Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Blumea balsamifera and Sargassum aquifolium extracts reduce fatty liver damage through lipid metabolism signalling pathways Widhiantara, I Gede; Wiradana, Putu Angga; Permatasari, Anak Agung Ayu Putri; Sari, Ni Kadek Yunita; Rosiana, I Wayan; Sandhika, I Made Gde Sudyadnyana; Panjaitan, Novaria Sari Dewi
JURNAL INDONESIA DARI ILMU LABORATORIUM MEDIS DAN TEKNOLOGI Vol 6 No 2 (2024): Promising and valuable research towards diagnosis, prognosis and treatment of dis
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/ijmlst.v6i2.5697

Abstract

Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) is a condition marked by excessive fat accumulation in the liver and poses a significant health challenge. The leaves of Blumea balsamifera and Sargassum aquifolium have been reported to have anti-atherogenic effects. This study aims to determine the effectiveness of B. balsamifera extract (BBLE) and S. aquifolium extract (SAE) in preventing and treating liver fat accumulation in Wistar rats induced by a high-cholesterol diet through the expression of the AMP-activated protein kinase (AMPK)/ Sirtuin 1 (SIRT1)/peroxisome proliferator-activated receptor γ (PPARγ) pathway, and the leptin receptor. The experimental design of this study is laboratory-based, involving, 20 Wistar rats were fed a high-cholesterol diet over a period of 21 days. The rats were divided into four groups for the evaluation of BBLE and SAE effect: negative control (P0): induced with a high-cholesterol diet + distilled water, positive control (P1): induced with a high-cholesterol diet + simvastatin, P2: induced with a high-cholesterol diet + 4 mg/kg/bw BBLE, and P3: induced with a high-cholesterol diet + 4 mg/kg/bw BBLE and 4 mg/kg/bw SAE. The treatment duration extended over three months. Immunohistochemical analyses were performed on liver tissues to measure AMPK, SIRT1, PPARγ, and leptin receptor expression. The results indicated that leptin expression was lower in the BBLE+SAE group compared to the simvastatin group, and differences were significant between the BBLE and BBLE+SAE groups. No significant differences were noted in AMPK, SIRT1, and PPARγ expression between the simvastatin and BBLE+SAE groups (p≥0.05). In conclusion, BBLE and SAE effectively reduce liver lipid accumulation and enhance fat metabolism in hypercholesterolemic rats.
PKM INISIASI UMKM KREATIF MELALUI INOVASI PRODUK HASIL PERTANIAN DI BANJAR ADAT PUKUH DESA TIGA KABUPATEN BANGLI PROVINSI BALI Permatasari, Anak Agung Ayu Putri; Widhiantar, I Gede a; Adnyana, Gabriel Firsta; Budiyasa, I Gede Putu Eka
Seminar Nasional Aplikasi Iptek (SINAPTEK) Vol. 7 (2024): PROSIDING SINAPTEK
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banjar Adat Pukuh yang berada di Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali merupakan salah satu banjar adat yang struktur perekonomiannya di dominasi oleh sektor pertanian, hal ini terlihat dari presentase penggunaan lahan untuk usaha pertanian, yakni sebesar 50%, dengan sebagian besar penduduk menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Sebagian besar penduduk desa khususnya di Banjar Adat Pukuh mata pencahariannya adalah sebagai petani. Lahan pertanian mereka tanami dengan padi, ketela, jagung dan memiliki perkebunan jeruk dengan luas 50 Ha. Pada saat ini, hasil perkebunan dari kelompok tani Mitra Sejati diketahui bahwa hasil panen hanya dijual dan dipasarkan melalui pengepul dan tentunya dengan harga yang sangat murah. Bahkan hasil pertanian yang melimpah dan tidak habis terjual sampai menjelang panen berikutnya. Jika hasil panen disimpan akan mengalami kerusakan, dijual dengan harga murah dan dan petani mengalami kerugian. Selain itu hama penggerek buah sering kali menjadi masalah yang mempengaruhi produksi pertanian dan menimbulkan kerugian pada petani, karena mempengaruhi kualitas dan produksi panen. Metode pelaksanaan dalam PKM ini adalah melakukan pendampingan dan pelatihan dengan menginisiasi kelompok tani untuk membentuk UMKM dan produk inovasi, melakukan penanganan terpadu terhadap hama penggerek buah, dan melakukan pemasaran produk inovasi secara digital melalui media sosial. Berdasarkan hasil PKM diketahui bahwa rata rata peningkatan pengetahuan dan ketrampilan setelah dilakukan pendampingan pada kelompok tani sebesar 84%.
PKM Standarisasi Keamanan Produk Biofarmasi secara Mikrobiologi Anak Agung Ayu Putri Permatasari; Sari, Ni Kadek Yunita; I Wayan Rosiana
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 13 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v13i2.55676

Abstract

Masalah penelitian terletak pada belum adanya uji mikrobiologi pada produk biofarmasi Blumea Soap dan Plumeria Scrub yang dikembangkan oleh siswa jurusan farmasi, sehingga standar keamanan produk belum terpenuhi. Selain itu, mitra tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam standarisasi mikrobiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mendampingi mitra dalam menguasai dan menerapkan standarisasi keamanan produk biofarmasi secara mikrobiologi, menggunakan pengujian lempeng total dan angka kapang khamir. Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan dengan desain partisipatif. Subjek penelitian adalah 30 guru dan siswa. Data dikumpulkan melalui penyuluhan, observasi, dan evaluasi hasil pengujian mikrobiologi produk mitra menggunakan instrumen evaluasi yang terstandar. Analisis data dilakukan secara kuantitatif untuk mengukur peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan, di mana rata-rata pengetahuan dan keterampilan mitra dalam standarisasi produk biofarmasi meningkat sebesar 84%. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa pendampingan efektif dalam meningkatkan kompetensi mitra terkait standarisasi mikrobiologi, yang penting untuk memastikan keamanan produk biofarmasi. Implikasi dari penelitian ini adalah metode pendampingan ini dapat diadopsi oleh lembaga pendidikan lain untuk meningkatkan standar keamanan produk biofarmasi yang dikembangkan.
Kapasitas antioksidan, sitotoksisitas dan cemaran bakteri simplisia makroalga cokelat: Antioxidant capacity, cytotoxicity, and bacterial contamination of brown macroalgae simplicia Permatasari, Anak Agung Ayu Putri Permatasari; Permatasari, Anak Agung Ayu Putri; Wiradana, Putu Angga; Sari, Ni Kadek Yunita; Widhiantara, I Gede; Rosiana, I Wayan; Sandhika, I Made Gde Sudyadnyana; Sucipto, Teguh Hari; Panjaitan, Novaria Sari Dewi
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 10 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(10)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i10.53930

Abstract

Brown algae are considered to be a source of antioxidants that can contribute to improving health. The purpose of this study was to determine the best combination of brown algae and solvent types based on the parameters of antioxidant capacity, toxicity to Vero cells, and bacterial contamination that affects brown algae simplicia during 30 d of storage. Brown algae, Sargassum aquifolium and Padina australis, were collected from Sanur Beach at the lowest point in the intertidal zone. Extraction was performed using three solvents: ethanol, methanol, and distilled water. The antioxidant capacity of the brown algae extracts was measured using the DPPH method. The brown algae extract, which showed antioxidant capacity and IC50 in the strong category, was used for cytotoxicity testing. Bacterial contamination testing was performed based on the simple storage time of brown algae for 30 d. The results showed that the combination of S. aquifolium and P. australis ethanol extract (ratio 1:10) had a yield percentage of 37.2% with an antioxidant capacity of 0.935±0.003 mg/L GAEAC and an IC50 value of 89.03 μg/mL (strong category). The combination of S. aquifolium and P. australis ethanol extracts had an IC50 value of 382.30 μg/mL (the weak category). Total plate count (TPC), Enterobacteriaceae, and coliforms increased with the storage time of simplicia for 30 days. These findings indicate that the combination of ethanol extracts of S. aquifolium and P. australis is a potential source of natural antioxidants.
PKM Lulur Kopi Di Desa Catur Bangli Permatasari, Anak Agung Ayu Putri; Sari, Ni Kadek Yunita; Puniawan, I Made Endra; Widhiantara, I Gede
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.047 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i2.24110

Abstract

Desa Wisata Catur telah dikenal dengan produksi Kopi Arabika yang telah diekspor ke mancanegara. Sejauh ini inovasi pengembangan produk dari tanaman kopi telah dilakukan oleh masyarakat di Desa Catur seperti inovasi teh dari pucuk daun kopi dan kue molen kopi. Inovasi pemanfaatan biji kopi untuk membuat produk kecantikan seperti lulur kopi masih belum dikembangkan di Desa ini. Sehingga Tim PKM berencana untuk melakukan pendampingan terhadap kelompok wanita tani di Desa Catur untuk membuat produk kecantikan yaitu produk lulur kopi.   Permasalahan mitra:    1)Mitra hanya mengolah biji kopi menjadi kopi bubuk, inovasi produk olahan biji kopi dalam bentuk lulur belum pernah dicoba. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dan kreatifitas dalam  meningkatkan daya saing dan penjualan hasil olahan biji kopi, 2)Mitra belum memiliki merk dagang dan kemasan produk hasil inovasi pengembangan produk lulur kopi, 3)Mitra belum memiliki sistem atau strategi pemasaran khusus dan professional. Solusi yang ditawarkan yaitu 1)Pelatihan dan pendampingan untuk membuat inovasi produk olahan biji kopi dalam bentuk lulur, 2) Pendampingan dan pelatihan membuat merk dagang dan desain kemasan baik label maupun pembungkus kemasan supaya produk lulur kopi memiliki nilai jual dan mampu bersaing di pasar tradisional maupun pasar modern, 3) Pelatihan dan pendampingan pembuatan media sosial untuk pemasaran melaui online.Kata Kunci : Desa Catur, lulur kopi, Inovasi, Pemasaran
PKM KELOMPOK TANI MILENIAL DI DESA CEPAKA, KEDIRI TABANAN Sari, Ni Kadek Yunita; Permatasari, Anak Agung Ayu Putri; Astuti, Ni Putu Widya; Puspaningrum, Dylla Hanggaeni Dyah
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.485 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v10i2.30883

Abstract

Salah satu perkebunan pandan wangi di Bali adalah kelompok tani milenial mengusung nama UD Melonila, yang terletak di Jalan Raya Munggu Kapal, Banjar Batanduren Desa Cepaka, Kediri, Tabanan, Bali. Sejauh ini pengembangan produk dari tanaman pandan wangi belum dilakukan. Inovasi pemanfaatan daun pandan wangi untuk membuat produk seperti simplisia masih belum dikembangkan. Sehingga Tim PKM berencana untuk melakukan pendampingan terhadap kelompok tani milenial di Desa Cepaka, Kediri, Tabanan untuk membuat produk simplisia.  Permasalahan mitra:1)Mitra belum memiliki konsep dasar simplisia 2)Mitra belum memiliki keterampilan dalam  membuat produk simplisia, 3)Mitra belum memiliki merk dagang dan kemasan produk hasil pengembangan produk. Solusi yang ditawarkan yaitu 1)Pelatihan melalui penyuluhan tentang konsep dasar simplisia meliputi definisi simplisia, kegunaan dan metode pengolahan daun pandan wangi menjadi simplisia, 2)Pelatihan dan pendampingan praktek membuat produk simplisia, 3)Pendampingan dan pelatihan membuat merk dagang dan desain kemasan. Hasil  yang diperoleh dari PKM yaitu 1)Semua anggota mitra yang mengikuti sosialisasi mendapatkan rerata nilai pemahaman 84 pada post-test, 2)Mitra memiliki keterampilan dalam membuat produk simplisia, 3)Produk simplisia yang dihasilkan memiliki merek dagang dan kemasan penjualan. Kata Kunci : Desa Cepaka, Kelompok Tani Milenial, Simplisia, Pandan Wangi
PKM PEMANFAATAN LIMBAH TANAMAN PANDAN WANGI DI DESA CEPAKA, KEDIRI, TABANAN Permatasari, Anak Agung Ayu Putri; Sari, Ni Kadek Yunita; Puniawan, I Made Endra
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.681 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v11i1.32530

Abstract

Tanaman  pandan wangi tumbuh subur di negara beriklim tropis, yang biasanya dimanfaatkan sebagai campuran bahan masakan untuk membuatnya wangi dan enak. Daun pandan wangi mengandung zat alkaloida, polifenol, flavonoida, tannin, saponin dan juga zat warna alami. Senyawa tersebut dapat berperan sebagai anti bakteri, mengontrol kadar gula darah, mencegah kanker, mengatasi masalah gigi dan gusi, mengatasi kram, mengurangi rambut rontok dan masalah sakit kepala.. Salah satu perkebunan pandan wangi  yang terdapat  di Bali yaitu UD. Melonila, yang terletak di Jalan Raya Munggu Desa Cepaka, Tabanan Bali. Hasil perkebunan pandan wangi biasanya dipasarkan ke pasar tradisional. Setelah dipanen tanaman ini harus segera didistribusikan agar tetap segar.  Sedangkan tanaman yang  merupakan sisa hasil panen memiliki kualitas yang hampir sama, tumbuh dengan cepat akan tetapi  tidak mudah untuk dipasarkan. Oleh karena itu banyaknya hasil panen dari tanaman pandan wangi ini yang selalu tumbuh dengan cepat dan mudah  menjadi permasalahan yang dialami oleh mitra, sehingga mitra ingin berinovasi mengembangkan produk dari  limbah tanaman kemangi menjadi desinfektan alami. Oleh karena itu dilakukan pengembangan terhadap produk dengan menentukan merk dagang dan desain kemasan serta pemasaran produk yang dilakukan melalui sosial media. Berdasarkan hasil PKM didapatkan bahwa kelompok tani mengalami rata-rata peningkatan pengetahuan mengenai pemanfaatan limbah pandan wangi sebesar 83%. Kata Kunci : Desa Cepaka,  desinfektan alami, inovasi, pemasaran
Pemberdayaan POKLAHSAR Dalam Diversifikasi Produk Teh Herbal Mangrove di Ekowisata Mangrove Denpasar: English Putu Angga Wiradana; I Gede Widhiantara; Ni Kadek Yunita Sari; I Wayan Rosiana; Anak Agung Ayu Putri Permatasari; I Made Gde Sudyadnyana Sandhika
Dedikasi : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2024): Dedikasi : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III DKI Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53276/dedikasi.v3i2.200

Abstract

Batu Lumbang Mangrove Ecotourism, located in Pemogan Village, Denpasar City, is one of the natural destinations located in a conservation area. Problems still faced by partners include not understanding the use of non-timber forest products (NTFPs) from mangroves as raw materials for food and traditional medicine and partners still need assistance to develop diversified tea bag products from mangrove leaves. Mentoring activities were carried out for 3 months at the Segara Guna Batu Lumbang Mangrove. The aim of this program is to provide education and training in making tea bags made from jeruju leaves (Acanthus ilicifolius) that are hygienic, in the right dosage, and increase partners' understanding of NTFPs through a pocket book. The method used in this community partnership program is a qualitative approach and observation. The target and output of this program is to increase partners' knowledge and skills in processing herbal drinks made from mangrove leaves and increase partners' understanding of the use of mangrove NTFPs. The results of the activity showed that there was an increase in partners' skills and knowledge of 88.87% after the program took place in processing and making herbal tea bags and utilizing mangrove pocket books.
BREEDING OF LOCAL GARLIC (Allium sativum L.) VARIETIES USING THE CHEMICAL MUTAGEN SODIUM AZIDE Elok Faiqotus Zahro; Ni Wayan Deswiniyanti; Ni Kadek Dwipayani Lestari; Anak Agung Ayu Putri Permatasari; Ni Kadek Yunita Sari
AGRIMETA : Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem Vol. 15 No. 1 (2025): Agrimeta: Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/agrimeta.v15i1.12596

Abstract

The demand for garlic in Indonesia continues to rise annually; however, the market remains dominated by imported garlic due to its larger bulb size compared to local varieties. One approach to improving the quality of local garlic is through mutation breeding using chemical mutagens such as sodium azide. This study aimed to evaluate the effects of sodium azide on morphological traits, stomatal index, and chlorophyll a and b content in local garlic (Allium sativum L.). The experiment was conducted using a Randomized Block Design (RBD) with a single treatment factor, sodium azide concentrations of 0.1%, 0.2%, 0.3%, and 0.4%. Observations revealed that the 0.4% concentration produced the best performance in plant height (24.20 cm), number of leaves (3.40), leaf length (22.10 cm), and leaf width (2.60 cm). The highest stomatal index (0.35) was also observed at this concentration. In contrast, the longest root length (2.320 cm) and highest fresh weight (0.8040 g) were found at the 0.3% concentration. The highest chlorophyll a and b content was recorded at the 0.1% concentration. These findings indicate that sodium azide induces significant variation in plant traits. Therefore, chemical mutagenesis is recommended as a promising breeding strategy to develop superior and competitive local garlic varieties.
Uji Aktivitas Antimikroba Variasi Konsentrasi Ekstrak Etanol Bonggol Pisang Batu (Musa balbisiana Colla) Anggraeni, Ni Kadek Irma; Sumadewi, Ni Luh Utari; Permatasari, Anak Agung Ayu Putri
JURNAL QUIMICA Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jq.v6i2.8525

Abstract

Antibiotik umumnya digunakan untuk menangani penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen. Namun, meningkatnya kasus resistensi terhadap berbagai jenis antibiotik mendorong pencarian alternatif baru, salah satunya melalui pemanfaatan tanaman yang mengandung senyawa antimikroba. Pisang batu (Musa balbisiana Colla) merupakan tanaman yang diketahui memiliki berbagai khasiat kesehatan. Buah dan kulitnya berfungsi sebagai penurun panas, antiradang, penawar racun, peluruh kencing, serta antibakteri, sementara bagian bonggol berpotensi dimanfaatkan sebagai agen antimikroba. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan, terdiri atas tiga variasi konsentrasi ekstrak bonggol pisang batu (25%, 50%, 75%) serta dua kontrol, yaitu kontrol negatif (etanol) dan kontrol positif (Gentamicin). Setiap perlakuan diulang tiga kali, sehingga diperoleh total 15 unit percobaan dengan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bonggol pisang batu lebih efektif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dibandingkan Escherichia coli, dengan aktivitas terbaik ditunjukkan pada konsentrasi 75% terhadap S. aureus, meskipun masih tergolong kategori lemah. Aktivitas kontrol positif terhadap E. coli lebih tinggi dibandingkan terhadap S. aureus, dan seluruh perlakuan kontrol positif termasuk dalam kategori sedang. Sementara itu, konsentrasi 25% tidak menunjukkan zona hambat pada kedua bakteri.