Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI MINYAK SEREI WANGI DAN PROPORSI BAHAN DASAR TERHADAP KUALITAS FISIK SERTA EFEKTIVITAS LILIN AROMATERAPI Wusnah, Wusnah; Sari, Utya; Faisal, Faisal; Fibarzi, Wiza Ulfa; Nurlaila, Rizka; Maulinda, Leni
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 2 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-Mei 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i2.20509

Abstract

Lilin aromaterapi merupakan salah satu alternatif aplikasi aromaterapi secara inhalasi (penghirupan) yang menghasilkan aroma terapi ketika dibakar. Selain sebagai pengharum ruangan, lilin ini juga berfungsi sebagai dekorasi, alat relaksasi, dan penolak nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan lilin aromaterapi berdasarkan minyak atsiri serai wangi dan menguji kualitas fisiknya, termasuk uji organoleptik (warna, aroma, bentuk), uji titik leleh, dan uji waktu bakar. Lilin dibuat dengan variasi proporsi bahan dasar asam stearat dan parafin (35:65%, 50:50%, 65:35%) serta konsentrasi minyak serai wangi (2%, 4%, 6%, 8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi terbaik adalah proporsi 65:35% dengan konsentrasi minyak 2% dan 4%, yang memiliki titik leleh 55°C sesuai standar SNI, waktu bakar paling lama yaitu 70-72 menit dan aroma yang lebih tahan lama. Formulasi ini tidak hanya menghasilkan lilin dengan kualitas fisik yang baik, tetapi juga efektif dalam menghalau nyamuk berkat kandungan sitronelal dan geraniol dari minyak serai wangi.
ANALISIS KINERJA INHIBITOR KOROSI DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI PADA PLAT BAJA SS400 DALAM AIR LAUT DENGAN VARIASI KONSENTRASI DAN WAKTU PERENDAMAN Lirinzha, Rizkha; Maulinda, Leni; Nurlaila, Rizka; Ibrahim, Ishak; ZA, Nasrul; Sulhatun, Sulhatun
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 1 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-April 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i1.20551

Abstract

Korosi terjadi dari proses degradasi material dengan lingkungannya yang disebabkan oleh reaksi kimia. Air laut mengandung mikrobakteri yang hidup di laut dan ion klorida (Cl-) yang cukup banyak sehingga dapat menjadi penyebab terjadinya korosi. Karena hal tersebut, air laut disebut juga sebagai media korosif. Dalam mencegah korosi, cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan inhibitor korosi karena proses yang mudah dan hemat biaya. Salah satu zat yang berfungsi sebagai anti korosi yaitu tanin yang diperoleh dari proses ekstraksi daun jambu biji. Tanin dapat bereaksi menjadi senyawa kompleks kelat besi logam dari hasil reaksi antara gugus hidroksil (-OH) yang melekat pada cincin aromatisnya. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisa efesiensi ekstraksi dari jaun jambu biji sebagai sumber zat pemghambat laju korosi pada plat baja ss400 serta pengaruh variasi waktu perendaman media korosif dan variasi konsentrasi ekstrak daun jambu biji pada media korosif berupa air laut terhadap kecepatan korosi. Penelitian ini memvariasikan waktu perendaman dalam media korosif yaitu 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 hari serta memvariasikan konsentrasi inhibitor yaitu 0, 200, 250, dan 300 ppm. Kemudian dianalisa uji fitokimia tanin, menghitung nilai laju korosi dan inhibisi korosi. Hasil penelitian menunjukkan perolehan nilai efesiensi yang paling tinggi terjadi pada konsentrasi inhibitor 300 ppm selama 12 hari senilai 0.5421%.
OPTIMASI YIELD GAS PIROLISIS: MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS ENERGI BERKELANJUTAN Maulinda, Leni
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 2 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-Mei 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i2.22319

Abstract

Pirolisis merupakan salah satu metode termokimia yang potensial untuk mengolah limbah biomassa menjadi energi terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi yield gas hasil pirolisis melalui pengaturan parameter temperatur dan waktu reaksi. Proses pirolisis dilakukan dengan variasi temperatur dan waktu reaksi menggunakan aliran gas nitrogen sebagai atmosfer inert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan temperatur dan waktu reaksi berpengaruh signifikan terhadap yield gas. Yield gas meningkat seiring kenaikan temperatur hingga titik optimum, namun suhu yang terlalu tinggi memicu pembentukan tar berlebih yang menurunkan efisiensi proses. Demikian pula, waktu reaksi yang terlalu lama cenderung menurunkan yield akibat reaksi sekunder. Yield gas yang dihasilkan dari riset ini terdapat pada kondisi operasi temperature 467 0C dan waktu 81 menit dengan persentase 39,42%. Sedangkan hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa model regresi yang diperoleh signifikan (p-value < 0,0001) dengan nilai R² sebesar 0,9693, menandakan model tersebut mampu memprediksi yield gas dengan baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa optimasi parameter pirolisis dapat meningkatkan produktivitas energi berkelanjutan dari biomassa.
Compositional Engineering of Chitosan–Potato Starch–Kaolin Biocomposites: Tuning Physicochemical Properties for Wound Dressing Applications Suryati, Suryati; Mulyawan, Rizka; Meriatna, Meriatna; Khairunnisa, Cut; Maulinda, Leni; Hasfita, Fikri
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 5, No 3 (2025)
Publisher : Malikussaleh University, Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52088/ijesty.v5i3.1001

Abstract

An investigation has been made to predict the effects of various Kaolin fillers with different concentrations from 4 to 10 percent on the properties of Chitosan and Potato Starch Bio-composite for wound dressing applications. The procedure was to prepare the chitosan and starch in equal proportions, apply the filler to the hydrogel, dry it, and characterize it. The characterizations of the synthesized bio-composite were its absorption percentage, mechanical test, presented functional groups, and antibacterial test. It was found out that the bio-composite with the highest swelling percentage 6% Kaolin, showed 128.65% swelling. Moreover, the highest percentage of bio-composite absorption was 65.62% with 8% Kaolin added. In addition to that, adding 4% Kaolin produced the highest tensile strength with the value of 75.6 MPa. Besides, the most significant elongation percentage was 151.60% in the addition of 4% Kaolin. Qualitatively, the synthesized bio-composites exhibited functional groups of OH, alkynes, and carboxylic acid. Finally, the bio-composite with Kaolin filler significantly performed in antibacterial activities.
Sosialisasi Potensi Getah Pohon Pisang dan Tepung Ketan sebagai Perekat dari Biobriket Serbuk Gergaji di Desa Matang Keupula Sa, Kec.Madat, Kab.Aceh Timur Sylvia, Novi; Devi, Sri Marlia; Dewi, Rozanna; Hasfita, Fikri; Maulinda, Leni; Fibarzi, Wiza Ulfa; Jalaluddin, Jalaluddin; Ibrahim, Ishak
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v4i1.21568

Abstract

Kegiatan pengabdian dilaksanakan di Desa Matang Keupula Sa, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur, yang memiliki potensi limbah biomassa berupa serbuk gergaji dari usaha ketam perabot dan limbah getah pohon pisang yang belum dimanfaatkan secara optimal. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat mengenai pemanfaatan limbah lokal menjadi energi alternatif dalam bentuk biobriket dengan perekat alami dari getah pisang dan tepung ketan. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan, demonstrasi pembuatan briket, serta pengujian nilai kalor dari biobriket yang dihasilkan. Kegiatan ini menyasar kelompok petani dan ibu rumah tangga sebagai penerima manfaat utama. Hasil kegiatan menunjukkan respon positif dan antusiasme tinggi dari masyarakat terhadap inovasi ini, terutama setelah menyaksikan langsung efektivitas penggunaan getah pisang sebagai perekat. Komposisi perekat terbaik diperoleh dari campuran getah pisang dan tepung ketan dengan rasio 2:1 pada konsentrasi 40%, yang mampu menghasilkan nilai kalor tertinggi sebesar 6784,69 cal/gr. Selain meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan energi terbarukan, kegiatan ini juga membangun kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah dan potensi nilai ekonominya. Dengan metode pelibatan masyarakat secara aktif dan pemanfaatan potensi lokal, kegiatan pengabdian ini diharapkan menjadi titik awal dalam pengembangan energi alternatif yang berkelanjutan di daerah pedesaan.
Adsorption of Methyl Red Dye on Fixed-Bed Column Using Bottom Ash Adsorbent from Palm Oil Mill Waste Sylvia, Novi; Dewi, Rozanna; Hasfita, Fikri; Maulinda, Leni; Wusnah, Wusnah; Azhari, Azhari; Sigian, Zikri Husni; Putri, Balqis Eka; Fitriani, Fitriani
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 28, No 5 (2025): Volume 28 Issue 5 Year 2025
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jksa.28.5.260-266

Abstract

Methyl red is an azo compound widely applied in the textile industry as a fabric dye. Methyl red is very difficult to decompose because it is stable to light, temperature, and oxidation. One of the simplest and low-cost methods is adsorption. This study aims to determine the characteristics of bottom ash as an adsorbent and analyze the adsorption process with a fixed-bed column system. The research was conducted by varying the flow rate of 5, 10, and 15 L/min, adsorbent bed height of 4, 8, and 12 cm, and contact time of 60, 120, and 180 minutes. The highest removal efficiency, 93%, was achieved at a contact time of 180 minutes, a flow rate of 5 L/min, and a bed height of 12 cm. The physical properties of the bottom ash adsorbent include a pore volume of 0.0032 cm3/g, a specific surface area of 89.801 m2/g, and an average pore size of 58.523 nm. The maximum adsorption capacity was found to be 0.850 mg/g. The adsorption process of methyl red onto bottom ash follows the Langmuir isotherm model.