol+Prorenal sebanyak 5 (5.75%), 4) Atorvastatin+Clopidogrel sebanyak 5 (5.75%), 5) Bic Natrium+Bisoprol sebanyak 5 (5.75%), 6) Furosemid+Lansoprazole sebanyak 4 (4.60%) dan 7) Lansoprazole+Sucralfate sebanyak 4 (4.60%).
Evaluasi Rasionalitas Dan Interaksi Obat Antihipertensi Pasa Pasien Rawat Jalan di RS X Kediri: Evaluation of Rasionality and Interaction of Antihypertension Drugs in Out Patient at X Hosptal Kediri Ilmi, Tsamrotul; Antika, Ayu Rindi; Bin Abd Kadir, Mujtahid; Sukmawati, Datin An Nisa; Laili, Nur Fahma; Probosiwi, Neni
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 Nomor 2 Juni 2024
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v5i2.5645

Abstract

Penggunaan antihipertensi seringkali diberikan dalam kombinasi, yang berpotensi penggunan obat tidak rasional dan terjadinya interaksi obat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola penggunaan obat antihipertensi, ketepatan penggunaannya dan potensi adanya interaksi antar obat pada pasien hipertensi rawat jalan di RS X Kota Kediri tahun 2021. Metode penelitian observasional secara deskriptif dan menggunakan data retrospektif. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan sampel sebanyak 124 pasien hipertensi, yang di dalamnya terdapat 489 lembar resep. Hasil penelitian menunjukkan pola penggunaan antihipertensi terbanyak merupakan terapi kombinasi (75%) dan monoterapi (25%). Terapi kombinasi yang banyak diberikan yaitu golongan CCB dengan ARB (23,3%) dan CCB dengan ACE-I (15,4%). Terapi monoterapi yang paling banyak diberikan adalah amlodipin (37,50%) dan bisoprolol (18,33%). Hasil evaluasi rasionalitas penggunaan antihipertensi yaitu tepat pasien 77%, tepat indikasi 100%, tepat obat 91% dan tepat dosis 75%. Potensi interaksi antar obat antihipertensi yaitu 70% dari 369 lembar resep dengan obat kombinasi. Potensi interaksi paling banyak adalah interaksi moderate sebesar 60,4% yang didominasi oleh interaksi antara amlodipine dengan bisoprolol (30,7%).
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemihrawat Inap di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Lombok Dua Dua Surabaya Tahun 2023 Sari, Sania Puspita; Probosiwi, Neni; Siswidiasari, Arifani; Ilmi, Tsamrotul
Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal Vol. 2 No. 3 (2024): Multidiciplinary Scientifict Journal
Publisher : Al Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57185/mutiara.v2i3.169

Abstract

Infeksi saluran kemih berdasarkan pemeriksaan biakan kemih diketahui disebabkan oleh bakteri. Perempuan umumnya empat hingga lima kali lebih mudah mengalami infeksi saluran kemih dibandingkan dengan pria. Antibiotik merupakan terapi utama ISK untuk mencegah infeksi semakin parah. Penata laksana anterapi antibiotik pada ISK didasarkan pada jenis bakteri, tanda dan gejala yang dialami pasien, letak infeksi, dan kondisi klinis infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasionalitas penggunaan anti biotic berdasarkan tepat antibiotik, tepat dosis, tepat rute pemberian, tepat interval pemberian dan tepat lama pemberian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan data yang diambil secara retrospektif. Populasi penelitian ini seluruh data pasien rawat inap dengan diagnosis infeksi saluran kemih di Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Lombok Dua Dua Surabaya Tahun 2023. Sampel penelitian ini adalah seluruh data rekammedis pasien ISK selama bulan Januari – September 2023. Hasil rasionalitas penggunaan antibiotic didapatkan evaluasi Rasionalitas penggunaan anti biotic meliputi tepat diagnosis (75,25%), tepat pasien (100%), tepat antibiotik (77,84%), tepat dosis (72,5%), tepat rute pemberian (100%), tepat interval pemberian (72,36%) dan tepat lama pemberian (74,02%). Rata – rata rasionalitas penggunaan antibiotik sebesar 91,70%, sedangkan 46,56% masih belum rasional dikarenakan pemberian antibiotik masih belum memenuhi aspek ketepatan diagnosis, pasien, antibiotik, dosis, rute, interval dan lama pemberian kepada pasien.