Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Antioxidant Activity Of Methanol Extract Of Kesum Leaves (Polygonum Minus Huds.) DPPH MethodAktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Kesum (Polygonum Minus Huds.) Metode DPPH Indah Purwaningsih; Reskiya Sapriani; Ratih Indrawati
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 1, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v1i2.156

Abstract

Abstract: Kesum Plants (Polygonum minus) is one of the endemic plants in West Borneo containing phenolic compounds, steroids, flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, and beta-carotene. Phenolic, flavonoids and beta-carotene are antioxidant compounds. Most phenolic and flavonoid groups are polar compounds. Therefore, in this research used methanol solvent as representative of polar solvent. The purpose of this research  was to know the difference of antioxidant activity of methanol extract of kesum leaves with vitamin C. The extraction  is done by maseration for 3 x 24 hours, where the solvent is changed every 24 hours. The method used to measure antioxidant activity is the DPPH method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). The samples used in this paper are methanol extract of  kesum leaves in 80, 65, 50, 35, and 20 ppm with five replications. The comparator used is vitamin C. The result of the research showed that IC50 of methanol extract was 20,632 ppm and IC50 of vitamin C 6,175 ppm. Based on the results of this study it can be concluded that vitamin C and methanol extract of serum leaves have a very strong antioxidant activity.Abstrak: Tanaman Kesum (Polygonum minus) merupakan salah satu tanaman endemik di wilayah Kalimantan Barat yang mengandung senyawa golongan fenolik, steroid, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan betakaroten. Golongan fenolik, flavonoid dan betakaroten merupakan senyawa antioksidan. Sebagian besar golongan fenolik dan flavonoid merupakan senyawa polar. Maka dari itu, pada penelitian ini digunakan pelarut metanol sebagai perwakilan pelarut polar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun kesum terhadap vitamin C. Proses ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi selama 3 x 24 jam, dimana pelarutnya diganti setiap 24 jam sekali. Metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan adalah metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu ekstrak metanol daun kesum konsentrasi 80, 65, 50, 35, dan 20 ppm dengan pengulangan sebanyak lima kali. Pembanding yang digunakan adalah vitamin C. Hasil penelitian didapatkan IC50 ekstrak metanol daun kesum sebesar 20.632 ppm dan IC50 vitamin C sebesar 6.175 ppm. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa vitamin C dan ekstrak metanol daun kesum memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat.
Analisis Kadar Asam Sianida pada Rebung Bambu Sebelum dan Sesudah Pengukusan Selama 10, 15, dan 20 Menit Metode Elektroda Selektif Ion Gervacia Jenny Ratnawati; Ratih Indrawati
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 1, No 1 (2017): November 2017
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v1i1.89

Abstract

Abstract: Bamboo shoots is a kind of famous vegetables and consumed by people from various part of the world. Nutritional content of bamboo shoots are good but bamboo shoots also contain HCN (Cyanide Acid) which is dangerous if not treated properly. There are some ways to reduce the level of cyanide acid in the bamboo shoot, one of them is steaming technique. The purpose of this research was to know the difference of cyanide acid level in bamboo shoots before and after 10, 15, and 20 minutes steaming treatment. The research design used was quasi-experiment on 24 chosen samples with purposive sampling. The method used was ion selective electrode method and analyzed with ANOVA test. Based on the result of research obtained that the average of cyanide acid in bamboo shoots before steaming amount as 102,4983 mg/kg, after 10 minutes steaming was 67,8983 mg/kg, after 15 minutes steaming was 51,3617 mg/kg, and after 20 minutes steaming was 40.8283 mg/kg. The result of ANOVA test obtained p = 0.0001 (p <0,05) which showed that there was a difference of cyanide acid level in the bamboo shoot before and after 10, 15, and 20 minutes-steaming.Abstrak: Rebung merupakan salah satu jenis sayuran yang sudah dikenal dan dikonsumsi oleh manusia di berbagai belahan dunia. Kandungan gizi yang dimiliki rebung cukup baik akan tetapi rebung juga mengandung HCN (Asam Sianida) yang berbahaya jika tidak diolah dengan baik. Ada beberapa cara untuk menurunkan kadar asam sianida pada rebung salah satunya adalah teknik pengukusan. Tujuan  penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kadar asam sianida pada rebung bambu sebelum dan setelah pengukusan selama 10, 15, dan 20 menit. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu pada 24 sampel penelitian diperoleh dengan purposive sampling. Metode yang digunakan adalah metode elektroda selektif ion dan dianalisis menggunakan uji Anova. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil rata-rata kadar asam sianida pada rebung bambu sebelum pengukusan adalah 102,4983 mg/kg, setelah pengukusan selama 10 menit adalah 67,8983 mg/kg, setelah pengukusan selama 15 menit adalah 51,3617 mg/kg, dan setelah pengukusan selama 20 menit adalah 40,8283 mg/kg. Hasil uji anova didapatkan hasil p=0,0001 (p < 0,05) dimana menunjukkan terdapat perbedaan kadar asam sianida pada rebung bambu sebelum dan setelah pengukusan selama 10, 15, dan 20 menit.
Perbedaan Kadar Besi (Fe) pada Air Sumur Gali Di Dusun Wonodadi RT 07/ RW 10 yang Diberi PAC dengan yang Diberi Tawas Mutmainah Kartini; Ratih Indrawati; Suwono Suwono
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 2, No 1 (2018): November 2018
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v2i1.319

Abstract

Abstract: Water is one of the important components in human life. The results of observations by researcher, the Wonodadi Hamlet  RT 07 / RW 10 people using dig well water as clean water source. The dig well water used contains high Fe content, so the people adds PAC and alum (Aluminum Sulfate) before using water to reduce Fe content. The purpose of this research was to analyze the difference of Fe content in dug well water in Wonodadi Hamlet RT 07 / RW 10 which was PAC (Poly Aluminum Chloride) added with alum (Aluminum Sulfate) added. The research design used was quasi experimental research because it did not use the actual research design. The samples were dig well water treated by PAC 100 mg and alum 150 mg adds in every 1000 ml sample. The number of samples in this reserch was determined by replication formula, 16 samples of dig well water were PAC added and 16 samples of dig well water were alum added so that 32 samples were obtained. Samples of dig well water were taken at Wonodadi Hamlet RT 07 / RW 10. Analysis of Fe content in this research using AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer) method. The average of Fe content in the dig well water added by PAC was 0,9513 ppm. The average of Fe content in dig well water which was added by alum was 1,6735 ppm. Hypothesis in this research is alternative hypothesis (Ha) that there is difference of Fe content on dig well water in Wonodadi Hamlet RT 07 / RW 10 which PAC added with alum added. The result of computerized data processing through Paired T-Test obtained value p = 0,000 (p <0,05). Based on these results, Ha is received means that there is a difference in Fe content dig well water in Wonodadi Hamlet RT 07 / RW 10 which was PAC added with alum added.Abstrak: Air merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan manusia. Hasil observasi yang dilakukan peneliti, masyarakat Dusun Wonodadi RT 07 / RW 10 menggunakan air sumur gali sebagai sumber air bersih. Air sumur gali yang digunakan mengandung kadar Fe tinggi, sehingga masyarakat tersebut menambahkan PAC dan tawas (Aluminium Sulfat) sebelum menggunakan air untuk menurunkan kadar Fe. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa perbedaan kadar Fe pada air sumur gali di Dusun Wonodadi RT 07 / RW 10 yang diberi PAC (Poly Aluminium Chloride) dengan yang diberi tawas (Aluminium Sulfat). Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen karena tidak menggunakan rancangan penelitian yang sebenarnya. Sampel penelitian berupa air sumur gali yang diberi perlakuan dengan menambahkan PAC 100 mg dan tawas 150 mg pada setiap 1000 ml sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus replikasi, 16 sampel air sumur gali diberi PAC dan 16 sampel air sumur gali diberi tawas sehingga didapat 32 sampel. Sampel air sumur gali diambil di Dusun Wonodadi RT 07 / RW 10. Analisa penentuan kadar Fe dalam penelitian ini menggunakan metode AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer). Rata-rata kadar Fe pada air sumur gali yang ditambahkan PAC adalah 0,9513 ppm. Rata-rata kadar Fe pada air sumur gali yang ditambahkan tawas adalah 1,6735 ppm. Hipotesis pada penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yaitu ada perbedaan kadar Fe pada air sumur gali di Dusun Wonodadi RT 07 / RW 10 yang diberi PAC dengan yang diberi tawas. Hasil pengolahan data secara komputerisasi melalui uji Paired T-Test diperoleh nilai p = 0,000 ( p < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, Ha diterima artinya ada perbedaan kadar Fe pada air sumur gali di Dusun Wonodadi RT 07 / RW 10 yang diberi PAC dengan yang diberi tawas.
PENYULUHAN PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI DARI DAUN KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN PADA MAKANAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN NILAI GIZI MASYARAKAT Gervacia Jenny Ratnawaty; Ratih Indrawati; Hendra Budi Sungkawa
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 6, No 1 (2024): BUDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/budimas.v6i1.12274

Abstract

Tanaman Kelor telah dikenal selama berabad-abad sebagai tanaman multi guna, padat nutrisi dan berkhasiat obat. Mengandung senyawa alami yang lebih banyak dan beragam dibanding jenis tanaman lainnya yang ada. Tanaman Kelor mengandung 46 anti oksidan kuat yang melindungi tubuh dari radikal bebas, mengandung 18 asam amino (8 diantaranya esensial) yang dibutuhkan tubuh untuk membangun sel-sel baru, 36 senyawa anti inflamasi, serta 90 nutrisi alami seperti vitamin dan mineral . Kelor merupakan bahan pangan yang kaya akan zat gizi makro dan mikro. Kandungan nilai gizi yang tinggi dalam daun kelor dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu menyusui dan balita dalam masa pertumbuhan (Aminah et al, 2015). Pemberian daun kelor dapat meningkatkan Indeks Masa Tubuh (IMT) pada balita (Rahayu & Nurindahsari, 2018). Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sari,(2019) menunjukkan bahwa penambahan tepung daun kelor yang lebih tinggi akan meningkatkan kadar abu, kadar protein dan kadar serat kasar pada tepung komposit. Selain itu daun kelor juga mengandung antioksidan yang tinggi yaitu pada bagian atas atau pucuk daun (SUGIANTO, 2016) . Metode pelaksanaan yang dilakukan adalah kunjungan ke lokasi mitra, demontrasi pelatihan pembuatan hasil olahan makanan menggunakan daun kelor, dan sosialisasi tentang kandungan gizi daun kelor di Desa Rasau Jaya Umum, Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.
PENYULUHAN DAN APLIKASI PENGGUNAAN ZAT PEWARNA KAROTENOID SEBAGAI PEWARNA MAKANAN DARI BUAH MENTAWAK (ARTOCARPUS ANISOPHYLLUS) DI DESA BINAAN POLTEKKES PONTIANAK Gervacia Jenny Ratnawaty; Ratih Indrawati; Laila Kamila
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 5, No 1 (2023): BUDIMAS : VOL. 5, NO.1, 2023
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/budimas.v5i1.6963

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi flora yang luas dan paling banyak di dunia. Di dalam tanaman terkandung metabolit primer seperti protein, karbohidrat, dan lemak yang digunakan oleh tumbuhan itu sendiri untuk pertumbuhannya dan metabolit sekunder seperti fenolik, flavonoid, terpenoid, steroid, kumarin, dan alkaloid yang umumnya mempunyai kemampuan bioaktivitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Pigmen karotenoid dapat ditemukan dalam tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang potensial sebagai sumber zat warna alami adalah buah mentawa alias mentawak, atau entawak (Artocarpus anisophyllus). Tumbuhan ini merupakan salah satu spesies dari anggota suku Moraceae (kelompok nangka-nangkaan), merupakan salah satu buah lokal unik dan langka khas Kalimantan. Penggunaan pewarna alami dapat menjadi alternatif karena efek keamanannya, dan memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan. Selain sebagai pewarna alami, buah mentawak juga mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antioksidan dan provitamin A. Peneliitian yang pernah dilakukan tentang Kajian fitokimia beberapa spesies Artocarpus menunjukkan jenis ini mengandung senyawa metabolit sekunder seperti terpenoid, dan flavonoid. Sehingga buah mentawak dapat digunakan untuk bahan tambahan gizi masyarakat menggantikan bahan kimia seperti pewarna sintetis dari bahan kimia yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Pemanfaatan Fitoremediasi Dengan Melati Air (Echinodorus palaefolius) Dalam Menurunkan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Air Linbah Karet Di Siantan Hilir Pontianak Arifah, Rizki Zanuba; Triana, Linda; Indrawati, Ratih
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 6, No 2 (2023): MEI 2023
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v6i2.898

Abstract

Udara yang tidak bersih dapat membahayakan kehidupan manusia atau hewan. Sisa udara yang dibuang oleh pabrik industri diantaranya adalah air limbah pabrik jika tidak diolah dengan optimal, sehingga dapat menurunkan jumlah oksigen dalam udara dan mengakibatkan nilai COD menjadi tinggi. Oleh karena itu diperlukan pengolahan yang relatif murah yaitu pengolahan dengan fitoremediasi menggunakan tanaman melati air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan fitoremediasi dengan variasi variasi perendaman melati air dalam menurunkan kadar COD pada air limbah karet di Siantan Hilir Kota Pontianak. Desain penelitian pencarian yang digunakan adalah desain penelitian eksperimen.Pengolahan ini dilakukan dengan cara fitoremediasi dengan air limbah karet selama 4 hari, 8 hari, dan 12 hari. Hasil pengujian dengan melati air dapat menurunkan kadar COD mencapai 85,20% dari 660,83 mg/l menjadi 97,75 mg/l. Dengan metode pengukuran COD menggunakan Close Reflux . hasil Berdasarkan penelitian dan pengolahan data secara komputerisasi dengan uji Regresi Linier Sederhana diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05). Sehingga dapat diterima karena adanya pengaruh variasi lama perendaman dengan melati air dalam proses fitoremediasi dalam menurunkan kadar COD pada air limbah karet di Siantan Hilir Pontianak.
Analisis Kadar Bilangan Peroksida Pada Minyak Kelapa Yang Ditambahkan Daun Sirsak (Annona muricata Linn) Dengan Metode Iodometri manik, desima; Sungkawa, Hendra Budi; Indrawati, Ratih
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 5, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v5i2.976

Abstract

Processing of coconut oil among the people is still mostly done traditionally by heating. The oil produced has poor quality and is easily rancid. This is because heating can change the oil structure. To overcome this, we need a way that can produce quality oil with a long shelf life. Therefore, there is a need for substances that can improve the quality of oil, named antioxidants. One of the natural antioxidants that can be utilized is soursop leaves. Antioxidants in soursop leaves are acetogenin, steroids, flavonoids, glycosides, interquinone and other active substances.This study aims to analyze the effect of adding soursop leaves to the value of peroxide in coconut oil with iodometry method. The method used in this study was quasi experimental with purposive sampling. The population in this study was coconut oil. The samples in this study are coconut oil without the addition of soursop leaves and coconut oil which was added to the soursop leaves with a concentration of 1.25%, 2.5% and 5%. Based on the results of the statistical analysis of linear regression, it was found that p value = 0.038 <a 0.05 so that there was an effect of adding soursop leaves to the value of peroxide in coconut oil with a contribution of 92.5%. 
Analisis Kadar Vitamin C Infused Water Lemon (Citrus lemon) Dan Kiwi (Actinidia deliciosa) Terhadap Lama Perendaman Sari, Emilda; Napitupulu, Angel Ruth; Indrawati, Ratih
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2021): November 2021
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v5i1.947

Abstract

Alternatif untuk mendorong orang minum air putih lebih banyak salah satunya adalah Infused water. Infused water atau spa water adalah air putih dengan irisan buah atau sayuran segar di dalamnya. Proses tersebut membuat sari-sari dari buah yang direndam dalam air putih akan keluar dan air putih tersebut akan memberikan manfaat yang lebih, Salah satunya adalah kandungan vitamin C dari buah yang akan larut dalam air. Pembuatan infused water tidak memiliki standar baku, sehingga dalam proses perendaman memiliki bermacam-macam variasi waktu. Semakin lama waktu perendaman memungkinkan vitamin C lebih banyak mengalami leaching ke dalam larutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman terhadap kadar vitamin C infused water lemon (Citrus limon) dan kiwi (Actinidia deliciosa). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pertanian Politeknik Negeri Pontianak pada tanggal 20 Mei 2019. Sampel dalam penelitian ini adalah infused water lemon dan kiwi dengan perendaman selama 4 jam, 6 jam, 8 jam, dan 10 jam. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dengan banyaknya pengulangan pada tiap kelompok perlakuan adalah 6, dengan total sampel 24. Metode pemeriksaan yang digunakan adalah metode spektrofotometri. Hasil pemeriksaan kadar Vitamin C Infused Water lemon dan kiwi pada lama perendaman 4 jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam diperoleh kadar vitamin C rata-rata sebesar 11,91 ppm, 13,53 ppm, 15,90 ppm, 18,00 ppm. Hasil pemeriksaan dianalisa dengan uji regresi linier didapatkan hasil nilai signifikansi p = 0,000< 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh lama perendaman terhadap kadar vitamin C infused water lemon (Citrus limon) dan kiwi (Actinidia deliciosa). 
Analisis Kadar Karbohidrat Pada Nasi Merah Dengan Metode Nelson-Somogyi Triana, Linda; Febriyanti, Monica Ayu; Indrawati, Ratih
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 4, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v4i2.958

Abstract

Beras merah adalah salah satu jenis beras yang lebih difungsikan sebagai salah satu menu diet sehat yang dapat membantu menurunkan berat badan. Hal ini dikarenakan didalam beras merah memiliki peranan baik bagi kesehatan diantaranya vitamin B dan vitamin E ,serat, mineral, dan zat gizi lainnya. Selain digunakan sebagai salah satu menu diet, beras merah juga memiliki manfaat bagi kesehatan dan dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit di dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar karbohidrat nasi merah dengan pemanasan selama 6 jam, nasi merah yang didinginkan selama 6 jam dan nasi merah yang di dinginkan selama 6 jam lalu dipanaskan kembali selama 5 menit. Penelitian ini di lakukan di laboratorium Pertanian Politeknik Negeri Pontianak pada tanggal 20 Mei 2019. Sampel pada penelitian ini adalah nasi merah yang sudah masak dengan pemanasan selama 6 jam, nasi merah yang di dinginkan selama 6 jam dan nasi merah yang di dinginkan selama 6 jam lalu di panaskan kembali selama 5 menit. Metode Pemeriksaan yang di gunakan dalam pemeriksan ialah metode Nelson-Somogyi. Hasil pemeriksaan kadar karbohidrat pada nasi merah yang sudah masak dengan pemanasan 6 jam rata-rata sebesar 6.664 %, Kadar karbohidrat pada nasi merah yang didinginkan selama 6 jam didapatkan rata-rata sebesar 11,0680 %, dan Kadar karbohidrat pada nasi merah yang di dinginkan selama 6 jam lalu dipanaskan kembali selama 5 menit didapatkan rata-rata sebesar 8,350 %. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai signifikan p = 0,025 (p<0,050) sehingga Ha di terima yang artinya ada perbedaan kadar karbohidrat pada nasi merah dengan pemanasan selama 6 jam, nasi merah yang di dinginkan selama 6 jam dan nasi merah yang didinginkan selama 6 jam lalu di panaskan kembali selama 5 menit.
Perbedaan Kadar PO43- Pada Air Sebelum dan Setelah Penambahan Cangkang Telur Ayam Sari, Emilda; Asriyani, Tika; Indrawati, Ratih
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 3, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v3i2.933

Abstract

Tingginya aktivitas mencuci menggunakan deterjen yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari menimbulkan limbah domestik berupa tingginya kadar ion fosfat (PO) air limbah yang dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan, diantaranya adalah menimbulkan cutrofikasi atau blooming algae yang menyebabkan berkurangnya oksigen dalam perairan sehingga menyebabkan terjadnya kematian ikan dan biota perairan lainnya. Permasalahan lainnya adalah adanya cyanobacteria (blue-green-algae) yang mengandung toksin sehingga membawa resiko kesehatan bagi manusia. Penurunan kadar PO dapat dilakukan dengan metode adsorpsi menggunakan bahan alami seperti cangkang telur ayam Cangkang telur ayam mengandung CaCO sebanyak 94 % dan memiliki 10.000-20.000 pori-pori sehingga diperkirakan dapat menyerap suatu solute dan dapat digunakan sebagai adsorben Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan kadar PO," pada air sebelum dan setelah penambahan cangkang telur ayam. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental semu yang ditentukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 24 sampel. Metode penetapan kadar PO yang digunakan adalah spektrofotometri. Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan uji statistik One Way Anova diperoleh nilai sig p-0,715 atau p>0,05 pada tingkat kepercayaan 95% maka Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kadar PO," pada air sebelum dan setelah penambahan cangkang telur ayam.Â