Risiko jatuh pada lansia meningkat seiring bertambahnya usia karena penurunan kekuatan otot, keseimbangan, dan penglihatan, serta adanya masalah kesehatan seperti osteoporosis dan diabetes. Jatuh pada lansia dapat menyebabkan cedera serius, seperti patah tulang atau cedera kepala, yang berdampak besar pada kualitas hidup mereka. Prevelensi tertinggi cedera karena jatuh pada lansia di usia 50 keatas. Masalah tersebut menjadi serius karena dapat mengakibatkan kemunduran baik dari segi fisik, mental, maupun psikososial. Prevelensi lansia tertinggi di Indonesia berada di Yogyakarta (53,4)%. Gangguan keseimbangan dinamis merupakan Faktor yang dapat meningkatkan resiko jatuh. Resiko jatuh akan menyebabkan suatu masalah besar diantaranya timbulnya penyakit tidak menular, Penurunan Activity Daily dan Koordinasi Pada Lansia. Pengabdian masyarakat yang digunakan, yaitu: Observasi, edukasi, wawancara beserta pengisian kuesioner dan dokumentasi. Pengabdian yang dilakukan lansia mengalami peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pada latihan aerobik low impact, sit and reach test dan pengisian skrining TUGT. Pengabdian ini telah berhasil memberikan sumbangsih terhadap upaya pencegahan resiko jatuh dengan menggunakan skrining TUGT serta edukasi yang mengganggu keseimbangan pada lansia.