Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

ANALISIS MINIMALISASI BIAYA ANTIVIRUS FAVIPIRAVIR DAN REMDESIVIR PADA PASIEN COVID-19 DI RUMAH SAKIT ANUTAPURA Khusnul Diana; Ashrawini Omar; Tandah, Muhamad Rinaldhi
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 9 No 2 (2024)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.vi0.315

Abstract

Salah satu terapi Covid-19 yang banyak digunakan di rumah sakit Anutapura yaitu favipiravir dan remdesivir. Diperlukan analisis secara farmakoekonomi menggunakan metode Analisis Minimalisasi Biaya (AMB) untuk mengetahui terapi yang mengeluarkan biaya paling minimal antara favipiravir dan remdesivir dengan outcome yang sama. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang pasien terkonfirmasi Covid-19. Penelitian ini bertujuan mengetahui rata-rata biaya medis langsung pasien Covid-19 di Rumah Sakit Anutapura periode 2021 yang menggunakan antivirus favipiravir dan remdesivir, outcome yang dihasilkan pada penggunaan favipiravir dan remdesivir dan pengobatan yang paling minimal secara biaya antara favipiravir dan remdesivir dengan outcome yang sama. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan data dikumpul secara retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien Covid-19 yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Anutapura periode 2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan karakteristik pasien, didapatkan sebanyak 52% laki-laki dan 48% wanita, 58% usia > 45 tahun, 50% pasien menggunakan favipiravir dan 50% remdesivir, 96% pasien memiliki tingkat keparahan berat dan 50% memiliki comorbid. Penyakit penyerta terbanyak yaitu hipertensi, penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus dan penggunaan obat terbanyak yaitu levofloksasin, curcuma, deksametason, parasetamol, ondansetron, pantoprazol dan N-asetil sistein untuk terapi Covid-19. Berdasarkan karakteristik biaya medis langsung, biaya paling tinggi pada kelompok favipiravir adalah biaya kamar (Rp. 2.844.700) dan remdesivir yaitu biaya tindakan medis (Rp. 9.829.936). Karakteristik outcome adalah signifikan dan rata-rata biaya favipiravir adalah Rp. 8.221.042 dan remdesivir Rp. 26.952.054. Kesimpulan yang diperoleh favipiravir memiliki biaya yang lebih minimal dibandingkan remdisivir.
Identifikasi Kejadian Adverse Drug Reaction pada Penggunaan Amlodipin di Instalasi Rawat Jalan RSUD Undata Rumi, Amelia; Aulia, Raiza; Tandah, Muhamad Rinaldhi
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i3.78950

Abstract

Latar Belakang: Adverse Drug Reaction (ADRs) atau reaksi obat yang merugikan merupakan salah satu masalah yang muncul saat mengkonsumsi obat, salah satunya adalah efek samping obat. Tingkat ADRs yang dilaporkan saat ini di Indonesia berkisar antara 15% sampai 30% pada pasien rawat inap. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kejadian ADRs, kejadian ADRs yang terjadi serta skor probabilitas ADRs berdasarkan instrumen algoritma Naranjo yang terjadi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Undata Palu khususnya pasien penyakit hipertensi yang mengkonsumsi obat amlodipin. Metode: Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan prospektif yang bersifat cross-sectional dengan bantuan kuesioner algoritma Naranjo. Hasil: Didapatkan sebanyak 30 responden dengan kejadian ADRs sebesar 16,70% pada penggunaan obat amlodipin di Instalasi Rawat Jalan RSUD Undata, dimana ADRs yang terjadi, yaitu sebanyak 3 responden yang merasakan edema dengan persentase sebesar 10%, 2 responden yang merasakan diuresis dengan persentase sebesar 6,70%, dan sebanyak 1 responden yang merasakan mengantuk, mual, pusing, lelah dan susah tidur dengan persentase sebesar 3,30%, kemudian skor probabilitas ADRs dimana definite tidak terdeteksi sama sekali, probable sebanyak 5 responden (16,70%), possible sebanyak 2 responden (6,70%) dan doubtful sebanyak 23 responden (76,60%). Kesimpulan: Obat amlodipin cocok digunakan untuk terapi hipertensi jika dilihat dari ADRs yang terjadi yaitu hanya 5 dari 30 responden yang merasakan ADRs. 
Drug Plan and Control (Drug PC): Web-Based System Information of Drug and Inventory Control Diana, Khusnul; Adisaputra, Arya Dibyo; Tandah, Muhamad Rinaldhi
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology 2024: Suppl. 6, No. 2 (Universitas Halu Uleo Conference)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v6i2.52618

Abstract

Pengelolaan obat di sarana kefarmasian merupakan kegiatan yang penting di perhatikan karena berhubungan dengan keberlangsungan sarana serta kepuasan pengguna obat. Penggunaan sistem informasi dalam mengelola obat dapat mempermudah pekerjaan serta menjadikan hal tersebut efektif dan efisien. Terutama dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian persediaan farmasi. Tujuan penelitian ini adalah membangun sistem informasi dalam perencanaan jumlah obat dan mengendalikan persediaan farmasi di sarana kefarmasian dengan metode EOQ dan ROP. Pembangunan sistem informasi ini menggunakan bahasa pemprograman PHP dan untuk databasenya menggunakan MySQL. Metode yang digunakan dalam aplikasi ini adalah metode waterfall. Kesesuaian hasil perhitungan nilai perencanaan, EOQ dan ROP dibandingkan dengan menggunakan perhitungan melalui excel. Pengujian fungsionalitas aplikasi dilakukan dengan menggunakan blackbox testing kepada beberapa responden. Sistem informasi berbasis web yang telah dibangun memiliki empat menu utama yaitu data obat, stok obat, ramalan perencanaan obat dengan metode konsumsi, pengendalian persediaan dengan metode EOQ ROP. Nilai jumlah perencanan obat, EOQ dan ROP menunjukkan hasil yang sesuai dengan dibandingkan perhitungan menggunakan excel. Sistem informasi berbasis web dapat digunakan dengan baik dan memberikan hasil yang sesuai seperti perhitungan secara manual dan excel.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Membeli Obat Tradisional di Kota Luwuk Nadila Faradilla; Khusnul Diana; Muhamad Rinaldhi Tandah
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Galenika Vol 9 No 2
Publisher : Universitas Bhakti Kencana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70410/jfg.v9i2.201

Abstract

Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang dimanfaatkan di Indonesia sebagai pengobatan alternatif. Penggunaan berbagai produk obat tradisional yang dikonsumsi masyarakat tidak diimbangi dengan kesadaran dan pengetahuan mengenai khasiatnya sehingga faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam membeli obat tradisional masih sangat kurang diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pembelian obat tradisional dan hubungan antara karakteristik demografi dengan tempat pembelian obat tradisional di Kota Luwuk. Jenis penelitian berupa observasional dengan pengambilan data secara cross-sectional pada masyarakat Kota Luwuk, teknik pengambilan sampel secara purposive sampling menggunakan instrumen kuesioner yang berisi 25 pertanyaan dengan media google form. Hasil penelitian faktor yang berpengaruh terhadap pembelian obat tradisional dengan analisis uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai sig. < 0,05 pada faktor psikologis (0,319); sosial (0,061); budaya (0,039); dan pribadi (0,055). Hubungan antara karakteristik demografi dengan tempat pembelian obat tradisional menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai sig. < 0,05 pada jenis kelamin (0,021); usia (0,165); pendidikan terakhir (0,001); pekerjaan (0,000); dan pengeluaran per bulan (0,000). Faktor yang mempengaruhi pembelian obat tradisional adalah faktor budaya dan kelompok usia yang tidak mempengaruhi pembelian obat tradisional dengan karakteristik responden.
EDUKASI CEGAH DEMAM BERDARAH DENGUE DAN PENGOBATAN SIMPTOMATIK Tandah, Muhamad Rinaldhi; Diana, Khusnul
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 2 (2024): November: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jpkm.v5i2.27743

Abstract

Di awal tahun 2024, Kota Palu mencatat angka kasus DBD 29 penderita dan 2 meninggal. Data ini menunjukkan bahwa DBD masih menjadi ancaman kesehatan yang serius di wilayah ini, terutama pada saat musim penghujan. Angka kasus tersebut menunjukkan perlunya upaya pencegahan yang lebih intensif di masyarakat serta peningkatan pemahaman mengenai penanganan dini terhadap gejala DBD agar angka kematian dapat ditekan. Tujuan pengabdian Masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam pencegahan serta pengelolaan gejala demam Berdarah Dengue (DBD) di salah satu kelurahan di Kota Palu. Sebanyak 222 responden dari Birobuli Utara berpartisipasi dalam kegiatan ini. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pemberian edukasi melalui ceramah, diskusi, dan penyebaran materi informasi melalui leaflet terkait DBD. Hasil Analisis menunjukkan peningkatan dalam pengetahuan dan perilaku masyarakat setelah diberikan edukasi. Responden dengan pengetahuan baik (14-21 item pertanyaan dijawab dengan benar) pada saat Pretest sebanyak 10,91% dan pada saat posttest naik menjadi 94,55%. Begitu juga dilihat dari perilaku, responden dengan perilaku baik dalam melakukan PSN (10-15 item pertanyaan dijawab dengan benar) pada saat Pretest sebanyak 0% dan pada saat posttest naik menjadi 4,55%. Untuk melihat perbedaan dilakukan uji beda. Hasil uji normalitas diperoleh nilai kurang dari 0,05 (sig.=0,000) sehingga harus memilih uji non parametrik. Hasil uji Wilcoxon baik pengetahuan maupun perilaku secara statistik berbeda signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian edukasi (p=0,000). Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini bahwa edukasi yang diberikan efektif dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai pencegahan DBD dan pentingnya PSN dan Edukasi pencegahan demam berdarah pada masyarakat.Kata Kunci: Pengetahuan; Perilaku; Pemberantasan sarang nyamuk.
EDUKASI KESEHATAN DIRI DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT DUYU Tandah, Muhamad Rinaldhi; Jamaluddin; Salingkat, Syarif Permana; Khusnul Diana
JURNAL PENGABDIAN FARMASI DAN SAINS Vol. 3 No. 1 (2024): Oktober 2024
Publisher : Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jpsf.2024.v3.i1.17461

Abstract

Personal and environmental health are crucial factors in improving the quality of life within a community. In Duyu, there remains a lack of awareness regarding the importance of maintaining personal and environmental hygiene. Therefore, comprehensive education is needed to enhance public knowledge and awareness of the significance of personal and environmental health. The aim of this initiative is to increase public understanding of the importance of personal and environmental health, to teach proper hygiene practices, and to encourage the community to adopt a healthy lifestyle and maintain a clean environment. The activities were divided into several stages: health education and awareness sessions (covering the importance of personal hygiene, proper handwashing techniques, food and beverage hygiene, environmental cleanliness, waste management, the importance of good sanitation, exercise, healthy eating, and adequate rest), practical demonstrations (on proper handwashing steps, waste separation between organic and non-organic materials, and simple composting techniques), and participatory activities (such as collective efforts to clean the surrounding environment from waste and sources of disease, and the dissemination of health and hygiene information in strategic locations). The normality test revealed that the pre- and post-test data were not normally distributed, thus a non-parametric test was conducted. The Wilcoxon test resulted in an Asymp Sig. (2-tailed) value of 0.000 (less than 0.05), indicating that the educational intervention on personal and environmental health significantly impacted the participants' knowledge and behaviors.
Gambaran Tingkat Kualitas Hidup pada Usia Produktif dengan Kelebihan Berat Badan di Kota Palu Muhamad Rinaldhi Tandah; Almira Azahriantika; Afriani Kusumawati; Khusnul Diana
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 21 No 1 (2024): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/jfi.v21i1.1989

Abstract

Quality of life is a self-view of an individual in the aspect of assessing one's life. Being overweight to obese of productive age is a factor that can influence the level of assessment of the quality of life. The purpose of this study was to determine the picture of the level of quality of life at a productive age with overweight using pharmacological and non-pharmacological therapies, and to find out whether there was a significant difference between the level of quality of life and overweight using pharmacological and non-pharmacological therapies. This study used a non-experimental method that is descriptive with cross-sectional data collection. Respondent data will be retrieved using a questionnaire (WHOQOL-BREF) and will be analyzed using t-test. The determination of samples in this study using the Yamane and Isaac formulas from a total population of 649 people obtained a sample of 155 respondents. The results of this study can interpret from the data of respondents who use pharmacological therapy, the highest average score is found in the psychological with a value of 71.65, where these results in general in the good category. The highest average score with non-pharmacological therapy is 75.7 with a good category. The significance value obtained from the Independent sample t-test was 0.75 which can interpret that this data did not have a significant difference, due to factors of therapy consumed by respondents by combining pharmacological therapy with the use of other medicines such as herbal medicine or traditional medicine, and supported by a poor lifestyle.
PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT DI KABUPATEN PASANGKAYU Diana, Khusnul; Katriani, Yan Yan; Tandah, Muhamad Rinaldhi
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.38491

Abstract

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup sering terjadi di masyarakat, terutama di negara-negara berkembang. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri masih menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan, sehingga antibiotik menjadi salah satu pilihan utama dalam terapi. Sayangnya, penggunaan antibiotik di masyarakat sering kali tidak tepat, baik dalam hal jenis, dosis, durasi, maupun cara mendapatkannya. Hal ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti resistensi antibiotik yang kian meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pola penggunaan antibiotik serta perilaku masyarakat dalam menggunakannya di Kabupaten Pasangkayu. Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Penelitian dilakukan di 12 kecamatan dengan melibatkan 400 responden yang dipilih melalui metode purposive sampling. Responden yang dipilih memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Data yang dikumpulkan meliputi informasi demografi responden, jenis antibiotik yang digunakan, serta perilaku penggunaan antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis antibiotik yang paling banyak digunakan adalah Ampisilin (54,00%). Bentuk sediaan yang dominan adalah tablet (68,00%), dengan frekuensi penggunaan terbanyak tiga kali sehari (41,00%). Sumber informasi utama mengenai antibiotik adalah internet (37,50%). Dari hasil kuesioner perilaku, sebanyak 247 responden (61,75%) memiliki perilaku penggunaan antibiotik yang baik. Kesimpulannya, meskipun sebagian besar masyarakat Kabupaten Pasangkayu memiliki perilaku penggunaan antibiotik yang baik, masih diperlukan upaya edukasi berkelanjutan untuk mencegah resistensi antibiotik dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan antibiotik yang rasional.
Development of Drug Plan and Control App Using ABC, VEN, and Combined Methods for Inventory Control Tandah, Muhamad Rinaldhi; Ambianti, Nurul; Putri, Yenita Kartika; Diana, Khusnul
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i2.451

Abstract

Drug Plan and Control (Drug PC) application is a web-based digital tool designed to support pharmaceutical management in healthcare facilities by assisting in the planning, monitoring, and control of drug inventories.  This study aimed to enhance the Drug PC (Plan and Control) application by integrating a drug categorization feature to improve pharmaceutical inventory control. Efficient inventory management is critical in healthcare, as poor control can lead to shortages, overstocking, and financial inefficiencies. The application was developed using PHP as the programming language and MySQL as the database management system. Drug categorization was performed using the ABC method, the VEN method, and a combination of both (ABC-VEN matrix). To evaluate the application's performance, Blackbox testing was conducted to assess the functionality of the user interface. In addition, manual calculations using Microsoft Excel were performed to validate and compare the application results with drug inventory data from two hospitals. Ethical approval was obtained from the Health Research Ethics Committee of the Faculty of Medicine, Tadulako University. The results demonstrated successful integration and 100% functionality accuracy of the new features. Categorization outputs aligned fully with manual data. Hospital 1 followed a typical ABC distribution (70:20:10%), while Hospital 2 showed deviations. VEN classification revealed a significantly higher proportion of Vital (V) drugs in Hospital 1 compared to Hospital 2 (p < 0.05). Combined ABC-VEN results showed CE (C + Essential) as the most common group. High-cost drugs (Category I) represented the majority of investment in both hospitals. In conclusion, the study shows that integrating categorization methods into digital tools like Drug PC can enhance drug inventory control, improve procurement planning, and optimize healthcare resource allocation.
Comparative Effectiveness of Antidiabetic Therapies on Clinical Outcomes in Type 2 Diabetes Mellitus Outpatients Tandah, Muhamad Rinaldhi; Diana, Khusnul; Hidayat, Chairunisah; Ambianti, Nurul
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i2.481

Abstract

This study used observational analysis with retrospective data collection. A total of 303 outpatients with were included in this study. The research instrument used was secondary from medical record data and examination results of Fasting Plasma Glucose (FPG) and 2-hour plasma glucose (2-h PG) values when the patient first visited and the fourth month after the first visit. The patients' therapy is regarded as effective if the FPG test results range from 80-130 mg/dL and the 2-h PG test value is <180 mg/dL in the fourth month. In patients aged >60 years, it is said to be effective if the results of the FPG examination are around ≤ 180 mg/dL and the 2-h PG examination value is ≤200 mg/dL. Data were analyzed using Kruskal-Wallis analysis. Oral antidiabetics metformin and glimepiride had differences in observed effectiveness (p=0.000) < 0.05 for FPG and 2-h PG examinations in outpatients with type 2 diabetes mellitus. The type of oral antidiabetic glimepiride had differences in observed effectiveness (p=0.002) < 0.05 in the FPG examination and (p=0.006) < 0.05 in the 2-h PG examination. The oral antidiabetic drug groups metformin and glimepiride had differences in observed therapeutic effectiveness in outpatients with T2DM, while the insulin group and the combination group did not have differences in therapeutic effectiveness in T2DM patients.