Claim Missing Document
Check
Articles

Kejadian Rheumatoid Arthritis pada lansia di Poliklinik Bandar Lampung Athaya Hafizhah; Umi Romayati Keswara; Dhiny Easter Yanti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 3 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i3.2106

Abstract

Rheumatic disease in the elderly: Rheumatoid arthritis cases and non–rheumatoid arthritis controlsBackground: Rheumatoid arthritis (RA) is an autoimmune disease that affects most people and the exact cause is unknown. Based on data from Bandar Lampung, RA ranks fourth in the profile of the top 10 diseases that have emerged since 2012. Although the cause is unknown, RA complications are very dangerous, ranging from joint deformities & disabilities, internal organ damage, to death.Purpose: To determine the factors associated with the incidence of rheumatoid arthritis in the elderlyMethod: Quantitative research with a case control design. The study population was all elderly patients at Pertamina Bintang Amin Hospital. The samples used were 47 cases and 47 controls. Multivariate analysis using multiple logistic regression tests.Results: It shows that there is no relationship between economic status (p-value 0.062) and the incidence of RA at Pertamina Bintang Amin Hospital. There was a significant relationship between smoking (p-value 0.042; OR 2.86), diet (p-value 0.013; OR 3.61), occupational (p-value 0.000; OR 6.80), and obesity (p-value. 0.017; OR 3.25) with RA.Conclusion: The most dominant factor associated with the incidence of RA in the elderly is work (OR 7,8). Workers at high risk are advised to use personal protective equipment while working and provide time for fun outdoor physical activity so as to reduce stress and help the absorption of vitamin D in the body more optimally.Keywords: Elderly; Rheumatoid arthritis; Obesity; Smoking; Economic status; OccupationalPendahuluan: Rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun yang paling sering terjadi di masyarakat dan belum diketahui secara pasti penyebabnya. Berdasarkan Data Kota Bandar Lampung, RA berada diurutan keempat dalam profil 10 penyakit terbesar yang muncul sejak tahun 2012. Meski penyebabnya belum diketahui, komplikasi RA sangat berbahaya, mulai dari deformitas sendi & disabilitas, kerusakan organ-organ dalam, hingga kematian.Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian rheumatoid arthritis pada lansia di poliklinik rawat jalan Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin (RSPBA) Tahun 2019.Metode : Penelitian kuantitatif dengan rancangan kasus control (case control). Populasi penelitian adalah seluruh pasien lansia di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin. Sampel yang digunakan sebanyak 47 kasus dan 47 kontrol. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda.Hasil : Tidak ada hubungan antara status ekonomi (nilai p 0,062) dengan kejadian RA di RSPBA. Ada hubungan yang signifikan antara merokok (nilai p 0,042; OR 2,86), diet (nilai p 0,013; OR 3,61), pekerjaan (nilai p 0,000; OR 6,80), dan obesitas (nilai p 0,017; OR 3,25) dengan kejadian RA.Simpulan: Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian RA pada lansia di poliklinik rawat jalan RSPBA Tahun 2019 adalah pekerjaan (OR 7,8). Disarankan pekerja berisiko untuk menggunakan alat pelindung diri saat bekerja, dan menyediakan waktu melakukan aktifitas fisik di luar ruangan yang menyenangkan sehingga dapat mengurangi stress dan membantu penyerapan vit. D lebih maksimal.
Stunting dan faktor determinannya pada balita usia 6–59 bulan di Kabupaten Lampung Tengah Veronica Ela Rimawati; Dhiny Easter Yanti; Nurul Aryastuti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 3 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i3.5613

Abstract

Stunting and its determinant factors among children aged 6–59 months in Central Lampung RegencyBackground: Stunting is a chronic malnutrition problem caused by insufficient nutritional intake for a long time because of poor nutritional needs. In (2018) data at the level of Lampang Province was above the national average, of 42.64% of most cases of stunting in Central Lampung Regency with a prevalence of 52.8%, then West Lampung with a prevalence of 37.3%, and Pesawaran 35.1.%.Purpose: To know the relationship stunting and its determinant factors among children aged 6–59 months in Central Lampung RegencyMethod: Quantitative research with a case-control approach. The population in this study were all toddlers aged 6-59 months, a sample of 144. Data collection used a questionnaire, univariate data analysis (frequency distribution), bivariate (chi-square), and multivariate (logistic regression).Results: There was no relationship between weight (p-value 1,000 OR 1.057), consumption of iodized salt (p-value 0.404 OR 1.398), education (p-value 0.732 OR 1.193), history of infectious disease (p-value 0.243 OR 639). There is a relationship between exclusive breastfeeding (p-value 0.025 OR 2.326), nutritional status of pregnant women (p-value 0.000 OR 16.771), taking vitamin A capsules (p-value 0.033 OR 2.311), various foods (p-value 0.000 OR 4.333), and economic status (p-value 0.000 OR 10.771) with the incidence of stunting. Conclusion: Nutritional status during pregnancy is the dominant factor with the highest OR value of 16,207.Conclusion: Nutritional status during pregnancy is the dominant factor with the highest OR value of 16,207. Keywords: Toddler; Nutrition; StuntingPendahuluan: Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) diyakini menjadi kunci untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Stunting telah menjadi salah satu masalah gizi yang dialami penduduk Indonesia. Banyak cara untuk mengurangi prevalensinya, salah satunya adalah dengan mengonsumsi singkong.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan Stunting dan faktor determinannya pada balita usia 6–59 bulan di Kabupaten Lampung TengahMetode: Pendekatan case control, populasi dalam penelitian adalah seluruh balita usia 6-59 bulan, sampel berjumlah 144. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis data secara univariat (distibusi frekuensi), bivariat (chi square), dan multivariat (regresi logistik).Hasil: Tidak ada hubungan menimbang berat badan (p-value 1,000 OR 1,057), mengonsumsi garam beryodium (p-value 0,404 OR 1,398), pendidikan (p-value 0,732 OR 1,193), riwayat penyakit infeksi (p-value 0,243 OR 639). Ada hubungan ASI eksklusif .(p-value 0,025 OR 2,326), status gizi ibu hamil .(p-value 0,000 OR 16,771), mengonsumsi kapsul vitamin A (p-value 0,033 OR 2,311), makanan beraneka ragam (p-value 0,000 OR 4,333), dan status ekonomi (p-value 0,000 OR 10,771) dengan kejadian stunting.Simpulan: Status gizi saat ibu hamil merupakan faktor dominan nilai OR tertinggi yaitu sebesar 16,207.
HUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS BERNUNG KABUPATEN PESAWARAN 2016 Dhiny Easter Yanti
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 5, No 3 (2016): Volume 5 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v5i3.468

Abstract

Tingginya kasus anemia pada ibu hamil merupakan indikator kesehatan buruk. Penyebab anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi dalam tubuh, disebabkan asupan yang tidak adekuat dan kebutuhan zat besi tidak dapat dipenuhi dari unsur makanan. Konsumsi tablet fe merupakan solusi yang tepat. Ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet fe akan berisiko terjadinya anemia lebih besar. Kejadian anemia pada ibu hamil 2015, 3.275 kasus (49,38%). Kasus tertinggi terdapat pada Puskesmas Bernung, 565 kasus (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, 2015). Penelitian diketahui hubungan kepatuhan konsumsi tablet fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil Trimester III di Puskesmas Bernung Kabupaten Pesawaran 2016. Penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi target seluruh ibu hamil Trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bernunng, dengan sampel 87 orang. Analisis data dengan chi square dan regresi logistik ganda dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan umur, paritas, pendidikan, status ekonomi, kelengkapan Antenatal Care (ANC), dan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p<0,05). Variabel kepatuhan paling berpengaruh terhadap kejadian anemia setelah dikontrol oleh variabel umur, paritas, pendidikan, dan kelengkapan ANC. Ketidakpatuhan konsumsi tablet Fe beresiko meningkatkan kejadian anemia sebesar 8,6 kali dibandingkan dengan patuh. Disarankan ibu hamil agar tertib dalam mengkunsumsi tablet Fe.Kata kunci : Kepatuhan, anemia
Hubungan Pekerjaan dengan Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Bumi Emas Lampung Timur Dhiny Easter Yanti; Aprilia Aprilia; Arnan Jaya; Randy Yusuf Pratama; Natasya Beggy Candesa
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 10, No 1 (2021): Volume 10 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v10i1.3240

Abstract

Sejak 2013 prevalensi merokok pada penduduk Indonesia terus meningkat. Hal ini dapat merugikan kesehatan perokok sendiri, kesehatan lingkungan sekitarnya (sebagai merokok pasif), dan merugikan negara (meningkatnya biaya kesehatan). Tujuan penelitian diketahuinya hubungan pekerjaan dengan prilaku merokok pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas Bumi Emas, Lampung Timur 2020. Jenis penelitian kuantitatif, dengan rancangan cross sectional. Sampel 288 responden (data mawas diri Puskesmas Bumi Emas, Lampung Timur 2020). Analisis data secara univariat dan bivariat dengan uji Somers’D. Penelitian menujukkan perokok aktif lebih banyak (70,8%) dibandingkan dengan tidak merokok (29,2%). Jenis pekerjaan responden pada umumnya petani dan buruh (72,2%), paling sedikit jenis pekerjaan pensiunan. Hasil uji Somers’D diperoleh nilai  = 0,071 artinya terdapat hubungan lemah antara pekerjaan dengan perilaku merokok, berpola positif. Disimpulkan pekerjaan berpengaruh terhadap perilaku merokok namum pengaruhnya lemah. Disarankan puskesmas dapat  berkerjasama dengan lintas sektoral untuk meningkatkan penerapan kawasan tanpa rokok (KTR) di wilayah kerja Puskesmas Bumi Emas Lampung Timur.
Hubungan Citra Tubuh, Pengetahuan Gizi dan Perilaku Makan terhadap Status Gizi Remaja di SMA Negeri 5 Kota Metro tahun 2017 Amalia Amraini; Dhiny Easter Yanti; Nurhalina Sari
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 9, No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v9i2.2916

Abstract

Status gizi remaja berhubungan dengan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya, di antaranya adalah asupan energi dan zat gizi, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, perilaku makan, kebiasaan konsumsi serat (buah dan sayur), aktivitas fisik, perilaku, merokok, citra tubuh dan faktor genetik yaitu status gizi orang tua. Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan citra tubuh, pengetahuan gizi dan perilaku makan terhadap status gizi remaja di SMA Negeri 5 Kota Metro. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode crossectional. Waktu penelitian yaitu bulan Juli-Agustus 2017 dengan populasi 421 dan mengambil sampel 130 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling sederhana. Pengumpulan data menggunakan alat ukur tinggi badan dan berat badan serta kuesioner.Analisis data menggunakan univariat dan analisis bivariat.Hasll uji Chi square diketahui bahwa dari 130 siswa  yang diteliti yang memiliki status gizi kurus sebanyak 23 orang (17,7%), normal 91 orang (70%), gemuk 16 orang (12,3%). Adapun hubungan dengan status gizi remaja pada SMA N 5 Metro yaitu citra tubuh p value  = 0,874, pengetahuan gizi nilai p value  = 0,765 dan perilaku makan nilai p value  = 0,354. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara citra tubuh, pengetahuan gizi dan perilaku makan terhadap status gizi remaja di SMA Negeri 5 Kota Metro. Adapun saran yaitu memberikan informasi kepada remaja terkait kebutuhan zat gizi serta perilaku makan yang baik guna menjaga agar tidak terjadi penyimpangan terkait citra tubuh.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) PADA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATANG HARI KABUPATEN LAMPUNG TIMU Dwi Astuti Widia Ningrum; Dhiny Easter Yanti; Sugihati Sugihati
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v7i4.1086

Abstract

ABSTRAKKontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat atau obat-obatan. Berdasarkan hasil pre-survey yang dilakukan peneliti pada bulan Mei 2018 di Puskesmas Batang Hari Kabupaten Lampung Timur didapatkan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) pengguna KB baru didapatkan 12 Pasangan Usia Subur. Pengguna Suntik sebanyak 8 akseptor dan Pil sebanyak 15 akseptor, pengguna KB aktif sebanyak 325 Pasangan Usia Subur pengguna IUD sebanyak 7 akseptor, Implant sebanyak 11 akseptor atau, kondom sebanyak 5 akseptor, Suntik sebanyak 213 akseptor, Pil sebanyak 89 akseptor. Tunjuan penelitian ini untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada pasangan usia subur. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB aktif periode bulan April 2018 yang tercatat di Puskesmas Batang Hari Kabupaten Lampung Timur dengan jumlah populasi 325 orang, sampel sejumlah 179 responden teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner, dan analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara umur istri dengan pemilihan kontrasepsi MKJP nilai p value 0,043 dan OR=1,300. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi MKJP nilai p value 0,032 dan OR=2,473. Ada hubungan antara pekerjaan dengan pemilihan kontrasepsi MKJP berdasarkan nilai p value 0,009 dan OR=1,335. Tidak ada hubungan antara jumlah anak dengan pemilhan kontrasepsi MKJP nilai p value 0,070. Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemilhan kontrasepsi MKJP nilai p value 0,037 dan OR=0,410. Diharapkan pasangan usia subur ikut dapat menambah pengetahuan dalam program KB melalui upaya promotif berupa bimbingan dan penyuluhan yang bertujuan menyampaikan informasi tentang metode kontrasepsi yang efektif.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PADA AKSEPTOR KB AKTIF DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2018 Dhiny Easter Yanti; Nurul Aryastuti; Nurhayati Nurhayati
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 8, No 2 (2019): Volume 8 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v8i2.1097

Abstract

ABSTRAKKontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat atau obat-obatan. Berdasarkan hasil pre-survey yang dilakukan peneliti pada bulan April 2018 dari sebelas Kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat, dari jumlah PUS 4.182 ribu jiwa, yang menggunakan alat kontrasepsi sebesar 2.782 ribu jiwa (CPR 66,52%) dengan prosentase pemakaian MKJP IUD (14,52%), Implant (14,63%), MOW (0,72%), MOP (0,21%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang pada akseptor KB aktif di Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB aktif periode bulan April 2018 yang tercatat di Puskesmas Batang Hari Kabupaten Lampung Timur dengan jumlah 2,841 orang, sampel sejumlah 125 responden teknik pengambilan sampel dengan cara Accidental  Sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner, dan analisa data yaitu univariat dengan menggunakan frekuensi dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square.Hasil penelitian menunjukan bahwa Ada hubungan antara umur ibu ((p = 0,001 < α = 0.05), pendidikan ((p = 0,018 < α = 0.05), (OR=3,284)), pengetahuan ((p = 0,005 < α = 0.05), (OR=4,038)), jumlah anak ((p = 0,047 < α = 0.05), (OR=1,356)) dan dukungan suami ((p= 0,004 < α = 0.05), (OR=4,575)) dengan penggunaan kontrasepsi MKJP sedangkan sikap tidak ada hubungan dengan penggunaan kontrasepsi MKJP ((p= 0,0286 < α = 0.05), (OR=0,555)) di Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Diharapkan pasangan usia subur ikut dapat menambah pengetahuan dalam program KB melalui upaya promotif berupa bimbingan dan penyuluhan yang bertujuan untuk menggunakan metode kontrasepsi yang efektif dan rasional.
PERBEDAAN KUALITAS HIDUP LANSIA ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI TRESNA WERDA DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN 2018 Dhiny Easter Yanti; Umi Romayati Keswara; Resna Mahdewi Puteri
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 8, No 4 (2019): Volume 8 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v8i4.2179

Abstract

ABSTRAK Kualitas hidup yang dipengaruhi oleh aspek sosial dan lingkungan berkaitan erat dengan lingkungan tempat tinggal lansia. Lansia pada umumnya tinggal bersama dengan keluarga, namun tidak sedikit lansia yang tinggal di panti Tresna Werdha.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup lansia yang tinggal di Panti Tresna Werdha dengan yang tinggal di keluarga Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018.Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan observasioal analitik. Populasi  adalah seluruh lansia yang berada di Panti Tresna Werdha sebanyak 80 lansia dan lansia yang tinggal bersama keluarga yang ikut kegiatan di panti 112. Sampel dipilih dengan teknik Accidental sampling, dengan perbandingan sampel 1:1 dengan 34 lansia yang tinggal di panti dan 34 lansia tinggal bersama keluarga. Analisis data T-Independet dan multivariat (regresilinier sederhana).HasilUjiT-Independent terdapat perbedaan aspek psikologis (p-value = 0.011) ,sosial (p-value=0.000) dan lingkungan lansia (p-value=0.000), dan tidak terdapat perbedaan kesehatan fisik (p=0.798). Aspek lingkungan merupakan aspek yang paling berbeda (p-value = 0.000) terhadap kualitas hidup lansia yang tinggal  di panti Tresna Werdha dengan yang tinggal di keluarga di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun 2018.Disarankan untuk pihak panti dan keluarga untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada lansia seperti kebersihan lingkungan dan melakukan aktifitas yang menyegarkan.Kata Kunci     : KualitasHidup, Lansia, Panti Tresna Werdha, KeluargaKepustakaan  : 8 (1996-2017) ABSTRACTQuality of life that is influenced by social and environmental aspects is closely related to the environment where the elderly live. Elderly people generally live with their families, but not a few elderly people live in nursing homes. This study aims to determine the differences in the quality of life of elderly people who live in TresnaWerdha Nursing Home with those who live in the family of Natar, South Lampung Regency in 2018..This study uses a type of quantitative research with an analytical observational approach. The population in this study were all elderly who were in the TresnaWerdha Nursing Home as many as 80 elderly and elderly who lived with families participating in the orphanage 112. Samples were selected by accidental sampling technique, with a ratio of 1: 1 with 34 elderly living in the orphanage and 34 elderly living with family. Analysis of T-Independent and multivariate data (simple linear regression). T-Independent Test Results have differences in psychological aspects (p-value = 0.011), social (p-value = 0.000) and elderly environment (p-value = 0.000), and there is no difference in physical health (p = 0.798). Environmental aspects are the most different aspects (p-value = 0,000) to the quality of life of elderly people living in TresnaWerdha nursing homes with those living in families in MuaraPutih Village, Natar District, South Lampung in 2018. It is recommended for the orphanage and family to give a taste safe and comfortable for the elderly such as environmental cleanliness and refreshing activities. Keywords: Quality of Life, Elderly People, Nursing Home, FamilyLiterature: 8 (1996-2017)
Tingkat Literasi Kesehatan Pada Penderita Hipertensi di UPTD Puskesmas Bandarjaya Lampung Tengah Dhiny Easter Yanti; Andoko Andoko; Eva Mayasari
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v9i1.1593

Abstract

Hipertensi termasuk salah satu jenis penyakit kardiovaskuler dimana secara global diseluruh dunia menyumbang sekitar 17 juta kematian pertahun (hampir sepertiga) dari total kematian dunia. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan pada penderita hipertensi.Metode penelitian kuantitatif,cross sectional dengan pengambilan data primer,populasi 2.405 dan sampel 297 orang dengan pengambilan secara cluster random sampling.Hasil sebagian responden memiliki tingkat literasi baik 177 (59,6%),tingkat pendidikan tinggi 170 (57,2%),bekerja 261 (87,9%),berpendapatan kurang dari UMK Lampung Tengah 171 (57,6%), memiliki akses layanan kesehatan mudah 174 (58,6%),memiliki akses teknologi kesehatan mudah 274(83,2%),akses informasi kesehatan mudah 187(63,3%).Literasi Kesehatan berasosiasi positif dengan tingkat pendidikan p =0.000 OR=3,1,pekerjaan p=0,004 OR=2,9,pendapatan p=0,003 OR=2,1,akses layanan kesehatanp=0,000 OR=2,7,akses teknologi kesehatan p=0,002,akses informasi kesehatanp=0,000 OR-9.Didapatkan ada 4 variabel yang berhubungan signifikan dengan literasi kesehatan yaitu tingkat pendidikan (OR=2,54),pendapatan(OR=2,1),Akses Teknologi dan akses informasi kesehatan (OR=8,8).Saran untuk meningkatkan akses informasi kesehatan dengan melengkapi media edukasi seperti buku dan majalah,poster,leaflet terkait tema hipertensi.
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA USIA 1- 5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAJA NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Dhiny Easter Yanti; Nurhalina Sari
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v7i4.1083

Abstract

Tahun 2015 kasus pneumonia Provinsi Lampung sebesar 22,2% dan Kabupaten Lampung Timur menduduki posisi ke dua di Provinsi Lampung sebesar 22,0%. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada anak balita usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraja Nuban Lampung Timur Tahun 2018. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak balita usia 1-5 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jumlah sampel 133 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling, dilakukan pada bulan Juni 2018. Analisis data menggunakan uji chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil uji chi-square didapatkan faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA adalah keterpaparan asap rokok (p=0,002; OR=3,3), status gizi (p=0,001; OR=10,4), pemberian asi esklusif (p<0,001; OR=4,6) dan riwayat imunisasi (p=  0,002; OR=3,3). Hasil uji multivariat didapatkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian ISPA adalah status gizi (OR=9,8) setelah dikontrol variabel lainnya. Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga ibu disarankan untuk dapat memberikan makanan dengan menu sederhana tapi bervariasi yang mengandung gizi seimbang dan didukung dengan pemberian ASI esklusif serta imunisasi lengkap.
Co-Authors Aan Oktavia yuman Achmad Farich Agung Aji Perdana Akhmad Kheru Dermawan Alek Iskandar Amalia Amraini Andoko Andoko Anggraheni Widyaningrum Aprilia Aprilia Arnan Jaya Arnelia Indah Pratama Aryastuti, Nurul Aryawati, Wayan Astri Pinilih Athaya Hafizhah Audrey Adelita Aulyya Rahmah Chanita Sari Manulang Christin Angelina Christin Angelina F Christin Angelina F Christin Angelina F Christin Angelina Febriani Desna Sari Putri Dina Dwi Nuryani Dina Dwi Nuryani Dinda Rachma S Dwi Astuti Widia Ningrum Echa Rafika Erika Dwi Permana erika maulina yanti Eva Mayasari Fadel Achmad Haikal Fadel Achmad Haikal Fadhilah Amanda Sari Fakhri Rizki Febrianti Firdha Azzahra Saputri Fitri Eka Sari Fitri Ekasari Fitri Yanti Ghina Gabrilla Yusuf Ghina Gabrilla Yusuf Ghina Gabrilla Yusuf Hafiratul Fitri Usfa Hana Rizka Aulia Hany Musliha Hermawan, Dessy Herry Djoko Subandriyo Ida Maya Meika S Ida Maya Meika Sari Ida Sulistiani Iing Lukman Ika Artini Indah Mulia Herwisdiane Indah Mulia Herwisdiane Iqmy, Ledy Octaviani Karbito Karbito Keswara, Umi Romayati Khoidar Amirus Lolita Sary mislianti - Mislianti Mislianti Muhammad Fazar Sidiq Alhayat Muhammad Shendy Febrian Sahapati Natasya Beggy Candesa Neti Nurmala Sari Nina Okta Rina Nova Muhani Nova Muhani Novita Sari Nuke Indrawati Nur’afni Balqis Julia Nurhalina Sari Nurhayati Nurhayati Nurkhasanah Nurkhasanah Randy Yusuf Pratama Renitasari Renitasari Renna Oktavia Rudi Resna Mahdewi Puteri Rina Suryani Riski Aryanti Rr. Salwa Zasya Samino Samino Samino Setiawati Setiawati Siti Mariam Sugihati Sugihati Vera Yulyani Veronica Ela Rimawati Wayan Aryawati Wayan Aryawati Wayan Aryawati Wayan Aryawati Wiwik Erni Puspita Sari Yolandha Adinda Pratiwi Yulyani, Vera Yuniar Herdarini Utami Yusuf Firmansyah Zahra Shafa A Zahra Shafa Anisa Zelda Nora Afriza Zulius Alfandi