Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Review : Metode Pengeringan Lipid dari Mikroalgae Berpotensi sebagai Biodiesel Meilya Suzan Triyastuti
Science Technology and Management Journal Vol. 3 No. 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v3i2.99

Abstract

Mikroalga mengandung kadar lemak tinggi. Kadar lemak pada mikroalga dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel pengganti bahan bakar fosil. Mikroalga mengandung lipid yang tinggi. Mikroalga mempunyai efisiensi yang tinggi yaitu sepuluh kali leboh besar daripada tanaman darat dan dapat mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Mikroalga berpotensi sebagai bahan biodiesel yang terbarukan, ramah lingkungan berkelanjutan di masa depan. Jenis mikroalga chlorella mempunyai kadar lipid dan produktivitas lipid tinggi. Convective drying menghasilkan kadar lipid yang tinggi dan effisien.
Perhitungan Kadar Air, Rendemen dan Uji Organoleptik pada Ikan Asin : The Calculation of Moisture Content, Yield and Organoleptic Tests on Salted Fish Nurfitriyani, Annisa; Triyastuti, Meilya Suzan; Shitophyta, Lukhi Mulia; Wahidi, Budi Rianto; Mukhaimin, Iman
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 12 No.1 (2024)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.12.1.2024.53300

Abstract

Salted fish is a processed fishery product using salting and drying methods. Salted fish has a low moisture content because the salting process involves mass transfer by osmosis and drying involves heat transfer by solar radiation. This research aims to determine the moisture content, yield, and organoleptic tests on salted fish products using the dry salting method with varying salt concentrations of 10%, 20%, and 30%. The results of this study showed that the moisture content in each sample with a salt concentration of 10% (sample 1), 20% (sample 2), and 30% (sample 3) experienced a decrease in moisture content with the length of drying time for the fish. The lowest moisture content of salted fish in sample 3 with a salt concentration of 30%, was 6%. The longer the drying time for the fish and the higher the salt concentration in the fish, the lower the yield figures for each sample with concentrations of 10%, 20%, and 30%. In sample 1 the yield value obtained was 3% with a time of 414 hours, sample 2 was 3% with a time of 300 hours and in sample 3 the yield value was 3% with a time of 72 hours. For the organoleptic test results, the appearance aspect of sample 3 with a salt concentration of 30%, was highly favored by the panelists with an average value of (8.0); for the odor aspect of sample 1 with a salt concentration of 10%, the panelists liked it very much, obtaining a mean value of (8.3); For the taste and texture aspects, sample 3 got a mean score of 8.1 and 8.0 in the very like category. Meanwhile, for the fungal aspect in samples 1,2, and 3, the average value was 8.0, with the category of really liking the quality specifications, there was no fungus. The Salted fish products in this research are by the SNI standard no. SNI 8273:2016 concerning the maximum moisture content of salted fish of 40% and SNI no. 01-2346-2006 concerning the standard minimum organoleptic test value of least 7. Kata kunci:  salted fish, moisture content, yield   Ikan asin merupakan olahan hasil perikanan dengan menggunakan metode penggaraman dan pengeringan. Ikan asin mempunyai kadar air yang rendah karena proses penggaraman melibatkan perpindahan massa secara osmosis dan pengeringan melibatkan perpindahan panas dengan radiasi matahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air, rendemen dan uji organoleptik pada produk ikan asin menggunakan metode penggaraman kering dengan variasi konsentrasi garam 10%, 20%, dan 30%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kadar air pada masing-masing sampel dengan konsentrasi garam 10% (sampel 1), 20% (sampel 2) dan 30% (sampel 3) mengalami penurunan kadar air seiring lamanya waktu pengeringan pada ikan. Kadar air terendah ikan asin pada sampel 3 dengan konsentasi garam 30% yaitu sebesar 6%. Semakin lama waktu pengeringan ikan dan tingginya konsentrasi garam pada ikan, maka angka rendemen pada masing-masing sampel dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% pun semakin rendah. Pada sampel 1 nilai rendemen yang didapatkan adalah 3% dengan lama waktu 414 jam, sampel 2 pun 3% dengan lama waktu 300 jam, dan pada sampel 3 memiliki nilai rendemen 3% dengan lama waktu 72 jam. Untuk hasil pengujian organoleptik, pada aspek kenampakan sampel 3 dengan konsentrasi garam sebesar 30% sangat disukai panelis dengan nilai rata-rata (8,0); untuk aspek bau sampel 1 dengan konsentrasi garam sebesar 10% sangat disukai panelis dengan memperoleh nilai rerata (8,3); untuk aspek rasa dan tekstur sampel 3 endapatkan nilai rerata 8,1 dan 8,0 dengan kategori sangat suka. Sedangkan untuk aspek jamur pada sampel 1,2 dan 3 memiliki nilai rerata 8,0 dengan kategori sangat suka dengan spesifikasi mutu tidak terdapat adanya jamur. Produk Ikan Asin pada penelitian ini telah sesuai dengan standar SNI no SNI 8273: 2016 tentang kadar air ikan asin maksimum 40% dan SNI no 01-2346-2006 tentang standar nilai minimum pengujian organoleptik minimal 7. Kata kunci:  ikan asin, kadar air, rendemen
UJI ORGANOLEPTIK FISH ROLL TUNA (YELLOWFIN) SEBAGAI DIVERSIFIKASI HASIL PERIKANAN Triyastuti, Meilya Suzan; Ondang, Hetty Magrittha Pauline; Wijaya, Novie; Putri, Ni Luh Sintya
Chanos Chanos Vol 22, No 1 (2024): CHANOS CHANOS
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/chanos.v22i1.14328

Abstract

Ikan merupakan sumber hewani yang banyak mengandung nutrisi diantaranya, vitamin, protein dan mineral. Ikan merupakan salah satu sumber pangan, yang mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau, memiliki rasa yang khas, harum dan lezat  namun ikan masih dipandang rendah oleh sebagian masyarakat  khususnya di Indonesia, padahal ikan mengandung segudang manfaat bagi kesehatan, manusia. Ragam jenis olahan ikan saat ini mulai berkembang seperti bakso ikan, nugget, abon ikan, siomay ikan, otak-otak ikan, sandwich ikan, fish roll dan masih banyak lagi olahan ikan lainnya. Berbagai olahan ikan harus dilakukan untuk memasyarakatkan konsumsi ikan, menghindari kebosanan konsumsi ikan, dan yang terpenting untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh manusia. Produk olahan fish roll merupakan salah satu menu olahan ikan, yang mudah dalam pembuatannya, serta bahan dan bumbu yang mudah ditemukan. Bahan baku pembuatan fish roll adalah ikan seperti lele, cakalang, tongkol, dan tuna kecuali ikan yang banyak durinya. Untuk membuat fish roll, bisa menggunakan ikan tuna. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi langsung dan kuesioner Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap produk Fish Roll Tuna dengan melakukan uji organoleptik. Dari hasil uji organoleptik di peroleh hasil untuk kenampakan fish roll tuna dengan nilai (8,27) dengan kategori sangat suka dengan warna orange keemasan, bentuk fish roll rapi, seragam dan tidak gosong, bau dengan nilai (7,67) yaitu kategori suka yang memiliki aroma spesifik ikan yang gurih, rasa dengan nilai (8,13), dengan kategori sangat suka karena memiliki rasa yang gurih dan nikmat, dan tekstur dengan nilai (8,13) dengan kategori sangat suka, karena produk fish roll tuna memiliki tekstur yang garing di luar dan empuk pada isian didalamnya.
Chemical and Organoleptic Characteristics of Squid Ink Flavoring with Oven Method Ondang, Hetty Magrittha Pauline; Tumanduk, Nova Magdalena; Triyastuti, Meilya Suzan; Rakhmayeni, Dyah Ayu; Kaligis, Dolfie Djefrie; Wowiling, Fernando
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v4i1.119

Abstract

Squid is a fishery commodity that has high nutritional content. Squid ink is squid waste that has not been used optimally. The purpose of this study was to determine the chemical and organoleptic characteristics of squid ink flavoring using oven drying method. The ingredients used are squid ink and other complementary spices. The results showed that the organoleptic characteristics of the squid ink flavoring using the oven drying method had a value of appearance of 7.37 (preferred), smell of 7.12 (preferred), taste of 7.07 (preferred) and texture of 6.06 (somewhat preferred). The squid ink flavoring with the drying method was preferred by the panelists. In addition, the nutritional content of squid ink flavoring using the oven drying method is 23.15% water content and 33.53% protein content.
Penerapan SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) Pada Proses Pembekuan Gurita (Octopus cyaneus) Ball di XYZ Karepesina, Musa; Istiana, Yulianti; Triyastuti, Meilya Suzan; Purba, Doharmat
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v4i2.137

Abstract

Gurita merupakan suatu komoditi perikanan yang mudah sekali mengalami kemunduran mutu. Salah satu cara pengawetkan yang tidak merubah sifat alami yaitu pendinginan dan pembekuan. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik dalam penyusunan laporan ini mengangkat judul tentang Penerapan SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) Pada Proses Pembekuan Gurita (Octopus cyaneus) Ball di PT. Prima Global Sukses, Makassar. Kerja Praktik Akhir ini dilaksanakan di PT. Prima Global Sukses. Kegiatan Praktik Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 07 Februari 2022 sampai tanggal 05 April 2022. Tujuan dari kegiatan Kerja Praktik Akhir ini yaitu 1. Mengetahui alur Proses Pembekuan Gurita (Octopus cyaneus) Ball di PT. Prima Global Sukses, Makassar. 2. Mampu Mengidentifikasi Penerapan SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) pada Proses Pembekuan Gurita (Octopus cyaneus) Ball di PT. Prima Global Sukses, Makassar. Proses pembekuan Gurita (Octopus cyaneus) ball terdiri 12 tahapan yaitu Penerimaan bahan baku, penimbangan I, Penyiangan, Pencucian, Pencelupan dalam Larutan Chlorine, Penimbangan II, Styling produk ball, Penyusunan dalam Pan, Pembekuan, Pengepakan (Packing) dan Penandaan (Labelling), Penyimpanan dalam cold storage, Pemuatan (Stuffing).  Penerapan SSOP mulai dari Keamanan air dan es, Kondisi dan kebersihan sarana dan prasarana yang kontak langsung dengan produk, Pencegahan kontaminasi silang, Menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan toilet, Proteksi dari bahan-bahan kontaminan, Pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan bahan toksin, Pengawasan kondisi kesehatan personil dan Pengendalian pest.
Kinetic Analysis of Anaerobic Digestion of Rice Husk for Prediction of Methane Yield: Analisis Kinetika Pencernaan Anaerobik Sekam Padi untuk Prediksi Hasil Metana Shitophyta, Lukhi Mulia; Nurillah, Nidha Amalia; Agustina, Evi; Purwanti, Siwi; Triyastuti, Meilya Suzan
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2023.007.02.05

Abstract

A study of three kinetic models for predicting methane yield was performed. The selected models for predicting methane yield were first-order, modified Gompertz and Monod models. Anaerobic digestion of rice husk was simulated using the selected models. A comparative evaluation of the models was undertaken to determine the best-fit model. All models obtained an accuracy of predicted methane yield of over 0.9. The prediction of methane yield on rice husk has the most accurate model being the modified Gompertz with the least deviation of 7.37% and the least accurate model being the Monod model with the highest deviation of 20.39%.
Analisis Usaha Produk Dimsum Tuna Gledek Wijaya, Novie; Triyastuti, Meilya Suzan; Rijal, Nanung Syaiful; Umboh, Feronica
Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi Vol 8 No 1 (2025): Jurnal Penkomi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/pk.v8i1.2729

Abstract

The City of Bitung has produced a significant increase in tuna production. Tuna is a superior raw material at the Bitung. Handling the correct quality of fresh fish and the need for diversification of fishery products such as dimsum tuna. This study aims to determine the feasibility of the tuna gledek dimsum business. This research uses a descriptive method and feasibility analysis. The results of the feasibility analysis of the RCR value is 1.5, the PP value is 1.9 months and the ROI is 1%. This shows that the tuna gledek dimsum business is feasible to run.
Pengaruh penambahan bahan pengikat yang berbeda terhadap karakteristik fisik dan sensori tablet effervescent Sonneratia caseolaris: Effect of different binding agents on the physical and sensory characteristics of effervescent tablets of Sonneratia caseolaris Ratrinia, Putri Wening; Sumartini, Sumartini; Azka, Aulia; Hasibuan, Nirmala Efri; Nusaibah, Nusaibah; Triyastuti, Meilya Suzan
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 10 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(10)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i10.52204

Abstract

Sonneratia caseolaris dapat dimanfaatkan sebagai minuman fungsional dalam bentuk tablet effervescent. Tablet effervescent merupakan minuman dalam sediaan tablet yang larut dalam air menghasilkan gelembung dan berkarbonasi serta memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh. Bahan pengikat diperlukan untuk meningkatkan kualitas serta menjaga kestabilan sediaan tablet effervescent. Bahan pengikat berfungsi untuk menyatukan bahan-bahan menjadi satu kesatuan tablet yang kohesif sehingga bahan aktif yang terkandung di dalam effervescent terdistribusi secara merata. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bahan pengikat terbaik berdasarkan karakteristik fisik dan sensori tablet effervescent yang dihasilkan. Pembuatan tablet effervescent diawali dengan pencampuran filtrat S. caseolaris dengan bahan pengikat yang berbeda masing-masing konsentrasi 2,5%, yaitu polyvinyl pyrolidone (PVP), gelatin, pulvis gummi arabicum (PGA), dan maltodekstrin. Hasil campuran dikeringkan menggunakan spray dryer. Padatan hasil pencampuran diformulasikan sesuai bahan pembuatan tablet effervescent. Parameter yang dianalisis meliputi keseragaman bobot, kekerasan tablet, warna, kelarutan, waktu larut, kadar air, dan sensori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan pengikat yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap keseragaman bobot, kekerasan tablet, warna, kelarutan, waktu larut, dan kadar air. Penambahan gelatin 2,5% merupakan perlakuan terbaik dengan karakteristik kekerasan 4,86 kg/cm2, kelarutan 98,32%, waktu larut <70 detik dan kadar air 2,15% telah memenuhi standar dari Farmakope Indonesia. Hasil penilaian sensori berdasarkan ketampakan, aroma, warna, rasa, dan keseluruhan menunjukkan bahwa semua perlakuan tablet effervescent sangat disukai oleh panelis.
Formulasi Dan Uji Sensori Otak-Otak Cumi Dengan Variasi Penambahan Tepung Eucheuma Spinosum Dan Tepung Tapioka Triyastuti, Meilya Suzan; Ondang, Hetty Magrittha Paulin; Shitophyta, Lukhi Mulia; Budiarti, Gita Indah; Dewi, Luthfi Kurnia
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 12 No 2 (2024): Jurnal Gastronomi Indonesia
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v12i2.1247

Abstract

"Otak-otak" is a diversification of fishery products that use fishery commodity raw materials. "Otak-otak" made of squid with using tapioca flour and Eucheuma Spinosum seaweed flour. This research aimed to determine the concentration formulation of Eucheuma Spinosum seaweed flour and tapioca flour in "otak-otak". The test analysis in this research is sensory testing and statistical analysis. The results showed that the appearance and texture aspects of Eucheuma Spinosum flour were very popular with the panelists with an appearance value of 8.19 and a texture value of 8.35. Based on the results of statistical tests, significantly different results were obtained (p<0.05) in the aspects of appearance and texture. Therefore, the appearance and texture aspects of using tapioca flour and Eucheuma Spinosum seaweed flour in squid brains in this study affect consumer acceptance because they have a whiter color without slime and have a chewy, compact, and dense texture.
Peningkatan Kompetensi Dalam Diversifikasi Produk Dimsan (Dimsum Ikan) Dan Penyuluhan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi Ibu-Ibu Pca Jumantono, Karanganyar Triyastuti, Meilya Suzan; Wijaya, Novie; Shitophyta, Lukhi Mulia; Budiarti, Gita Indah; Mardhia, Murein Miksa
Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada masyarakat Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Ikan merupakan sumber protein hewani yang baik bagi kesehatan. Ikan lele merupakan komoditas perikanan air tawar yang menghasilkan produksi ikan yang melimpah di Karanganyar. Namun, angka konsumsi ikan di Kabupaten Karanganyar masih minim, diversifikasi olahan ikan lele yang masih minim serta masih rendahnya pemahaman bahaya kebocoran Gas LPG saat mengolah produk perikanan. Berdasarkan hal tersebut, tim pengabdian masyarakat memberikan program kepada mitra yaitu pelatihan diversifikasi olahan produk perikanan sebagai upaya menghasilkan produk perikanan dan peningkatan angka konsumsi ikan serta penyuluhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam menangani kebakaran sklala rumah tangga akibat kebocoran gas LPG. Hasil evaluasi program pengabdian menunjukkan peningkatan pemahaman dan ketrampilan mitra dalam pelatihan diversifikasi olahan produk perikanan dan peningkatan pemahaman dalam penerapan system K3 saat mengalami kebakaran akibat kebocoran gas LPG. Kata Kunci: diversifikasi, ikan lele, kebocoran gas.   Abstract Fish is a source of animal protein that is good for health. Catfish is a freshwater fishery commodity that produces abundant fish in Karanganyar. However, the consumption rate of fish in Karanganyar Regency is minimal, the diversification of processed catfish is minimal, and there is still a low understanding of the dangers of LPG Gas leakage when processing fishery products. Based on this, the community service team provided a program to partners, namely training on diversification of processed fishery products as an effort to produce fishery products and increase fish consumption rates, and counseling on Occupational Safety and Health (K3) in handling household-scale fires due to LPG gas leaks. The evaluation results of the community service program showed an increase in partners' understanding and skills in training on diversification of processed fishery products and an increase in knowledge in the implementation of the K3 system when experiencing a fire due to an LPG gas leak. Keywords: diversification, catfish, gas leak.