Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Sekolah Menengah Pertama 1 Meulaboh Di Aceh Barat Salim*, Agus; Siraj, Siraj; Marsithah, Iis
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 3 (2023): Juni, socio-economics, community law, cultural history and social issues
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i3.26833

Abstract

Penelitian ini berjudul strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Meulaboh di Aceh Barat. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada SMPN 1 Meulaboh di Aceh Barat. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori G, Tery yang dikenal dengan POAC. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripstif dengan teknik pengumpulan datanya meliputi teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan subyek penelitian terdiri dari kepala sekolah, pengawas sekolah, guru, dan komite sekolah serta stakeholder pendidikan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Strategi kepala sekolah SMPN 1 Meulaboh Aceh Barat dalam meningkatkan mutu pendidikan dilakukan berdasarkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan kepala sekolah yaitu melakukan perencanaan program sekolah yang mengacu pada 8 standar pendidikan, meningkatkan minat bakat dan prestasi belajar siswa melalui kegiatan intra kurikuler dan ekstrakurikuler, meningkatkan profesionalisme dan pedagogik guru di sekolah melalui MGMP dan bimbingan teknis lainnya, melakukan kegiatan pembinaan khusus untuk peserta didik berprestasi. Kemudian dalam pelaksanaan strateginya kepala sekolah selalu menyusun rincian tugas, memberikan pelimpahan wewenang atau pembagian tugas terhadap bawahannya seperti wakil kepala sekolah, guru koordinator, guru Pembina/pelatih serta melakukan kolaborasi kepada komite sekolah. Dalam strategi lainnya kepala sekolah juga menerapkan strategi melalui pembentukan tim kerja dan pelayanan dalam unit kepustakaan, tim kerja di laboraorium IPA, Laboratorium komputer, tim kerja di bidang Imtaq, tim pengembang sekolah, tim seni budaya, dan tim kerja bidang kewirausahaan/kantin serta tim kerja bidang ekstra kurikuler. Selanjutnya dalam pengawasan mutu sekolah, kepala sekolah menerapkan strategi open manajemen agar semua pihak merasa memiliki sekolah dan merasa bertanggung jawab secara bersama.
Manajemen Project Based Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Abad 21 di Sekolah Penggerak Jenjang Dasar Idawati, Idawati; Marsithah, Iis; Yanti, Hera
JAMP : Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 Maret 2024
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um027v7i12024p100

Abstract

Abstract: This study aims to analyze  Project Based Learning planning, Project Based Learning implementation  and Project Based Learning evaluation conducted by SD  Negeri 21 Bireuen in improving 21st century skills for students and studying the challenges faced in  Project Based Learning management. This research uses a qualitative approach with a descriptive method. Data collection through observation techniques, interviews and documentation review.  The research subjects were the principal, deputy principal for curriculum, and two class teachers in Phase C. Research results: 1) Project based learning  planning has gone well. The activities start from teacher council meetings, socializing project activities to parents. Planning, including: analysis of material characteristics from learning outcomes, determination of goals, conditions, time, compiling steps of project based learning activities, evaluating learning and making worksheets and 6C skill assessment formats. 2) The application  of the Project Based Learning  model related to improving 6C skills is going well, judging from the steps of activities used according to the procedures of the  Project based learning concept. 3) Project based learning  evaluation went well. It can be seen from the acquisition of scores on teacher activities to achieve very good predicates, and 4) The challenges faced are that school principals need teachers to be more creative, require a lot of media, costs and time in implementation, so there needs to be breakthroughs and innovations so that the project runs well.Keywords: Management; Project Based Learning; 21st century skills Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perencanaan Project Based Learning, pelaksanaan Project Based Learning dan evaluasi Project Based Learning yang dilakukan oleh SD  Negeri 21 Bireuen dalam meningkatkan keterampilan abad 21 bagi siswa serta mempelajari tantangan yang dihadapi dalam manajemen Project Based Learning. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, dan telaah dokumentasi. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan dua orang guru kelas di Fase C. Hasil penelitian: 1) Perencanaan project based learning telah berjalan dengan baik. Kegiatannya mulai dari rapat dewan guru, mensosialisasikan kegiatan project kepada orang tua siswa. Perencanaan, meliputi: analisis karakteristik materi dari dari capaian pembelajaran, penentuan tujuan, kondisi, waktu, menyusun langkah-langkah kegiatan project based learning, evaluasi pembelajaran dan membuat lembar kerja serta format penilaian keterampilan 6C. 2) Penerapan model Project Based Learning terkait peningkatan keterampilan 6C berjalan baik, dilihat dari langkah-langkah kegiatan yang digunakan sesuai prosedur dari konsep Project based learning. 3) Evaluasi project based learning berjalan dengan baik. Terlihat dari adanya perolehan nilai terhadap kegiatan guru mencapai predikat sangat baik, dan 4) Tantangan yang dihadapi yaitu kepala sekolah perlu guru agar lebih kekreatifan, membutuhkan banyak media, biaya dan waktu dalam pelaksanaannya, sehingga perlu adanya terobosan dan inovasi agar project berjalan dengan baik.      Kata kunci: Manajemen; Project Based Learning; keterampilan abad 21
Pengembangan Modul Project IPAS berbasis Lingkungan dalam Kurikulum Merdeka pada Fase E Ernawati, Ernawati; Marsithah, Iis; Jannah, Misbahul
Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran: JPPP Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jppp.v5i1.16968

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengembangan, validitas, dan Praktikalitas modul Project IPAS berbasis lingkungan dalam Kurikulum Merdeka pada Fase E. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan model 4D yang terdiri dari 4 tahap, yaitu (1) define; (2) design; (3) development; dan (4) disseminate. Untuk menguji kevalidan modul dilakukan oleh penilaian ahli materi tentang keseluruhan isi modul, ahli dalam tata bahasa yang akan menilai bahasa yang digunakan dalam modul, validasi desain yang akan dinilai oleh validasi ahli dalam teknologi pembelajaran. Uji coba produk dilakukan dalam 2 tahap yaitu uji coba pengguna /guru, uji coba kelompok kecil (12 peserta didik), dan kelompok besar (25 peserta didik). Penelitian ini telah mencapai standar kelayakan berdasarkan hasil kevalidan dan kepraktisan. Kevalidan produk modul projek IPAS berbasis lingkungan berdasarkan hasil validasi oleh ahli materi secara keseluruhan dari aspek yang dinilai mendapatkan persentase (92,08%), validasi oleh ahli bahasa 86,66%, dan validasi oleh ahli media 87,30% dengan kriteria sangat valid. Kepraktisan produk berdasarkan hasil uji coba pengguna/guru memperoleh skor rata-rata dari keseluruhan aspek adalah 88,48%, berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil memperoleh skor rata-rata 91,83%, berdasarkan hasil uji coba kelompok besar memperoleh skor rata-rata 92,30% dengan kriteria sangat praktis.
Pengembangan E-Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Berbasis Kearifan Lokal pada Fase E Julaidar, Julaidar; Marsithah, Iis; Jannah, Misbahul
Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran: JPPP Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jppp.v5i2.17017

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan, validitas, kepraktisan dan keefektifan e-modul Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) berbasis kearifan lokal pada Fase E. Jenis penelitian yang digunakan yaitu research and Development (R D). Penelitian pengembangan ini mengacu pada langkah-langkah model pengembangan Allesi dan Trolip yang terdiri dari (1) tahap perencanaan, (2) desain, dan (3) pengembangan. Produk yang dihasilkan adalah E-Modul dengan tema “Cagruk Sagu, Makananku, Budayaku”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa E-Modul yang dihasilkan memperoleh: (1) Tingkat kevalidan yang sangat tinggi, hasil uji validasi ahli media memperoleh persentase 90,51%, ahli bahasa 86,66% dengan kriteria sangat valid dan validasi ahli media 82,65% dengan kategori cukup valid. (2) Tingkat kepraktisan yang sangat tinggi, perolehan hasil dari uji kepraktisan berdasarkan hasil respon guru sebesar 88,64% dan respon peserta didik mencapai 91,64% dengan kategori sangat praktis. (3) tingkat efektifitas yang sangat tinggi, berdasarkan hasil observasi terhadap keterlaksanaan aktivitas guru memperoleh nilai persentase 92,29%, dan hasil observasi aktivitas peserta didik mencapai 89,88% dengan kategori sangat efektif. Selanjutnya berdasarkan data hasil ketercapaian Dimensi Profil Pelajar Pancasila diperoleh, dimensi Beriman, bertaqwa, kepada Tuhan yang maha Esa dan Berakhlak Mulia mendapatkan persentase sebesar 89,58%, untuk dimensi berkebhinekaan global memperoleh persentase 86,45%. Untuk analisis ketercapaian hasil belajar peserta didik diperoleh jumlah peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan, sebanyak 11 orang atau 91,66%, sedangkan peserta didik yang belum mencapai ketuntasan, sebanyak 1 orang atau 8,34%. Sehingga dapat diambil kesimpulan e-modul yang dikembangkan dinyatakan valid, praktis dan efektif  untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam kegiatan P5 pada tema Kearifan Lokal
Manajemen Pendidikan Inklusi Dalam Proses Pembelajaran dan Penanganan Guru Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Jannah, Rauzatul; Marsithah, Iis; Fadilla, Farah; Riza, Farah
MARAS : Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 2 No. 2 (2024): MARAS : Jurnal Penelitian Multidisiplin, Juni 2024
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/maras.v2i2.320

Abstract

Pendidikan inklusi merupakan suatu pendekatan pendidikan yang inovatif dan strategis untuk memperluas akses pendidikan bagi semua anak berkebutuhan khusus termasuk anak penyandang disabilitas. Pendidikan inklusi adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak normal pada umumnya untuk belajar. Manajemen pendidikan Inklusi dapat disimpulkan yaitu Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam penyelenggaraan pembelajaran pada sekolah inklusi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian ini adalah penelitian di lapangan, penelitian ini kami lakukan pada SD 4 Peusangan, adapun informasi yang menjadi sumber dari penelitian tersebut yaitu 3 orang yang termasuk di dalamnya yaitu murid, guru ,dan kepala sekolah. Berdasarkan hasil penelitian di SD diperoleh bahwa Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi diperlukan sebuah manajemen pendidikan inklusi, hal itu menjadi penting karena manajemen pendidikan inklusi merupakan proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan evaluasi dengan menggunakan dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia baik personel, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Bagi Mahasiswa Almuslim Saniah, Ayu; Marsithah, Iis; Fitri, Nisa; Fauza, Rina
MARAS : Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 2 No. 2 (2024): MARAS : Jurnal Penelitian Multidisiplin, Juni 2024
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/maras.v2i2.322

Abstract

Pembahasan mengenai dampak positif dan negatif penggunaan teknologi di kalangan mahasiswa Almuslim menyoroti kompleksitas hubungan antara teknologi dan nilai-nilai agama serta budaya. Meskipun terdapat dampak negatif seperti paparan konten yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, penurunan konsentrasi, dan risiko kecanduan, penggunaan teknologi juga membawa manfaat seperti akses terhadap berbagai sumber belajar, kolaborasi lintas budaya, dan memfasilitasi praktik keagamaan. Dalam menghadapi tantangan ini, pendekatan holistik dan seimbang diperlukan, di mana kesadaran diri, pendidikan, pengawasan, dan pengembangan platform teknologi yang mendukung nilai-nilai agama menjadi kunci. Dengan demikian, mahasiswa Almuslim dapat mengoptimalkan manfaat teknologi untuk mendukung perkembangan akademik, sosial, dan spiritual mereka sambil tetap mempertahankan identitas keagamaan dan nilai-nilai yang mereka anut.
Planning of Transformational Teachers in Differentiated Learning at SMK Negeri 1 Muara Batu, Aceh Utara Regency Ulfa, Fitria; Marsithah, Iis; Marisa, Riandi
Indonesian Journal of Education and Mathematical Science Vol 5, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/ijems.v5i3.20456

Abstract

Planning is a process to determine goals and objectives to be achieved by taking a strategic method to achieve goals. Transformational teachers are learning leaders who are able to move the education ecosystem in order to realize education that in the learning process is student-centered. Transformational teachers must have free and independent thinking in designing existing learning according to the needs of students, one of which is differentiated learning, because differentiated learning can meet the learning needs of different students so that it can arouse students' activeness, curiosity, learning optimism, and creativity. However, in implementing differentiated learning, transformational teachers face difficulties in understanding the concept and strategies of differentiated learning due to a lack of understanding in the technicalities of managing classrooms with varying levels of student abilities and learning styles in terms of content, processes or products both in preparation and in implementation. This study aims to describe: (1) Planning of Transformational teachers in improving differentiated learning at SMK Negeri 1 Muara Batu, North Aceh Regency. (2) Supporting and inhibiting factors for the implementation of Teacher Mobilizers in improving differentiated learning at SMK Negeri 1 Muara Batu, North Aceh Regency. This research is phenomenological using a qualitative approach carried out at SMK Negeri 1 Muara Batu, North Aceh Regency. Data collection techniques through observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques are carried out through data reduction, data presentation and data verification. The results of the study show that: (1) The Planning of Transformational teachers in improving differentiated learning at SMK Negeri 1 Muara Batu North Aceh Regency is going well such as: (a) has designed learning in the form of learning outcomes, diagnostic test questionnaires, becoming learning facilitators, and motivating student learning. (b) Designing schedules, learning objectives and flow of learning objectives as well as differentiated learning modules, (c) supervising, conducting diagnostic assessments, analyzing the results of previous report cards to determine the level of student ability, (d) reflecting, preparing learning media in accordance with students' learning styles, developing learning materials and models based on student needs. (e) guided by module 2.1 of the Transformational teachers Education Program. (2) Supporting factors for transformational teachers in differentiated learning at SMK Negeri 1 Muara Batu, North Aceh Regency, namely: (1) library, and (2) Provision of learning tools. The inhibiting factors faced by teachers driving differentiated learning at SMK Negeri 1 Muara Batu North Aceh Regency include: (1) Factors related to students, (2) Factors related to educators which include problems with teachers' mastery of the material, problems with teachers' mastery in classroom management, and (3) Factors related to learning evaluation
TANTANGAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI ERA GENERASI STRAWBERRY Putri, Rinny Andryani; Khairuna, Rifka; Ullia, Syifa; Marsithah, Iis
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol. 1 No. 4 (2024): August
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi masalah atau tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa di era generasi strawberry.Generasi strawberry adalah kelompok anak muda yang dianggap rapuh terhadap tekanan emosional dan kurang tahan dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi generasi strawberry. Studi pustaka merupakan metode penelitian yang digunakan.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat beberapa tantangan yang dihadapi mahasiswa di era generasi strawberry yaitu tekanan sosial dan akademik, kekhawatiran terhadap biaya hidup, serta stres dan kecemasan
Pengelolaan Budaya Kolaboratif dalam Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Kabupaten Aceh Utara Rafni, Rafni; Najmuddin, Najmuddin; Marsithah, Iis
JAMP : Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan Vol 7, No 4 (2024): Volume 7 No 4 Desember 2024
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um027v7i42024p493

Abstract

Abstract: This study explored the management of collaborative culture in special schools to improve the performance of teachers with different educational backgrounds. This is field research with a qualitative approach. Research informants are based on the strategic role of the research subjects in the phenomenon of collaboration in schools. The study employs observation, interviews, and documentation review for data collection, followed by data condensation, display/presentation, verification, and conclusion, with data validity ensured through triangulation and member check. The study found that collaborative school culture management can improve teacher performance at Special School in multiple stages, including First, planning is accomplished by developing the vision, mission, and school plans. Second, the principal delegated tasks to the development team, which included school residents. Third, implementation involves active engagement, skill development, and the establishment of a collaborative atmosphere for all school residents, as well as cross-subject work teams and coaching. Fourth, the principal conducts independent evaluations and directs development in yearly, monthly, and weekly routine meetings. Fifth, supporting aspects include visionary leadership, open communication, and mutual respect. The impending issues include a lack of ideal stakeholder cooperation, instructors' apathy toward collaboration, and insufficient community/parent participation Keyword: Collaborative School Culture Management; Teacher Performance; Special School (SLB). Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengelolaan budaya kolaborasi di sekolah luar biasa (SLB) untuk meningkatkan kinerja guru dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian didasarkan pada peran strategis dari subjek penelitian fenomena kolaborasi di sekolah. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan telaah dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan melalui kondensi data, display/penyajian, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan trianggulasi data, trianggulasi sumber, member check, perpanjangan waktu pengamatan. Hasil penelitian didapatkan pengelolaan budaya sekolah kolaboratif dalam peningkatan kinerja guru SLB Tanah Luas Aceh utara melalui beberapa tahap, yaitu: Pertama, perencanaan dilakukan dengan penyusunan visi, misi dan perencanaan sekolah. Kedua, kepala sekolah mendelegasikan tugas (job description) kepada tim pengembangan yang terdiri dari guru, staf, komite, dan pengawas. Ketiga, pelaksanaan melalui kolaborasi aktif, pembinaan keterampilan, dan penciptaan lingkungan kolaborasi semua warga sekolah, tim kerja lintas-mata pelajaran dan coaching. Keempat, kepala sekolah melakukan evalusi mandiri secara langsung dan fokus pengembangan melalui rapat rutin tahunan, bulanan dan mingguan. Kelima, Faktor pendukung gaya kepemimpinan visioner, komunikasi terbuka, sikap saling menghargai. Faktor penghambatnya yaitu belum optimalnya kerjasama stakeholder, guru bersikap apatis terhadap kolaboratif, partisipasi masyarakat/orang tua belum maksimal. Kata Kunci: Pengelolaan Budaya Sekolah Kolaboratif; Kinerja Guru; Sekolah Luar Biasa (SLB).
Manajemen Project Based Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Abad 21 di Sekolah Penggerak Jenjang Dasar Idawati, Idawati; Marsithah, Iis; Yanti, Hera
JAMP : Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 Maret 2024
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um027v7i12024p100

Abstract

Abstract: This study aims to analyze  Project Based Learning planning, Project Based Learning implementation  and Project Based Learning evaluation conducted by SD  Negeri 21 Bireuen in improving 21st century skills for students and studying the challenges faced in  Project Based Learning management. This research uses a qualitative approach with a descriptive method. Data collection through observation techniques, interviews and documentation review.  The research subjects were the principal, deputy principal for curriculum, and two class teachers in Phase C. Research results: 1) Project based learning  planning has gone well. The activities start from teacher council meetings, socializing project activities to parents. Planning, including: analysis of material characteristics from learning outcomes, determination of goals, conditions, time, compiling steps of project based learning activities, evaluating learning and making worksheets and 6C skill assessment formats. 2) The application  of the Project Based Learning  model related to improving 6C skills is going well, judging from the steps of activities used according to the procedures of the  Project based learning concept. 3) Project based learning  evaluation went well. It can be seen from the acquisition of scores on teacher activities to achieve very good predicates, and 4) The challenges faced are that school principals need teachers to be more creative, require a lot of media, costs and time in implementation, so there needs to be breakthroughs and innovations so that the project runs well.Keywords: Management; Project Based Learning; 21st century skills Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perencanaan Project Based Learning, pelaksanaan Project Based Learning dan evaluasi Project Based Learning yang dilakukan oleh SD  Negeri 21 Bireuen dalam meningkatkan keterampilan abad 21 bagi siswa serta mempelajari tantangan yang dihadapi dalam manajemen Project Based Learning. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, dan telaah dokumentasi. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan dua orang guru kelas di Fase C. Hasil penelitian: 1) Perencanaan project based learning telah berjalan dengan baik. Kegiatannya mulai dari rapat dewan guru, mensosialisasikan kegiatan project kepada orang tua siswa. Perencanaan, meliputi: analisis karakteristik materi dari dari capaian pembelajaran, penentuan tujuan, kondisi, waktu, menyusun langkah-langkah kegiatan project based learning, evaluasi pembelajaran dan membuat lembar kerja serta format penilaian keterampilan 6C. 2) Penerapan model Project Based Learning terkait peningkatan keterampilan 6C berjalan baik, dilihat dari langkah-langkah kegiatan yang digunakan sesuai prosedur dari konsep Project based learning. 3) Evaluasi project based learning berjalan dengan baik. Terlihat dari adanya perolehan nilai terhadap kegiatan guru mencapai predikat sangat baik, dan 4) Tantangan yang dihadapi yaitu kepala sekolah perlu guru agar lebih kekreatifan, membutuhkan banyak media, biaya dan waktu dalam pelaksanaannya, sehingga perlu adanya terobosan dan inovasi agar project berjalan dengan baik.      Kata kunci: Manajemen; Project Based Learning; keterampilan abad 21