Ariyanti Jalal
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Universitas Khairun

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa pada Materi Suku Banyak Sidi, Ruslan La; Nani, Karman La; Jalal, Ariyanti
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 3, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jpgm.v3i3.6626

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui kemampuan pemahaman matematis siswa kelas XI IPA SMA AL Khairaat Kota Ternate Tahun Ajaran 2018/2019 pada materi Suku Banyak sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI; 2) mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa kelas XI IPA SMA AL Khairaat Kota Ternate Tahun Ajaran 2018/2019 pada materi Suku Banyak setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Penelitian kuantitatif ini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen dan desain One Group Pretest-Posttest. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI-IPA SMA AL-Khairaat Kota Ternate yang berjumlah 18 siswa, maka keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Teknik Pengumpulan data meliputi: tes kemampuan pemahaman matemats siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan instrumen soal berbentuk essay test berjumlah 9 butir soal untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis siswa. Data kemampuan pemahaman matematis siswa yang diperoleh, dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) rata-rata tingkat kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi suku banyak mencapai 54,78%. Kemampuan pemahaman matematis siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TAI diperoleh 4 siswa (22,22%) dalam kualifikasi baik, 13 siswa (72,22%) kuaifikasi cukup, dan 2 siswa (5,56%) kualifikasi kurang, serta tidak terdapat siswa mencapai kualifikasi baik sekali dan gagal. 2) peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa tergolong sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa kelas XI IPA SMA AL Khairaat Kota ternate yang signifikan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). 
Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 5 Kota ternate pada Materi Lingkaran Rahman, Fajri; Jalal, Ariyanti; Suratno, Joko
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 2, No 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jpgm.v2i1.4126

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Jenis penelitian kualitatif ini dengan 22 siswa sebagai subjek dengan kategori kemampuan pemahaman konsep matematis tinggi, sedang dan rendah sebagai subjek penelitian. Data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dieproleh melalui tes tertulis, wawancara, dokumentasi dan dianalisis berdasarkan model Miles dan Huberman melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; a) terdapat 1 siswa (4,54%) dengan kualifikasi kemampuan pemahaman konsep matematis dalam kategori tinggi, 12 siswa (54,48%)  dengan kategori sedang, dan terdapat 9 siswa (40,86%) dengan kategori rendah; b) siswa dengan kategori tinggi dapat menyatakan ulang sebuah konsep, menyatakan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah pada materi pemahaman konsep matematis; c) siswa dengan kategori sedang belum dapat menyatakan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis soal pada materi tersebut; d) siswa dengan kategori rendah belum dapat mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah yang ada pada soal. Hal ini menunjukkan siswa SMP Negeri 5 Kota Ternate kelas VIII-1 telah memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis.
Proses Pemahaman Konsep Aljabar pada siswa Kelas VII dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Widyawanti, Indah; Suharna, Hery; Jalal, Ariyanti
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 1, No 2 (2021): Mei
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jpgm.v1i2.3146

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemahaman konsep siswa pada materi aljabar. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah tes, wawancara dan dokumentasi. Instrumen tes yang digunakan adalah 2 butir soal tentang proses pemahaman konsep yang telah divalidasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, triangulasi dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-5 SMP Negeri 1 Halut sebanyak 6 siswa sebagai perwakilan subjek penelitian bedasarkan kategori kemampuan matematika (tinggi, sedang dan rendah) untuk diwawancarai sebagai bentuk triangulasi. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat siswa dengan kategori tinggi sebanyak 2 siswa (33,33%) yang sudah mampu dalam proses menyatakan ulang secara verbal konsep yang telah dipelajari mengenai suku sejenis, proses mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan untuk membentuk konsep tersebut mengenai suku sejenis dan operasinya, proses penerapan konsep secara algoritma pada soal cerita, proses menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematika mampu dalam memisalkan umur kakak dan adik, dan proses mengaitkan berbagai konsep (internal dan eksternal matematika) walaupun masih belum tepat. Selanjutnya siswa dengan kategori sedang sebanyak 2 siswa (33,33%) yang sudah mampu dalam proses menyatakan ulang secara verbal konsep yang telah dipelajari mengenai suku sejenis, proses mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan untuk membentuk konsep tersebut mengenai suku sejenis dan operasinya, proses penerapan konsep secara algoritma mampu menuliskan model matematika dari soal cerita walaupun masih belum lengkap, proses menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematika mampu menuliskan pemisalan umur kakak dan adik pada soal cerita walaupun masih terdapat kekeliruan, dan proses mengaitkan berbagai konsep (internal dan eksternal matematika) walaupun masih belum tepat. Terdapat siswa dengan kategori rendah sebanyak 2 siswa (33,33%) yang belum mampu dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan bentuk aljabar sehingga masih banyak kekeliruan dalam penyelesaian soal.
Penerapan Model Problem Based Leaning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa pada Materi Persamaan Linea Satu Variabel Komariyah, Isti; Jalal, Ariyanti; Nani, Karman La
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 4, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jpgm.v4i3.8898

Abstract

Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk:1) mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi persamaan linear satu variabel setelah diterapkan model problem based learning dan mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi persamaan linear satu variabel setelah diterapkan model problem based learning; 2) mengetahui penerapan model problem based learning secara singnifikan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi persamaan linear satu variabel. Penelitian ini menggunakan pre-eksperimen design dengan bentuk One-Group Pretest-Post-test Design. Tehnik pengumpulan data menggunakan instrumen tes tertulis berbentuk uraian (subjektif) tentang materi persamaan linear satu variabel data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan inferential. Hasil analisis deskriptif bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah penerapan model problem based learning terdapat 10 siswa (50%) mencapai peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada kategori tinggi, 10 siswa (50%) dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam kategori sedang,  Secara keseluruhan, rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siaswa pada materi persamaan linear satu variabel melalui penerapan model problem based learning dalam kategori tinggi; 3) menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test, maka nilai Z yang didapat sebesar 3,928b dengan singnifikansi  p value sebesar 0,000 kurang dari taraf singnifikan ∝= 0,05 (sig ∝= 0,05) , Sehingga H0 ditolak dan terima H1 bahwa terdapat perbedaan yang singnifikansi antara sebelum dan sesudah penerapan model problem based learning. Perhatikan perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang ditunjukan pada Tabel 4.1 dan hasil uji Wilcoxon  diperoleh bahwa terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi persamaan linear satu variabel sesudah dan sebelum penerapan model problem based learning. Artinya, penerapan model problem based learning secara singnifikan dapat menigkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi persamaan linear satu variabel.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis siswa Kelas VII-1 SMP Negeri 14 Halmahera Selatan pada Materi Aritmetika Sosial Riskyanti, Dhella; Hamid, Hasan; Jalal, Ariyanti
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 1, No 1 (2021): Januari
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jpgm.v1i1.2656

Abstract

Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah. Pemecahan masalah memberi manfaat yang sangat besar kepada siswa dalam melihat relevansi antara matematika dengan pelajaran lain serta kehidupan nyata. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII-1 SMP Negeri 14 Halmahera Selatan dalam menyelesaikan soal aritmatika sosial. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Halmahera Selatan.  Subjek penelitian yang diambil berjumlah 26 siswa, namun dengan mempertimbangkan kondisi pandemi covid-19, maka penelitian dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) dan door to door (dari rumah ke rumah) dengan hanya melibatkan 8 orang siswa, kemudian dipilih 3 siswa sebagai perwakilan subjek penelitian berdasarkan kategori kemampuan pemecahan masalah matematis (Tinggi, Sedang dan Rendah) kemudian subjek tersebut diwawancarai sebagai bentuk triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP N 14 Halmahera Selatan dalam menyelesaikan soal dengan materi aritmatika sosial dalam kategori rendah. Kualifikasi kemampuan pemecahan masalah matematis dengan kategori tinggi adalah sebanyak 3 siswa (37,5%) tetapi dalam pengerjaan soal masih terdapat beberapa kesalahan antara lain; belum mampu menentukan rencana dengan tepat untuk menyelesaikan masalah dan mengerjakan penyelesaian berdasarkan rencana yang telah dibuat. Selanjutnya, 1 siswa (12,5%) dengan kategori sedang belum mampu menjawab soal yang diberikan dengan tepat. Serta 4 siswa (50%) dengan kategori rendah yang juga belum mampu menjawab soal yang diberikan dengan benar dan tepat.
Komunikasi Matematis: Jenis, Standar, Peranan, Pengembangan, dan Keefektifannya Suratno, Joko; Jalal, Ariyanti; Bakar, Marwia Tamrin
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 2, No 2 (2022): Mei
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jpgm.v2i2.4631

Abstract

Komunikasi matematis merupakan salah satu cara untuk bertukar gagasan atau memperjelas pengetahuan. Komunikasi matematis memiliki tiga aspek yang berbeda. Ketiga aspek tersebut adalah komunikasi tentang matematika (communication about mathematics), komunikasi di dalam matematika (communication in mathematics), dan komunikasi dengan matematika (communication with mathematics). Selain itu, artikel ini juga membahas tiga cara yang dapat dilakukan siswa untuk berkomunikasi dengan gurunya, yaitu dengan cara lisan, tertulis, dan perilaku fisik. Standar komunikasi juga dibahas dalam tulisan ini, karena kemampuan komunikasi di setiap jenjang pendidikan tentunya berbeda-beda. Peranan komunikasi, cara mengembangkan komunikasi, dan keefektifan komunikasi penting untuk diketahui karena komunikasi yang baik akan terjadi apabila penerima pesan memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan. Oleh karena itu, perlu kiranya seluruh komponen yang terlibat dalam sebuah komunikasi memainkan peranannya agar terjadi komunikasi yang baik.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa pada Operasi Aljabar Koloway, Sheila Noviyanti; Hamid, Ikram; Jalal, Ariyanti
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 3, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jpgm.v3i3.6623

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen tes kemampuan pemahaman konsep matematis berbentuk tes essay dan instrumen non tes berbentuk lembar pengamatan (daftar check list). Data dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial dengan menggunakan uji One-sample T test, dan statistik deskriptif dengan menggunakan uji  peningkatan gain ternormalisasi (N-gain). Berdasarkan hasil uji One-Sample T test menggunakan SPSS for windows diperoleh nilai sig. 0,000 (sig. ˂ α = 0,05). Hal ini berarti terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization, Sedangkan berdasarkan statistik deskriptif menggunakan uji perhitungan gain ternormalisasi diperoleh nilai N-gain yaitu 0,59. Hal ini berarti peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization diinterpretasikan sedang.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Aritmetika Sosial Melalui Model PjBL Di Tinjau Dari Gender Labahu, Masriyani; Nani, Karman La; Jalal, Ariyanti
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 4, No 2 (2024): Mei
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jpgm.v4i2.7940

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1).Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa pada materi Aritmetika Sosial Melalui Model PjBL ditinjau dari Gender. 2). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah siswa pada materi aritmetika sosial  setelah di terapkannya model PjBL (Project Based Learning). 3).Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswi perempuan setelah di terapkan model PjBL (Project Based Learning). Desain penelitian ini yaitu One Group Pretest-Posttest Design. Instrument yang di gunakan dalam penelitian ini adalah indikator kemampuan pemecahan masalah menurut sumarmo yaitu 1.Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan memeriksa kecukupan data untuk memecahkan masalah, menyusun model matematika 2. Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah 3. Melaksanakan perhitungan atau mengelaborasi 4. Memeriksa kembali jawaban terhadap masalah awal. Analisis data menggunakan uji statistik parametrik dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara siswa laki-laki dan siswa perempuan Setelah di terapkan model PjBL 2).Penerapan Model Pembelajaran PjBL dapat meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Karena hasilnya sudah menunjukan 8 orang mendapatkan nilai Tinggi, 5 siswa nilai Cukup dan 3 siswa nilai rendah 3).Terdapat Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis yang signifikan antara siswa laki-laki dan perempuan setelah di terapkan model PjBL karena siswa laki-laki mendapatkan nilai tertinggi dibadingkan siswa perempuan yaitu siswa laki-laki dengan nilai rata-rata 67,37 dengan kriteria tinggi dan siswa perempuan dengan niali rata-rata 40,12 dengan kriteria cukup
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa pada Materi Matriks Ditinjau dari Minat Belajar Siswa SMA Malik, Risda Macica; Jalal, Ariyanti; Waliyanti, Ida Kurnia
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 2, No 3 (2022): September
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jpgm.v2i3.5144

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi matriks ditinjau dari minat belajar siswa SMA Negeri 4 Kota ternate. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Pengumpulan data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menggunakan teknik observasi, tes kemampuan pemecahan masalah dan angket minat belajar. Instrumen tes yang digunakan adalah 2 butir soal tentang kemampuan pemecahan masalah dan angket minat belajar siswa yang terdiri dari 20 pernyataan yang telah divalidasi. Data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang kumpulkan dianalisis secara kualitatif dengan cara mereduksi data, penyajian data, tringulasi data dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Kota Ternate sebanyak 25 siswa, dengan 9 subjek sebagai perwakilan subjek penelitian berdasarkan kemampuan pemecahan masalah (3 Tinggi, 3 Sedang dan 3 Rendah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi matriks ditinjau dari minat belajar siswa. kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kategori tinggi terdapat 3 siswa, kemampuan pemecahan masalah matematis kategori sedang sebanyak 7 siswa dan pada kemampuan pemecahan masalah matematis kategori rendah sebanyak 15 siswa. sedangkan pada minat belajar siswa pada kategori tinggi terdapat 7 siswa, minat belajar kategori sedang sebanyak 13 dan minat belajar pada kategori rendah sebanyak 5 siswa.