Kearifan lokal hampir punah karena tidak diwariskan dengan baik kepada generasi muda pribumi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi pengetahuan siswa tentang kearifan lokal sebagai pemuda di sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK) madani Desa Urug Bogor. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan PRA (participation rural appraisal). Pendekatan ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat adat dan pemuda serta ilmuwan harus dilibatkan dalam penyelesaian masalah tersebut. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain melakukan FGD dan wawancara mendalam dengan tokoh adat dan tokoh adat untuk mengetahui permasalahan sosial dan budaya pertanian yang ada pada masyarakat adat. Hal ini dilakukan untuk mencari responden yang cocok untuk dijadikan objek pemberdayaan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa responden yang berada di dalam kelas, baik responden perempuan maupun laki-laki, tidak memahami dan tidak mengetahui istilah-istilah yang berkaitan dengan kearifan lokal. Pertanyaan yang diberikan secara langsung adalah menanyakan apa yang dimaksud dengan bintang kidang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal pengetahuan pemuda terhadap kearifan lokal yang dimilikinya. Alasan yang diberikan mengapa mereka tidak mengerti adalah karena mereka belum pernah mendengar istilah tersebut. Selanjutnya diberikan pertanyaan kedua yaitu seluruh peserta yang hadir ditanya tentang “makna mipit amit ngala kudu menta”. Pertanyaan ini juga tidak memberikan jawaban, kondisi tersebut menunjukkan bahwa pemuda tersebut tidak mengetahui arti dari meminta izin sebelum melakukan kegiatan pertanian.