Claim Missing Document
Check
Articles

Analysis of Work Posture on Gambier Farmers Using the Rapid Entire Body Assessment Method Fea Firdani; Azyyati Ridha Alfian; Aria Gusti; Hendra Saputra
Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic) Vol 9 No 1 (2023): Volume 9 No 1 Tahun 2023
Publisher : Program Studi Magister Ergonomi Fisiologi Kerja Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar Bekerjasama dengan Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In processing gambier farmers work with various postures, namely standing, sitting, and some in a bent position. This study aims to determine the work posture to assess the ergonomic risk level in gambier processing farmers. This study is an observational study using the Rapid Entire Body Assessment (REBA) method. The survey was conducted in March – July 2022 on gambier processing farmers in Pesisir Selatan Regency, West Sumatra. Work postures were assessed starting from picking gambier leaves, preparing for boiling, boiling, pressing, settling, draining, and printing gambier. There are 11 work postures that were assessed. Data were collected using observations, documentation, and REBA worksheets. Then the data were analyzed based on the score from the REBA table, and the risk score was calculated. The results of the ergonomic risk assessment at each stage of the gambier processing process are it is known that in the process of picking gambier leaves the final score is 10, in the boiling preparation stage there are 4 different work positions with 2 final scores of 6, and 2 final scores 8, then the boiling stage the score final 9, tying gambier leaves for press preparation with a final score of 9, gambier leaf counting with a score of 9, gambier leaf press process with a final score of 9, gambier sap draining process with a final score of 10 and printing process with a final score of 8. Out of 11 postures at the gambier processing stage, nine poses have high risk with a score of 8 to 10, and two positions are of moderate risk. Efforts need to be made to improve equipment for processing gambier to prevent work-related injuries and reduce the physical workload on gambier processing farmers.
Sanitasi dan Perilaku Prolingkungan Pedagang di Pasar Tradisional Aria Gusti; Wira Iqbal
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 4 No. 1 (2023): Januari - Juni 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.4.1.35-39.2023

Abstract

Perilaku prolingkungan mengacu pada keterlibatan warga dalam penyediaan, penggunaan, dan pemeliharaan fasilitas dan layanan penyehatan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ketersediaan sarana penyehatan lingkungan dan perilaku penyehatan lingkungan pedagang pasar. Akses sarana penyehatan lingkungan terdiri dari: sumber air bersih, akses jamban, jenis jamban, jenis saluran pembuangan. Sedangkan perilaku penyehatan lingkungan terdiri dari: jenis tempat penampungan air bersih, cara pembuangan sampah, jarak ke sumber air minum terdekat, jarak ke jamban terdekat, faktor yang menurunkan minat menggunakan jamban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 23% pedagang memiliki wadah penyimpanan sampah tanpa tutup, 30% kantong plastik. 20% keranjang. 27% karung bekas. Cara pembuangan sampah adalah 80% dikumpulkan oleh pemulung, 5% dibakar, 2% dibuang ke semak-semak, dan 5% dibuang ke laut. Sebagian besar jarak dari sumber air bersih dekat dan terjangkau, 83% responden < 50 meter. WC pasar mayoritas dekat dan terjangkau, 66% responden < 50 meter. Pada temuan faktor yang mempengaruhi minat menggunakan toilet, 66% responden menjawab karena kondisi sanitasi yang buruk, 28% responden menjawab karena jarak yang jauh, dan sebanyak 8% responden menjawab bahwa mereka menggunakan toilet di rumah.
Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerja Industri Batu Bata di Kabupaten Padang Pariaman Fitriyani Fitriyani; Aria Gusti; Fauziah Hermawati
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 4 No. 1 (2023): Januari - Juni 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.4.1.47-56.2023

Abstract

Berdasarkan hasil survei ILO tahun 2018 menyebutkan bahwa di Indonesia terjadi kecelakaan kerja sebanyak 29 kasus yang mengakibatkan kematian dalam 100.000 pekerja Indonesia dan sebanyak 380.000 (13,7%) pekerja meninggal setiap tahunnya karena kecelakaan kerja. Aktifitas pekerja industri batu bata berisiko untuk menyebabkan kecelakaan kerja seperti tertimpa batu bata hingga kebakaran, dan penyakit akibat kerja seperti low back pain, infeksi saluran pernapasan akut, dermatitis dan penyakit kulit lainnya, dan kerusakan kuku. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain crossectional. Kegiatan dilakukan dari April - Oktober 2021 dengan metode wawancara dan observasi. Analisis menggunakan standar AS/NZS 4360:2004 dan formulir Job Safety Analysis (JSA). Hasil penelitian didapatkan dari 19 tahapan kerja, 4 tahapan kerja kategori risiko ektrim, 10 tahapan kategori risiko tinggi, 3 tahapan kerja kategori risiko sedang, dan 2 tahapan kerja kategori risiko rendah. Kesimpulan, diperlukan alat bantu kerja seperti mesin pengaduk, penggunaan sarung tangan, topi dan sepatu boots dalam bekerja dan pengaturan jam kerja. Kata Kunci : Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja, JSA, Pekerja batu bata
Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Bagian Boiler di PLTU Teluk Sirih Areta Ardiningrum; Fitriyani Fitriyani; Aria Gusti
Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 4 No. 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jk3l.4.2.151-169.2023

Abstract

Dari data BPJS Ketenagakerjaan di Kota Padang tahun 2019 tercatat angka kecelakaan kerja mencapai 1.597 kasus. PLTU Teluk Sirih merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga uap terbesar di Sumatera Barat. Berdasarkan survei awal, lingkungan kerja pada bagian boiler memiliki bahaya dan tingkat risiko yang tinggi dengan 13 sumber bahaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko pada bagian boiler di PLTU Teluk Sirih Tahun 2023. Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan metode HIRADC. Penelitian ini berlangsung dari Januari-Juni 2023. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan telaah dokumen dengan 8 orang informan. Analisis data menggunakan risk matriks untuk mengetahui tingkat risiko. Berdasarkan hasil identifikasi bahaya PLTU Teluk Sirih pada bagian boiler mempunyai tingkat risiko sebanyak 7 sangat tinggi, 22 tinggi, 38 sedang, dan 4 ringan. Pengendalian yang telah diterapkan, yaitu isolasi energi dan panas, rambu K3, SOP, APD, sistem pemadam kebakaran, P3K, protecline, monitoring, dan safety briefing. Perhitungan residual risk didapatkan tingkat risiko 7 tinggi, 22 sedang, dan 42 ringan. Terdapat 9-13 sumber bahaya pada setiap area boiler dengan tingkat risiko umumnya sedang dan tinggi. Pengendalian risiko sudah berjalan dengan baik, maka untuk mempertahankannya disarankan kepada perusahaan untuk memberikan pelatihan dan penyuluhan terkait K3 untuk semua pekerja yang terlibat.
Determinan Penanganan Limbah Medis oleh Petugas Cleaning Service di Rumah Sakit Sansani Kota Pekanbaru Aria Gusti; Desri Resfita; Putri Nilam Sari
Jurnal Kesehatan Indonesia Vol 12 No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : HB PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As contributors to infectious waste, hospitals become one of the diseases transmission routes and health risks for their workers. Negligence of CS using PPE is still often found in the handling of medical waste. This study aimed to determine the factors related to medical waste handling by CS at Sansani Hospital in Pekanbaru City in 2021. This study was quantitative with a cross-sectional approach and performed at the Sansani Hospital Pekanbaru from December 2020 to March 2021. The population of this study was 30 cleaning services and using total sampling as the sample. Processing data using univariate and bivariate analysis with chi-square test. This study showed that 43,3% of cleaning services had a lack of waste medical handling, 26,7% had a lack of knowledge, 26,7% had a negative attitude, 40% had a poor perception of availability of facilities, and 33,3% had a poor perception to supervision. There was statistically significant relationship between attitude (p-value < 0,049), availability of facilities (p-value = 0,001), and supervision (p-value < 0,000) with medical waste handling. There was no relationship between knowledge (p-value = 0,698) with medical waste handling. Attitudes, availability of facilities, and supervision were the factors related to cleaning services in medical waste handling. It is suggested that Sansani Hospital Pekanbaru improve field supervision, provide socialization and training in medical waste management and equip waste management facilities, especially for PPE, such as gloves, safety boots, and medical waste labels.
Analysis of Work Posture on Gambier Farmers Using the Rapid Entire Body Assessment Method Firdani, Fea; Alfian, Azyyati Ridha; Gusti, Aria; Saputra, Hendra
Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic) Vol 9 No 1 (2023): Volume 9 No 1 Tahun 2023
Publisher : Program Studi Magister Ergonomi Fisiologi Kerja Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar Bekerjasama dengan Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In processing gambier farmers work with various postures, namely standing, sitting, and some in a bent position. This study aims to determine the work posture to assess the ergonomic risk level in gambier processing farmers. This study is an observational study using the Rapid Entire Body Assessment (REBA) method. The survey was conducted in March – July 2022 on gambier processing farmers in Pesisir Selatan Regency, West Sumatra. Work postures were assessed starting from picking gambier leaves, preparing for boiling, boiling, pressing, settling, draining, and printing gambier. There are 11 work postures that were assessed. Data were collected using observations, documentation, and REBA worksheets. Then the data were analyzed based on the score from the REBA table, and the risk score was calculated. The results of the ergonomic risk assessment at each stage of the gambier processing process are it is known that in the process of picking gambier leaves the final score is 10, in the boiling preparation stage there are 4 different work positions with 2 final scores of 6, and 2 final scores 8, then the boiling stage the score final 9, tying gambier leaves for press preparation with a final score of 9, gambier leaf counting with a score of 9, gambier leaf press process with a final score of 9, gambier sap draining process with a final score of 10 and printing process with a final score of 8. Out of 11 postures at the gambier processing stage, nine poses have high risk with a score of 8 to 10, and two positions are of moderate risk. Efforts need to be made to improve equipment for processing gambier to prevent work-related injuries and reduce the physical workload on gambier processing farmers.
Low Birth Weight with Stunting: A Literature Review Rahmi Octaferina; Aria Gusti; Masrizal Masrizal
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 14 No 2 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v14i1.1027

Abstract

.
Evaluation and Implementation of Nutrition Surveillance System in Bukittinggi Sulastri Sulastri; Aria Gusti; Ade Suzana Eka P
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 14 No 2 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v14i2.1066

Abstract

Background: Nutritional surveillance monitors nutritional status to inform policy and programme decisions to improve community nutrition, including stunting. Chronic malnutrition and recurring illnesses cause stunting, which is when a child's length or height falls below the health minister's guidelines. Challenges include: not all Posyandu are active/covered low, not all targets have been input into the EPPGBM application (Toddlers and Pregnant Women), the use of the EPPGBM application in Community Health Centres has not been optimal, not all health workers and cadres have received height measurement training, coordination at each level, the monitoring system, and supervision to ensure height measurement quality. Due to its impact on the newborn, the first 1,000 days are critical. Permanent and lasting damage. Providing nutrition assistance at community health centre with surveillance can avoid stunting.Methods: The employed approach is participatory in nature, wherein partners are engaged to actively participate in various activities, while being supported by a dedicated staff that serves as a valuable resource and facilitator. The data analysis conducted for training purposes is to facilitate the implementation of the stunting surveillance programme, which is anticipated to encompass many sectors. This programme will primarily focus on monitoring and reporting nutrition-related activities, with a particular emphasis on stunting routines.
Agam Regency Toddlers Stunting Incidents From 2018 to 2022 Rahmi Octaferina; Aria Gusti; Masrizal Masrizal
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 14 No 3 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v14i3.1118

Abstract

Background: Stunting is a dietary problem that can have negative effects on IQ, raise the likelihood of non-communicable diseases, and impede future output. According to the findings of the 2022 SSGI, the occurrence of stunting in Agam Regency is 24.6%, surpassing the national occurrence of just 21.6%.Objective: The purpose of this study is to ascertain the prevalence of stunting in toddlers and provide a geographical representation of Agam Regency from 2018 to 2022.Method: This study employed an ecological approach, utilizing secondary data obtained from the health profiles and nutritional reports of the Agam Regency Health Department spanning the years 2018 to 2022. The study sample comprised of young children who have undergone stunting in Agam Regency during the years 2018 and 2022.  The sample selection employed the total sampling technique.The analysis encompassed both univariate and spatial analysis techniques.Result: The univariate analysis shows that the occurrence of stunting increased in 2020 and then decreased from 2021 to 2022. The highest frequency in 2018 was documented at a rate of 28 per 100 youngsters. The Agam District Health Service should improve cooperation with many initiatives and interconnected sectors relating to environmental health.
Faktor Risiko Sosioekonomi Kejadian Kanker di Indonesia: Sebuah Studi Ekologi Shabiyya, Hukma; Djafri, Defriman; Gusti, Aria
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 15, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v15i2.2756

Abstract

Kanker merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memiliki angka kejadian dan kematian yang tinggi disebabkan oleh berbagai disparitas sosial. Berbagai penelitian terdahulu telah melaporkan hubungan antara faktor sosial dengan kejadian dan/atau kematian akibat kanker. Penelitian ini adalah penelitian ekologi yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara prevalensi kanker dengan faktor risiko sosioekonomi (indeks pendidikan, persentase kemiskinan, upah minimum provinsi (UMP), tingkat partisipasi angkatan kerja, angka melek huruf (AMH), human development index (HDI), pengetahuan akses ke rumah sakit, pengetahuan akses ke Puskesmas, konsumsi rokok setiap hari, konsumsi rokok kadang-kadang, aktivitas fisik, dan konsumsi makanan berisiko) di 34 provinsi di Indonesia. Data prevalensi kanker bersumber dari Riskesdas 2018. Analisis deskriptif, bivariat dan multivariat dilakukan dalam penelitian. Prevalensi kanker tertinggi berada di DI Yogyakarta sebesar 4,86% dan prevalensi terendah berada di Nusa Tenggara Barat sebesar 0,85%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel HDI dan pengetahuan akses ke rumah sakit berkorelas positif dengan prevalensi kanker. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa hanya variabel persentase pengetahuan akses ke rumah sakit yang secara statistik memiliki hubungan yang signifikan dengan prevalensi kanker di Indonesia pada tahun 2018. Sedangkan HDI dan aktivitas fisik merupakan confounder terhadap hubungan antara pengetahuan akses ke rumah sakit dengan prevalensi kanker