Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN CAMTASIA STUDIO DAN POWERPOINT PADA MATERI LINGKARAN KELAS VIII SMP/MTS Rohmatul Ula Fitria; Sikky El Walida; Siti Nurul Hasana
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 16, No 32 (2021): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.601 KB)

Abstract

Abstrak : Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran berupa video pembelajaran matematika menggunakan Camtasia Studio dan Powerpoint pada materi Lingkaran kelas VIII. Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengembangan, hasil pengembangan, dan hasil uji coba pengembangan video pembelajaran matematika menggunakan Camtasia Studio dan Powerpoint pada materi Lingkaran kelas VIII SMP/MTs. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan 4D yakni define (pendefinisian), design (perancangan), development (pengembangan), dan dissemination (penyebaran). Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah delapan peserta didik MTs. Mambaul Ulum Gedangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dengan instrumen yang meliputi: analisis kebutuhan, analisis karakteristik, motivasi belajar peserta didik, validasi ahli materi, validasi ahli media, validasi ahli desain, praktisi, dan pengguna. Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif tentang validasi produk. Hasil penelitian pengembangan menunjukkan bahwa video pembelajaran matematika menggunakan Camtasia Studio dan Powerpoint termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut dikarenakan dari hasil validasi oleh empat validator diperoleh rata-rata nilai 3,34 dengan kriteria “valid” untuk semua aspek dan hasil penilaian oleh delapan peserta didik kelas VIII memperoleh rata-rata 3,19 dengan kriteria “valid” untuk semua aspek.Kata kunci: pengembangan, video pembelajaran matematika, camtasia studio, powerpoint, lingkaran
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT KELAS VII Muhammad Hafilul Ulum; Ettie Rukmigarsari; Siti Nurul Hasana
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 17, No 20 (2022): Jurnal Penelitian,Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.904 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Ingin mengetahui perbedaan model pembelajaran flipped classroom terhadap motivasi belajar peserta didik pada materi bangun datar segi empat kelas VII; dan (2) Ingin mengetahui perbedaan model pembelajaran flipped classroom terhadap tingkat pemahaman peserta didik pada materi bangun datar segi empat kelas VII. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan rancangan true eksperimental design dan desain penelitian yang digunakan adalah pretest-postest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Nasional Malang. Pemilihan sampel penelitian menggunakan cluster random sampling, diperoleh kelas VII-D sebagai kelas uji coba angket berjumlah 20 peserta didik, kelas VII-B sebagai kelas eksperimen  dengan memberikan angket pretes-postest dan soal pretes-postest berjumlah 24 peserta didik dan kelas VII-C sebagai kelas kontrol dengan memberikan angket pretes-postest dan soal pretes-postest berjumlah 24 peserta didik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi belajar dan soal tes tingkat pemahaman peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan yang signifikan (p-value = 0,000) motivasi belajar peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran  flipped classroom (33,78 0,86) dengan yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional (30,56 3,20) pada materi bangun datar segi empat kelas VII; (2) Ada perbedaan yang signifikan (p-value = 0,003) tingkat pemahaman peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran  flipped classroom (71,50 5,77) dengan yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional (61,42  14,55) pada materi bangun datar segi empat kelas VII. Kata kunci: motivasi belajar, tingkat pemahaman peserta didik, flipped classroom, bangun datar segi empat 
ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS PESERTA DIDIK DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS VIII Rara Adiningsih; Sikky El Walida; Siti Nurul Hasana
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 17, No 7 (2022): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.232 KB)

Abstract

Astrak: Kemampuan koneksi matematis diperlukan peserta didik dalam mempelajari berbagai topik matematika yang saling terkait dan juga permasalahan satu dengan lainnya. Kemampuan koneksi matematis peserta didik dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah adversity quotient (AQ). Identifikasi AQ diperlukan untuk peserta didik yang mengalami kesulitan mengoneksikan topik matematika. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis peserta didik kelas VIII SMPN 03 Ngantang Satu Atap yang mempunyai kecenderungan AQ golongan quitter, camper, dan climber. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes, dan wawancara. Subjek penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Adapun teknik analisis data terdiri dari tahapan reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan disertai verifikasi. Hasil analisis data kemampuan koneksi matematis ditinjau dari AQ adalah: 1) subjek golongan AQ quitter memenuhi indikator memahami hubungan antar topik matematika dengan catatan kurang maksimal sehingga memiliki kemampuan koneksi matematis yang kurang baik; 2) subjek golongan AQ camper memenuhi indikator memahami hubungan antar topik matematika dengan maksimal dan indikator menggunakan matematika dalam materi yang berbeda atau kehidupan sehari-hari dengan kurang maksimal sehingga memiliki kemampuan koneksi matematis yang cukup baik; dan 3) subjek golongan AQ climber memenuhi semua indikator kemampuan koneksi matematis sehingga memiliki kemampuan koneksi matematis yang baik.Kata Kunci: Kemampuan Koneksi Matematis, Adversity Quotient (AQ), Sistem Persamaan Linier Dua Variabel  (SPLDV).
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal dengan Literasi Digital pada Materi Statistika Kelas VIII SMP Siti Aris Hidayati; Mustangin Mustangin; Siti Nurul Hasana
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 15, No 33 (2020): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.674 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menyelesaikan soal dengan literasi digital pada materi statistika kelas VIII SMP. Pendekatan yang digunakan penelitian ini yaitu kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan cara purposive (bertujuan) berdasarkan pada prinsip volunteer based (kesukarelaan). Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP yang berdomisili di Kecamatan Kudu dan telah mendapatkan materi staistika. Subjek penelitian yang dipilih selanjutnya dikategorikan dalam kemampuan berpikir kritis tinggi, sedang, dan rendah yang dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir kritis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas/validitas data dengan membandingkan kemampuan berpikir kritis dari hasil tes dan wawancara. Setelah data kredibel/valid maka dilakukan analisis data untuk memperoleh kesimpulan kemampuan berpikir kritis peserta didik sesuai dengan kategorinya. Hasil penelitian ini yaitu peserta didik yang masuk kategori kemampuan berpikir kritis tinggi mampu memenuhi lima indikator dengan baik, peserta didik masuk kategori kemampuan berpikir kritis sedang mampu memenuhi satu indikator dengan baik, dua indikator cukup baik, dan dua indikator kurang baik dan peserta didik masuk kategori kemampuan berpikir kritis rendah mampu memenuhi satu indikator dengan baik, satu indikator cukup baik, dan tiga indikator kurang baik.
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING BERBANTUAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI TRIGONOMETRI PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 MANTUP Titik Rahayu Widyawati; Siti Nurul Hasana; Isbadar Nursit
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 17, No 14 (2022): Jurnal Penelitian,Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.497 KB)

Abstract

Abstrak: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan dan membandingkan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik yang menggunakan model pembelajaran probing prompting berbantuan time token dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain kuasi eksperimen kelompok tak setara. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Mantup Lamongan tahun pelajaran 2021/2022 dengan jumlah 134 peserta didik. Jenis pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non random sampling yaitu purposive sampling. Berdasarkan uji hipotesis meggunakan uji Mann-Whitney dengan bantuan software SPSS 25 dengan taraf nyata 5% diperoleh hasil uji hipotesis dua pihak nilai Sig(2-tailed) = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara peserta didik kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran probing prompting berbantuan time token dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Selanjutnya, hasil uji hipotesis satu pihak menunjukkan nilai  atau -3,87865972 < 0.55964, maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga kemampuan berpikir kritis peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran probing prompting berbantuan time token lebih baik dibandingkan dengan peserta didik pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Karena terdapat perbedaan dan kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol, maka disimpulkan bahwa model pembelajaran probing prompting berbantuan time token efektif diterapkan pada kemampuan berpikir kritis peserta didik dibandingkan dengan model pembelajaran eksporitori. Kata Kunci: model pembelajaran probing prompting berbantuan time token, kemampuan berpikir kritis, trigonometri.
ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MASA PEMBELAJARAN DARING Erik Agus Prastiyo; Alifiani Alifiani; Siti Nurul Hasana
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 16, No 30 (2021): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.52 KB)

Abstract

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemahaman konsep matematis yang dimiliki peserta didik ditinjau dari kemandirian belajar yang dilakukan pada masa pembelajaran daring. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di MTs. Sunan Kalijogo Ngadri. Sumber data penelitian terdiri dari 3 peserta didik dipilih sesuai purposive sampling. Prosedur pengumpulan data yaitu menggunakan angket, tes dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh subjek dengan tiga kondisi yang berbeda. Subjek yang pertama, disebut dengan S1, dengan kriteria kemandirian belajar tinggi pada masa pembelajaran daring, memenuhi semua indikator kemampuan pemahaman konsep matematis. Dengan kata lain, subjek yang memiliki kemandirian belajar tingkat tinggi pada masa pembelajaran daring juga memiliki kemampuan pemahaman konsep tingkat tinggi. Selanjutnya, untuk S2, dengan kriteria kemandirian belajar sedang pada masa pembelajaran daring, hanya memenuhi empat indikator, yaitu indikator menyatakan ulang sebuah konsep, indikator mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, indikator memberi contoh dan non contoh dari konsep dan indikator menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. Dengan kata lain, subjek yang memiliki kemandirian belajar tingkat sedang pada masa pembelajaran daring, juga memiliki kemampuan pemahaman konsep tingkat sedang. Yang terakhir, untuk subjek ketiga atau disebut S3, dengan kriteria kemandirian belajar tingkat rendah pada masa pembelajaran daring, hanya mampu memenuhi tiga indikator, yaitu indikator menyatakan ulang sebuah konsep, indikator mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya dan indikator memberi contoh dan non contoh dari konsep. Dengan kata lain, subjek yang memiliki kemandirian belajar tingkat rendah pada masa pembelajaran daring, juga memiliki kemampuan pemahaman konsep tingkat rendah.Kata kunci: kemampuan pemahaman konsep matematis, kemandirian belajar, pembelajaran daring
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT Rizma Noer Hidayati; Mustangin Mustangin; Siti Nurul Hasana
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 15, No 33 (2020): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.307 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah matematika peserta didik kelas VII SMP pada materi Segiempat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitiatif dengan desain deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ngoro. Teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan wawancara. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah instrumen tes, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tahap-tahap berikut yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi teknik. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis di antara 6 subjek penelitian yang sudah diteliti memiliki kemampuan berpikir kritis yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan dari masing-masing subjek bisa dilihat dari indikator yang sudah dicapai dari masing-masing subjek.
PENDAMPINGAN BERBASIS METAKOGNISI PADA KELOMPOK SISWA EKSTRAKURIKULER OLIMPIADE MATEMATIKA Surya Sari Faradiba; Sikky El Walida; Fadhila Kartika Sari; Siti Nurul Hasana; Gusti Firda Khairunnisa; Fandy Puspita Negara
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 4 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.037 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i4.9126

Abstract

Abstrak: Masalah mitra saat ini adalah kesulitan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal olimpiade matematika; penyampaian materi yang kurang menarik; serta kemampuan dan keterampilan pemecahan masalah siswa olimpiade masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, yaitu: (1) membimbing siswa untuk memahami dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan soal olimpiade dan (2) meningkatkan performa siswa sehingga dapat berdampak pada prestasi yang diraih dalam kegiatan olimpiade tahun depan. Metode pelaksanaan terdiri dari tiga tahapan, yaitu: (1) pra kegiatan, merumuskan masalah mitra dan solusinya; (2) pendampingan kelompok siswa ektrakurikuler olimpiade matematika; dan (3) monitoring dan evaluasi pada saat dan setelah pendampingan. Instrumen evaluasi keberhasilan berupa angket untuk memeriksa kemampuan pemecahan masalah. Kegiatan ini melibatkan 40 siswa dan 8 orang guru pendamping. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa 75% siswa atau 30 dari 40 siswa mengalami peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan rata-rata kenaikan sebesar 11%. Kegiatan pendampingan serupa perlu dilakukan dengan materi yang berbeda untuk memberikan gambaran utuh terkait kemampuan pemecahan masalah kelompok siswa ekstrakurikuler olimpiade Matematika.Abstract: The problems are students' difficulties in understanding and solving Math Olympiad questions; the delivering material is less attractive; and olympiad students' problem-solving abilities and skills still need to be developed and improved. The objectives of this community service activity are: (1) to guide students to understand and solve problems related to the Olympics and (2) to improve student performance so that it can have an impact on the achievements achieved in next year's Olympic activities. The implementation method consists of three stages, namely: (1) pre-activity, formulating partner problems and solutions; (2) assistance for extracurricular groups of math olympiad students; and (3) monitoring and evaluation during and after mentoring. The success evaluation instrument was in the form of a questionnaire to examine the problem solving abilities. This activity involved 40 students and 8 accompanying teachers. The results of the activity showed that 75% of students or 30 of 40 students experienced an increase in problem solving abilities with an average increase of 11%. Similar mentoring activities need to be carried out with different materials to provide a complete picture of the problem-solving abilities of the Mathematics Olympiad extracurricular group students.
Analisis CHAID Prediksi Ketepatan Waktu Lulus Berdasarkan Penguasaan Kompetensi Mahasiswa dengan dan tanpa Prediktor Utama Siti Nurul Hasana; Nuse Aliyah Rahmati; Isbadar Nursit
Jurnal Pendidikan Matematika (JPM) Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Pendidikan Matematika (JPM)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jpm.v8i2.17641

Abstract

Kemampuan metode CHAID sebagai teknik nonparametrik berbentuk algoritma pohon klasifikasi yang efektif untuk data berukuran besar serta kemudahan interpretasi model prediksi yang berbentuk pohon keputusan menjadikan CHAID bermanfaat untuk membantu dalam proses analisis data pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan perbedaan hasil prediksi ketepatan waktu lulus mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang berdasarkan pada penguasaan kompetensi menggunakan metode CHAID dengan dan tanpa penentuan prediktor utama. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada tidaknya penentuan prediktor utama memberikan perbedaan pada variabel-variabel prediktor yang terlibat untuk memprediksi variabel terikat dan juga pada segmentasi target yang ingin dicapai untuk tujuan prediksi variabel terikat. Akan tetapi, ada tidaknya penentuan prediktor utama tersebut tidak mempengaruhi jumlah prediktor yang terlibat dan tingkat akurasi analisis CHAID yang dilakukan.The ability of CHAID method as a nonparametric technique which is an effective classification tree algorithm for large data size as well as the decision tree prediction model which is easier to be interpreted make CHAID useful to help in educational data analysis. This paper aims to describe differences in predicting student’s graduation accuracy of Teacher Training and Education Faculty, University of Islam Malang, based on the competence mastery using CHAID method with and without determining a main predictor. The results conclude that determining or not determining the main predictor gives differences to the predictor variables involved and also to the segmentation targets in predicting dependent variable. However, the determining or not determining the main predictor does not affect the number of predictors involved and the level of accuracy of the CHAID analysis carried out. 
Analisis CHAID Prediksi Ketepatan Waktu Lulus Berdasarkan Penguasaan Kompetensi Mahasiswa dengan dan tanpa Prediktor Utama Siti Nurul Hasana; Nuse Aliyah Rahmati; Isbadar Nursit
Jurnal Pendidikan Matematika (JPM) Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan Matematika (JPM)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jpm.v8i2.17641

Abstract

Kemampuan metode CHAID sebagai teknik nonparametrik berbentuk algoritma pohon klasifikasi yang efektif untuk data berukuran besar serta kemudahan interpretasi model prediksi yang berbentuk pohon keputusan menjadikan CHAID bermanfaat untuk membantu dalam proses analisis data pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan perbedaan hasil prediksi ketepatan waktu lulus mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang berdasarkan pada penguasaan kompetensi menggunakan metode CHAID dengan dan tanpa penentuan prediktor utama. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada tidaknya penentuan prediktor utama memberikan perbedaan pada variabel-variabel prediktor yang terlibat untuk memprediksi variabel terikat dan juga pada segmentasi target yang ingin dicapai untuk tujuan prediksi variabel terikat. Akan tetapi, ada tidaknya penentuan prediktor utama tersebut tidak mempengaruhi jumlah prediktor yang terlibat dan tingkat akurasi analisis CHAID yang dilakukan.The ability of CHAID method as a nonparametric technique which is an effective classification tree algorithm for large data size as well as the decision tree prediction model which is easier to be interpreted make CHAID useful to help in educational data analysis. This paper aims to describe differences in predicting student’s graduation accuracy of Teacher Training and Education Faculty, University of Islam Malang, based on the competence mastery using CHAID method with and without determining a main predictor. The results conclude that determining or not determining the main predictor gives differences to the predictor variables involved and also to the segmentation targets in predicting dependent variable. However, the determining or not determining the main predictor does not affect the number of predictors involved and the level of accuracy of the CHAID analysis carried out.Â