Claim Missing Document
Check
Articles

Perancangan Ulang Sisi Udara Bandara Notohadinegoro Jember sebagai Bandara Sub-Embarkasi Haji/Umrah Widodo, Alvian Wahyu; Ahyudanari, Ervina
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i2.125678

Abstract

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur juga meningkatkan animo penduduk Jawa Timur terutama wilayah Tapal Kuda (Jember, Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo) untuk melaksanakan ibadah haji/umrah. Jemaah umrah wilayah Tapal Kuda setiap tahun mengalami kenaikan dan haji pada tahun 2023 sebesar 14 kloter. Para jemaah menggunakan transportasi darat menuju Bandara Juanda sebagai bandara embarkasi haji, oleh sebab itu munculnya usulan diberlakukan Bandara Notohadinegoro sebagai bandara sub-embarkasi haji sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang Bandara Notohadinegoro. Aksi tersebut mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) ke 9 ialah Industry, Innovation, and Infrastructure. Pengembangan infrastruktur Bandara Notohadinegoro bertujuan untuk meningkatkan pergerakan lalu lintas udara otomatis mendukung obyek pariwisata wilayah Kabupaten Jember dan sekitarnya sehingga meningkatkan perekonomian pada daerah tersebut. Dalam melakukan perencanaan sisi udara, langkah pertama dilakukan peramalan penumpang, pergerakan pesawat, jemaah haji, dan umrah dengan metode regresi linier. Hasil peramalan tersebut menghasilkan pesawat rencana. Kemudian diperhitungan volume jam puncak. Perencanaan geometri sisi udara berdasarkan SKEP/77/VI/2005, SNI 03-7095-2005, dan ICAO. Selanjutnya, dilakukan perhitungan tebal perkerasannya menggunakan FAARFIELD. Lalu, evaluasi kesesuaian KKOP terhadap topografi bandara. Selanjutnya menganalisis travel time dan cost wilayah Tapal Kuda menuju Bandara Notohadinegoro dan Juanda. Dari analisis, Bandara Notohadinegoro tahun 2027 akan melayani 5.415 jemaah haji, 33.251 jemaah umrah, 206.744 penumpang, dan 4.000 pesawat per tahunnya serta pesawat rencana Boeing 737-800NG. Runway berdimensi (2.250 x 45) m, taxiway selebar 15 m, dan apron (113 x 78) m. Tebal perkerasannya didapat perkerasan lentur runway dan taxiway setebal 490 mm dan perkerasan kaku apron setebal 635 mm. Kesesuaian KKOP terhadap topografi dapat disimpulkan bahwa arah memanjang runway memenuhi syarat, sedangkan arah melintang runway tidak memenuhi syarat. Travel time yang dikeluarkan jemaah haji/umrah wilayah Tapal Kuda menuju Bandara Notohadinegoro lebih cepat dibandingkan perjalanan langsung menuju Bandara Juanda. Travel cost yang dikeluarkan menuju Bandara Notohadinegoro lebih mahal dibandingkan perjalanan langsung menuju Bandara Juanda.
Analisis Perencanaan Kereta Bandara Internasional Ngurah Rai Berbasis Autonomous Rail Rapid Transit (ART) Jaballah, Danish Inayat; Ahyudanari, Ervina
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i3.124760

Abstract

Bali merupakan wilayah provinsi di Indonesia yang terkenal akan pariwisatanya. Tingginya minat pariwisata di provinsi Bali, mengharuskan pulau ini memiliki aksesibilitas transportasi yang baik seperti moda transportasi udara. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai memberikan bangkitan perekonomian terhadap kawasan di daerah Bali karena bandara menjadi salah satu akses menuju pulau Bali. Setiap tahunnya, bandara Ngurah rai selalu mengalami peningkatan jumlah penumpang. Meningkatnya jumlah penumpang berakibat pada meningkatnya volume kendaraan di rute Bandara sehingga terjadi kemacetan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis perencanaan transportasi massal yang dapat melayani penumpang dengan baik secara travel time maupun travel cost. Dalam menganalisis perencanaan kereta bandara berbasis Autonomous Rail Rapid Transit (ART) ini, digunakan beberapa langkah. Dimulai dari melihat land use yang ada di provinsi Bali, lalu dilanjutkan dengan penyesuaian ruas rute jalan dengan spesifikasi ART. Selanjutnya ialah menghitung travel time untuk moda mobil penumpang dengan bantuan Google Maps dan Grafik derajat kejenuhan untuk moda ART. Kemudian mencari nilai travel cost dimana didapatkan travel cost untuk moda mobil penumpang mengacu pada jasa GrabCar sedangkan untuk moda ART mengacu pada tarif Bus Listrik Transjakarta. Kemudian dilakukan perbandingan untuk travel time dan travel cost pada kedua moda transportasi sebelum dan sesudah ART dioperasikan sehingga mendapatkan gambaran nilai efektifitas dan efisiensi. Selanjutnya adalah menghitung variasi jumlah penumpang pesawat di bandara Ngurah Rai untuk mendapatkan nilai biaya investasi moda ART. Biaya pembangungan ART mengacu pada proposal pembangungan trackless tram di Australia. Dari hasil studi, diperoleh nilai perbandingan travel time dan travel cost untuk kedua moda transportasi. Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa dengan dioperasikannya ART maka dapat mengurangi kemacetan lalu lintas berupa pengurangan jumlah kendaraan bermotor hingga ±63% – 65% dan mempercepat travel time. Selain itu, beroperasinya moda ART dapat mengurangi emisi karbondioksida hingga 43%. Namun, perlu dilakukan perhitungan biaya investasi pembangungan ART yang lebih terperinci untuk mendapatkan nilai biaya yang akurat.
Analisis Perubahan Kualitas Layanan Penumpang dengan Adanya Transformasi Digital pada Area Check-in di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali Larri, Rossan Fadel; Ahyudanari, Ervina
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i3.125423

Abstract

Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali merupakan satu-satunya bandar udara internasional di Pulau Bali dan menjadi pintu masuk utama bagi para wisatawan. PT. Angkasa Pura I selaku pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali mencatat jumlah penumpang domestik pada tahun 2021 sebanyak 3.770.944 penumpang, angka ini meningkat 3% dari tahun 2020 yakni sebanyak 3.657.298 penumpang. Dalam menghadapi kemungkinan lonjakan jumlah penumpang di terminal domestik Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, tentu dibutuhkan fasilitas terminal penumpang yang memadai untuk mengurangi waktu check-in dan panjang antrean. Dengan pesatnya perkembangan teknologi terkait dengan fasilitas terminal bandar udara, beberapa fasilitas terminal khususnya pada proses check-in telah menerapkan beberapa metode check-in, diantaranya Self Check-in dan Self Baggage Drop (SBD) yang mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 9 yaitu industry, innovation, and infrastructure. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh pola distribusi penumpang tiap maskapai domestik dengan peak hour sebanyak 212 penumpang/jam pada pukul 16.00, peramalan total jumlah keberangkatan penumpang 7 tahun kedepan dengan metode regresi linear sebanyak 43.230.706 penumpang. Setelah dilakukan simulasi antrean diperoleh jumlah antrean penumpang maksimum di check-in counter adalah 39 penumpang/counter, self check-in 17 penumpang/counter, dan SBD sebanyak 4 penumpang/counter dengan waktu pelayanan maksimum 5,20 menit dengan grade LoS A. perkiraan kebutuhan penerapan Self Baggage Drop (SBD) diperoleh sebanyak 46 unit sehingga luas antrean penumpang di check-in counter konvensional dan mesin kiosk self check-in pada layout area check-in rencana menjadi berkurang. Luas total antrean eksisting di check-in counter konvensional 1.221 m2 berkurang menjadi 819 m2 dan mesin kiosk self check-in 910 m2 berkurang menjadi 680 m2 dengan rencana transformasi digital berupa penerapan Self Baggage Drop (SBD).
Perancangan Perpanjangan Runway Bandara I Gusti Ngurah Rai Caristyan, Griselda Amadhea; Ahyudanari, Ervina
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i3.126808

Abstract

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai adalah salah satu bandara tersibuk di Indonesia yang terletak di Provinsi Bali. Bali menjadi salah satu destinasi wisata bagi para wisatawan dalam negeri dan luar negeri, sehingga jumlah kedatangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat menimbulkan peningkatan jumlah kedatangan. Peningkatan dari traffic atau jumlah kedatangan di Bandara Ngurah Rai ini menyebabkan adanya kebutuhan baru pesawat dengan dimensi yang lebih besar atau disebut (Wide Body Aircraft). Perencanaan perpanjangan runway Bandara I Gusti Ngurah Rai ini sejalan dengan program PBB yaitu Sustainable Development Goals pada point ke-9 yaitu Industry, Innovation, and Inftastructure dengan membangun infrastruktur pada bandara terutama runway untuk mendukung peningkatan pergerakan pesawat dan penumpang bandara yang ada di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Dalam perancangan perpanjangan runway ini berdasarkan pada pesawat yang akan dilayani Bandara Ngurah Rai adalah A380-800 (Wide Body Aircraft) dengan kapasitas full-load. Pada perencanaan runway Bandara Ngurah Rai juga mempertimbangkan fasilitas udara (air side). Perpanjangan runway Bandara Ngurah berada pada sisi barat runway eksisting yang berbatasan dengan laut. Ekspansi mencakup perencanaan ketebalan perkerasan untuk disepanjang perpanjangan runway. Daya dukung tanah dan kapasitas lalu lintas udara dipertimbangkan dalam merancang perkerasan dan fasilitas pendukung runway. Akibat pandemi Covid-19, terdapat penurunan pergerakan pesawat dan penumpang pada tahun 2019 hingga tahun 2021. Oleh karena itu, data dari tahun 2015 hingga 2018 digunakan untuk keperluan peramalan, dengan rencana 20 tahun hingga tahun 2043. Pada tahun berikut, Bandara I Gusti Ngurah Rai akan melayani 370,322 pergerakan pesawat dan 64,950,506 penumpang. Dengan adanya pergerakan pesawat A380-800 maka direncanakan dimensi runway adalah 3400 x 45 m dengan taxiway selebar 30 meter. Melalui perhitungan dengan metode matematis didapatkan kapasitas runway sebanyak 54 pergerakan/jam. Perencanan perkerasan untuk runway dan taxiway menggunakan perkerasan lentur dengan ketebalan 1,128 mm.
Analisis Bandara Internasional Sam Ratulangi Sebagai Gerbang Internasional Pariwisata Indonesia Timur Berdasarkan Travel Cost Dan Travel Time Wisatawan Rungkat, Jersey Jehezkiel Elison Ruffi; Ahyudanari, Ervina
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 1 (2024)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i1.128301

Abstract

Perkembangan pariwisata di Indonesia masih belum seimbang dari segi jumlah wisatawan yang mengunjungi daerah wisata di Indonesia bagian timur. Hal tersebut menyebabkan oleh travel time yang lama dan travel cost yang mahal untuk mencapai daerah wisata tersebut. Lokasi pariwisata yang ada di Indonesia Timur yang menjadi daerah tujuan adalah Kepulauan Kei, Kepulauan Banda Neira dan Pulau Seram di Maluku; Labuhan Bajo, Pulau Komodo dan Danau Kelimutu di Nusa Tenggara Timur; Raja Ampat di Papua Barat, Morotai di Maluku Utara, Teluk Cendrawasih dan Pulau Biak di Papua; Taman Nasional Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Likupang dan Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara; dan Teluk Tomini di Gorontalo. Selama ini perjalanan menuju daerah tersebut menempuh rute dari Jakarta atau Bali menuju ke daerah tersebut. Dari studi sebelumnya terkait distribusi cargo di Indonesia Timur, diperoleh hasil bahwa Bandar Udara Sam Ratulangi memberikan alternatif pada waktu perjalanan yang lebih singkat. Didasari oleh hal tersebut ide untuk menjadikan Bandar Udara Sam Ratulangi menjadi gerbang pariwisata muncul. Dalam menganalisa kemungkinan Bandar Udara Sam Ratulangi menjadi gerbang pariwisata, telah dilakukan pengumpulan data dan perhitungan terkait waktu dan biaya perjalanan menuju lokasi pariwisata yang ada di Indonesia Timur berdasarkan dua kondisi yaitu simulasi dari Bandara Internasional Sam Ratulangi dan dari rute eksisting yang melayani menuju bandara tujuan. Setelah dibandingkan didapatkan dari 8 bandara tujuan pilihan 6 diantaranya memiliki jarak yang lebih dekat serta waktu tempuh dan biaya perjalanan yang lebih rendah untuk kondisi simulasi dari Bandara Internasional Sam Ratulangi dibandingkan dengan keadaan rute eksisting, sedangkan satu bandara tidak bisa dibandingkan karena tidak adanya penerbangan komersial berjadwal menuju bandara tersebut.
Analisis Keselamatan Operasional Penerbangan dan Kebisingan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Amani, Farrell Zata; Ahyudanari, Ervina
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 2 (2024): IN PRESS (Artikel masih bisa bertambah)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i2.130666

Abstract

Bandara Udara Sultan Syarif Kasim II adalah Bandar Udara terletak pada Kota Pekanbaru Riau yang melayani 268 penerbangan berjadwal setiap minggunya pada tahun 2023, Letak Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II berada pada jarak 5,8 km dari pusat Kota Pekanbaru. Pada tahun 2030 Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II direncakan akan menambah panjang landasan pacu menjadi 3200 meter. Hal tersebut dilakukan karena adanya ramalan prediksi lonjakan penumpang yang pergi atau menuju Kota Pekanbaru menurut penelitian terdahulu. Letaknya yang dekat dengan pemukiman penduduk mengakibatkan Bandar Udara SSK II sulit untuk melakukan pengembangan sisi udara di tambah lagi dengan adanya usulan dari Menteri Keuangan agar lokasi Bandara SSK II dipindah karena keberadaanya dapat membahayakan pemukiman penduduk sekitar. Analisis Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan dan Analisis Kebisingan pada perencanaan ini akan meninjau layout eksisting dan layout rencana bandara pada tahun 2030. Dalam perhitungan perencanaan ini menggunakan Metode Analisis Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan KM 44 tahun 2005. Untuk Metode Analisis Kebisingan dilakukan dengan menggunakan pola pergerakan pesawat terbang yang didapat dari aplikasi Flightradar24, Data yang digunakan dalam Analisis Kebisingan berasal dari EuroControl badan pengawas penerbangan yang mengatur tekait dengan kebisingan yang di hasilkan oleh Pesawat terbang, Data tersebut lalu di proses dengan menggunakan interpolasi permukaan dari titk menggunakan teknik inverse distance weighted pada aplikasi ArcGIS. Dari hasil penelitian Layout 2030 didapat bahwa Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Bandara SSK II mengakibatkan wilayah penduduk yang berada dibawah Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan bertambah seluas 1,205 m2. Kebisingan yang ditimbulkan oleh Bandara SSK II dibawah Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan terjadi kenaikan yang diakibatkan oleh perpanjang landasan pacu pada tahun 2030.
Analisis Aksesibilitas Terhadap Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan Moda Bus Transit Salsabila, Dhea Lutfiyah; Ahyudanari, Ervina
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 2 (2024): IN PRESS (Artikel masih bisa bertambah)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i2.130763

Abstract

Bali, adalah salah satu provinsi di Indonesia yang cukup dikenal secara global. Setelah pandemi mereda pada akhir kuartal pertama 2022, jumlah pengunjung di Bali meningkat secara tajam. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi bandara tersibuk kedua di Indonesia karena tingginya jumlah wisatawan yang datang melalui jalur udara. Namun, peningkatan pesat jumlah pengunjung juga menyebabkan kemacetan lalu lintas, sebagian karena mayoritas orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada transportasi publik. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah memperkenalkan sistem Bus Transit untuk meningkatkan layanan transportasi publik dan mengurangi kemacetan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aksesibilitas terhadap Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menggunakan sistem Bus Transit. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi destinasi wisata dan daerah sekitar rute bus, membaginya menjadi zona berdasarkan kecamatan, serta melakukan survei jarak dan waktu tempuh menggunakan Google Maps. Selain itu, dihitung juga Indeks Alpha, Indeks Beta, Indeks Gamma, dan Valued Graph Matrix untuk menentukan indeks aksesibilitas bandara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat aksesibilitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan menggunakan Bus Transit dipengaruhi oleh faktor jarak dan waktu tempuh dari setiap kecamatan menuju bandara, serta konektivitas antar kecamatan yang dilalui oleh rute Bus Transit. Indeks Alpha dan Indeks Beta menunjukkan bahwa Kecamatan Kuta Selatan adalah kecamatan dengan aksesibilitas paling rendah dengan nilai Indeks Alpha ( = 0, dan memiliki jaringan konektivitas yang paling sederhana dengan nilai Indeks Beta ( = 0.5. Sedangkan menurut Indeks Gamma, kecamatan dengan aksesibilitas paling rendah adalah Kecamatan Denpasar Timur dengan nilai Indeks Gamma (= 0.533. Berdasarkan hasil perhitungan Valued Graph Matrix, Kecamatan Ubud merupakan kecamatan dengan aksesibilitas paling rendah.
Analisis Pengaruh Biaya dan Waktu Tempuh Terhadap Aksesibililtas Angkutan Umum Menuju Stasiun KRL, LRT, dan BRT di Kota Bekasi Aditiya Rendra Riawan; Ervina Ahyudanari
Jurnal Penelitian Transportasi Darat Vol. 22 No. 2 (2020): Jurnal Penelitian Transportasi Darat
Publisher : Sekretariat Badan Kebijakan Transportasi, Formerly by Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/jptd.v22i2.1593

Abstract

ABSTRACTBekasi City is a buffer city of the Capital City of DKI Jakarta, with a population of 2,873,484 inhabitant. KRL, LRT, and BRT were built to meet the needs of trips to the city of Jakarta to reduce congestion. In fact, many people didn’t use KRL, LRT, and BRT as means to go to Jakarta. Therefore it is necessary to anlyze the accessibility to the three stations. The method used in this study is the Accessibility Method with the Competition Measure. Each land use surrounded the Bus Rapid Transit station area, Jabodebek LRT station, and Commuter Train Station is identified. Each facility's capacity, the physical distance between zones, travel time based on mode, and travel costs are the considered variables. The results show that the worst accessibility value is on Thursday, with the worst accessibility value of 5.804 for centroid number 235. The total area with a good accessibility category is 89 km2, moderate is 117 km2, and bad is 89 Km2. From the multiple regression analysis, the modeling form Y = -0.731 + 0.006 X1 + 0.075 X2 + 0.03 X3 + 0.031 X4 is obtained. From the new accessibility results, the value obtained the results of the category of good accessibility from 89 Km2 become 86 km2, areas with moderate accessibility category increased from 117 Km2 to 132 km2, and areas with poor accessibility categories from 33 km2 to 19 km2.Keywords: Accessibility; BRT Station; LRT Station; KRL Station; Public Transportation.ABSTRAKKota Bekasi merupakan kota penyangga Ibukota DKI Jakarta dengan jumlah penduduk 2.873.484 jiwa, serta memiliki potensi pergerakan orang yang besar menuju wilayah DKI Jakarta. KRL, LRT, dan BRT di Kota Bekasi dibangun untuk memenuhi kebutuhan perjalanan menuju Kota Jakarta untuk mengurangi kemacetan. Pada kenyataannya, banyak orang tidak menggunakan sarana tersebut menuju ke Kota Jakarta. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pelayanan angkutan umum menuju ketiga stasiun tersebut. Salah satu indikator tingkat pelayanan adalah aksesibilitas. Adapun metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah pengukuran aksesibilitas dengan metode penghitungan Competition Measure, dimana pada masing masing kawasan stasiun Bus Rapid Transit, stasiun LRT Jabodebek, Stasiun Kereta Commuter akan dilakukan penghitungan kapasitas masing–masing fasilitas, jarak fisik antar zona,  waktu tempuh perjalanan, biaya perjalanan. Penghitungan menghasilkan nilai aksesibilitas terburuk pada hari kamis dengan nilai aksesibilitas terburuk 5.804 pada centroid nomor 235, dengan luas wilayah kategori baik sebesar 89 Km2, sedang sebesar 117 Km2, dan buruk sebesar 89 Km2. Dari analisa regresi berganda didapatkan bentuk pemodelan Y  = -0.731 + 0.006 X1 + 0.075 X2 + 0.03 X3 + 0.031 X4. Dari hasil nilai aksesibilitas baru didapatkan hasil kategori aksesibilitas baik sebesar 89 Km2 menjadi 86 Km2, wilayah dengan kategori aksesibilitas sedang dari 117 Km2 menjadi 132 Km2, dan wilayah dengan kategori aksesibilitas buruk dari 33 Km2 menjadi 19 Km2.Kata Kunci: Aksesibilitas; Stasiun BRT; Stasiun LRT; Stasiun KRL; Pengangkutan Umum.
Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal Domestik dan Internasional Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali Hutapea, Sean Ivander Sahata; Ahyudanari, Ervina
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.146456

Abstract

Gate merupakan pintu yang digunakan sebagai penghubung penumpang dari ruang tunggu menuju ke pesawat. Kondisi ideal dari keberadaan gate di bandar udara yaitu, memiliki jarak tempuh dari ruang tunggu menuju ke pesawat tidak terlalu jauh serta kapasitas yang dapat mencukupi setiap jadwal penerbangan dengan penugasan gate (gate assignment) yang teralokasikan dengan baik. Untuk itu, pengaturan gate yang baik sangat krusial untuk mengoptimalkan waktu pemakaian gate. Beberapa keterlambatan penerbangan dapat disebabkan karena kurang optimalnya penugasan gate sehingga menyebabkan pesawat harus mengantri untuk melakukan lepas landas maupun parkir di apron setelah mendarat. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi untuk mengetahui apakah kondisi eksisting sudah memenuhi waktu penggunaan gate yang sesuai. Evaluasi dilakukan dengan cara pengumpulan data lamanya kegiatan pesawat saat menggunakan gate serta jadwal penerbangan yang kemudian diolah untuk mendapatkan data penerbangan turn around flight, kesesuaian jadwal penerbangan aktual dan scheduled, dan kesesuaian alokasi gate aktual dan scheduled. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, bahwa dari 66 penerbangan turnaround flight pada terminal internasional hanya 21 penerbangan yang termasuk ke dalam kategori on time sedangkan pada terminal domestik dari 91 penerbangan turnaround flight hanya 16 penerbangan saja yang termasuk ke dalam kategori on time, sisanya mengalami keterlambatan diatas 15 menit. Kesesuaian alokasi gate aktual dengan jadwal pada terminal internasional sebesar 85% sedangkan pada terminal domestik sebesar 96%. Dari hasil pengamatan 12 pesawat terkait proses ground handling, kegiatan yang paling banyak melebihi estimasi durasi adalah kegiatan pengecekan logbook dan membongkar muatan.
Co-Authors Abdallh. A. A. Lhwaint Abrahem A Ali blash Adhyaksa Adha Rahman Aditiya Rendra Riawan Aditiya Rendra Riawan Aftoni Alvin Fahmi Akbar Bayu Kresno Suharso Akhmad Ittang Anwarsyah Akhmad Taufik Aditama Amani, Farrell Zata Andree Noviar Pradana Anwar Efendy Artin Finalita Ary Wahyudi Baskara, Gusti Made Bagus Caristyan, Griselda Amadhea Catharina Tiffani Wulandari Christiono Utomo Deanty Putri Maritsa Dian Ayu Wicahyani Dimas Bagus Satriyo Wibowo Dimita Brilian Zahra Doddy Arief Wibowo Edi Supriyono Eriza Islakul Ulmi Faisal Esa Arighi Fajrin Ramadhani Febriliyan Samopa Fitria Putri Luthfiyani Freedy Kristiawan Gumbiratno Widiatmoko Gunawan Kunto Bhasworo Halim Prasetyo Hutomo Hariyadi, Hariyadi Hendra Annisa Putri Lintang Hestuningrum Hendrawan Setyo Warsito Hera Widyastuti Hersanti Rahayu Hidayatul Amri Hitapriya Suprayitno, Hitapriya Hutapea, Sean Ivander Sahata I Gede Mardawa I Nyoman Arya Thanaya I Putu Artama Wiguna Ida Bagus Barawakya Iik Radevi Burhamsi Putri Ilham Siara Indra Denny Priatna Indrasurya B. Mochtar Istiar Istiar Jaballah, Danish Inayat Jaelani, Lalu Muhamad Januarti Jaya Ekaputri Karyawan, I Dewa Made Alit Kevin Andrea Larri, Rossan Fadel Lilla Anjani Birahmatika Ma’ruf, Buana Maulina Indah Harvianti Maulina Indah Harvianti Mirza Al Mahbubi Mohmed Alshekh A. M. Hmade Muhammad Galih Muhammad Irfan Ardiansyah Muhammad Nursalim Muhammad Rezky Ridwan Muhammad Yuanto Permana Muhtadi, Adhi Nur Iriawan Nursakti Adhi Pratomoadmojo Pangestu, M. Agus Prastyanto, Catur Arif R. Haryo Triharso Seno Raihan Akbar Ghifari Rita Ambarwati Rizky Fitri Amalia Istighfaroh Rohmatul Maghfiroh Rosman Hidayatulloh Rungkat, Jersey Jehezkiel Elison Ruffi Salsabila, Dhea Lutfiyah Sekartadji, Ratih Shoffan Abdi Tunggal Stefanus Stefanus Sulaksmono, Haris Sulhan Sulhan Supriyanto, Supriyanto Suryawan Murtiadi, Suryawan Syarif, Iif Ahmad Taftazani Hakim Udyani Salma Widyaswari Wahyu Herijanto Wajdino Arfa Rajawidad Wasono, Sapto Budi Widhi Utomo Megantoro Widodo, Alvian Wahyu William Bunkharisma Windy Ariesna Wardhani Wiryanta, Wiryanta Youngky Riantara Putra