Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Four Years Implementation of Five-Day School: an Evaluation of Education Policy Widiarini Widiarini; M. Zainuddin; Zulia Khoirun Nisa; Nanang Zamroji; Redhitya Wempi Ansori
Journal of Development Research Vol. 8 No. 1 (2024): Volume 8, Number 1, May 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/jdr.v8i1.360

Abstract

In line with the existence of a five-day school (FDS) proposed by the Minister of Education and Culture in 2017, some cities and towns implemented this regulation, including Blitar City. In general, the purpose of this study was to evaluate the implementation of FDS in Blitar City. Specifically, the current research was aimed at investigating the achievement of fulfilling the teacher's workload in implementing the FDS, students’ character, and the level of community satisfaction after FDS implemented for 5 years. This research was conducted using a mixed method. Furthermore, the data was obtained from public and private schools at the elementary school level and junior high schools in Blitar City, students’ parents as well as. The results of this study indicate that there are 8 teachers (5,67%) teachers stated that their face-to-face meetings are less than 24 hours/week. There are 26 teachers (18,44%) who have a meeting around 24-28 hours per week. The number of teachers who have 28-32 meetings per week is 23 (16,31%) teachers. 53 (37,59%) teachers have 32-36 meetings per week. There are 31 (21,99%) teachers who have 36-40 hours of meetings per week by the provisions, character strengthening in the five-day school is implemented in curricular and co-curricular activities, students’ parents are dissatisfied with the student’s parents are dissatisfied with the implementation of the five school days. In conclusion, the policy of implementing FDS in Blitar City must be revised due to the existence of some disadvantages effect for both students and teachers.
Sosialisasi Pemilu Untuk Meningkatan Partisipasi Pemilih Pemula Di SMKN Nglegok Dan Ma Syeh Subakir Pada Pemilu 2024 Nanang Zamroji; uminahdiyah uminahdiyah
Jurnal Pengabdian Bersama Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 3 (2024): Juli : Jurnal Pengabdian Bersama Masyarakat Indonesia
Publisher : CV. Aksara Global Akademia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59031/jpbmi.v2i3.463

Abstract

Indonesia adalah negara demokratis yang mempunyai hak kebebasan berpendapat bagi warga negaranya. Salah satu wujud dari demokrasi tersebut adalah pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu). Tujuan utama pemilihan umum (pemilu) adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin yang akan mewakili mereka dalam pemerintahan. Pengabdian masyarakat ini berupa sosialisasi pemilu untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula. kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan metode workshop dimulai dengan menyampaikan materi dari pengertian demokrasi, pemilu, pemilih pemula sampai peserta diajak untuk praktek cek DPT secara online di https://cekdptonline.kpu.go.id/ melalui HP masing-masing peserta. Dari acara sosialisasi ini tim mengajak peserta untuk menjadi pemilih pemula yang cerdas dengan indikator sebagai berikut : 1). Memastikan terdaftar sebagai pemilih, 2). Mengetahui kapan pelaksanaan pemungutan suara, 3). Mengetahui caleg yang berkompetisi serta rekam jejak mereka, 4). Mengetahui tata cara mengunakan hak suara dengan benar. Kegiatan ini menunjukan adanya peningkatan pemahaman peserta sosialisasi 30% sesebelum mengikuti sosialisasi pemahamanya tentang pemilu cuma 45% dan sesudah mengikuti sosilalisasi menjadi 75 %. Sehingga terjadi peningkatan pemahaman peserta sosialisasi pemilu di SMKN Nglegok dan MA Syeh Subakir.
Pembentukan Karakter Siswa melalui Peran Guru PAI dan Pembiasaan Sekolah di SMPN Doko 2 Blitar Umi Nahdiyah; Nanang Zamroji; Khoirul Wafa
Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual Vol 8 No 3 (2024): Volume 8, Nomor 3, 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/riset_konseptual.v8i3.1015

Abstract

Pembiasaan merupakan kegiatan membentuk perilaku atau sikap yang secara otomatis dan bersifat relatif tetap melalui suatu kegiatan yang dilaksanakan secara berulang diluar jam pelajaran. Pembiasaan merupakan bagian dari Pendidikan berkarakter yang mencerminkan budi pekerti yang pelaksanaanya dengan berulang terhadap stimulus yang sama sebagai hasil respon. Tujuan Penelitian ini yaitu mendeskripsikan pelaksanaan program kegiatan pembiasaan di SMPN 2 Doko Kecamatan Doko Kabupaten Blitar dengan bimbingan untuk pembentukan karakter siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini yaitu: 1) Nilai karakter yang ditunjukkan serta diterapkan yaitu peduli lingkungan, tanggung jawab, religious, toleransi, serta jujur. 2) Program pembiasaan di SMPN 2 Doko meliputi kegiatan spontan, kegiatan rutin, kegiatan keteladanan dan kegiatan terprogram. 3) Hambatan yang dialami dalam menerapkan Pendidikan karakter di SMPN 2 Doko yaitu factor peserta didik, factor lingkungan, factor guru serta keluarga.
Bimbingan Orientasi Pasca Ujian Akhir Sekolah Siswa Kelas XII Di MA Ma’arif Ponggok Nanang Zamroji; Umi Nahdiyah; Fathul Niam; Arif Fuadi; Wening Pangesthi Maharani; Recavery Dwi Wulandari; Dyah Mubarokah Ahadiyati
Jurnal Pengabdian Bersama Masyarakat Indonesia Vol. 3 No. 1 (2025): Januari
Publisher : CV. Aksara Global Akademia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59031/jpbmi.v3i1.581

Abstract

Pendidikan merupakan komponen kunci dalam membina keterampilan dan potensi generasi penerus bangsa untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu tinggi, maka mutu pendidikan menentukan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan tinggi adalah untuk menghasilkan individu berpengetahuan luas yang memiliki bakat dan kemampuan untuk memajukan masyarakat di segala bidang. Seperti halnya sekolah SMA/MA, kurikulum dibuat mempersiapkan siswa untuk melangkah ke pendidikan masuk perguruan tinggi ataupun dapat masuk dunia kerja. Dari proses ini pastinya siswa akan menentukan tindak lanjut pendidikan yang akan diambil oleh siswa. Akan tetapi banyak siswa-siswi yang masih bingung, ragu serta bimbang dalam mengambil keputusan melanjutkan studi atau bekerja. PKM ini berupa Bimbingan orientasi pasca Ujian Akhir Sekolah dengan metode workshop dimulai dengan menyampaikan materi tentang Perguruan tinggi, biaya di perguruan tinggi, peluang kerja setelah lulus dari setiap program studi, motivasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Pemahaman peserta meningkat sebagai hasil dari kegiatan ini sebesar 35% sesebelum diadakan bimbingan ini tingkat pemahaman siswa tentang orientasi pasca Ujian Akhir Sekolah cuma 40%, kemudian sesudah diadakan bimbingan naik menjadi 75 %. Jadi ada kenaikan pemahaman peserta bimbingan orientasi pasca Ujian Akhir Sekolah MA Ma’arif Ponggok
Internalisasi Sikap Moderat Dalam Perkuliahan pada mahasiswa di Era Milenial Rosyadi, Zainal; Nu'man, Moh; Zamroji, Nanang; Rouf, Abd.; Pratama, Mohammad Putra
SINDA: Comprehensive Journal of Islamic Social Studies Vol 4 No 3 (2024): Volume 4, Nomor 3 Desember 2024
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/sinda.v4i3.1650

Abstract

The aim of this research is as a solution for internalizing moderate attitudes which can be achieved through increasing student awareness of the values ​​of moderation, the effective use of technology in learning, and the important role of extracurricular activities. This research uses a holistic and interdisciplinary approach that combines the disciplines of education, psychology, sociology, and information technology. This research utilizes qualitative methods through in-depth interviews, participant observation, and documentation analysis. The internalization of moderate attitudes in students can be increased through the integration of moderate values ​​in the curriculum, interactive teaching methods, and an inclusive social environment. Students who receive a moderation-based curriculum, especially in religious and ethics courses, as well as a social environment that supports plurality, show a more tolerant, wise and open attitude towards differences. A diverse campus environment, support from lecturers through dialogical teaching methods, and students' ability to use technology wisely play an important role in forming a moderate attitude.
Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kedisiplinan Beribadah Shalat Siswa di SMPN 2 Doko Kabupaten Blitar Nahdiyah, Umi; Zamroji, Nanang; Rachmah, Laela Lutfiana
Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual Vol 8 No 1 (2024): Volume 8, Nomor 1, 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/riset_konseptual.v8i1.900

Abstract

Dalam upaya mendisiplinkan shalat lima waktu, di SMPN 2 Doko mengadakan sholat dengan berjamaah sebagai bentuk kedisiplinan siswa dalam hal sholat. Selain itu diberikannya pembelajaran agama sebagai nilai tambah dalam upaya membina serta penanaman kedisplinan beribadah. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan harapan membentuk kepribadian siswa yang taat beribadah sholat. Dalam kegiatan ini guru PAI memberikan strategi yang cukup baik. Tujuan penelitian seberapa bimbingan sholat lima waktu memberikan peran kepada sikap disiplin beribadah sholat. Menggunakan metode kualitatif yakni gabungan kualifikasi data dengan hasil mengamati. Peneliti mendeskripsikan gambaran pendekatan kualitatif yang selanjutnya Peneliti menginterprestasi dan menjabarkan data berdasarkan perolehan dari lapangan. Mengumpulkan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Guna meningkatkan disiplin beribadah sholat, Guru PAI menerapkan strategi diantaranya mendampingi sholat berjamaah, membiasakan sholat dhuha berjamaah, melaksanakan istigosah sebelum pelaksanaan ulangan sekolah, memperingati mauled Nabi Muhammad SAW. Dalam melaksanakan strateginya, menggunakan sistem evaluasi yaitu satu bulan sekali. Tetapi perlunya ada motivasi maupun pendampingan dan pengarahan dari Guru PAI dalam mendisiplinkan sholat lima waktu, supaya siswa dapat menerapkan wajibnya sholat dengan penuh semangat tanpa rasa malas. Evaluasi bisa dilihat dari buku mentoring atau buku penghubung antara guru dan orang tua. Luaran dari penelitian ini berupa artikel ilmiah di jurnal pendidikan sinta 4.
Pembentukan Akhlak di Era Revolusi Industri 4.0 melalui Peran Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Doko Blitar Nahdiyah, Umi; Zamroji, Nanang; Wafa, Khoirul
Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/riset_konseptual.v9i1.1209

Abstract

Terlebih lagi di era revolusi industri keempat, pendidikan sering menjadi pilar utama dalam pembangunan moralitas bangsa. Perkembangan teknologi yang pesat telah mengubah banyak aspek kehidupan secara signifikan, termasuk pendidikan. Dampaknya, moralitas dan kepribadian penduduk memprihatinkan. Di satu sisi, pertumbuhan ini menambahkan mutu serta aksesibilitas pembelajaran. Mengklarifikasi peranan pembelajaran agama Islam buat siswa di periode revolusi ini yakni tujuan dari riset ini. Penelitian ini memanfaatkan metodologi studi penelitian literatur yang dipadukan dengan pendekatan kualitatif. Pendidikan agama Islam menawarkan landasan moral yang kokoh guna mendapati kesulitan- kesulitan revolusi industri keempat, pada saat prinsip- prinsip moral serta etika barangkali jadi kacau karna transformasi yang kilat serta kemajuan teknis. Tidak cuma menunjang siswa dalam menguasai prinsip- prinsip agama, pembelajaran agama Islam menyokong mereka memajukan kepribadian moral yang kokoh, semacam kejujuran, integritas, serta tanggung jawab. Perihal ini menampilkan betapa pembelajaran agama Islam memainkan kedudukan berguna dalam menekan perkembangan moral serta sosial, yang pada kesimpulannya bakal menolong pembangunan publik yang lebih damai serta sejahtera. Islam punya pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan akhlak di samping perannya dalam pembelajaran agama. Islam menyokong siswa dalam menguasai prinsip- prinsip agama. Generasi muda disaat ini butuh bertabiat jujur, menjunjung besar moral, yakin pada orang lain, serta berpartisipasi aktif dalam publik.
Implementasi Pendidikan Agama Islam melalui Pondok Ramadhan untuk Meningkatkan Karakter Siswa di SMPN 2 Doko Blitar Umi Nahdiyah; Zamroji, Nanang
Jurnal Tinta Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Tinta
Publisher : Universitas Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35897/jurnaltinta.v7i1.1984

Abstract

Penelitian ini mengkaji implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan Pondok Ramadhan di SMPN 2 Doko Blitar dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan guru dan siswa, observasi partisipan, serta analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Pondok Ramadhan yang berlangsung selama tiga hari untuk setiap tingkat kelas berhasil mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pembentukan karakter siswa. Kegiatan utama meliputi pembiasaan ibadah (shalat berjamaah, tadarus Al-Quran), kajian keagamaan (tauhid, fikih kewanitaan), dan aktivitas pengembangan diri (renungan malam, penulisan surat untuk orang tua). Program ini berhasil menumbuhkan karakter disiplin, tanggung jawab, kejujuran, dan kepedulian sosial pada siswa. Namun, implementasinya menghadapi tantangan berupa keterbatasan sarana prasarana, kurangnya konsistensi siswa, dan dukungan keluarga yang belum optimal. Temuan penelitian ini memperkuat bukti empiris tentang efektivitas pendekatan pendidikan karakter berbasis kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah.
PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERORIENTASI PROFIL PELAJAR PANCASILA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPAS KELAS IV SD Atmaja, Adi Tri; Niam, Fathul; Zamroji, Nanang
Inteligensi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/ilg.v8i1.7264

Abstract

This study aims to improve the learning outcomes of IPAS material on the form of substances through the Problem-Based Learning learning model oriented to the Pancasila student profile in class IV. The research subjects were 27 consisting of 16 boys and 11 girls. Using a qualitative descriptive approach with a class action research method, which was carried out in two cycles. Data analysis using a Likert scale with an increase in the average percentage of class completeness. The results of this study were obtained in the first cycle, 81.8% of students (22 out of 27) achieved scores above 75, with a range of scores between 70 to 83, there were 18.2% of students (5) who had not reached the passing standard. Cycle 2, 92.6% of learners (25 out of 27) achieved a score above 75, 51.9% of learners (14) scored 80 and above. Achievements in cycles I and II show that the application of the PBL model oriented to the Pancasila learner profile has succeeded in improving the quality of learning as seen from the significantly improved learning outcomes.
PENGUATAN GENERASI MODERAT SISWA SMAN SUTOJAYAN DAN SMAN 4 KOTA BLITAR Nanang Zamroji; Umi Nahdiyah; Adi Tri Atmaja; Fathul Niam; Awaludin Jamil; Ana Safitri; Chairumin Alfin; Redhitya wempi Ansori; Agus Yulianto; Zainal Rosyadi; Siti Uswatun Kasanah; Khoirul Wafa
Jurnal Padamu Negeri Vol. 2 No. 2 (2025): April : Jurnal Padamu Negeri (JPN)
Publisher : CV. Denasya Smart Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69714/pt31jf26

Abstract

Indonesia is a country characterized by a diversity of religions and beliefs. All elements of society are needed to achieve a harmonious life. Intolerant and extreme behavior not only targets the general public in the real and virtual worlds, but has now spread to educational institutions. Activities such as halaqah (Islamic religious gatherings) and other closed religious studies that are not accompanied by a moderate understanding of religious teachers can encourage the emergence of exclusivist, exploitative, and intolerant attitudes in educational institutions. Strengthening moderate attitudes must be carried out in a structured manner in various aspects of community life, including educational institutions, because they play a strategic role in fostering moderate understanding and can even serve as laboratories for religious moderation. If the strengthening of moderate attitudes in educational institutions is not optimized, they will certainly become easy targets for the infiltration of splinter and intolerant ideologies. Therefore, educational institutions are a highly effective medium for strengthening the character of students who are broad-minded, open, and tolerant in the dynamics of life as a diverse nation and state.