Ketuban Pecah Dini (KPD) pada ibu bersalin dapat memicu infeksi dan sepsis yang berkontribusi pada meningkatnya angka kematian ibu. Sebanyak 85% kematian perinatal terkait dengan KPD. Meskipun penyebab utama KPD belum dapat dipastikan, ada beberapa faktor risiko yang diduga berperan, seperti paritas, kelainan pada selaput ketuban, usia ibu, kelemahan serviks, kehamilan kembar, kelebihan cairan ketuban (hidramnion), anemia, serta tingkat pengetahuan atau pendidikan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pendidikan, kejadian anemia, dan paritas ibu hamil dengan kasus KPD di RSUD Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian menggunakan desain case-control dengan total sampel sebanyak 120 kasus dan 120 kontrol yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pendidikan menengah sebanyak 95 orang (39,6%), tidak mengalami anemia sebanyak 133 orang (55,4%), sementara responden dengan anemia sebanyak 107 orang (44,6%), dan 146 responden (60,8%) memiliki paritas berisiko. Terdapat hubungan antara pendidikan ibu hamil dan kejadian KPD dengan nilai p-value = 0,00 dan korelasi 0,209. Hubungan anemia dengan kejadian KPD ditunjukkan dengan nilai p-value = 0,019 dan OR 1,909. Selain itu, terdapat hubungan antara paritas dan kejadian KPD dengan nilai p-value = 0,025 dan OR 1,888. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan, kejadian anemia, dan paritas ibu hamil dengan kasus Ketuban Pecah Dini di RSUD Praya, Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2023.