Taman Hutan Raya (Tahura) Rajo Lelo merupakan kawasan konservasi alam yang memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata berbasis lingkungan di Kabupaten Bengkulu Tengah.Namun, potensi tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bengkulu Tengah dalam pengembangan Taman Hutan Raya (Tahura) Rajo Lelo sebagai kawasan konservasi yang memiliki potensi wisata alam. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap informan yang dipilih secara purposif, meliputi pegawai DLH, staf UPTD Tahura, serta pengunjung kawasan wisata. Penelitian ini menggunakan teori peran dari Soerjono Soekanto yang membagi peran menjadi tiga indikator utama: peran aktif, peran partisipatif, dan peran pasif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DLH telah menjalankan peran aktif melalui perencanaan, pengelolaan, dan koordinasi pengembangan Tahura, meskipun masih menghadapi kendala seperti keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia.Dalam peran partisipatif, DLH telah menjalin kerja sama dengan masyarakat dan pihak eksternal, namun belum berjalan secara optimal dan berkesinambungan. Sementara itu, peran pasif terlihat dari minimnya pengawasan terhadap aktivitas masyarakat yang mengalihfungsikan lahan Tahura, yang dapat mengancam keberlangsungan fungsi konservasi. Secara keseluruhan, peran DLH dalam pengembangan Tahura Rajo Lelo sudah terlihat, namun masih perlu ditingkatkan agar pengelolaan kawasan dapat berjalan lebih efektif, berkelanjutan, dan mampu memberikan manfaat lingkungan serta ekonomi bagi masyarakat sekitar