Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

FROM IMITATION TO EXPRESSION: THE USE OF DIRTY WORDS AMONG ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS Nabillah Putri, Shania; Amelia Safitri, Aliza; Hadiyansyah, Dhuha
Esteem Journal of English Education Study Programme Vol. 8 No. 1 (2025): Esteem Journal of English Education Study Programme
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/esteem.v8i1.18224

Abstract

This study examines the use of harsh language by elementary school children at a public school in West Jakarta. A qualitative research approach, combining observation and interviews, was used to gather data from 20 participants. The aim was to gain a comprehensive understanding of the usage of offensive language in their environment. The findings reveal five categories of harsh language: Dyspeptic Swearing, Abusive Swearing, Idiomatic Swearing, Emphatic Swearing, and Cathartic Swearing. Additionally, several types of offensive language were identified, including Animal, Sex Organ, Sexual Activity, Scatological, Patronymic, Racial/Ethnic Insults, Ableism, and Body Shaming. The study also highlights that the usage of these offensive terms is influenced by neurological, psychological, and sociocultural factors. The results of this research provide valuable insights into the wide variety of harsh words used by elementary school children and emphasize the need for fostering the use of more positive language among students.
Peningkatan Keterampilan Menulis sebagai Media Navigasi Emosi bagi Remaja Hadiyansyah, Dhuha; Piantari, Lusi Lian; Sabbah, Sherien; Alanurinisa, Arsylla; Amalia, Annisa Nur
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 7, No 1 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v7i1.3816

Abstract

Santri remaja di pesantren mengalami berbagai pengalaman unik yang membentuk perkembangan pendidikan, sosial, dan kepribadian mereka. Namun, mereka juga berpotensi menghadapi tekanan dari berbagai faktor, seperti akademik, aturan ketat, kontak sosial yang terbatas, tuntutan orang tua, fase pembentukan identitas, dan privasi yang minim. Oleh sebab itu, program pengabdian masyarakat berjudul “Pengembangan Keterampilan Menulis sebagai Media Navigasi Emosi bagi Remaja” ini dilaksanakan, di Pesantren Jagat Arsy, Tangerang Selatan. Program ini diikuti oleh 27 siswa kelas X dan XI, yang terlibat dalam lokakarya menulis narasi terapeutik. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengurangi tingkat stres, meningkatkan keterampilan menulis, serta memberikan ruang ekspresi bagi para santri. Kegiatan ini meliputi observasi, perumusan masalah, pelatihan menulis, dan evaluasi hasil melalui kuesioner. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 55,56% peserta merasakan perbaikan emosional, 37,04% merasa pelatihan hanya sedikit membantu, dan 7,41% mengaku tidak merasakan pengaruh sama sekali. Umpan balik dari peserta juga mencerminkan manfaat emosional yang positif, dengan mayoritas merasa lebih mampu mengungkapkan perasaan dan menyusun narasi yang mencerminkan pengalaman pribadi mereka. Program ini menegaskan pentingnya penulisan naratif sebagai metode terapeutik yang efektif dalam mendukung kesejahteraan mental remaja, khususnya di lingkungan pesantren.
Komunikasi Visual Mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia melalui Warna Fesyen Hadiyansyah, Dhuha; Bawarti, Era; Fadhilah, Asih Restu; Salsabila, Laetisia Jutta
Prosiding Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SENDAMAS) Vol 4, No 1 (2024): Desember 2024
Publisher : UniversitasAl Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/psn.v4i1.3465

Abstract

Penelitian ini didasari oleh signifikansi warna sebagai alat komunikasi yang mampu melampaui batasan bahasa. Pemilihan warna dalam busana bukan sekadar soal estetika; warna juga digunakan untuk menyampaikan berbagai pesan, mulai dari emosi, karakter pribadi, hingga pandangan hidup seseorang, termasuk di kalangan mahasiswa. Penelitian ini berfokus pada eksplorasi komunikasi visual melalui warna fesyen yang dikenakan oleh mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia (UAI). Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap 13 informan, penelitian ini mengkaji bagaimana warna pakaian digunakan sebagai ekspresi diri, identitas, dan media komunikasi non-verbal. Informan dipilih secara purposif dari berbagai program studi dan kategori mode fesyen untuk memastikan keberagaman perspektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna memainkan peran penting dalam membentuk identitas pribadi dan mengekspresikan suasana hati. Pilihan warna tidak hanya merefleksikan kepribadian, tetapi juga memiliki dampak psikologis terhadap pemakainya, terutama untuk meningkatkan rasa percaya diri. Warna gelap, khususnya hitam, sering digunakan karena fleksibilitasnya, sementara warna cerah diasosiasikan dengan ekspresi keceriaan. Selain itu, temuan ini memberikan wawasan bagi produsen dan institusi pendidikan mengenai pentingnya warna dalam fesyen, baik untuk produk maupun lingkungan sosial. Penelitian ini menegaskan bahwa warna fesyen merupakan alat komunikasi visual yang kaya makna, yang melampaui fungsi estetika semata.Kata Kunci: Ekspresi Diri, Komunikasi Visual, Mahasiswa UAI, Semiotika, Warna Fesyen.
Kosakata Tabu dalam Interaksi Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia Salsabila, Laetisia Jutta; Hadiyansyah, Dhuha
Prosiding Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SENDAMAS) Vol 4, No 1 (2024): Desember 2024
Publisher : UniversitasAl Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/psn.v4i1.3526

Abstract

Bahasa tabu, yang sering kali dianggap tidak sopan, berfungsi sebagai cerminan dinamika sosial dan norma yang berlaku dalam interaksi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi penggunaan kosa kata tabu di kalangan mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia, dengan fokus pada isu seksualitas, binatang, dan agama. Metode kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara dengan delapan narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung menggunakan bahasa tabu dalam situasi informal, terutama saat berinteraksi dengan teman dekat atau dalam kondisi emosional tertentu. Meskipun penggunaan bahasa tabu telah terintegrasi dalam budaya komunikasi mereka, penerimaan terhadap kata-kata ini sangat bergantung pada konteks sosial dan norma kelompok. Sebagian besar narasumber merasa bahwa bahasa tabu adalah bagian dari kebiasaan sehari-hari, meskipun ada kesadaran akan batasan yang ada. Variasi kata tabu yang muncul, seperti "anjing", "babi", dan "bangsat", mencerminkan kompleksitas hubungan sosial di lingkungan kampus. Temuan ini menekankan pentingnya memahami dampak sosial dan emosional dari penggunaan bahasa tabu dalam konteks komunikasi mahasiswa.Kata Kunci - Bahasa dan Budaya, Interaksi sosial, Kosa kata tabu, Universitas Al-Azhar Indonesia.
Building the Independence of Islamic Religious Education Students Through Edupreneurship Hunaida, Wiwin Luqna; Manan, Abdul; Hadiyansyah, Dhuha; Fahlehfi, Muhammad Ikbal; Firdaus, Muhammad Dhilal Mustambit
Jurnal Tarbiyatuna Vol 15 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/tarbiyatuna.v15i1.9900

Abstract

The concept of edupreneurship has emerged as a dynamic and transformative power in the field of education. The edupreneurs, with entrepreneurship mindset and spirit of education, are in a unique position to bridge the gap between traditional academics and rapidly growing global demands. This article tries to answer the problem of how edupreneurship strategies develop the independence of students of Islamic Religious Education Program of UIN Sunan Ampel Surabaya. Student independence indicates by the ability of financial management, strong mentality, intelligence, and problem solving skill. This is answered by case study research with qualitative approach using data collection through observation, interview, documentation, and focus grup discussion involving civitas academic of Islamic Religious Education Program of UIN Sunan Ampel Surabaya and sources from practitioners and scholars. The collected data are analyzed through the Miles & Huberman interactive analysis model with a data collection scheme, data condensation, data display, and conclusion. The results of the study indicate that there are a number of edupreneurship strategies to build the independence of Islamic Education students of UIN SunanAmpel Surabaya, including; establishing an incubation center, opening access to resources, organizing guidance, holding events or programs related to edupreneurship and business competitions, recognizing edupreneur students academically, and involving alumni of edupreneurs to inspire students.Students state that the campus needs to do at least three things; providing a place for students to practice edupreneurship, assigning study programs to include edupreneurship as one of the courses and learning outcomes, and providing training, seminars, workshops and guidance related to edupreneurship.
Harmony of Homeschooling and Islamic Education: Exploring Opportunities and Challenges in the Indonesian Context Hunaida, Wiwin Luqna; Halim, Abdul; Hadiyansyah, Dhuha
Jurnal Tarbiyatuna Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/tarbiyatuna.v15i2.12365

Abstract

This research explores innovations and challenges in the integration of Islamic religious education with the homeschooling model in Indonesia, focusing on Homeschooling KakSeto and Sekolah Murid Merdeka. Using a qualitative approach through case studies, this study involved six homeschooling families and collected data through observation, in-depth interviews, and questionnaires to 44 parents. The results of the study identified innovations in Islamic education such as the use of technology, active learning, and integrated curriculum development. Homeschooling offers curriculum flexibility, closer family relationships, and teaching religious values ​​that are more in line with family beliefs. However, there are challenges such as lack of child socialization, financial problems, concerns about homeschooling diploma, and difficulty finding the right curriculum. This study provides insight into the opportunities and barriers of homeschooling in Islamic education, and suggests the need for training and policy support for parents who choose homeschooling.