PT XYZ, salah satu perusahaan jasa kontraktor umum. Perusahaan mengalami keterlambatan proyek sebesar 56% dari total proyek yang dikerjakan pada tahun 2022-2024. Salah satu penyebab keterlambatan adalah kurangnya kompetensi personal project manager, termasuk kemampuan komunikasi dan manajemen konflik dan tidak adanya sistem penilaian kompetensi project manager. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan pengukuran kompetensi personal project manager berdasarkan Project Manager Competency Development (PMCD) Framework, yang mencakup aspek communicating, leading, managing, cognitive ability, effectiveness, dan professionalism. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) bertujuan untuk menentukan bobot prioritas dari keenam elemen kompetensi yang menghasilkan communicating dengan bobot 29%, leading dengan bobot 17%, managing dengan bobot 12%, cognitive ability dengan bobot 7%, effectiveness dengan bobot 31%, dan professionalism dengan bobot 5%. Didapatkan skor akhir kompetensi project manager adalah 0,65, berada dibawah skor minimum yang ditetapkan PT XYZ. Solusi yang diusulkan meliputi rencana pengembangan kompetensi melalui pendekatan experiental learning, formal learning, dan nonformal learning. Selain itu usulan solusi berupa formulir penilaian dan Key Performance Indicator (KPI) kompetensi personal berdasarkan PMCD Framework. Dengan begitu project manager dan perusahaan memiliki gambaran jelas mengenai area kompetensi yang perlu dikembangkan sehingga pengembangan akan lebih efektif dan tepat sasaran guna memperkuat pencapaian visi dan misi PT. XYZ. Kata kunci—project manager competency development framework, analytical hierarchy process, key performance indicator.