Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Hubungan tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di apotek kabupaten badung : Patients satisfaction with pharmaceutical care in community pharmacies in the district of badung wintariani, putu; Apsari, Dewi Puspita; Suwantara, I Putu Tangkas
Bali Medika Jurnal Vol 8 No 4 (2021): Bali Medika Jurnal Vol 8 No 4 Desember 2021
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v8i4.196

Abstract

Pharmaceutical service is a direct and responsible service to patients related to pharmaceutical preparations with the aim of achieving definite results to improve the quality of life of the patient. Pharmacist interactions include providing information, monitoring drug use and knowing the final goal according to expectations to achieve patient satisfaction with pharmaceutical services. Patient satisfaction is the result of an assessment in the form of an emotional response (feeling happy and satisfied) because of the fulfillment of expectations or desires in using and receiving pharmaceutical services. This is a descriptive analytic study with a cross sectional survey design towards consumers who come to the pharmacy in Badung Regency, using a questionnaire as an instrument of data collection. The number of pharmacies that are willing to participate in this research is 15 pharmacies. Respondents in this study were pharmacy consumers, namely patients who received pharmaceutical services at the Badung district pharmacy and had met the inclusion-exclusion criteria. The results of the binary logistic test of patient characteristics stated that the level of customer satisfaction with the quality of pharmaceutical services at the Badung district pharmacy was not significant, including age (p = 0.761), gender (p = 0.612), education (p = 0.079), income level (p. = 0.139), occupation (p = 0.255), visit to the pharmacy (p = 0.392). Meanwhile, the pharmaceutical service category has a significant relationship with a value of 0,000 (p = 0,000) and has an effect of 11,495 times (or = 11,495). The statement of pharmaceutical services has a good and very good percentage which is indicated by statements such as pharmacists serving kindly (36.1%), treatment given according to consumer wishes (37.1%), and pharmacies having complete drugs and medical devices ( 38.1%).
Sifat Fisika Kimia Sediaan Vanishing Krim Anti Jerawat Ekstrak Etanol 96% Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Wintariani, Ni Putu; Mahartha, I Ketut Panji; Suwantara, I Putu Tangkas
Widya Kesehatan Vol. 3 No. 1 (2021): Widya Kesehatan
Publisher : Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyakesehatan.v3i1.1655

Abstract

Jerawat merupakan peradangan pada lapisan polisebaseus yang dipicu oleh bakteri Propionibacterium acne. Pengembangan sediaan vanishing creamantijerawat dari daun belimbing wuluh (Averhoa bilimbi L.) yang mengandung zat aktif sebagai antibakteri yang merupakan salah satu upaya mengurangi masalah resistensi antibiotic. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sifat fisika dan kimia sediaan vanishing krim antijerawat pada variasi konsentrasi zat aktif dari ekstrak etanol 96% daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) serta aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan empat formulasi sediaan vanishing cream dan variasi konsentrasi ekstrak yang terdiri dari 0% (F0), 10% (F1), 15% (F2), 25%(F3). Uji fisika kimia yang dilakukan dengan uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji viskositas, uji daya lekat, dan uji pH serta uji aktivitas antibakteri menggunakan metode cakram terhadap bakteri Propionibacterium acnes.Hasil penelitian menujukan vanishing krim anti jerawat ekstrak etanol 96% daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) memiliki sifat fisika kimia yang baik berdasarkan uji evaluasi krim
Hubungan antara Pengetahuan Pasien dan Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi di Puskesmas Mengwi I Apsari, Dewi Puspita; Wintariani, Ni Putu
Widya Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2022): Widya Kesehatan
Publisher : Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyakesehatan.v4i1.2805

Abstract

Latar Belakang: Kepatuhan minum obat antihipertensi yang buruk dianggap sebagai salah satu penyebab utama kontrol tekanan darah yang buruk. Meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi dipercaya mampu mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan minum obat antihipertensi di Puskesmas. Metode: Penelitian studi potong lintang ini melibatkan 88 pasien hipertensi usia 20-54 tahun di Puskesmas Mengwi I. Kepatuhan dan pengetahuan dinilai dengan kuesioner MMAS-8 dan HK-LS secara berturut-turut. Hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan dianalisis menggunakan Rank Spearman. Hasil : Penelitian yang dilakukan menunjukkan pasien hipertensi memiliki tingkat pengetahuan dan kepatuhan yang tinggi dengan angka 61 (69,3%) dan 40 (45,5%) secara berturut-turut. Analisis bivariat menunjukkan hubungan yang cukup dan signifikan antara kepatuhan dengan pengetahuan terkait penanganan medis (r=0,286; p=0,007), kepatuhan minum obat (r=0,371; p=0,000), gaya hidup (r=0,310; p=0,003) dan diet ( r=0,318; p=0,003). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan pasien hipertensi terkait penanganan medis, kepatuhan minum obat, gaya hidup dan diet merupakan determinan penting penentu kepatuhan minum obat di puskesmas.
Pola Penggunaan Obat Antihipertensi Pasien Hipertensi Dan Hipertensi Dengan Diabetes Militus Di Puskesmas Selemadeg Timur II Tabanan Gangga, I Made Putra; Wintariani, Ni Putu; Apsari, Dewi Puspita
Widya Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2022): Widya Kesehatan
Publisher : Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyakesehatan.v4i2.3388

Abstract

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan tekanan darah yang tidak normal dalam pembuluh darah arteri dan terjadi secara terus menerus. Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi. Kontrol tekanan darah dan pemilihan obat yang tepat diperlukan untuk meminimalkan angka kematian akibat hipertensi. Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian non eksperimental. dimana penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif yang dilakukan secara kuantitatif dengan melihat pemberian terapi pasien Hipertensi dan Hipertensi dengan Diabetes. Penggunaan monoterapi CCB (Amlodipine) merupakan terapi yang paling sering digunakan. CCB digunakan pada pasien hipertensi sistolik lansia. Systolic Hypertension-Europe melakukan uji coba pada pada placebo terkontrol yang menunjukkan bahwa CCB dihidropyridine long-acting mengurangi resiko kejadian kardiovaskular pada hipertensi sistolik. Pasien Hipertensi dengan Diabetes penggunaan monoterapi ACEI (Captopril) merupakan terapi yang paling sering di gunakan untuk pasien hipertensi dengan DM. ACEI memiliki manfaat dalam menghambat perkembangan DM bahkan mencegah komplikasi DM pada pasien dengan hipertensi melalui mekanisme penghambatan RAAS (Renin- Angiotensin-Aldosteron System). Kontrol tekanan darah pasien hipertensi disertai DM mengalami penurunan dimana tidak terdapat pasien dengan tekanan darah stage 2. Pasien dengan Hipertensi didapati penurunan tekanan darah dimana 93% berada di bawah atau sama dengan target tekanan darah yang direkomendasikan JNC 8. Penggunaan monoterapi yang mendominasi pada pasien lansia dengan Hipertensi dan Hipertensi dengan Diabetes menunjukan adanya perbaikan tekanan darah pasien. Hal ini dikarenakan terapi yang diberikan menurut JNC 8 telah tepat sehingga target tekanan darah pasien tercapai
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Terapi Pasien TB Paru di Puskesmas Labuan Bajo Mei, Fransiska Oktaviana; Parthasutema, Ida Ayu Manik; Wintariani, Ni Putu
Bali International Scientific Forum Vol. 1 No. 1 (2020): Bali International Scientific Forum
Publisher : Bali International University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34063/bisf.v1i1.126

Abstract

Background: Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Unsuccessful treatment can be canceled from TB treatment and cessation treatment by patients for certain reasons. Failure of TB therapy can help by several factors such as drug side effects, the level of knowledge of the patient, relationship to taking medication and drug interactions. Purpose: to determine the factors that influence the failure of therapy for pulmonary TB patients at the Labuan Bajo primary health center.  Method: This type of research is an observational study with cross sectional research design. The sample in this study were patients who had failed TB treatment therapy as many as 22 patients and patients recovered as many as 13 people in the Labuan Bajo primary health care during 2018 taken by the total sampling technique. The analytical method used is the associative hypothesis correlation coefficient contingency test.. Result: the contingency coefficient correlation test between the knowledge level of TB patients with TB therapy failure (p-value = 0.003 <0.05) showed there was a relationship between the level of knowledge and failure of therapy, adherence to TB patients with TB therapy failure (p-value = 0.001 <0.05) showed an association between adherence to treatment failure, drug side effects with failure of TB therapy (p-value = 0.392> 0.05) showing no association between side effects and failure of therapy, and drug interactions with treatment failure ( (p-value = 0.006 <0.05) shows there is a relationship between drug interactions with failure of therapy. Conclusion: Knowledge, compliance with TB patients and the presence of drug interactions are factors  the failure of therapy for TB, while the side effects of drugs do not affect the nervousness of TB patient therapy in the Labuan Bajo health center.
Efektivitas Krim Ekstrak Etanol 96% Daun Pandan Wangi (Pandanus Ammaryllifolius Roxb.) Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes Wintariani, Ni Putu; Andyani, Ni Kadek Ayu Surya; Suryaningsih, Ni Putu Aryati
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 6, No 2 (2025): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v6i2.22800

Abstract

Kulit sering terjadi penumpukan kotoran dan sel kulit mati yang berlebih, dimana kotoran ini apabila tidak segera dibersihkan, maka akan terjadi masalah kulit yang muncul. Salah satu masalah kulit yang muncul adalah jerawat. Jerawat pada kulit menyebabkan rasa tidak percaya diri, jerawat merupakan penyakit kulit yang sering terjadi pada masa remaja bahkan hingga dewasa yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada daerah wajah, leher, lengan atas, dada, dan punggung. Sediaan krim yang berasal dari daun pandan wangi (Pandanus ammaryllifolius Roxb.), diujikan ke bakteri penyebab jerawat yaitu Propionibacterium Acnes (P.Acnes). Metode yang digunakan yaitu eksperimental laboratoris dengan menguji kandungan fitokimia, dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri P.acnes dengan metode uji bakteri disc diffusion. Uji fitokimia pada ekstrak daun pandan wangi didapatkan hasil positif mengandung flavonoid, saponin, tanin, steroid, serta menunjukan aktvitas antibakteri dan zona hambat rata-rata sediaan krim FI(10%) 8,25±0,12 mm yaitu kategori sedang, FII (15%) 13,28±0.82 mm dan FIII (35%) 15,00±0.93 mm kategori kuat, terdapat perbedaan yang signifikan (P<0,05) terhadap nilai zona hambat masing-masing formula krim dan peningkatan nilai zona hambat berbanding lurus seiring meningkatnya konsentrasi ekstrak pada krim. Krim konsentrasi 35% merupakan krim dengan zona hambat paling besar yaitu 15,00 mm yaitu kategori kuat.  
Gambaran Medication Error Di Farmasi Rawat Inap di Rumah Sakit Bali Med Dharma, I Putu Handika; Wintariani, Ni Putu
Bali International Scientific Forum Vol. 5 No. 2 (2024): Bali International Scientific Forum
Publisher : Bali International University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34063/bisf.v5i2.486

Abstract

Latar Belakang : Medication error merupakan kesalahan tindakan medis atau pelayanan kefarmasian kepada pasien yang sebetulnya bisa dicegah. Kejadian ini disebabkan pemakaian obat, tindakan, dan perawatan yang tidak sesuai dengan aturan atau pedoman yang sudah ditentukan. Kesalahan pengobatan (medication error) dapat terjadi pada 4 fase, yaitu kesalahan peresepan (prescribing error), kesalahan penerjemahan resep (transcribing erorr), kesalahan menyiapkan dan meracik obat (dispensing erorr), dan kesalahan penyerahan obat kepada pasien (administration error). Tujuan: dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya gambaran medication error error pada tahap prescribing, transcribing, dispensing dan administration di farmasi rawat inap di Rumah Sakit Balimed. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan disain cross-sectional dengan penelusuran data secara prospektif. Pengambilan sampel berdasarkan teknik purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data sekunder berupa resep yang ada di farmasi rawat inap rumah sakit balimed. Uji analisis menggunakan rumus distribusi frekuensi kumulatif. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa fase prescribing terjadi kesalahan pada nomor SIP dokter, rute pemberian, tinggi badan pasien dan berat badan pasien, fase transcribing terjadi kesalahan pada tidak adanya usia pasien dan nomor rekam medik, fase dispensing kesalahan yang terjadi terjadi pada pemberian etiket dan tanggal obat kadaluarsa, sedangkan fase administration tidak terjadi kesalahan. Kesimpulan: Fase prescribing, transcribing, dispensing masih terjadi medication error sedangkan fase administration tidak terjadi medication error di rumah sakit balimed.