Ade Dharmawan
Departemen Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

Published : 33 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ners

Mikrobiota Usus dan Diabetes Mellitus Tipe 2: Sebuah Tinjauan Komprehensif Antoni, Marcel; Dharmawan, Ade
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i1.38278

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) adalah penyakit metabolik yang sangat umum di seluruh dunia. Menurut studi terbaru, patofisiologi DMT2 berkaitan dengan keseimbangan mikrobiota usus. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara mikrobiota usus dan DMT2, mengevaluasi jalur biologis yang mendasari, dan menyelidiki terapi berbasis mikrobiota. Melalui proses yang meliputi sintesis metabolit mikroba, peradangan sistemik, dan permeabilitas usus, mikrobiota usus memainkan peran penting dalam DMT2. Sensitivitas insulin dan kontrol glikemik dapat ditingkatkan dengan pendekatan terapi seperti transplantasi mikrobiota fekal (FMT), penggunaan probiotik, dan prebiotik. Meskipun temuan ini dapat memberikan informasi untuk strategi pencegahan dan pengobatan DMT2, penelitian lanjutan diperlukan untuk memahami mekanisme spesifik dan mengembangkan intervensi yang lebih efektif.
Profil Klinis dan Evaluasi Penggunaan Antibiotik Penderita Demam Tifoid di RSUD Tarakan Dharmawan, Ade; Widya, Widya; Wijaya, Diana; Gunardi, Wani Devita; Antoni, Marcel
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.43471

Abstract

Demam tifoid merupakan penyakit endemik yang sering terabaikan dan tidak diobati sehingga dapat terjadi resistensi antibiotik. Prevalensi demam tifoid di Jakarta dan provinsi lain di Indonesia tersebar merata tetapi bergantung dengan faktor yang mempengaruhi yaitu sanitasi lingkungan dan kebersihan diri. Demam tifoid dapat diderita oleh semua orang terutama perempuan dan berusia 18 – 60 tahun. Untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan penunjang harus dilakukan yaitu dengan pemeriksaan immunoserologi seperti widal atau tubex. Profil klinis penyakit ini tidak spesifik dan sering disangka penyakit ringan dengan ciri khas demam tinggi pada malam hari. Desain penelitian dilakukan yaitu cross sectional yang bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif dan diambil melalui data sekunder yaitu rekam medis pasien. Penelitian ini juga melakukan evaluasi antibiotik yang diberikan kepada penderita. Hasil dari penelitian menunjukan profil klinis paling banyak diderita adalah demam. Untuk pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu tubex (72 %) dan widal (28 %). Antibiotik yang paling banyak digunakan adalah seftriakson (86 %), antibiotik lini kedua ini efektif untuk pasien rawat inap demam tifoid. Ketepatan antibiotik yang diberikan, dosis, frekuensi dan lama pemberian terdapat perbedaan dengan Konsensus Demam Tifoid karena pasien demam tifoid di RSUD Tarakan menderita penyakit penyerta yaitu COVID – 19 sehingga antibiotik yang diberikan harus disesuaikan untuk penyembuhan optimal.