Claim Missing Document
Check
Articles

Reduplikasi Upacara Adat Bapelas Sebagai Simbol Kekuasaan Kerajaan Kutai Kartanegara Emmy Sundari; Reiza D Dienaputra; Awaludin Nugraha; Susi Yuliawati
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.195 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1679

Abstract

Subjek penelitian ini adalah upacara adat Bapelas. Objek pembahasannya tentang pembacaansimbol-simbol kekuasaan di upacara adat Bapelas. Pembacaan simbol dilakukan dalam bentukreduplikasi dan pengamatan langsung struktur pelaksanaan upacara adat Bapelas. Pengkajianini dilakukan melalui pengumpulan data-data secara empiris, bersifat induktif, menggunakanmetode kualitatif dan analisis interpretatif. Reduplikasi upacara adat Bapelas merupakanpengulangan upacara ritual-sakral warisan leluhur secara turun-temurun dari tahun ke tahun.Upacara adat Bapelas menyimpan banyak simbol-simbol yang mencerminkan kekuasaansultan sebagai pemegang kekuasaan di Kerajaan Kutai. Namun sultan sendiri tidak memegangkekuasaan dan wewenang di masa pemerintahan Republik Indonesia. Kekuasaan dalampenelitian ini, hanya sebatas kekuasaan sultan sebagai pemegang kekuasaan adat di kerajaan.Kekuasaan dan wewenang hanya sebagai simbol legitimasi atau pengakuan bahwa KerajaanKutai Kartanegara sampai saat ini masih berdiri. Pemerintah Indonesia menjadikan Kerajaanini sebagai warisan budaya (kearifan lokal) dan pariwisata bagi kemajuan ekonomi, sosial, danpolitik Kutai Kartanegara .Kata Kunci: Bapelas, simbol, kekuasaan.
A corpus-based study of self-mention markers in English research articles Salwa Fadila Firdaus; Ypsi Soeria Soemantri; Susi Yuliawati
International Journal of Language Teaching and Education Vol. 5 No. 2 (2021): Volume 5, Issue 2, December 2021
Publisher : Universitas Jambi, Magister Program of English Education Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/ijolte.v5i2.15695

Abstract

The current research aimed at investigating the authorial identity through explicit self-mention markers (I, me, my, we, us, and our) in English research articles written by Indonesian authors. For this purpose, we employed a mix-methods research design consisting of two analysis phases. First, the quantitative analysis was represented by analyzing the frequency of self-mention markers in the corpus of 200 linguistics and applied linguistics research articles using the corpus tool AntConc ver. 3.9.5 (Anthony, 2020). The corpus was compiled from ten journals indexed in SINTA 1 and 2 in the latest five years (2017-2021). Second, the qualitative phase was represented by concordance analysis to interpret the discourse function of self-mention markers in use. We refer to Hyland's taxonomy (Hyland, 2002). Our findings have discovered that Indonesian authors use self-mention in various functions. This research shows the novice authors the extent to which authors can exploit self-mention markers in English research articles and how expert authors in reputable national journals use self mention markers to obtain essential functions to mark their authorial identity. Thus, this research is expected to add insight to EAP/ESL courses to encourage novice writers to construct and represent their identity in conveying their arguments firmly using these self-mentions markers. 
ANALISIS BERBASIS KORPUS: KOLOKASI KATA-KATA BERMAKNA “PEREMPUAN” DALAM MEDIA SUNDA (MAJALAH MANGLÉ, 2012 – 2013) Susi Yuliawati
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9172.805 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v3i2.42

Abstract

Makalah ini membahas kolokasi dan makna dari lima kata (awéwé, istri, mojang, pamajikan, dan wanoja) dalam bahasa Sunda yang bermakna perempuan dari majalah Manglè yang terbit di tahun 2012-2013 melalui pendekatan linguistik korpus. Tujuannya adalah mengidentifikasi distribusi frekuensi penggunaan lima kosakata bermakna perempuan, mengidentifikasi kolokat signifikan berdasarkan frekuensi dan MI score, dan membuat profil semantis untuk setiap kata bermakna perempuan berdasarkan analisis preferensi semantis dan medan makna menurut USAS. Metode yang digunakan adalah rancangan metode gabungan (mixed methods design), artinya penelitian ini menggunakan data statistik yang diperoleh dari analisis korpus, lalu diinterpretasikan lebih lanjut dengan menggunakan pertimbangan kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa frekuensi penggunaan kata-kata bermakna perempuan beragam. Kata yang paling sering digunakan adalah pamajikan, sedangkan yang paling sedikit digunakan adalah awéwé. Berdasarkan kolokat siginifkan yang dikategorikan menurut preferensi semantisnya, terdapat kecenderungan yang menunjukkan bahwa masing-masing kata tersebut dikaitkan dengan topik-topik tertentu. Selain itu, jika dilihat berdasarkan prosodi semantisnya, kata mojang cenderung dimaknai positif, istri dan pamajikan negatif, dan awéwé netral.
Semiotika Batik Paseban Kabupaten Kuningan (Semiotics of Paseban Batik, Kuningan Regency) Opah Ropiah; Lia Maulia Indrayani; Teddi Muhtadin; Susi Yuliawati
Indonesian Language Education and Literature Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Jurusan Tadris Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/ileal.v7i2.9090

Abstract

The aims of this study is to describe the meaning of Batik Paseban from Kuningan Regency using Roland Barthes' semiotic approach. The results show that the meanings found in the Paseban batik motifs include: (1) Sekar Galuh which describes nature conservation; (2) Oyog Mingmang which depicts unity and oneness; (3) Mayang Segara which implies the breadth of the human heart; (4) Adu Manis which describes domestic life; (5) Rereng Pwah Aci which reflects Sundanese women; (6) Geger Sunten which describes self-defense; (7) Réréng Kujang which means keeping a promise; (8) Mayang Cindé which describes character; (9) Sekar Kencana which describes leadership; 10) Ayang-Ayang which implies mutual cooperation; 11) Kadatun or Karatun which is interpreted as a fair and wise leader; and 12) Gagang Sénggang which represents prosperity.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan makna Batik Paseban dari Kabupaten Kuningan dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna yang ditemukan dalam motif batik Paseban di antaranya: (1) Sekar Galuh yang menggambarkan pelestarian alam; (2) Oyog Mingmang yang menggambarkan persatuan dan kesatuan; (3) Mayang Segara yang mengisyaratkan keluasan hati manusia; (4) Adu Manis yang menggambarkan kehidupan rumah tangga; (5) Rereng Pwah Aci yang mencerminkan perempuan Sunda; (6) Geger Sunten yang menggambarkan pertahanan diri; (7) Réréng Kujang yang dimaknai menepati janji; (8) Mayang Cindé yang menggambarkan budi pekerti; (9) Sekar Kencana yang menggambarkan kepemimpinan; 10) Ayang-Ayang yang mengisyaratkan gotong-royong; 11) Kadatun atau Karatun yang dimaknai pemimpin adil dan bijaksana; serta 12) Gagang Sénggang yang menggambarkan kemakmuran. 
LEXICAL BUNDLES OF INDONESIAN AND ENGLISH RESEARCH ARTICLES: FREQUENCY ANALYSIS azka saeful haq; Rosaria Mita Amalia; Susi Yuliawati
JALL (Journal of Applied Linguistics and Literacy) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jall.v5i1.4949

Abstract

This study is preliminary research of lexical bundles in the corpus of Indonesian and English research articles that focuses on analysis of frequency and distribution. This study aims to acquire list of common lexical bundles in applied linguistics articles and describes the patterns of bundle use. The most frequent lexical bundles investigated by frequency criteria reflect the common pattern of bundle use in each corpus. Frequency-based approach to multi-word combination enables us to acquire reliable results because of its statistical test in authentic language data. The result shows that the most numerous bundles are 3-word length and surprisingly, 5-word bundles it can be concluded that occurs in the top 20 rank in Indonesian corpus. The comparison between corpora reflects that the bundles across text section are identical. Although there are the same bundles used in both corpora, the typical bundles with high score of frequency and range are found to characterize the different group of writers. The distributional patterns show that there is the presence of popular bundles in English and Indonesian writers. The top rank lists emphasize that the common lexical bundle structures are phrase-based in expert level. Practically, this study can play role in English for Academic Purposes (EAP) to recommend prevalent patterns of lexical bundle use in the form of pedagogically useful list of word combination. The findings can also be used for non-native writers or scholars especially Indonesian writers to enrich the use of lexical bundles across sections in language and linguistics field.
NORMA PENGGUNAAN VERBA DISCLOSE DAN REVEAL PADA CORPUS OF CONTEMPORARY AMERICAN ENGLISH (COCA): KAJIAN LINGUISTIK KORPUS Fitri Nurul Falah; Susi Yuliawati; Eva Tuckyta Sari Sujatna
Metahumaniora Vol 12, No 2 (2022): METAHUMANIORA, SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i2.40187

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji pola penggunaan verba yang bersinonimi, yaitu disclose dan reveal, berdasarkan teori norms and exploitation (TNE) dari Hanks (2013) dalam Corpus of Contemporary American English (COCA) dengan menggunakan kajian linguistik korpus. Kesamaan makna antara verba disclose dan reveal dalam ragam lisan dan tulisan pada korpus COCA dianalisis berdasarkan frekuensi penggunaan, tipe semantis, dan profil sintagmatik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan metode gabungan (kuantitatif dan kualitatif) dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Metode kuantitatif digunakan pada tahap pengumpulan data dan pengindentifikasian tingkat kemunculan verba. Sementara itu, metode kualitatif digunakan dalam menafsirkan data berdasarkan tipe semantis dan profil sintagmatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua verba tersebut lebih frekuentatif dalam ragam tulis daripada lisan. Keduanya juga sering digunakan untuk mengungkap informasi dengan adanya tipe semantis information yang hampir muncul di setiap pola penggunaan. Perbedaannya terletak pada jumlah pola dalam profil sintagmatik, verba disclose memiliki lima pola, sedangkan verba reveal memiliki enam pola. Selain itu, verba disclose lebih sering digunakan mengungkapkan informasi apabila subjeknya adalah orang atau institusi, sedangkan subjek pada verba reveal adalah tindakan, aktivitas, atau peristiwa.
INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN DI DESA GEGESIK LOR KECAMATAN GEGESIK KABUPATEN CIREBON Reiza D. Dienaputra; Agusmanon Yunaidi; Susi Yuliawati
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2022): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v5i2.36850

Abstract

Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) menjadi kata kunci yang dapat digunakan untuk mengukur pemajuan kebudayaan. Hal tersebut secara tegas dijelaskan dalam UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Dengan demikian, pemajuan kebudayaan suatu daerah pada kabupaten, kota, provinsi, atau pada wilayah administratif lainnya yang berada di bawah kabupaten dan kota, baik itu kecamatan, desa atau kelurahan, dapat diukur atau didekati dari profil OPK yang dimilikinya, termasuk jenis aktivitas pemajuan kebudayaan yang dimilikinya, baik itu berkenaan dengan pelestarian, pengembangan, pemanfaatan maupun pembinaan. Wilayah terbaik dalam hal pemajuan kebudayaan bisa dipastikan adalah wilayah yang tidak sekadar memiliki kesepuluh OPK akan tetapi juga memiliki aktivitas pemajuan kebudayaan di keempat bidang. Berangkat dari pemikiran tersebut, kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini difokuskan pada upaya inventarisasi dan dokumentasi OPK di Desa Gegesik Lor Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Pemilihan Desa Gegesik Lor sebagai lokasi PPM dikarenakan posisi penting yang dimiliki Desa Gegesik Lor sebagai salah satu Desa Budaya di Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Selanjutnya, dari kegiatan inventarisasi dan dokumentasi tersebut tidak saja akan memberi penjelasan tentang kekayaan OPK Desa Gegesik Lor akan tetapi yang jauh lebih penting dari itu, mampu mendorong tampilnya Desa Gegesik Lor sebagai Desa Pemajuan Kebudayaan, tidak hanya di Kecamatan Gegesik akan tetapi juga pada tingkat Kabupaten serta  Provinsi.
Klasifikasi Topik terhadap Judul Berita Kasus Covid-19 dengan Multilayer Perceptron Faradhiba Salsabila; Afrida Helen; Susi Yuliawati
Techno.Com Vol 21, No 4 (2022): November 2022
Publisher : LPPM Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/tc.v21i4.6617

Abstract

Peran media massa berpengaruh dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyebaran Covid-19. Berdasarkan laporan Reuters Institute Digital News Report 2022, media daring cenderung dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber berita dengan persentase 88%. Hal tersebut menunjukkan media daring merupakan tempat penyebaran informasi yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan topik yang ada dalam berita terkait kasus Covid-19 dalam media massa Kompas dengan menggunakan multilayer perceptron. Berdasarkan hasil penelitian, berita kasus Covid-19 dapat dikategorikan menjadi empat label, yaitu kebijakan pemerintah, pemberitahuan informasi, internasional, dan masyarakat umum. Tingkat akurasi yang didapat dari pemodelan dengan multilayer perceptron adalah 75%. Kemiripan pada kata-kata dalam data menyebabkan adanya kesalahan dalam membedakan antara satu topik dengan topik lainnya.
Klasifikasi Sentimen Judul Berita Pemberitaan COVID-19 Tahun 2021 pada Media DetikHealth Fahri Delfariyadi; Afrida Helen; Susi Yuliawati
JIEET (Journal of Information Engineering and Educational Technology) Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jieet.v6n2.p50-57

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian linguistik terapan yang mengombinasikan linguistik dan ilmu komputasi dan berfokus di bidang natural language processing (NLP). Fenomena yang dikaji adalah klasifikasi sentimen pada judul berita pemberitaan COVID-19 di media DetikHealth selama tahun 2021 sehingga orientasi penelitian ini adalah mengklasifikasikan sentimen pada fenomena tersebut. Pengumpulan data dilaksanakan dengan memanfaatkan fitur saring yang disediakan media tersebut dan analisis data dilakukan dalam dua tahap besar, yaitu text preprocessing dan klasifikasi sentimen. Algoritma yang diimplementasikan dalam penelitian ini adalah algoritma MultinomialNB yang merupakan bagian dari naïve bayes classifier. Hasil dari penelitian ini adalah diperolehnya tingkat akurasi prediksi sentimen sebesar 72.5%. Selain itu, uji coba dengan tanpa melakukan salah satu atau keseluruhan tahapan preprocessing data memberikan dampak terhadap tingkat akurasi mesin. Penurunan tingkat akurasi paling menonjol terlihat pada uji coba tanpa stemming. Uji coba tanpa stemming menunjukkan adanya pemahaman linguistik yang berbeda jika tahapan stemming dilakukan dan penurunan tingkat akurasi mesin. Temuan lain adalah label sentimen netral adalah label sentimen berita dengan prediksi benar tertinggi dan label positif adalah label yang relatif salah diprediksi mesin. Implikasi dari hal ini adalah label positif merupakan label yang berpotensi mengalami kekeliruan prediksi. Kata Kunci—klasifikasi sentimen, text preprocessing, NLP
PENGUATAN LITERASI AKADEMIK BAGI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) KOTA SUKABUMI Ratna Erika Mawarrani; Dian Ekawati; Susi Yuliawati
Dharmakarya : Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat Vol 11, No 4 (2022): Desember, 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v11i4.33489

Abstract

Menulis karya ilmiah adalah kewajiban bagi pengembangan diri profesi mengajar. Keterampilan literasi akademik sebagai bagian penting dari penulisan adalah keterampilan yang belum dikenali sepenuhnya oleh seluruh tenaga pendidik, khususnya tenaga pendidik jenjang pendidikan dasar. Pengetahuan tentang konvensi tulisan akademik, pencarian basis data penelitian, dan critical thinking menjadi sebuah bentuk literasi yang perlu dikuatkan dan diterapkan. Dalam kegiatan PPM ini, tim peneliti mengadakan penyuluhan yang ditujukan untuk memperkuat literasi akademik guru-guru SD Negeri di Kota Sukabumi, Jawa Barat sehubungan dengan kewajiban para guru mempublikasikan artikel ilmiah untuk kepentingan kenaikan pangkat. Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini terkait langsung dengan pengetahuan penulisan ilmiah yang dapat menunjang peningkatan kinerja dan kompetensi tenaga pendidik di tingkat pendidikan dasar. Kegiatan berbentuk penyuluhan dan pendampingan menulis ilmiah ini memastikan agar pihak- pihak yang telibat tetap fokus pada keadaan dan kearifan lokal yang kuat di daerah tersebut serta research interest dari masing-masing para tenaga pendidik. Dengan penyuluhan ini, para tenaga pendidik berhasil mendapatkan informasi dasar literasi akademik, memulai pengembangan keterampilan dalam pencarian di basis data penelitian, serta mendapatkan pengetahuan lebih mendalam tentang konvensi tulisan akademik.Writing scientific papers is one of the main responsibilities for the self-development of the teaching profession. Academic literacy skills as significant part of writing are the skills that have not been fully recognized, especially by teachers at the basic education level. Knowledge of academic writing conventions, research database searches, and critical thinking are forms of academic literacy that required to be strengthened and further applied. In this Pengabdian Pada Masyarakat activity, the research team held training to develop the academic literacy of state elementary school teachers in Sukabumi City, West Java in connection with the obligation of teachers to publish scientific articles for career development purposes. This Community Service Program is directly related to scientific writing knowledge that can support improving the performance and competence of educators at the basic education level. This activity involved close-assistance sessions to ensure that the participants are able to focus on their local situations and trend in their schools as well as their personal research interests. With this program, the teachers were able to obtain basic information on academic literacy, start developing skills in searching research databases, and gain more in-depth knowledge of academic writing conventions.