Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK RAGI DALAM KULTUR PLANLET ANGGREK Cattleya spp. SECARA IN VITRO Zulwanis Zulwanis; Zairin Thomy; Essy Harnelly
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 3, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK III 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.737 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v3i1.2714

Abstract

Air kelapa dan bubur pisang merupakan bahan organik yang mengandung beberapa nutrisi penting Anggrek Cattleya merupakan salah satu jenis anggrek yang disukai konsumen. Budidaya tanaman anggrek banyak menggunakan bibit hasil dari kultur in vitro. Kandungan nutrisi yang tepat sangat dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan planlet, yang dapat dilakukan melalui penambahan bahan organik kompleks. Ekstrak ragi mengandung beberapa nutrisi penting bagi planlet untuk mempercepat pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh penambahan ekstrak ragi dalam kultur in vitro planlet anggrek Cattleya spp.terhadap tinggi planlet, jumlah daun, jumlah akar dan panjang akar. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Sel dan Molekuler Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri atas penambahan ekstrak ragi ke dalam media kultur dengan konsentrasi: 0 (kontrol); 1,0 ; 1,1; 1,2 1,3; 1,4; 1,5 g/L. Media yang digunakan adalah media Vacin and Went (VW). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak ragi dalam media kultur dapat meningkatkan kecepatan pertumbuhan planlet anggrek Cattleya spp. Penambahan ekstrak ragi dengan konsentrasi 1,3 g/L menunjukkan hasil terbaik berdasarkan parameter tinggi batang dan jumlah daun planlet.
PENGARUH PEMBERIAN KOTORAN DOMBA DENGAN BERBAGAI LEVEL TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT KOLONJONO (BRACHIARIA MUTICA) Resthu, Muhammad; Jamilah, Maryam; Zulwanis, Zulwanis
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Vol. 11 No. 2 (2023)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jitp.v11i2.30958

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk kandang domba yang bervariasi terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun rumput Kolonjono (Brachiaria mutica). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Kadar pupuk kandang domba yang diberikan adalah P0 = tanpa pupuk, P1 = 77 g/lubang, P2 = 154 g/lubang, P3 = 231 g/lubang, dan P4 = 308 g/lubang. Percobaan berlangsung selama 60 hari dan beberapa parameter laju pertumbuhan rumput Kolonjono diukur selama percobaan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun rumput Kolonjono. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat variasi yang teramati pada setiap parameter pertumbuhan rumput Kolonjono, namun nilai tersebut tidak berbeda nyata antar kelompok perlakuan. Tanaman tertinggi terdapat pada kelompok P2 (118,05 ± 11,31 cm). Jumlah daun terbanyak terdapat pada kelompok P3 (230 ± 45,18 helai), sedangkan kelompok P3 menunjukkan nilai luas daun tertinggi (50,34 ± 1,5 cm2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang domba hingga dosis 308 g tidak memberikan pengaruh terhadap perbedaan laju pertumbuhan rumput Kolonjono.
Uji Efektivitas Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) dan Batang Serai (Cymbopogon citratus) Terhadap Bakteri Escherichia coli Zulwanis, Zulwanis; Kulla, Periskila Dina Kali; Saulie, Diffa Aprilydia
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.4034

Abstract

Diare di Indonesia merupakan suatu penyakit yang umum terjadi dan dapat menjadi situasi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang potensial sering disertai dengan kematian. Diare dapat dipicu oleh berbagai jenis bakteri, salah satunya adalah bakteri Escherichia coli, bakteri ini biasanya hidup disaluran pencernaan makhluk hidup. Metode pada penelitian ini menggunakan metode difusi cakram Kirby Bauer dengan beberapa konsentrasi minyak atsiri kulit jeruk manis dan batang serai yaitu, 15%, 20%, 25% dan 30%. Ceftiaxone 5% sebagai kontrol positif dan n-Hexan 99% sebagai kontrol negatif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, zona hambat pada minyak atsiri kulit jeruk manis pada konsentrasi 15%, 20%, 25% dan 30% memiliki masing-masing zona hambat dengan rata-rata 6,27 mm, 6,33 mm, 6,35 mm, 7,26 mm. Zona hambat pada minyak atsiri batang serai dengan konsentrasi yang sama memiliki masing-masing zona hambat dengan rata-rata 6,21 mm, 6,24 mm, 6,32 mm dan 7,2 mm. Sedangkan pada kombinasi minyak atsiri kulit jeruk manis dan batang serai tidak menghasilkan zona hambat (0 mm).Kata kunci: Kulit jeruk manis, batang serai, aktivitas, Escherichia coliDiarrhea in Indonesia is a common disease and can be a potential Extraordinary Event (KLB) situation that is often accompanied by death. Diarrhea can be triggered by various types of bacteria, one of which is the Escherichia coli bacteria, this bacteria usually lives in the digestive tract of living things. The method in this study uses the Kirby Bauer disc diffusion method with several concentrations of essential oils of sweet orange peel and lemongrass stems, namely, 15%, 20%, 25% and 30%. Ceftiaxone 5% as a positive control and n-Hexan 99% as a negative control. The results of the study showed that the inhibition zones in sweet orange peel essential oil at concentrations of 15%, 20%, 25% and 30% had each inhibition zone with an average of 6.27 mm, 6.33 mm, 6.35 mm, 7.26 mm. The inhibition zones in lemongrass stem essential oil with the same concentration had each inhibition zone with an average of 6.21 mm, 6.24 mm, 6.32 mm and 7.2 mm. Meanwhile, the combination of essential oils, sweet orange peel and lemongrass stems does not produce an inhibition zone (0 mm).Keywords: Sweet orange peel, lemongrass stalks, activity, Escherichia coli
Skrining Fitokimia Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) dan Batang Serai (Cymbopogon citratus) Saulie, Diffa Aprilydia; Kulla, Periskila Dina Kali; Zulwanis, Zulwanis; Marniati, Marniati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.3939

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi kandungan senyawa kimia dan potensi farmakologis minyak atsiri dari kulit jeruk manis (Citrus sinensis L) dan batang serai (Cymbopogon citratus). Skrining fitokimia mengidentifikasi flavonoid, saponin, tanin, dan triterpenoid, sementara alkaloid tidak terdeteksi. Standarisasi menunjukkan semua parameter memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia (MMI). Rendemen minyak atsiri adalah 0,0778% untuk kulit jeruk dan 0,116% untuk batang serai. Senyawa bioaktif dalam minyak atsiri memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antijamur, antiinflamasi, dan antitumor. Temuan ini mendukung penggunaan minyak atsiri dari kedua tanaman dalam pengobatan tradisional dan modern.Kata kunci: Skrining Fitokimia, Citrus sinensis, Cympogon citratus, Minyak AtsiriThis study evaluated the content of chemical compounds and pharmacological potential of essential oils from sweet orange peel (Citrus sinensis L) and lemongrass stem (Cymbopogon citratus). Phytochemical screening identifies flavonoids, saponins, tannins, and triterpenoids, while alkaloids are not detected. Standardization shows that all parameters meet the requirements of Materia Medika Indonesia (MMI). The yield of essential oils is 0.0778% for orange peel and 0.116% for lemongrass stems. The bioactive compounds in essential oils have antioxidant, antibacterial, antifungal, anti-inflammatory, and antitumor activities. These findings support the use of essential oils from both plants in traditional and modern medicine.Keywords: Phytochemical Screening, Citrus sinensis, Cympogon citratus, Essential Oils
Exploring Lactic Acid Bacteria from Aceh’s Keumamah Fish as Potential Natural Antibiotics to Inhibit Escherichia Coli Kulla, Periskila Dina Kali; Zulwanis, Zulwanis; Musa, Suryani
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 2 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i2.4915

Abstract

Aceh is known for its abundant fishery resources, particularly tuna, which has an annual production of 7,903 tons. However, tuna is highly perishable, necessitating effective preservation methods to maintain its quality. Keumamah fish, a traditional Acehnese dish, is renowned for its dried texture, allowing it to be stored for extended periods and making it a common choice for various events. Objective: This study aims to identify lactic acid bacteria (LAB) present in keumamah fish that contribute to the fermentation process and serve as potential sources of natural antibiotics to inhibit the pathogenic bacteria Escherichia coli. Method: Lactic Acid Bacteria (LAB) isolation was conducted using dilution and inoculation techniques on MRS agar media supplemented with CaCO3. The results indicated that the inhibition zones of the isolated LAB were as follows: isolate IK4 showed an inhibition zone of 9.81 mm, isolate IK5 exhibited 11.3 mm, isolate IK6 had 9.4 mm, and isolate IK9 displayed 10.56 mm. Based on Gram staining and biochemical tests (temperature, pH, and salt tolerance), seven isolates were classified into three genera: Lactobacillus (IK3, IK5, and IK7), Enterococcus (IK4, IK6, and IK9), and Leuconostoc (IK8).
Pelatihan Pembuatan Kompos dari Limbah Pertanian dan Kotoran Ternak Di Desa Dayah Sukon Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie Pratama, Said Mirza; Resthu, Muhammad; Hanum, Zuraida; Samadi, Samadi; Nasrullah, Nasrullah; Zulwanis, Zulwanis; Sriwati, Rina
Peternakan Abdi Masyarakat (PETAMAS) Vol 3, No 2 (2023): Volume 3, Nomor 2, Desember 2023
Publisher : Departemen of Animal Science, Agriculture Faculty, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/petamas.v3i2.35952

Abstract

Abstrak. Pelatihan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan para petani terhadap pupuk urea, mengenalkan pupuk kompos sebagai pengganti pupuk urea, melatih para petani membuat kompos dari kulit gabah dan kotoran sapi, dan melatih cara menggunakan kompos kulit gabah. Subyek pelatihan ini adalah para petani di Desa Dayah Sukon Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie. Sedangkan obyek pelatihan adalah kompos, menyangkut cara pembuatan, cara penggunaan, dan keunggulannya. Untuk mencapai tujuan pelatihan digunakan metode diskusi dan praktek. Hasil pelatihan dianalisis secara deskriptif. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa petani di Desa Dayah Sukon Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie mulai mengurangi penggunaan urea dan mengganti dengan kompos. Petani dapat membuat kompos jerami dengan menggunakan kotoran sapi, kulit gabah, dan decomposer petro gladiator, dan dapat menggunakan kompos untuk tanaman pertanian secara benar.Abstract.This training aims to reduce farmers' dependence on urea fertilizer, introduce compost as a substitute for urea fertilizer, train farmers to make compost from grain husk and cow dung, and train them how to use grain husk compost. The subjects of this training are farmers in Dayah Sukon Village, Peukan Baro Sub-district, Pidie Regency. While the object of the training is compost, concerning how to make it, how to use it, and its advantages. To achieve the training objectives, discussion and practice methods were used. The results of the training were analyzed descriptively. The results of the training showed that farmers in Dayah Sukon Village, Peukan Baro Subdistrict, Pidie Regency began to reduce the use of urea and replace it with compost. Farmers can make grain husk compost using cow dung, grain husk, and petro gladiator decomposer, and can use compost for agricultural crops correctly.
Pemanfaatan Limbah Kopi sebagai Vermikompos untuk Intercropping Cabai dan Bawang Merah oleh Kelompok Tani Hortikultura di Timang Gajah-Bener Meriah Halimursyadah, Halimursyadah; Zulwanis, Zulwanis; Indra, Indra; Jauharlina, Jauharlina; Afrina, Nyak Yusfa
PESARE: Jurnal Pengabdian Sains dan Rekayasa Vol 1, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/pesare.v1i1.33973

Abstract

The processing of coffee cherries yields unused fruit skin waste, which can be transformed into valuable vermicompost. Vermicompost, which is generated through the process of introducing earthworms such as Eisenia foetida, incorporates vital macro- and micronutrients alongside plant growth regulators. A pre-survey revealed several issues faced by partners: (1) Neglected potential of coffee pod waste area, (2) Fertilizer challenges among horticultural, chili, and shallot farmers, (3) Limited knowledge about coffee pod skin composting as organic fertilizer, and (4) Inadequate cultivation management leading to unprofitable outcomes. To address these challenges, the Community Service Team collaboratively agreed with partners to: (1) Provide counseling on utilizing Eisenia foetida-inoculated coffee waste as vermicompost organic fertilizer, (2) Enhance horticultural farmers' understanding to reduce excessive inorganic fertilizer use, (3) Pilot coffee waste vermicompost application in intercropped chili and shallot cultivation, and (4) Establish coffee waste vermicompost packaging as a farmer group business venture. The achieved outcomes include: First, partner farmer groups received counseling on vermicompost production using Eisenia foetida worm inoculation. Second, partners significantly improved their vermicompost production proficiency. Third, demonstration plots successfully showcased chili and shallot cultivation using vermicompost. Fourth, partners effectively produced vermicompost, leading to a 20% reduction in production costs. Finally, partners were inspired to actively produce and apply vermicompost in their intercropped chili and shallot cultivation, reflecting positive motivation and progress.
Pelestarian Padi Lokal Sambay Simeulue Aceh melalui Sosialisasi, Konservasi, Peningkatan Varietas, dan Rekayasa Genetik Efendi, Efendi; Muyassir, Muyassir; Helmi, Helmi; Zulwanis, Zulwanis; Hidayat, Taufan
PESARE: Jurnal Pengabdian Sains dan Rekayasa Vol 1, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/pesare.v1i1.33929

Abstract

Abstract: The province of Aceh has a wealth of local varieties, such as Aceh's local rice, which comes in various types and plays a crucial role in human life. Therefore, it needs to be managed and utilized in a sustainable, harmonious, and balanced manner for the greatest prosperity of the people. The conservation and utilization of the Aceh Sambay Simeulue local rice germplasm have been successfully carried out through systematic field surveys, coordination with the government, and community outreach. The tested Sambay Simeulue rice has yielded 20 pure lines in the early generation. Socialization, conservation, and rice breeding activities have produced candidates for new superior varieties, which have been implemented on Simeulue Island. The new superior rice lines resulting from the selection process exhibit promising characteristics, including productivity reaching 8 tons/ha and excellent rice taste. As a result, the utilization of Sambay Simeulue superior rice has been enhanced by increasing support for the supply of superior varieties through partnerships. Additionally, efforts have been made to strengthen seed institutions for large-scale production. By optimizing seed production on a wider scale, the use of quality seeds from superior varieties, produced through community service, can be further increased.
Perbandingan Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Dan Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) Terhadap Bakteri Gram Negatif Escherichia coli Azkia, Hanin; Kulla, Periskila Dina Kali; Zulwanis, Zulwanis; Kesumawati, Kesumawati; Astryna, Syarifah Yanti
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3362

Abstract

Jeruk purut (Citrus hystrix DC) merupakan tanaman herbal yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kulit buah dan daun Jeruk purut mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, serta saponin yang terkenal sebagai senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas ekstrak etanol kulit buah dan daun jeruk purut dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium, dengan besar konsentrasi untuk masing-masing ekstrak yaitu 15%, 20%, 25% dan 25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah jeruk purut menghasilkan rata-rata diameter zona hambat dari konsentrasi rendah ke tinggi sebesar 15.6 mm, 18.3 mm, 18.6 mm dan 19.3 mm. Sementara itu, ekstrak etanol daun menunjukkan rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk sebesar 13.6 mm, 14 mm, 15.3 mm dan 16.3 mm. Diameter zona hambat yang terbentuk dari kedua ekstrak masuk dalam kategori kuat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit buah dan daun jeruk purut mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk. Konsentrasi ekstrak etanol kulit buah dan daun jeruk purut sebesar 30% merupakan dosis terbaik dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Ekstrak etanol kulit buah jeruk purut memiliki sifat anti bakteri lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak etanol daun (berdasarkan luas diameter zona hambat yang terbentuk)Kata kunci : Jeruk purut (Citrus hystrix DC), Aktivitas anti bakteri, Escherichia coliKaffir lime (Citrus hystrix DC) is an herbal plant that is widely used by people in daily needs. Kaffir lime peel and leaves contain alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins which are known that compounds potentially to inhibit bacterial growth. This study aims to compare the activity of the ethanol extract of kaffir lime peels and leaves in inhibiting the growth of Escherichia coli. The research method used was laboratory experimental, with various doses of concentration is 15%, 20%, 25% and 25%. The results showed that the ethanol extract of kaffir lime peel with average diameter of the inhibition zone from low to high concentrations is 15.6 mm, 18.3 mm, 18.6 mm and 19.3 mm. Meanwhile, the ethanol extract of the leaves showed an average diameter of the inhibition zone formed of 13.6 mm, 14 mm, 15.3 mm and 16.3 mm. The diameter of the inhibition zone from the two extracts included in the strong category of antibacterial activity. Based on the results of the study it can be concluded that the ethanol extract of kaffir lime peels and leaves is able to inhibit bacterial growth. The higher the concentration of the extract used, the larger the diameter of the inhibition zone formed. Concentration of 30% ethanol extract of kaffir lime peel and leaves are the optimum dose for inhibiting bacterial growth. The ethanol extract of kaffir lime peel has stronger anti-bacterial activities than the ethanol extract of the leaves (based on the diameter of the inhibition zone)Keyword : Kaffir lime (Citrus hystrix DC), Anti bacterial activity, Escherichia coli
Efektivitas Ekstrak Daun Gelinggang (Cassia alata L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Staphylococcus aureus Kulla, Periskila Dina Kali; Qhamal, Syamsul; Zulwanis, Zulwanis; Meilina, Rulia
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2875

Abstract

Daun gelinggang (Cassia alata L.) sering digunakan masyarakat sebagai obat tradisional untuk penyembuhan penyakit kulit dan luka infeksi dengan adanya senyawa fitokimia yang terkandung   pada daun gelinggang yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin dan steroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan daya hambat ekstrak daun gelinggang terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental. Objek yang diteliti adalah daun gelinggang yang dibuat dalam bentuk ekstrak menggunakan metode maserasi dengan pelarut 96%. Konsentrasi ekstrak etanol daun gelinggang yang digunakan sebesar 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% dengan kontrol positif eritromisin dan kontrol negatif DMSO. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan melihat zona hambat yang terbentuk disekitar kertas cakram. Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas antibakteri menunjukkan ekstrak etanol daun gelinggang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% secara berurutan zona hambat yang terbentuk adalah 8,58 mm, 9,62 mm, 10,92 mm, 12,27 mm dan 14,46 mm. Pada penelitian ini dapat disimpulkan ekstrak etanol daun gelinggang dengan pelarut etanol 96% efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol daun gelinggang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10% dan 20% dengan kategori sedang, sedangkan pada konsentrasi 30%, 40%, dan 50% dengan kategori kuat.Kata kunci: Antibakteri, Daya hambat, Gelinggang (Cassia alata L.), Staphylococcus aureusGelinggang leaves (Cassia alata L.) are often used by the public as a traditional medicine for healing skin diseases and infectious wounds in the presence of phytochemical compounds contained in the leaves, namely alkaloids, flavonoids, phenolics, saponins and steroids. This study aims to determine the effectiveness and inhibition of Gelinggang leaf extract against the growth of Staphylococcus aureus bacteria. The research conducted was experimental. The object studied was the Gelinggang leaf which was made in the form of an extract using the maceration method with 96% solvent. The concentrations of ethanol extract of Gelinggang leaves used were 10%, 20%, 30%, 40% and 50% with Erythromycin positive control and DMSO negative control. The antibacterial activity test used the disc diffusion method by looking at the zone of inhibition that was formed around the disc paper. Based on the research results, the antibacterial activity test showed that the ethanol extract of the leaves of Ge;inggang had antibacterial activity against Staphylococcus aureus. With a concentration of 10%, 20%, 30%, 40% and 50% respectively the inhibition zone formed is 8.58 mm, 9.62 mm, 10.92 mm, 12.27 mm and 14.46 mm. In this study, it can be concluded that the ethanol extract of Gelinggang leaves with 96% ethanol solvent is effective in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Gelinggang leaf ethanol extract can inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria at concentrations of 10% and 20% in the moderate category, while at concentrations of 30%, 40%, and 50% in the strong category.Keywords: Antibacterial, Inhibition, Cassia alata L. (Gelinggang), Staphylococcus aureus.