Eka Dian Aprilia
Department Of Psychology, Universitas Syiah Kuala, Aceh, Indonesia

Published : 36 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Celebrity Worship And Impulsive Buying Among Early Adults : Evidence From Korean Wave Fans Suhana, Nibraas Faadiyah; Aprilia, Eka Dian; Rachmatan, Risana; Sulistyani, Arum
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 8, No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v8i2.40422

Abstract

The Korean Wave as a global popular culture phenomenon has significantly shaped consumer behavior, including the tendency of celebrity worship that may lead to impulsive buying. While developmental theory suggests that idol worship decreases in early adulthood, studies in Indonesia indicate that this behavior remains prevalent among Korean Wave fans. This study uses a quantitative research design with a correlation method. The sampling technique used non-probability sampling method with accidental sampling technique with a total sample size of 193 early adults (18-25 years old) Korean Wave fans. Data collection was carried out using the Impulsive Buying Tandency Scale (IBTS) and Celebrity Attitude Scale (CAS). The hypothesis of this study was tested using Pearson Product-Moment Correlation, showing the results that there is a relationship between the dimensions of celebrity worship (entertainment social, intense personal, and borderline pathological) with impulsive buying with a significance value (p) = 0.000. The higher the celebrity worship dimensions (entertainment social, intense personal, and borderline pathological) in early adult Korean Wave fans, the higher the impulsive buying they have. Conversely, the lower the celebrity worship dimensions (entertainment social, intense personal, and borderline pathological) in early adult Korean Wave fans, the lower the impulsive buying they have.Abstrak: Fenomena Korean Wave sebagai budaya populer global telah memengaruhi perilaku konsumsi masyarakat, termasuk kecenderungan celebrity worship yang berhubungan dengan pembelian impulsif. Meskipun teori perkembangan menjelaskan bahwa intensitas pemujaan idola menurun pada masa dewasa awal, penelitian di Indonesia menunjukkan masih tingginya perilaku tersebut pada penggemar Korean Wave. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode korelasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 193 dewasa awal (18-25 tahun) penggemar Korean Wave. Pengumpulan data dilakukan menggunakan skala Impulsive Buying Tandency Scale (IBTS) dan Celebrity Attitude Scale (CAS). Hipotesis penelitian ini diuji menggunakan Pearson Product-Moment Correlation, dengan menunjukkan hasil terdapat hubungan antara dimensi celebrity worship (entertainment social, intense personal, dan borderline pathological) dengan impulsive buying dengan nilai signifikansi (p) = 0,000. Semakin tinggi dimensi celebrity worship (entertainment social, intense personal, dan borderline pathological) pada dewasa awal penggemar Korean Wave, semakin tinggi pula impulsive buying yang mereka miliki. Sebaliknya, semakin rendah dimensi celebrity worship (entertainment social, intense personal, dan borderline pathological) pada dewasa awal penggemar Korean Wave, semakin rendah pula impulsive buying yang dimiliki.
Grit dan Work Life Balance Pada Mahasiswa Berstatus Menikah Afifah, Nida; Aprilia, Eka Dian; Safrina, Lely; Mawarpury, Marty
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 1, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v1i2.28434

Abstract

Mahasiswa berstatus menikah memiliki peran sebagai mahasiswa, pendamping dan orangtua, oleh karena adanya peran dan tanggung jawab yang harus dijalani dalam satu waktu mahasiswa harus memiliki semangat dan konsistensi tinggi sehingga mampu menyeimbangkan waktu dan tanggung jawab di kedua peran tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan grit dengan work life balance pada mahasiswa yang berstatus menikah di Banda Aceh. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode non probability sampling dan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 60 mahasiswa yang berstatus menikah di Banda Aceh. Pengambilan data menggunakan alat ukur grit-s (=0.782) dan work life balance scale (=0.880) menggunakan analisis korelasi Spearman-Brown Formula. Hasil menunjukkan koefisien r=0,040 (p=0,759, p0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara grit dan work life balance pada mahasiswa berstatus menikah, dengan tinjauan kategorisasi grit berada pada tingkat sedang (48%) dan work life balance berada pada tingkat rendah (75%). Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor yang dialami oleh mahasiswa berstatus menikah.Married students have roles as students, companions and parents, because there are roles and responsibilities that must be carried out at one time, students must have high enthusiasm and consistency so that they are able to balance time and responsibility in both roles. The purpose of this study was to see the relationship with the work life balance of students who are married in Banda Aceh. Using an approach with non-probability sampling methods and purposive sampling techniques. The sample in this study were 60 married students in Banda Aceh. Retrieval of data using a measuring instrument, grit-s (=0.782) and a work life balance scale (=0.880) and using the Spearman-Brown Formula feature analysis. The results show the coefficient of r=0.040 (p=0.759, p0.05), which means that there is no relationship between grit and work life balance in married students, with a review of the grit categorization being at a moderate level (48%) and the work life balance being at a low level (75%). This can occur due to various factors that support married students.
MOTIVASI CALEG PEREMPUAN DITINJAU DARI ASAL PARTAI POLITIK Hidayati, Siti Hajar Sri; Rachmatan, Risana; Aprilia, Eka Dian
Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 7 No. 2 (2016): Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.78 KB)

Abstract

Kesetaraan gender merupakan hal yang paling penting untuk mencegah diskriminasi yang terjadi di masyarakat. Terdapat beberapa cara untuk mencapai kesetaraan gender, salah satunya dengan memberikan kesempatan pada perempuan untuk mempengaruhi kebijakan politik seperti berpartisipasi dalam politik dengan menjadi calon legislatif. Persentase perempuan yang rendah di lembaga legislatif, khususnya legislatif di Aceh menunjukkan bahwa perempuan masih belum berpartisipasi aktif. faktor penyebab minimnya persentase perempuan adalah motivasi yang rendah. Motivasi merupakan pendorong tingkahlaku individu sesuai arah tujuan. Ada tiga jenis need yang mempengaruhi tingkah laku individu yaitu need for power, need for affiliation dan need for achievement.Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan motivasi calon legislatif perempuan ditinjau dari partai nasional dan partai lokal. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 calon legislatif, yang terdiri dari 35 caleg partai lokal dan 34 caleg partai nasional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala motivasi yang terdiri dari 24 pernyataan. Hasil analisis data menggunakan uji statistik independent samples t-test menunjukkan nilai P=0,023 (0,023 < 0,05). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan motivasi pada caleg perempuan partai nasional dengan caleg perempuan partai lokal.
IMPULSE BUYING PADA MAHASISWA DI BANDA ACEH Aprilia, Eka Dian; Septila, Rasulika -
Psikoislamedia: Jurnal Psikologi Vol. 2 No. 2 (2017): Psikoislamedia : Jurnal Psikologi
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/psikoislamedia.v2i2.2449

Abstract

Impulse buying adalah proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen tanpa mempertimbangkan kebutuhan suatu produk dan tidak melewati tahap pencarian informasi terhadap suatu produk serta sangat kental unsur emosionalnya. Impulse buying dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan yang umumnya berada pada taraf usia remaja akhir dan dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan impulse buying pada mahasiswa di Banda Aceh. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Syiah Kuala yang berusia 18-21 tahun berjumlah 100 orang. Metode pengumpulan data menggunakan skala impulse buying sebanyak 48 aitem. Metode analisis data yang digunakan penelitian ini adalah metode statistik, dengan teknik komparasi dengan hasil t-test independent samples adalah sebesar 0,030< t tabel yaitu 1,664. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan impulse buying pada mahasiswa Universitas Syiah Kuala ditinjau dari jenis kelamin.
KECERDASAN EMOSI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA PERAWAT Aprilia, Eka Dian; Mauritsatina, Mauritsatina
Psikoislamedia: Jurnal Psikologi Vol. 6 No. 2 (2021): PSIKOISLAMEDIA : JURNAL PSIKOLOGI
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/psikoislamedia.v6i2.9323

Abstract

Saat menjalankan tugasnya, perawat dituntut harus menumbuhkan rasa saling menolong, mampu bekerja sama dan bersikap  ramah yang merupakan wujud dari perilaku prososial. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku prososial adalah kecerdasan emosi. Semakin tinggi kecerdasan emosi maka akan semakin tinggi perilaku prososial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku prososial pada perawat di Rumah Sakit X. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 161 orang dengan menggunakan teknik pengambilan data incidental sampling. Penelitian ini menggunakan Skala Kecerdasan Emosi yang disusun oleh Mawarpury (2004) berdasarkan aspek yang disampaikan oleh Goleman (2000) yang kemudian dimodifikasi, skala ini terdiri atas 27 aitem pernyataan dan Skala Perilaku Prososial yang disusun oleh peneliti berdasarkan pada teori Eisenberg dan Mussen (1989), skala ini terdiri atas 27 aitem pernyataan. Hasil analisis data menggunakan teknik analisis pearson product-moment menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,789 dengan nilai p = 0,000 (p < 0.05). Hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan perilaku prososial pada perawat di Rumah Sakit X. Hasil analisa juga menunjukkan semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin tinggi perilaku prososial pada perawat di Rumah Sakit X.
THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF DISCLOSURE AND RESILIENCE AMONG NURSES AT ACEH MENTAL HOSPITAL, INDONESIA: A CROSS-SECTIONAL STUDY Zahrina, Nazila; Mawarpury, Marty; Aprilia, Eka Dian; Sulistyani, Arum
Journal of Community Mental Health and Public Policy Vol. 7 No. 2 (2025): APRIL
Publisher : Lembaga Penelitian dan Terapan untuk Kesehatan Jiwa (Lenterakaji)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51602/cmhp.v7i2.241

Abstract

Background: Registered nurses employed in acute and semi-acute wards of mental hospitals frequently encounter elevated levels of stress, a significant component of which is the constant threat of violence from patients. Consequently, the capacity to adapt in challenging circumstances is referred to as resilience. Resilience, defined as the ability to cope with adversity, enables individuals to perceive challenges as catalysts for personal growth. Purpose: to identify the relationship between self-disclosure and the level of resilience exhibited by nurses at Aceh Mental Hospital. Methods: used a quantitative correlational approach, involved 45 nurses through a total sampling technique. The instruments used were the Resilience Scale for Nurse (RSN) (α = 0.830) and the Revised Self Disclosure Scale (RSDS) consisting of five dimensions with varying reliability. Results: A substantial relationship was identified between resilience and the dimensions of intent to disclose (p=0.002; r=0.456), amount of disclosure (p=0.029; r=0.326), and positive factor of disclosure (p=0.029; r=0.326). Meanwhile, the dimensions of honesty-accuracy and control of general depth did not show a significant relationship. Conclusion: Several factors related to self-disclosure have been shown to be positively associated with resilience, suggesting that openness may play a crucial role in enhancing the mental resilience of nurses working in high-risk environments. Abstrak Latar Belakang: Perawat yang bekerja di bangsal akut dan semi-akut Rumah Sakit Jiwa kerap menghadapi tekanan berat, termasuk risiko kekerasan dari pasien. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk beradaptasi dan tetap tangguh dalam situasi menantang, yang dikenal sebagai resiliensi. Resiliensi memungkinkan individu untuk melihat tekanan dan kesulitan sebagai peluang untuk berkembang. Tujuan: bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara self disclosure dengan tingkat resiliensi pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Aceh. Metode: Menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional, melibatkan 45 perawat melalui teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah Resilience Scale for Nurse (RSN) (α = 0.830) dan Revised Self Disclosure Scale (RSDS) yang terdiri dari lima dimensi dengan reliabilitas bervariasi. Hasil: Terdapat hubungan signifikan antara resiliensi dengan dimensi intent to disclose (p=0.002; r=0.456), amount of disclosure (p=0.029; r=0.326), dan positive factor of disclosure (p=0.029; r=0.326). Sementara itu, dimensi honesty-accuracy dan control of general depth tidak menunjukkan hubungan signifikan. Kesimpulan: Beberapa aspek self disclosure berkorelasi positif dengan resiliensi, menunjukkan pentingnya keterbukaan dalam memperkuat daya tahan mental perawat di lingkungan kerja berisiko tinggi.