Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

ANALISIS PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN SISTEM PHT dan KONVENSIONAL terhadap KEANEKARAGAMAN Trichoderma sp. pada LAHAN PADI Ahmad Eri Wirawan; Syamsuddin Djauhari; Lilik Sulistyowati
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penerapan PHT dengan penambahan bahan organik dan mengurangi penggunaan pestisida kimia diharapkan mampu meningkatkan populasi dan keanekaragaman mikroorganisme tanah termasuk Trichoderma sp. yang bersifat menguntungkan bagi pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan teknologi PHT terhadap keanekaragaman Trichoderma sp. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman padi di Desa Bayem Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang dan di Laboratorium Penyakit Tanaman Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, pada bulan Juni sampai Agustus 2012. Tanah contoh diambil secara diagonal, diisolasi dengan metode soil dillution plate. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pada lahan PHT didapatkan 3 spesies Trichoderma sp. yaitu T. viride, T. harzianum dan T. koningii. Sedangkan pada lahan konvensional didapatkan 1 spesies Trichodema sp. yaitu T. harzianum. Indeks keanekaragaman Trichoderma sp.  pada lahan PHT (1,093) lebih tinggi dibandingkan dengan indeks keanekaragaman pada lahan konvensional (0). Sedangkan indeks dominasi pada lahan PHT (0,335) lebih rendah dibandingkan dengan indeks dominasi pada lahan konvensional (1).   Kata Kunci: Budidaya Tanaman Padi, PHT, Keanekaragaman, Trichoderma sp.
PENGARUH METODE INOKULASI JAMUR Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici(Sacc.) TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT LAYU Fusarium PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) Oktavia Shinta Dwiyana Putri; Ika Rochdjatun Sastrahidayat; Syamsuddin Djauhari
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui peran penting luka pada akar tanaman (yang dilakukan melalui metode inokulasi jamur) dalam pengaruhnya terhadap kejadian penyakit layu Fusarium pada tanaman tomat. Perlakuan pelukaan akar tanaman dan tanpa pelukaan akar tanaman diamati sebagai metode inokulasi. Kejadian penyakit dihitung berdasarkan persentase tanaman layu pada waktu pengamatan, yakni pada hari ke-3, hari ke-6, hari ke-9, hari ke-12, dan hari ke-15 setelah inokulasi jamur F. oxysporumf.sp. lycopersici pada tanaman tomat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kejadian penyakit tertinggi terjadi pada tanaman tomat yang diinokulasi dengan metode pelukaan akar dengan laju infeksi rata-rata sebesar 0,304 unit/hari.   Kata kunci: penyakit tomat, layu Fusarium, F. oxysporumf.sp. lycopersici, kejadian penyakit
Potensi Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon winterianus) sebagai Fungisida Nabati terhadap Penyakit Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) pada Buah Apel (Malus sylvestris Mill) Astri Septiyaningsih Nugraheni; Syamsuddin Djauhari; Abdul Cholil; Edi Priyo Utomo
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 4 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides merupakan salah satu penyakit pasca panen buah apel. Salah satu pengendalian penyakit antraknosa adalah dengan menggunakan pestisida nabati yang relatif aman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi minyak atsiri serai wangi (Cymbopogon winterianus) sebagai anti jamur yang efektif dalam mengendalikan penyakit antraknosa. Secara in vitro, berbagai konsentrasi minyak serai wangi diletakkan di cawan petri dan jamur C. gloeosporioides diletakkan dipusat cawan petri. Penghambatan pertumbuhan jamur C. gloeosporioides diukur dari diameter koloni dan berat miselium jamur. Secara in vivo buah apel direndam kedalam larutan minyak atsiri serai wangi kemudian buah ditusuk dan ditetesi suspensi jamur C. gloeosporioides. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 konsentrasi anti fungi dan 4 ulangan. Konsentrasi minyak atsiri serai wangi yaitu 500 ppm hingga 1500 ppm. Buah apel yang diberi minyak atsiri serai wangi konsentrasi 1500 ppm menunjukkan efek penghambatan 90,22% pertumbuhan jamur dan berat miselium jamur 55 mg secara in vitro. Apel yang direndam dengan konsentrasi minyak atsiri serai wangi 1500 ppm memiliki masa inkubasi penyakit 6,08 hari dan gejala antraknosa yang muncul 2,33 cm. Nilai Effective Concentration (EC50) minyak atsiri serai wangi dalam menghambat pertumbuhan jamur C. gloeosporioides yaitu 986,84 (in vitro) ppm dan 1779,55 ppm (in vivo). Sedangkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) minyak atsiri serai wangi dalam menghambat pertumbuhan jamur C. gloeosporioides yaitu 45,18 ppm (in vitro) dan 547,09 ppm (in vivo).   Kata kunci : Cymbopogon winterianus, apel, Colletotrichum gloeosporioides, minyak atsiri, pestisida nabati
UJI POTENSI JAMUR PELAPUK PUTIH DALAM BIOREMEDIASI INSEKTISIDA KARBOFURAN Imam Chanif; Syamsuddin Djauhari; Luqman Qurata Aini
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Aplikasi insektisida karbofuran dalam tanah secara terus menerus menimbulkan residu yang berdampak negatif pada manusia, organisme non target dan mikroorganisme. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi residu insektisida adalah bioremediasi menggunakan agen berupa mikroorganisme seperti  jamur pelapuk putih yang telah umum digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi jamur pelapuk putih dalam bioremediasi insektisida karbofuran. Penelitian dilakukan dengan cara mengukur pertumbuhan jamur pelapuk putih (JPP) dan degradasi kandungan insektisida karbofuran. Hasil penelitian menunjukkan dua isolat jamur pelapuk putih (JPP1 dan JPP2) mampu tumbuh dalam media yang mengandung insektisida karbofuran denga konsentrasi 100 – 400 gr/L. Kedua isolat JPP tersebut dapat mendegradasi kandungan dari insektisida karbofuran sebanyak  6 – 22 %. Dapat disimpulkan bahwa kedua isolat JPP berpotensi sebagai agen bioremediasi insektisida karbofuran. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kemampuan kedua isolat JPP dalam mendegradasi bahan aktif dalam insektisida karbofuran.   Kata Kunci: Insektisida Karbofuran, Jamur pelapuk putih, Bioremediasi
IDENTIFIKASI MOLEKULER JAMUR ANTAGONIS Trichoderma harzianum DIISOLASI DARI TANAH PERTANIAN DI MALANG, JAWA TIMUR Yohana Avelia Sandy; Syamsuddin Djauhari; Antok Wahyu Sektiono
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK T. harzianum merupakan salah satu spesies jamur antagonis yang  banyak ditemukan dan memiliki manfaat yang penting bagi pertanian di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengkonfirmasi isolat T. harzianum yang dikoleksi di beberapa laboraturium dan didapatkan dari beberapa lahan pertanian di Malang, Jawa Timur. Isolat tersebut dianalisis berdasarkan pada sekuen internal transcribed spacer (ITS) di daerah DNA ribosom dengan menggunakan teknik PCR. Dalam penelitian ini identifikasi secara morfologi dan molekuler dengan teknik PCR menggunakan primer universal ITS 1 dan ITS 4 didapatkan hasil yang berbeda. Secara morfologi ketiga isolat yang didapatkan dari Tanah Pertanian Organik Batu, BPTP Ngijo dan Tanah Pertanaman Kakao Blitar merupakan jamur antagonis T. harzianum namun setelah dilakukan penelusuran kesamaan genetik DNA hasil PCR  pada GeneBank ditemukan bahwa ketiga isolat merupakan T. asperellum dengan presentase sampel T1 F adalah 98 %, T1 R adalah 98% , T2 F adalah  95% , T2 R adalah 97% ,dan  T3 F  adalah 98%, T1 R adalah 99% dengan produk PCR 600 bp. Kata Kunci: Trichoderma harzianum, Trichoderma asperellum, Molekuler, PCR
EKSPLORASI JAMUR ENDOFIT DAUN KACANG TANAH Arachis hypogaea L. DAN UJI ANTAGONIS TERHADAP PATOGEN Scleretium rolfsii Sacc. Virgin Ayu Presty Mindarsusi; Syamsuddin Djauhari; Abdul Cholil
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) termasuk tanaman yang semua bagian tanamannya memiliki banyak manfaat. Namun serangan penyakit akibat Sclerotium rolfsii dapat menurunkan produksi kacang tanah.  Oleh karena itu, strategi dan cara baru untuk mengendalikan penyakit yang ramah lingkungan adalah menggunakan jamur endofit. Diperoleh 17 isolat jamur endofit yang berhasil diisolasi dari daun tanaman kacang tanah, yaitu terdiri dari 10 isolat teridentifikasi antara lain Cladosporium sp. 1, Cladosporium sp. 2, Penicillium sp, Aspergillus sp. 1, Aspergillus sp. 2, Aspergillus sp. 3, Rhizoctonia sp, Curvularia sp, Fusarium sp. 1, Fusarium sp. 2, serta 7 isolat tidak teridentifikasi antara lain isolat EK 1, isolat EK 2, isolat EK 3, isolat EK 4, isolat EK 5, isolat EK 6, isolat EK 7. Berdasarkan uji Duncan didapatkan 14 isolat yang berpotensi sebagai antagonis dan persentase daya antagonis tertinggi pada isolat EK6 sebesar 63,33%. Kata kunci: Jamur endofit, Sclerotium rolsii, uji antagonis, kacang tanah.
EFEKTIVITAS DAUN SIRIH (Piperb Bitle), DAUN SALAM (Syzygium polyanthum WIGH WALP), BUAH PINANG (Areca catechu) DAN KULIT KAYU MANIS (Cinnamomum verum) TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT REBAH SEMAI Sclerotium olfsii SACC. PADA TANAMAN KEDELAI (GLYCINE MAX (L Putri Setya Rahmita; Syamsuddin Djauhari; Bambang Tri Rahardjo
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kedelai (Glycine max L. Merril) merupakan komoditas tanaman pangan penting di Indonesia. Beberapa jenis patogen merupakan faktor pembatas pada produksi tanaman kedelai. Jamur Sclerotium rolfsii Sacc. merupakan patogen penyebab rebah semai yang mampu menimbulkan kehilangan hasil kedelai sampai 100%. Pestisida nabati yang berasal dari daun sirih, daun salam, buah pinang dan kulit kayu manis memiliki kandungan eugenol yang diduga mampu untuk menekan pertumbuhan jamur Sclerotium rolfsii Sacc. Penelitian ini bertujuan untuk menetukan jenis dan konsentrasi ekstrak daun sirih, daun salam, buah pinang dan kulit kayu manis dalam mengontrol pertumbuhan jamur Sclerotium rolfsii Sacc. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikologi 2 Jurusan HPT, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Berdasarkan hasil penelitian semakin tinggi konsentrasi masing masing perlakuan ekstrak maka semakin tinggi daya hambat pada pertumbuhan jamur Sclerotium rolfsii Sacc. Ekstrak daun sirih dan kulit kayu manis mampu menghambat pertumbuhan Sclerotium rolfsii Sacc secara in vitro. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirih, daun salam, buah pinang dan kulit kayu manis hasil ekstraksi dapat dimanfaat sebagai pestisida nabati yang mampu menghambat pertumbuhan jamur dari S. rolfsii pada kedelai. Namun diantara keempat ekstrak tersebut dua diantaranya paling baik sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan jamur S. rolfsii, kedua ekstrak tersebut adalah ekstrak daun sirih dan kulit kayu manis. Hal tersebut dimungkikan terjadi karena adanya kandungan anti jamur dan memiliki kemampuan membunuh pathogen yang tinggi. Kata kunci : Sclerotium rolfsii Sacc., pestisida nabati.
EKSPLORASI JAMUR ENDOFIT PADA DAUN KACANG HIJAU (Phaseolus radiotus L.) DAN UJI ANTAGONIS TERHADAP JAMUR Fusarium oxysporum Desi Herawati; Syamsuddin Djauhari; Abdul Cholil
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kacang hijau (P. radiotus) merupakan tanaman yang mempunyai peran penting bagi manusia karena mengandung banyak zat gizi. Masalah yang dihadapi adalah masih rendahnya produksi kacang hijau. Salah satu penyebab rendahnya produksi kacang hijau adalah penyakit pada tanaman kacang hijau seperti penyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum). Penelitian bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jamur endofit yang terdapat pada daun tanaman kacang hijau dan mengetahui kemampuan antagonis dari jamur endofit daun tanaman kacang hijau terhadap jamur patogen F. oxysporum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplorasi dan eksperimen. Jamur endofit yang diperoleh dari hasil isolasi daun kacang hijau sebanyak 16 isolat jamur dengan 12 isolat teridentifikasi antara lain Alternaria sp., Curvularia sp 1, Curvularia sp. 2, Curvularia sp. 3, Curvularia sp. 4, Curvularia sp. 5, Drechslera sp. 1, Drechslera sp. 2, Nigrospora sp. 1, Nigrospora sp. 2, Nigrospora sp. 3, Aspergillus sp. Serta 4 isolat yang tidak teridentifikasi antara lain endofit 1, endofit 2, endofit 3, dan endofit 4. Dari 16 jamur endofit yang diuji secara in-vitro mampu menekan pertumbuhan jamur patogen F. oxysporum. Persentase hambatan terbesar terdapat pada isolat Nigrospora sp. 1 dengan hambatan sebesar 47,78% dan Endofit 1 dengan persentase hambatan sebesar 47,30%. Sedangkan persentase hambatan terendah terdapat pada isolat Nigrospora sp. 3 dengan persentase hambatan sebesar 21,11%.   Kata kunci : Jamur Endofit, Kacang Hijau, Fusarium oxysporum
EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI UNTUK PENGENDALIAN JAMUR Sclerotium rolfsii Sacc PENYEBAB PENYAKIT REBAH SEMAI PADA TANAMAN KEDELAI Muhammad Arsys Tawa; Ika Rochdjatun Sastrahidayat; Syamsuddin Djauhari
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikologi, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang dan rumah kaca STPP II Tanjung, Malang. Tujuan penelitian ini untuk menyeleksi jenis ekstrak tanaman potensial sebagai pestisida nabati yaitu daun cengkeh, daun tembakau, bawang putih dan kayu manis dalam menghambat jamur Sclerotium rolfsii Sacc penyebab penyakit rebah semai kedelai secara in vitro di laboratorium dan hasil seleksi ekstrak tanaman digunakan untuk penelitian di rumah kaca (in vivo). Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: 1) persentase daya hambat ekstrak tanaman terhadap pertumbuhan diameter koloni jamur S. rolfsii; dan 2) intensitas serangan penyakit rebah semai. Dari keempat ekstrak tanaman yang diuji dengan metode food poison technique, pada konsentrasi 0,2 ml/10 ml ekstrak daun cengkeh menghambat pertumbuhan diameter koloni jamur sebesar 93,29%. Penyiraman larutan ekstrak daun cengkeh ke tanah yang mengandung jamur S. rolfsii pada konsentrasi 0,5%; 0,75%; 1%; 1,25% dan 1,5% mampu mengurangi intensitas serangan penyakit rebah semai kedelai lebih rendah daripada tanpa perlakuan penyiraman. Aplikasi ekstrak daun cengkeh pada konsentrasi 1,5% mampu menekan serangan penyakit rebah semai paling optimal dengan tingkat serangan hanya 3,25%.
EKSPLORASI JAMUR ENDOFIT PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) SERTA POTENSI ANTAGONISMENYA TERHADAP Phytophthora palmivora Butler. PENYEBAB PENYAKIT BUSUK BUAH SECARA IN VITRO Pandu Indra Pratama; Liliek Sulistyowati; Syamsuddin Djauhari
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Phytophthora palmivora merupakan penyakit penting kakao baik di Indonesia maupun negara produsen lain. Terdapat teknologi yang digunakan dalam pengendalian penyakit, yaitu dengan fungisida dan agen hayati Trichoderma sp. Penggunaan agen hayati merupakan salah satu cara  untuk pengendalian yang ramah lingkungan dan relatif lebih murah dibandingkan fungisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jamur endofit yang terdapat di dalam jaringan tanaman kakao serta potensi antagonismenya terhadap P. palmivora secara in vitro pada media PDA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Isolat P. palmivora diisolasi dari tanaman kakao yang terinfeksi dari lapang. Eksplorasi jamur endofit didapatkan dari daun, batang, buah dan akar tanaman kakao yang diambil di Desa Babadan, Kabupaten Kediri. Jamur endofit yang diperoleh sebanyak 26 isolat, 16 isolat telah teridentifikasi terdiri dari 3 isolat dari genus Cephalosporium,  2 isolat dari genus Colletotrichum,1 isolat dari genus Curvularia, 4 isolat dari genus Fusarium, 1 isolat dari genus Gloesporium, 1 isolat dari genus Pestalotia, 4 isolat dari genus Trichoderma, dan 10 isolat tidak teridentifikasi. Isolat Trichoderma sp.1 menunjukkan kemampuan tertinggi mampu menghambat pertumbuhan P. palmivora sebesar 98%, dan diikuti isolat EK1 dengan persentase penghambatan sebesar 73,33%.