Articles
            
            
            
            
            
                            
                    
                        Hubungan Antara Perceived Organizational Support Dengan Readiness for Change Pada Karyawan BRI Di Banda Aceh 
                    
                    Firas Mahdani; 
Elida Syahriati; 
Mirza Mirza; 
Eka Dian Aprilia                    
                     IJIP : Indonesian Journal of Islamic Psychology Vol 4, No 1 (2022): Indonesian Journal of Islamic Psychology 
                    
                    Publisher : Fakulatas Dakwah IAIN Salatiga 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.18326/ijip.v4i1.41-56                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Abstract Aceh Banking must have sharia status (Aceh Qanun No. 11/2018). It has affected BRI in Banda Aceh. The research purpose is to see the relationship between Perceived Organizational Support (POS) and Readiness for Change (RfC) for BRI employees in Banda Aceh. The method is quantitative (198 BRI employees) and the sampling type is simple random sampling (87 men and 111 women). POS scale, Survey POS, and RfC scale as measuring tools. SBF correlation analysis shows that there is a positive relationship between PSO and RfC for BRI employees in Banda Aceh. Conversely, the lower the PSO, the lower the RfC. Keywords: perceived organizational support; readiness for change; employee of BRI  AbstrakPerbankan di Aceh wajib berstatus syariah (Qanun Aceh No. 11/2018). Peraturan ini berdampak pada BRI di Banda Aceh. Tujuan penelitian, melihat hubungan antara Perceived Organizational Support (POS) dengan Readiness for Change (RfC) pada karyawan BRI di Banda Aceh. Metodenya kuantitatif (198 karyawan BRI di Banda Aceh) dan jenis samplingnya simple random sampling (87 pria dan 111 wanita). Skala POS, Survey POS, dan skala RfC sebagai alat ukurnya. Dari analisis korelasi Spearman Brown Formula (SBF), menunjukkan terdapat hubungan positif antara PSO dengan RfC pada karyawan BRI di Banda Aceh. Sebaliknya, semakin rendah PSO, maka semakin rendah RfC-nya.Kata Kunci: perceived organizational support; readiness for change; karyawan BRI
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        OPTIMISME MENGHADAPI PERSAINGAN DUNIA KERJA DAN ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA 
                    
                    Eka Dian Aprilia; 
Yaumil Khairiyah                    
                     Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 1, No 1: Januari 2018 
                    
                    Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24815/s-jpu.v1i1.9922                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Tugas utama individu pada rentang usia dewasa adalah bekerja dan membangun karir. Dimasa sekarang ini mendapatkan pekerjaan sangat sulit, dibutuhkan keyakinan dan ketangguhan dalam diri seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang secara teoritis disebut dengan optimisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara optimisme menghadapi persaingan dunia kerja dengan adversity quotient pada mahasiswa Universitas Syiah Kuala. Berdasarkan tabel Isaac dan Michael didapatkan jumlah sampel sebanyak 332 mahasiswa, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Terdapat dua alat ukur yang digunakan, yaitu skala optimisme dan skala adversity quotient. Hasil analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,535 dengan nilai p = 0,000. Hipotesis yang diajukan diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara optimisme menghadapi persaingan dunia kerja dengan adversity quotient pada mahasiswa Universitas Syiah Kuala. 
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        KETANGGUHAN AKADEMIK PADA MAHASISWA PENERIMA BIDIKMISI 
                    
                    Miftahul Jannah; 
Eka Dian Aprilia; 
Intan Dewi Kumala; 
Khatijatusshalihah Khatijatusshalihah                    
                     Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 4, No 2: Juli 2021 
                    
                    Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24815/s-jpu.v4i2.22943                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Ketangguhan akademik merupakan ketahanan individu dalam merespon kesulitan akademik dengan menunjukkan adanya kemauan untuk terlibat dalam tugas dan proses pembelajaran, komitmen terhadap tugas dan proses pembelajaran yang berlangsung, serta memiliki kendali atas proses yang terjadi. Selain itu, individu dengan ketahanan akademik juga akan melihat tantangan sebagai peluang untuk mengembangkan potensi diri.Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran ketangguhan akademik pada mahasiswa bidikmisi di USK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling, dengan sampel mahasiswa penerima bidikmisi di universitas syiah kuala sejumlah 317 orang. Ketangguhan akademik menggunakan skala Revised Academic Hardiness Scale (RAHS). Analisis data menggunakan crosstab dan teknik chi-square. Secara keseluruhan gambaran ketangguhan akademikmahasiswa penerima bidikmisi dalam penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa penerima bidikmisi berada pada tingkat tinggi (14.8%), tingkat sedang (71.0%) dan tingkat rendah (14.2%). Analisa dimensi ketangguhan akademikmemperlihatkan bahwa mahasiswa penerima bidikmisi USK memiliki tingkat komitmen yang tinggi dengan persentase (14.8%), pada tingkat sedang dengan persentase (68.1%) dan pada tingkat rendah dengan persentase (12.6%). Hasil tingkatan ketangguhan akademikmenunjukkan bahwa ketangguhan akademik pada mahasiswa penerima bidikmisi di USK berada pada kategori sedang.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Intensi Job Hopping pada Generasi Y dan Z 
                    
                    Humaira, Sarah; 
Aprilia, Eka Dian; 
Mirza, Mirza; 
Khatijatusshalihah, Khatijatusshalihah                    
                     Syiah Kuala Psychology Journal Vol 2, No 1 (2024) 
                    
                    Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24815/skpj.v2i1.29672                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Fenomena job hopping telah dianggap menjadi masalah dalam lingkungan pekerjaan saat ini. Dalam lingkup pekerjaan, adanya perbedaan karakteristik antar generasi pekerja dapat mengakibatkan individu untuk melakukan job hopping. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perbedaan intensi job hopping pada generasi Y dan generasi Z. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Responden dalam penelitian ini sebesar 80 subjek untuk setiap kelompok generasi. Adapun jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 160 pekerja generasi Y dan pekerja generasi Z yang aktif bekerja di suatu instansi/perusahaan/organisasi dan bekerja kurang dari 2 tahun pada tempat kerjanya saat ini. Pengumpulan data penelitian menggunakan skala Job Hopping Intention Scale (JHI) dengan () 0,906. Hasil analisis data uji statistik Independent T-test menunjukkan nilai signifikansi (p) =0,000 (0,000 0,05). Ada perbedaan signifikan pada nilai pekerja generasi Y (M=73,75) dan pekerja generasi Z (M=85,00). Berdasarkan nilai mean, pekerja generasi Z lebih tinggi daripada pekerja generasi Y. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja generasi Z memiliki intensi Job hopping lebih besar dibanding pekerja generasi Y.The phenomenon of job hopping has been considered a problem in the current job environment. In the scope of work, differences in characteristics between generations of workers may result in individuals doing job hopping. This study aims to describe the differences in job hopping intentions in generation Y and generation Z. This study uses a quantitative approach with the comparative method. Respondents in this study amounted to 80 subjects for each generation group. The number of respondents taken in this study is 160 generation Y workers and generation Z workers who actively worked in an agency / company / organization and worked less than 2 years at their current workplace. The collection of research data using a Job Hopping Intention Scale (JHI) with () 0.906. The results of statistical test data analysis of the Independent T-test showed a significance value (p) = 0.000 (0.000 0.05). There is a significant difference in the value of generation Y workers (M= 73.75) and generation Z workers (M = 85.00). Based on the mean value, generation Z workers is higher than generation Y workers. This shows that generation Z workers have greater job hopping intentions than generation Y workers.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Job Embeddedness dan Turnover Intention Pada Guru Honorer 
                    
                    Salvina, Desi; 
Rachmatan, Risana; 
Aprilia, Eka Dian; 
Riamanda, Irin                    
                     Syiah Kuala Psychology Journal Vol 2, No 2 (2024) 
                    
                    Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24815/skpj.v2i2.30560                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
The problems of honorary teachers are quite complex, including income problems, low trust in the organization and dissatisfaction at work. These problems can make honorary teachers have the desire to leave their jobs. The desire to leave a person's job is called turnover intention. One of the factors that can inhibit turnover intention is job embeddedness (work engagement). This study aims to examine the relationship between job embeddedness and turnover intention in honorary teachers. The subjects in this study were honorary teachers. The sampling technique in this study was accidental sampling with the number of participants being 270 honorary teachers. Data was collected using the Global Job Embeddedness Scale (GJES) and Turnover Intention Scale (TIS). The results of the analysis showed a significance value (p) = 0.000 (p0.05) with a correlation value (r) = -0.718 and a determination value of 51.5%. This shows that there is a negative relationship between job embeddedness and turnover intention in honorary teachers. Most subjects are in the category of high job embeddedness and low turnover intention. The benefits of this research can provide insights into the various factors that may encourage honorary teachers to remain in their jobs. By understanding the factors that make them feel connected to their work, educational institutions can develop more effective strategies in the future.Permasalahan guru honorer cukup kompleks di antaranya masalah penghasilan, rendahnya kepercayaan terhadap organisasi dan ketidakpuasan dalam bekerja yang dapat menyebabkan guru honorer memiliki keinginan untuk keluar dari pekerjaannya. Keinginan keluar seseorang dari pekerjaannya disebut turnover intention. Salah satu faktor yang dapat menghambat turnover intention adalah job embeddedness (keterikatan kerja). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara job embeddedness dengan turnover intention pada guru honorer. Subjek pada penelitian ini adalah guru honorer. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah accidental sampling dengan jumlah partisipan sebanyak 270 guru honorer. Pengumpulan data dilakukan menggunakan Global Job Embeddedness Scale (GJES) dan Turnover Intention Scale (TIS). Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi (p) = 0,000 (p0,05) dengan nilai korelasi (r) = -0,718 dan nilai determinasi sebesar 51,5%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara job embeddedness dengan turnover intention pada guru honorer. Mayoritas subjek berada pada kategori job embeddedness tinggi dan turnover intention rendah. Manfaat dari penelitian ini dapat memberikan wawasan mengenai berbagai faktor yang dapat membuat guru honorer bertahan di pekerjaannya, dengan memahami faktor yang dapat membuat mereka merasa terikat dengan pekerjaannya, sehingga nantinya institusi pendidikan dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        What do we know about mental health of medical personnel? A systematic review 
                    
                    Aprilia, Eka Dian; 
Adam, Muhammad; 
Zulkarnain, Zulkarnain; 
Mawarpury, Marty                    
                     Journal of Psychological Perspective Vol 6, No 2: December 2024 
                    
                    Publisher : Utan Kayu Publishing 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.47679/jopp.629112024                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Medical personnel is a profession with a high workload. High work demands can lead to a decline in physical and emotional health. An in-depth understanding of the impact of workload on health, especially mental health, is crucial to implementing measures for their well-being. This literature review aims to gather and compare available information to produce an apparent picture of the mental health of medical personnel and influencing factors. A comprehensive search was conducted utilizing a variety of electronic databases, including Scopus, Science Direct, Springer Link, ProQuest, EBSCO, MED-LINE, and Google Scholar. The literature search focused on papers assessed with the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyzes (PRISMA) methodology. We identified 16 studies that reported the criteria for in-depth analysis. The study concluded that overburdened medical personnel are prone to burnout, which in turn has the potential to lead to mental health problems. Common disorders are burnout, depression, anxiety, and abnormal stress. Further research sourced from internal individuals needs to be done so that it is expected to be more robust and consistent, considering that medical personnel are very likely to work in more than one institution during the process.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Resistance To Change: A Study On Sharia Bank Post-Merger And Its Correlation With Perceived Organizational Support 
                    
                    Mualif, Dhawy Ammar; 
Aprilia, Eka Dian; 
Mirza, Mirza; 
Riamanda, Irin                    
                     Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 8, No 1: Januari 2025 
                    
                    Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24815/s-jpu.v8i1.41826                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
X Bank is the largest sharia bank in Indonesia that was established as a merger between three state-owned sharia banks. This merger presents its own challenges with different characteristics of each bank and causing employees to adapt with the changes that occur in X Bank. These changes also play a role in the emergence of resistance to change. During organizational change, organizational support is one of the important parts that can help employees undergoing changes that occur within the organization.This study aims to examine the relationship between perceived organizational support and resistance to change on sharia bank employees post-merger.This research involved 194 samples using non-probability accidental sampling techniques. Data collection in this research is conducted using the Survey of Perceived Organizational Support (SPOS) and Resistance to Change Scale (RTCS) instruments and analyzed using Jeffreys Amazing Statistics Program (JASP). Results show that there is a negative relationship between perceived organizational support and resistance to change among X Bank employees in Banda Aceh. Results also found that perceived organizational support level for X Bank employees were averaging in the high category with resistance to change level for X Bank employees were averaging in the low category.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Durasi Penggunaan Media Sosial dan Kecenderungan Adiksi Belanja Daring Pada Mahasiswa 
                    
                    Khairunnisa, Sarah; 
Aprilia, Eka Dian; 
Julita, Santi; 
Mirza, Mirza                    
                     Syiah Kuala Psychology Journal Vol 3, No 1 (2025) 
                    
                    Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24815/skpj.v3i1.32597                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
This study aims to determine the relationship between the duration of social media use and the tendency toward online shopping addiction among students at Universitas Syiah Kuala. This research is based on two main data which show that students aged 1824 are the largest group of social media users and online shopping is the most dominant internet activity. Changes in consumption patterns due to social media have the potential to trigger addictive behavior in online shopping. This research uses a quantitative approach with purposive sampling technique and the sample criteria include students at Universitas Syiah Kuala who use social media for more than three hours per day and shop online at least twice per month. The instruments used were the Social Networking Time Use Scale (SONTUS) and the Online Shopping Addiction Scale (OSAS). The analysis using the Spearman Rho test showed a significant positive relationship between the duration of social media use and the tendency toward online shopping addiction (p = 0.001; r = 0.190). Although significant, the strength of the relationship is very weak. This indicates that the longer students use social media, the more likely they are to exhibit signs of online shopping addiction, although the influence is not dominant. Other factors such as economic conditions, purposes of social media use, and individual characteristics also play a role. This study suggests that students should develop awareness in managing their time on social media to prevent excessive consumer behaviors.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara durasi penggunaan media sosial dengan kecenderungan adiksi belanja daring pada mahasiswa Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini didasarkan pada dua data penting bahwa mahasiswa usia 18-24 tahun merupakan pengguna media sosial terbesar dan belanja daring menjadi aktivitas dominan di internet. Perubahan pola konsumsi akibat media sosial menimbulkan potensi perlilaku adiktif dalam berbelanja secara daring. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pemilihan sampel purposive dengan kriteria sampel adalah mahasiswa Universitas Syiah Kuala yang menggunakan media sosial lebih dari tiga jam per hari dan berbelanja daring minimal dua kali per bulan. Instrumen yang digunakan yaitu Social Networking Time Use Scale (SONTUS) dan Online Shopping Addiction Scale (OSAS). Hasil analisis menggunakan uji Spearman Rho menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara durasi penggunaan media sosial dengan kecenderungan adiksi belanja daring (p = 0,001; r = 0,190). Meskipun hubungan tersebut signifikan, kekuatannya tergolong sangat lemah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama mahasiswa menggunakan media sosial, maka kecenderungan untuk mengalami adiksi belanja daring meningkat tetapi pengaruhnya tidak dominan. Temuan ini menunjukkan bahwa semakin lama mahasiswa menggunakan media sosial, maka semakin besar kemungkinan mereka memiliki kecenderungan untuk mengalami adiksi belanja daring. Namun demikian, durasi penggunaan media sosial bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi kecenderungan tersebut. Faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi, tujuan penggunaan media sosial, dan karakteristik individu turut berperan. Penelitian ini menyarankan agar mahasiswa memiliki kesadaran dalam mengelola waktu di media sosial guna mencegah perilaku konsumtif berlebihan.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Pembelian Online Pada Dewasa Awal: Peran Materialisme Terhadap Compulsive Buying Pada Kelompok Pekerja 
                    
                    Riwanda, Fany; 
Aprilia, Eka Dian                    
                     Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 7, No 2: Juli 2024 
                    
                    Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24815/s-jpu.v7i2.37893                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
This study aims to determine the relationship between materialism and compulsive buying in early adult workers who make online purchases. This research uses a quantitative approach with a correlational research type. The population in this study were individuals in early adulthood who made online purchases. The number of samples in this research was 300 respondents. The primary data in this study was obtained through a questionnaire distributed by a Google Form. The hypothesis in this study was tested using Pearson Product-Moment. Based on the research data results, it was found that there is a positive and significant relationship between materialism and compulsive buying. The correlation coefficient value of this research is r=0.506 with a significance value (p) of 0.000 (p0.05). It means the relationship between materialism and compulsive buying in this study is in the medium category. Thus, it can be concluded that materialism does not fully contribute to increasing compulsive buying behavior in early adult workers who makes online purchases. However, the variable contributes quite significantly in influencing the emergence of compulsive buying behavior in individuals.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara materialisme dan compulsive buying pada pekerja usia dewasa awal yang melakukan pembelian online. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah individu usia dewasa awal yang melakukan pembelian online. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 300 responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang didistribusikan dalam bentuk Google Form. Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan Pearson Product-Moment. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara materialisme dan compulsive buying. Nilai koefisien korelasi penelitian ini adalah sebesar r=0,506 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (p0,05), artinya kategori hubungan materialisme dan compulsive buying berada pada kategori sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa materialisme tidak sepenuhnya berkontribusi dalam meningkatkan perilaku compulsive buying pada pekerja usia dewasa awal dalam melakukan pembelian online. Namun, kontribusi variabelnya sudah cukup besar untuk memengaruhi kemunculan tindakan compulsive buying pada individu.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Workplace Spirituality to Reduce Burnout in Members of The Regional Police Mobile Brigade 
                    
                    Humaira, Yana; 
Aprilia, Eka Dian                    
                     Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 7, No 1: Januari 2024 
                    
                    Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24815/s-jpu.v7i1.37178                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Burnout merupakan kondisi yang dirasakan individu yang ditandai dengan kelelahan emosional, depersonalisasi, dan ketidakefektifan dalam bekerja sebagai respon terhadap stres pekerjaan. Workplace spirituality berkaitan dengan konstruk yang menunjukkan peningkatan kualitas kinerja, penemuan makna terhadap pekerjaan dengan membangun hubungan yang erat dengan rekan kerja. Burnout merupakan kondisi yang diduga dapat tertangani dengan pemenuhan terhadap adanya workplace spirituality. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan antara workplace spirituality dengan burnout pada anggota Brigade Mobil (Brimob) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasi. Sebanyak 258 anggota Brimob terlibat sebagai sampel penelitian ini yang dipilih dengan menggunakan cluster random sampling. Adapun pengumpulan data penelitian dengan menggunakan dua instrumen, yaitu workplace spirituality dan Maslach Burnout Inventory. Hasil analisa Spearman menunjukkan terdapat hubungan negatif antara workplace spirituality dengan burnout pada anggota Brigade Mobil (Brimob).Burnout is a condition felt by individuals characterised by emotional exhaustion, depersonalisation, and ineffectiveness at work in response to job stress. Workplace spirituality relates to constructs that demonstrate improved quality of performance, finding meaning to work by building close relationships with colleagues. Burnout is a condition that is thought to be manageable with the fulfilment of workplace spirituality. The purpose of this study was to examine the relationship between workplace spirituality and burnout among members of the Mobile Brigade (Brimob) using a quantitative approach with a correlational design. A total of 258 Brimob members, selected using random cluster sampling, were included as samples in this study. The research data were collected using two instruments: workplace spirituality and the Maslach Burnout Inventory. The results of the Spearman analysis showed a negative relationship between workplace spirituality and burnout among members of the Mobile Brigade (Brimob).