Claim Missing Document
Check
Articles

Evaluasi Kesesuaian Jadwal Pemeliharaan Runway dengan Pertumbuhan Pergerakan Pesawat di Bandar Udara Juanda Freedy Kristiawan; Ervina Ahyudanari; Istiar Istiar
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.689 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26130

Abstract

Bandar udara Juanda menempati urutan kedua sebagai bandar udara tersibuk di Indonesia dengan data statistic jumlah penumpang yang mampu ditampung adalah 18 juta penumpang pada tahun 2015. Berdasarkan data kondisi saat ini dari PT Angkasa Pura I, pertumbuhan jumlah penumpang di bandar udara (bandara) Juanda pada triwulan I 2016 tercatat lebih besar 23.4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini mengakibatkan kerusakan yang terjadi pada runway semakin sering terjadi. Kerusakan yang terjadi biasanya hanya bersifat fungsional sehingga perbaikan yang dilakukan cukup dengan dilakukan pelapisan ulang (overlay) dan pemeliharaan lainnya. Permasalahan utama yang terjadi yaitu kesesuaian jadwal pemeliharaan dan pelapisan ulang terhadap pertumbuhan pergerakan pesawat.Pada studi ini dilakukan evaluasi kesesuaian antara jadwal pemeliharaan dengan pertumbuhan pergerakan pesawat. Tahap evaluasi dimulai dengan penyesuaian pola pertumbuhan pergerakan pesawat dengan kondisi perkerasan runway. Selanjutnya dilakukan jadwal pemeliharaan sesuai pola yang diterapkan oleh pihak bandara Juanda. Di samping itu, dilakukan perencanaan kebutuhan tebal pelapisan ulang yang dibutuhkan runway agar dapat melayani pertumbuhan pergerakan pesawat yang terjadi. Dalam evaluasi ini juga dibahas tentang pemeliharaan runway terhadap kontaminasi rubber deposit serta kesesuaian jadwal pemeliharaannya.Evaluasi dalam studi ini memberikan hasil untuk pertumbuhan pergerakan pesawat rata-rata total dalam 8 tahun terakhir (2009-2016) adalah 6.93%, 7.33% untuk penerbangan domestik dan 4.14% untuk penerbangan internasional. Peratingan kondisi perkerasan runway berdasarkan pengecekan visual maka dikategorikan rating 3 (fair) dimana dalam rating ini diperlukan tindakan pemeliharaan berupa overlay. Pemeliharaan kerusakan-kerusakan kecil masih mempertahankan pemeliharaan langsung seperti yang dilakukan pihak bandara Juanda.Adapun untuk kegiatan overlay yaitu dilakukan perataan dengan ketebalan menyesuaikan dengan tebal perkerasan tertinggi sebesar 1299 mm terhadap semua segmen. Untuk mencapai usia perencanaan hingga 20 tahun, perlu dilakukan pemeliharaan setiap 5 tahun dan pengawalan intensif agar usia pemeliharaan minimum dan usia rencana maksimum dapat terlaksana dengan baik. 
Evaluasi Ketersediaan Ruang Udara dalam Kaitannya dengan Keselamatan Operasional Penerbangan di Bandara Abdul Rachman Saleh Dimita Brilian Zahra; Ervina Ahyudanari; Istiar Istiar
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1034.487 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26260

Abstract

Dilihat dari letak topografi, Daerah dataran rendah Kabupaten Malang terletak pada ketinggian  250m dpl sampai dengan 500m dpl. Secara fisik, letak Bandara Abdul Rachman Saleh berada di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang atau 17 km arah Timur dari pusat Kota Malang. Bandara ini berada di lembah Bromo dan dikelilingi oleh beberapa gunung yaitu Gunung Semeru (3676m) di sebelah Timur, Gunung Arjuno (3339m) di sebelah Utara, Gunung Kawi (2551m) dan Gunung Panderman (2000m) di sebelah Barat. Sehingga, perlu diperhatikan keselamatan operasional penerbangan akibat pergerakan pesawat terkait dengan terbatasnya ruang udara. Dalam studi ini, dilakukan evaluasi pola pergerakan pesawat terhadap topografi dan kawasan operasi penerbangan Bandara Abdul Rachman Saleh.Selain itu juga dilakukan evaluasi kapasitas dan berat masing-masing pesawat terbang yang beroperasi terhadap ruang udara yang tersedia, dalam hal ini berkaitan dengan jarak tempuh pesawat dan panjang runway yang tesedia, konsumsi bahan bakar pesawat serta kondisi cuaca yang ada di sekitar bandar udara.Dari hasil analisis yang dilakukan, didapatkan hasil pada arah memanjang runway, kawasan keselamatan operasi penerbangan Bandara Abdul Rachman Saleh terhadap topografi memenuhi syarat dan menjamin keselamatan operasional. Pada arah melintang runway, kawasan operasi penerbangan Bandara Abdul Rachman Saleh terhadap topografi tidak memenuhi, karena elevasi topografi lebih tinggi dari pada batas elevasi kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) Bandara dan pergerakan masing-masing pesawat tidak mengalami gangguan keselamatan operasional terhadap topografi. Dalam radius destinasi 377 nm pesawat dapat menghabiskan bahan bakar sebesar 7365 liter sehinggakonsumsi bahan bakar pesawat per panjang destinasi yag ditempuh adalah 19,54 liter/nautical miles. Sehingga fuel cadangan yang diperlukan oleh pesawat adalah 2286 liter.Dan dengan kapasitas 25 pergerakan per jam di Bandara kondisi cuaca pada pagi hari dengan suhu rata-rata 27°, jarak pandang 7,1 km dan waktu tempuh efektif selama 45 menit. 
Studi Perencanaan Moda Transportasi Penumpang Antar Terminal Bandara Juanda Surabaya Indra Denny Priatna; Ervina Ahyudanari; Istiar Istiar
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.842 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26496

Abstract

Bandara Juanda memiliki kapasitas 12,5 juta penumpang  pertahun namun harus melayani hingga 17 juta penumpang. Pertumbuhan penumpang sebesar 16,% per tahunnya (Angkasa Pura I,2015) sehingga Bandara Juanda sudah mengalami Overcapacity.Untuk mengatasi hal tersebut,pihak Angkasa Pura I merencanakan pengembangan Bandara Juanda dengan menambah dua landasan pacu dan satu gedung terminal penumpang. diharapkan kedepanya bandara Juanda dapat melayani 75 juta penumpang per tahunnya.Lokasi dari ketiga terminal tersebut terpisah kan oleh landasan pacu dan tidak memungkinkan adanya penghubung dalam jarak dekat.melihat kondisi terminal penumpang dari Bandara Juanda dan estimasi peningkatan penumpang dalam beberapa tahun kedepan, ada beberapa permasalahan yang perlu di tinjau guna meningkatkan pelayanan pada Bandara Juanda. Permasalahan yang dimaksud adalah bentuk pelayanan pada penumpang transit yang berpindah terminal.Oleh karena itu pada penulisan tugas akhir ini dilakukan studi perencanaan transportasi penumpang antar terminal Bandara Juanda guna mengantisipasi demand transportasi antar terminal yang diakibatkan peningkatan jumlah penumpang,disamping itu memahami kondisi pergerakan penumpang pada bandara dan melakukan perencanaan moda transportasi sebagai upaya pengembangan bandara guna meningkatkan kualitas dari perjalanan pada Bandara Juanda Surabaya. Hasil yang didapatkan dari perencanaan ini adalah rekomendasi moda transportasi penumpang antar terminal yang efisien menghubungkan ketiga terminal bandara Juanda Surabaya. 
Perencanaan Ulang Layout Runway Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin yang Didasarkan Pada Hasil Analisis Airports GIS FAA Adhyaksa Adha Rahman; Ervina Ahyudanari; Istiar Istiar
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.928 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26598

Abstract

Banjarmasin adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai pusat dari provinsi Kalimantan Selatan, semestinya fasilitas transportasi antar kota, pulau maupun negara di kota tersebut mampu menangani permintaan jasa transportasi dengan baik. Kegiatan transportasi bersumber dari kebutuhan mayoritas yang beragama Islam sehingga membutuhkan transportasi kegiatan haji, maupun investasi dan pariwisata.Penentuan arah runway sebelumnya didasarkan pada analisis frekuensi dan kecepatan angin dominan pada daerah tersebut. Hasil analisis angin bandar udara Syamsudin Noor Banjarmasin adalah dominan pada 2 arah derajat azimuth, yaitu 100 - 280 dan 135 – 215. Diketahui bahwa dua arah tersebut tidak mencapai prosentase 95% cakupan, yang menurut ketentuan FAA pada Appendix 2 AC 150/5300-13A mengharuskan adanya runway pada arah angin dominan hingga prosentase 95% cakupan angin tercapai. Hal ini menunjukkan kebutuhan runway kedua. Dengan didapatkannya literatur dari FAA tentang penggunaan Airports GIS untuk analisis arah runway, maka Tugas Akhir ini mencoba untuk merencanakan ulang arah runway.Pertama, dilakukan studi literatur mengenai peraturan yang berlaku dan subyek. Kedua, dilaksanakan pengumpulan data seperti data lingkungan dan pergerakan pesawat. Selanjutnya ditentukan kapasitas pergerakan pesawat runway eksisting. Setelah itu, diramalkan tahun pertumbuhan pergerakan pesawat melebihi kapasitas runway. Langkah berikutnya adalah menentukan arah runway dari analisis windrose menggunakan program javascript ALL_WEATHER Wind Rose Form oleh FAA. Sistem runway didapatkan menyesuaikan arah. Terakhir, Runway dan taxiway baru direncanakan.Hasil menunjukkan runway eksisting 10 – 28 memenuhi persyaratan 95% cakupan angin. Didapatkan kebutuhan runway baru pada tahun 2043. Runway kedua direncanakan berdimensi 3326 x 45 m dengan pemisahan 1035 m.  
Perbandingan Kinerja Pelayanan Self Check-In dengan Check-In Konvensional untuk Maskapai Citilink dan AirAsia di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Muhammad Irfan Ardiansyah; Ervina Ahyudanari
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.61 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26889

Abstract

Dengan perkembangan teknologi yang pesat, Terminal Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya sudah menggunakan sistem self check-in.. Sistem self check-in adalah suatu fasilitas/tempat yang berfungsi untuk menyelesaikan berbagai prosedur dan persyaratan keamanan dan pelayanan yang menggunakan suatu mesin. Sistem ini sudah diterapkan di beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, dan negara-negara di benua Eropa. Sistem self check-in ini memiliki prosedur yang sangat mudah, dengan hanya melakukan scan barcode atau memasukan nomor e-ticket , kemudian memilih seat dan print boarding pass. Dikarenakan prosedur check-in yang mudah, terdapat 83% penumpang lebih memilih sistem self check-in (IATA Global Passenger Survey, 2014). Tugas akhir ini akan membandingkan efektivitas penggunaan self check-in dengan check-in konvensional yang disesuaikan dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/77/VI/2005,dan  standar Level of Service IATA. Perbandingan penggunaan self check-in dan check-in konvensional dilakukan dengan pentahapan awal adalah pengumpulan data waktu antar kedatangan penumpang di kedua tipe check-in dan memperkirakan kebutuhan self check-in 10 tahun kedepan. Dalam tugas akhir ini hasil yang didapatkan adalah self check-in sangat berpengaruh dalam mengurangi panjang antrian paling sebesar 15 penumpang pada Skenario 1 dan 6 penumpang pada Skenario 2  saat melakukan proses check-in.
Perencanaan Kebutuhan Jumlah Gate Berdasarkan Jumlah Rute Penerbangan yang Dilayani pada Bandara Internasional New Yogyakart Akbar Bayu Kresno Suharso; Ervina Ahyudanari
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.423 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.34829

Abstract

Gate sebagai akses yang digunakan untuk proses perpindahan penumpang dari terminal menuju ke sisi udara bandara. Dalam suatu perencanaan kebutuhan jumlah gate terkadang hanya dipertuntukkan untuk maskapai tertentu terhadap rute. Hal ini mempengaruhi jumlah gate yang tersedia. Penggunaan serta ketersediaan gate harus mencukupi dalam pelayanan penumpang dan pelayanan dari jadwal penerbangan yang tersedia terkait dengan rute penerbangan yang dilayani. Lamanya waktu pemakaian gate ini berbeda beda tergantung dari pelayanan boarding oleh pihak airlines dan penumpang yang akan melakukan penerbangan. Bandara yang akan ditinjau dalam tugas akhir ini adalah bandara baru yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta yang akan diberi nama New Yoyakarta Internasional Airport (NYIA). Bandara NYIA ini diharapkan dapat menggantikan peran Bandara sebelumnya yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Bandara Internasional Adi Sutjipto yang sudah dikatakan kelebihan kapasitas dengan jumlah penumpang mencapai 4 juta lebih per tahunnya dan tidak dapat dikembangkan lagi karena adanya ketebatasan lahan. Data – data yang akan diperoleh nantinya adalah data jenis pesawat yang beroperasi, data pola pergerakan pesawat, jadwal penerbangan bandara Adisutjipto, dan layout Bandara Internasional New Yogyakarta. selanjutnya dari data – data yang didapat akan dilakukan berbagai analisa yang menghasilkan bahwa tipe pesawat terbesar yang dapat beroperasi pada bandara nyia adalah boeing 747-400. dari hasil perhitungan jangkauan maksimum yang dapat ditempuh sebesar 10551 km.  berdasarkan hasil analisa lainnya, rute yang dapat dilayani bandara nyia ini  sebanyak 37 destinasi yang diantaranya terdapat 23 rute penerbangan domestik dan 14 rute penerbangan internasional. setelah itu dilakukan analisa terhadap jadwal penerbangan dan menghasilkan perencanaan jumlah gate pada bandara nyia sebanyak 14 buah gate dan seluruh gate ini akan dapat melayani hingga 234 penerbangan
Pengaruh Variasi Penambahan Agregat Buatan Terhadap Kadar Aspal Optimum untuk Perkerasan Aspal Lapis Aus Iik Radevi Burhamsi Putri; Hariyadi Hariyadi; I Dewa Made Alit Karyawan; Ervina Ahyudanari
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.395 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.37874

Abstract

Agregat yang digunakan pada konstruksi perkerasan umumnya menggunakan batu pecah yang didapatkan dari batu gunung maupun sungai yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan alam. Oleh karena itu diperlukan agregat buatan yang dapat menggantikan fungsi agregat alami maupun dapat mengurangi penggunaan agregat alami secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan agregat buatan terhadap kadar aspal optimum untuk perkerasan aspal lapis aus. Penelitian ini menggunakan agregat buatan geopolimer berbahan dasar fly ash yang digunakan ke dalam campuran dan dijadikan sebagai pengganti agregat kasar untuk perkerasan lapis aus untuk jalan raya. Variasi komposisi agregat buatan yang digunakan yaitu 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Terdapat lima sampel untuk masing-masing variasi dengan menggunakan tiga kadar aspal yaitu 5%, 6% dan 7%. Hasil yang didapatkan pada penelitian menunjukkan bahwa kadar aspal optimum untuk variasi penambahan 0% agregat buatan dan 25% penambahan agregat buatan memiliki kadar aspal optimum, sementara untuk variasi penambahan agregat buatan 50%, 75% dan 100% agregat buatan, hasilnya tidak mencukupi syarat spesifikasi yang ada, sehingga tidak dapat ditarik kadar aspal optimum
Disain Fasilitas Pergerakan Kedatangan Penumpang di Terminal Bandara New Yogyakarta International Airport Catharina Tiffani Wulandari; Ervina Ahyudanari
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.303 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.35931

Abstract

Bandara baru yang diberi nama New Yogyakarta International Airport terletak di Kabupaten Kulonprogo, tepatnya di Kecamatan Temon. Bandara ini diharapkan dapat mengimbangi pesatnya pertumbuhan kebutuhan transportasi udara di Yogyakarta, serta meningkatkan kenyamanan dan pelayanan bagi para pengguna jasa transportasi udara. Seiring dengan perkembangan lalu lintas, perlu diimbangi dengan fasilitas yang memadai guna memproses pergerakan penumpang menuju ruang pemrosesan selanjutnya. Oleh karena itu, disediakan fasilitas yang bertujuan untuk mempercepat proses pergerakan penumpang menuju ruang pemrosesan selanjutnya. Hal ini memungkinkan penumpang yang hendak mengambil bagasi, tiba lebih cepat di baggage claim area dari bagasi yang akan diambil. Waktu yang lebih cepat ini akan menyebabkan penumpang harus menunggu lagi. Dalam studi ini mencoba memberikan solusi masalah tersebut dengan memperhatikan proses penanganan bagasi. Berdasarkan hasil analisis peramalan jumlah penumpang menggunakan metode Regresi Linear, diperkirakan jumlah penumpang di Bandara NYIA pada tahun 2038 yaitu 20,000,000 penumpang. Total luas terminal penumpang diperkirakan adalah 97,000 m². Didapatkan waktu penumpang menunggu di baggage claim area dengan memperhatikan proses penanganan bagasi yaitu 23,69 menit untuk domestik & 23,19 menit untuk internasional. Hasil tersebut memenuhi standar pelayanan pengguna jasa bandar udara (Permenhub No. 38/2015) yang menyatakan bahwa standar waktu menunggu penumpang mengambil bagasi di baggage claim area adalah 30 menit
Kelayakan Finansial Kereta Bandara New Yogyakarta International Airport Dengan Analisis Sensitivitas Terhadap Perubahan Kebutuhan Lahan Kevin Andrea; Ervina Ahyudanari
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.949 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.36228

Abstract

Pada tahun 2011, penumpang Bandara Adisutjipto Yogyakarta dikatakan melebihi kapasitas yaitu mencapai 4 juta penumpang per tahun, melebihi kapasitasnya yaitu 1,2 juta penumpang per tahun. Untuk mengatasi masalah tersebut, PT. Angkasa Pura 1 memutuskan untuk membangun Bandara New Yogyakarta International Airport yang terletak di Wates, .K.abupaten Kulon Progo. Akses bandara ini difasilitasi moda kereta api. Dalam perencanaan yang ada, terdapat dua desain trase yang berbeda yang disajikan oleh PT. Angkasa Pura 1. Oleh karena itu, dibutuhkan analisa kelayakan finansial kereta bandara NYIA dengan memperhatikan perubahan kebutuhan lahan pada kedua desain trase. Dari data-data yang didapat, dilakukan perhitungan jumlah penumpang kereta Bandara NYIA dengan hasil 77,89% penumpang Bandara NYIA menggunakan kereta bandara. Setelah itu dilakukan analisis biaya investasi untuk kedua rute. Investasi untuk trase 1 sebesar Rp544,973,487,977 dan investasi untuk trase 2 adalah Rp1,145,963,930,152.92. Setelah itu dilakukan kelayakan finansial metode NPV, BCR dan IRR untuk kedua trase. Perhitungan kelayakan secara finansial menunjukkan nilai NPV untuk trase 1 adalah Rp10,791,607,297,048.50 sedangkan nilai NPV untuk trase 2 adalah Rp10,333,668,097,720.70. Nilai BCR untuk trase 1 adalah 9.797 sedangkan nilai BCR untuk trase 2 adalah 6.626. Nilai IRR untuk trase 1 adalah 112.68% sedangkan nilai IRR untuk trase 2 adalah 58.28%. Berdasarkan perhitungan kelayakan secara finansial, trase 1 kereta bandara memiliki nilai kelayakan finansial yg lebih baik dari trase 2.
Perencanaan Tahapan Pekerjaan Pelapisan Ulang Perkerasan Landasan Pacu Yang Dipengaruhi Waktu Operasional Bandara (Studi Kasus: Bandar Udara Internasional Stefanus Stefanus; Ervina Ahyudanari
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.212 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i1.39064

Abstract

Bandar Udara Internasional Juanda atau secara internasional disebut Juanda International Airport (JIA) yang terletak di Surabaya memiliki tingkat frekuensi penerbangan yang sangat tinggi di Indonesia. Semakin tahun, jumlah pergerakan penumpang pada Bandar Udara Internasional Juanda akan semakin meingkat. Sangat ideal, apabila Bandar Udara dapat beroperasi 24 jam. Namun saat ini, bandara tersebut tidak beroperasi 24 jam dikarenakan pelaksanaan pekerjaan pelapisan ulang perkerasan. Pekerjaan pelapisan ulang tersebut direncanakan selama 36 bulan. Lama waktu pengerjaan ini menyebabkan operasional bandara terganggu karena adanya pengurangan jam operasional untuk pelaksanaan overlay. Waktu overlay selama 36 bulan tersebut perlu dikaji ulang untuk mengetahui apakah proses pekerjaan pelapisan ulang perkerasan pada Bandar udara Internasional Juanda memerlukan waktu selama itu atau mungkin lebih. Kajian dimulai dengan mendapatkan data perencanaan tahapan pekerjaan pelapisan ulang Bandar Udara Juanda.  Hasil total perhitungan pelapisan ulang kemudian diakumulasikan untuk mengetahui lama total pelaksanaan pekerjaan. Dari hasil analisis tugas akhir ini, didapAtkan bahwa saat ini sedang dilaksanakan pekerjaan weakspot dan pekerjaan pelapisan ulang pada bandar udara Juanda. Pada satu hari opening time, pekerjaan weakspot dapat dikerjakan seluas 11,7 x 18 meter. Produktivitas yang didapatkan untuk pekerjaan pelapisan ulang adalah 7,6, 5,8, dan 3,9 meter x 45 meter untuk masing-masing pekerjaan 5cm, 6cm, dan 7cm. Waktu total yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan perbaikan weakspot adalah selama 145 hari, sedangkan untuk pekerjaan pelapisan ulang adalah 1100 hari.
Co-Authors Abdallh. A. A. Lhwaint Abrahem A Ali blash Adhyaksa Adha Rahman Aditiya Rendra Riawan Aditiya Rendra Riawan Aftoni Alvin Fahmi Akbar Bayu Kresno Suharso Akhmad Ittang Anwarsyah Akhmad Taufik Aditama Amani, Farrell Zata Andree Noviar Pradana Anwar Efendy Artin Finalita Ary Wahyudi Baskara, Gusti Made Bagus Caristyan, Griselda Amadhea Catharina Tiffani Wulandari Christiono Utomo Deanty Putri Maritsa Dian Ayu Wicahyani Dimas Bagus Satriyo Wibowo Dimita Brilian Zahra Doddy Arief Wibowo Edi Supriyono Eriza Islakul Ulmi Faisal Esa Arighi Fajrin Ramadhani Febriliyan Samopa Fitria Putri Luthfiyani Freedy Kristiawan Gumbiratno Widiatmoko Gunawan Kunto Bhasworo Halim Prasetyo Hutomo Hariyadi, Hariyadi Hendra Annisa Putri Lintang Hestuningrum Hendrawan Setyo Warsito Hera Widyastuti Hersanti Rahayu Hidayatul Amri Hitapriya Suprayitno, Hitapriya Hutapea, Sean Ivander Sahata I Gede Mardawa I Nyoman Arya Thanaya I Putu Artama Wiguna Ida Bagus Barawakya Iik Radevi Burhamsi Putri Ilham Siara Indra Denny Priatna Indrasurya B. Mochtar Istiar Istiar Jaballah, Danish Inayat Jaelani, Lalu Muhamad Januarti Jaya Ekaputri Karyawan, I Dewa Made Alit Kevin Andrea Larri, Rossan Fadel Lilla Anjani Birahmatika Ma’ruf, Buana Maulina Indah Harvianti Maulina Indah Harvianti Mirza Al Mahbubi Mohmed Alshekh A. M. Hmade Muhammad Galih Muhammad Irfan Ardiansyah Muhammad Nursalim Muhammad Rezky Ridwan Muhammad Yuanto Permana Muhtadi, Adhi Nur Iriawan Nursakti Adhi Pratomoadmojo Pangestu, M. Agus Prastyanto, Catur Arif R. Haryo Triharso Seno Raihan Akbar Ghifari Rita Ambarwati Rizky Fitri Amalia Istighfaroh Rohmatul Maghfiroh Rosman Hidayatulloh Rungkat, Jersey Jehezkiel Elison Ruffi Salsabila, Dhea Lutfiyah Sekartadji, Ratih Shoffan Abdi Tunggal Stefanus Stefanus Sulaksmono, Haris Sulhan Sulhan Supriyanto, Supriyanto Suryawan Murtiadi, Suryawan Syarif, Iif Ahmad Taftazani Hakim Udyani Salma Widyaswari Wahyu Herijanto Wajdino Arfa Rajawidad Wasono, Sapto Budi Widhi Utomo Megantoro Widodo, Alvian Wahyu William Bunkharisma Windy Ariesna Wardhani Wiryanta, Wiryanta Youngky Riantara Putra