cover
Contact Name
Muhammad Kurniawan Alfadli
Contact Email
m.kurniawan@unpad.ac.id
Phone
+6285669298592
Journal Mail Official
bsc.ftg@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bulletin of Scientific Contribution : Geology
ISSN : 16934873     EISSN : 2541514X     DOI : doi.org/10.24198/bsc%20geology.v18i1
BSC Geology adalah jurnal yang dikelola oleh Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran,terbit 3 kali dalam setahun (April, Agustus, dan Desember), yang menerbitkan karya tulis ilmiah dalam bidang kebumian terutama yang berkaitan dengan geologi seperti : Petrologi Paleontologi Geomorfologi Stratigrafi Geologi Dinamik Geologi Lingkungan dan Hidrogeologi Geologi Teknik Geokimia Geofisika Sedimentologi. Setiap artikel yang akan diterbitkan adalah bersifat tanpa biaya (no processing charges dan no submission charges). Dewan redaksi dan penerbit tidak pernah meminta bayaran untuk penerbitan pada jurnal ini. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk memperkaya pengetahuan dan informasi tentang ilmu kebumian dan dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama.
Articles 413 Documents
LINGKUNGAN PENGENDAPAN PURBA BERDASARKAN SPHENOLITHUS DAN RETICULOFENESTRA KALA MIOSEN PADA FORMASI JAMPANG, CILETUH, JAWA BARAT Pratiwi, Santi Dwi; Chiyonobu, Shun; Oktavia, Dina
Bulletin of Scientific Contribution Vol 21, No 3 (2023): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v21i3.49736

Abstract

Kelimpahan spesies nannofosil berkapur sebagai indikator lingkungan pengendapan purba dan rekonstruksi biokronologi pada umur Miosen telah diobservasi dengan metode semi quantitatif pada Formasi Jampang Anggota Cikarang, Ciletuh, Jawa Barat. Tujuh puluh preparasi nannofossil dari litologi batupasir dengan interval 10 sampai 30 sentimeter diidentifikasi dan kemudian dianalisis paleonvironment dengan teknik estimasi kelimpahan relatif coccoliths (K- r strategic) pada pembesaran 1000 × di mikroskop binokular polarisasi. Kondisi lingkungan purba pada zona oligotropik dicirikan oleh parameter yaitu jumlah produktivitas yang berlimpah dari Reticulofenestra berukuran besar dan kelimpahan dari Speholithus spp. yang relatif. Indikator dengan kondisi sebaliknya disebut eutropik. Berdasarkan 27 spesies yang telah diidentifikasi dan dominasi distribusi warm-water taxa (Sphenolithus spp.), pada Miosen awal Formasi ini terendapkan pada kondisi oligotropik dan temperatur air laut hangat berdasarkan produktivitas Sphenolithus spp. (15-35 %) yang relatif dominan dan menerus selama Miosen awal. Indikator perubahan drastis dari lingkungan purba ditunjukkan dengan perubahan variasi ukuran serta kelimpahan dari Reticulofenestra spp. ukuran kecil (total kelimpahan 75%) dan indikasi kondisi eutrofikasi dengan ketidakhadiran Discoaster serta penurunan jumlah kelimpahan dari Sphenolithus spp. (kurang dari 10%) dengan perubahan dari kondisi oligotropik menjadi eutropik terjadi pada umur 17.721 Ma (NN4).
PERKEMBANGAN SANDI STRATIGRAFI INDONESIA: Sandi Stratigrafi Indonesia 1973-1996-2023 Muljana, Budi
Bulletin of Scientific Contribution Vol 22, No 2 (2024): Bulletin of Scientific Contribution:GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v22i2.55891

Abstract

AbstrakRevisi Sandi Stratigrafi Indonesia berkorelasi dengan perkembangan data serta konsep keilmuan khususnya stratigrafi. Seiring juga dengan pola pemikiran dalam memahami serta memberlakukan data-data stratigrafi. Selama perkembangan Sandi Stratigrafi Indonesia 1973 kemudian 1996 dan yang terakhir 2023, telah mengalami banyak sekali perubahan paragdigma konsep stratigrafi. Mulai dari pendekatan deskriftif atau yang sering disebut dengan stratigrafi tradisional ke pendekatan deterministic atau sampai ke prediktif atau sering juga disebut dengan stratigrafi modern. Tulisan ini ingin memberikan informasi bahwa perkembangan Sandi Stratigrafi Indonesia hamper 50 tahun ini. Tujuannya adalah untuk mengakomodir perkembangan data, metode dan konsep stratigrafi.Kata kunci : Sandi Stratigrafi Indonesia, Stratigrafi tradisonal, Stratigrafi modern AbstractStratigraphic Indonesian Codes revision correlate with the development of data and knowledge concept, especially in stratigraphy.  It is related to the point of view within to understand and interpret for all stratigraphic data. During the development of Stratigraphic Indonesian Code starting from 1973, 1996 and the last 2023, has changed the outlook paradigm of stratigraphic concepts. Starting on descriptive approaching point view or it’s called a traditional stratigraphy to deterministic or predictive interpretations or called as a modern stratigraphy.  This paper tries to give brief information about the developments of Stratigraphic Indonesian Codes almost during 50th years. The main point is to be able accommodate the data, methods, and stratigraphic concept development.Keywords: Stratigraphic Indonesian Codes, traditional stratigraphy, modern stratigraphy
STRUCTURAL GEOLOGICAL CONTROL ON THE APPEARANCE OF GEOTHERMAL AREA MANIFESTATION IN GEDONGSONGO, BANDUNGAN, SEMARANG, CENTRAL JAVA BASED ON ANALYSIS OF FAULT FRACTURE DENSITY Rinjani, Amin
Bulletin of Scientific Contribution Vol 22, No 1 (2024): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v22i1.52306

Abstract

Gedong Songo, Ungaran, is a geothermal complex from the part of the Ungaran volcano system which located in the North of the Serayu Mountains as the result of back-arc magmatism during the quaternary period. The presence of surface geothermal manifestations indicates the existence of an active geothermal system in this area. Surface manifestations in Gedong Songo area includes hot springs, fumaroles, steaming ground, and altered rocks. This study uses a lineament analysis on imagery DEM supported by geomagnetic data and geological mapping. The lineament in this area is identified from DEM. Based on geological field observations and mapping, and also manifestations in Gedong Songo  area are controlled by northeast-southwest right strike slip faults structures, and the presence of structures is reinforced by geomagnetic anomalies that indicate areas affected by heat experiencing demagnetization.
VOLUMETRIK REMBESAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN TUBUH BENDUNGAN KOLAM RETENSI X (STUDI KASUS: DAS SANGGAI, IKN) Putri, Fauziah Listiana; Listiawan, Yudhi; Hendarmawan, Hendarmawan
Bulletin of Scientific Contribution Vol 22, No 2 (2024): Bulletin of Scientific Contribution:GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v22i2.56008

Abstract

Ibu Kota Negara Indonesia yang baru akan berada pada sejumlah Kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Penelitian ini akan fokus pada perencanaan pembangunan bendungan di Kolam Retensi X yang ada di DAS Sanggai, IKN. Dalam perencanaan pembangunannya memerlukan analisis debit rembesan yang dapat terjadi ketika bendungan sudah dioperasikan. Debit rembesan yang berlebihan akan mempengaruhi stabilitas dari bendungan dan dapat menyebabkan gejala piping. Analisis akan dilakukan pada kondisi Muka Air Rendah, Muka Air Normal, dan Muka Air Banjir. Data yang diperlukan yaitu data teknis Kolam Retensi X, gambar potongan melintang bendungan, dan hasil uji laboratorium. Debit rembesan ini dianalisis menggunakan software Geostudio SEEP/W 2012 dan metode flow net. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Geostudio SEEP/W 2012, debit rembesan pada tubuh bendungan Kolam Retensi X pada kondisi Muka Air Rendah sebesar 1.6 × 10−9 m3 /det, Muka Air Normal sebesar 2.75 × 10−9 m3 /det, dan Muka Air Banjir sebesar 4.41 × 10−9
IDENTIFIKASI PENCEMARAN TANAH PADA KAWASAN INDUSTRI BAJA MELALUI SIFAT MAGNETIK DAN MORFOLOGI BULIR MAGNETIK AZIZAH, DARIN NUR; FITRIANI, DINI; AGUSTINE, ELEONORA; KIRANA, KARTIKA HAJAR; MULYANA, ACHMAD ARIF
Bulletin of Scientific Contribution Vol 22, No 1 (2024): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v22i1.54102

Abstract

Kegiatan industri baja yang melibatkan peleburan besi dan baja dapat memicu adanya pencemaran tanah, karena dapat memproduksi limbah dalam bentuk debu dan fly ash yang menyebar terbawa angin lalu mengendap pada tanah permukaan. Dalam penelitian ini telah dilakukan identifikasi pencemaran tanah di kawasan sekitar perindustrian baja melalui parameter suseptibilitas magnetik dan pengukuran Scanning Electron Microscopy – Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX). Sampel yang digunakan yaitu berupa tanah yang diambil pada titik dari dua lintasan yaitu lintasan 1 dan lintasan 2. Dimana lintasan 2 di desain memiliki jarak yang lebih dekat dengan kawasan perindustrian dibandingkan lintasan 1. Nilai suseptibilitas magnetik (XLF) pada lintasan 1 berada pada rentang 96,9-854,1 (×10^-8 m^3/kg ) dan nilai XFD (%) yaitu 0,13-2,85, sedangkan XLF lintasan 2 berada pada rentang 194,7-3473,9 (×10^-8 m^3/kg) dan nilai XFD(%) yaitu 0,47-1,53. Hasil tersebut menujukkan bahwa nilai XLF pada lintasan 2 cenderung lebih tinggi daripada lintasan 1. Hal ini diduga bahwa limbah yang berupa debu maupun fly ash lebih banyak terakumulasi pada lintasan 2 yang areanya lebih dekat dengan perindustrian baja. Adapun nilai   XFD(%) dari seluruh sampel yang bernilai kurang dari 4% dan adanya korelasi negatif antara nilai XFD(%) dan XLF menunjukkan bahwa mineral magnetik berasal dari sumber antropogenik. Berdasarkan pengukuran SEM-EDX pada sampel di lintasan 1 menunjukkan bulir mineral magnetik yang berbentuk oktahedral dan bulat, yang menunjukkan keberadaan mineral magnetiknya berasal dari sumber pedogenik dan antropogenik. Sedangkan hasil SEM-EDX pada sampel di lintasan 2 menunjukkan keberadaan bulir mineral magnetik berbentuk bulat dan halus yang menunjukkan bahwa mineral megnetik berasal dari sumber antropogenik.
SANDSTONE QUALITY ASSESSMENT FROM CORE DATA OF SANTUL FORMATION, TARAKAN BASIN BASED ON PETROGRAPHY AND ROUTINE CORE ANALYSIS Yuniardi, Yuyun; Muljana, Budi; Mardiana, Undang; Hardiyono, Adi; Nur, Andi Agus; Mohammad, Febriwan; Alfadli, Muhammad Kurniawan
Bulletin of Scientific Contribution Vol 21, No 3 (2023): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v21i3.52131

Abstract

This study analysss the quality of sand stone as reservoir in Sentul Formation, Tarakan Basin, based on petrography and routine core analysis. The quality of the sandstone in facies A (depth of 1743.75–1747.28m) is moderate. This assessment is based on the porosity value of routine core analysis from 19.48% to 27.88%, and permeability value from 25mD to 213 mD. The sandstone quality of facies B (depth of 1741.80 m–1743.75m) is good, this is based on the value of the porosity from routine core ranges from 23.34% to 26.71% and 83-359 mD of permeability value. The quality of sandstone in facies C (depth of 1737.65m–1737.75m) is good. The differences of the quality affected by the various level of compaction, sorting, and contact between the grains. The presence of carbon material and laminated clay also led to differences in the quality of the reservoir through inter-granule space filling. Sandstone mineral composition of each facies dominated by mono crystalline quartz which is chemically relatively stable, so that the cementation and replacement processes do not overly affect the porosity and permeability.
MORPHO-CONSERVATION ANALYSIS IN CRITICAL HILLS OF BINUANG MICRO-WATERSHED, SOUTH KALIMANTAN Ayuningtyas, Efrinda Ari; Khasanah, Alfiatun Nur
Bulletin of Scientific Contribution Vol 22, No 2 (2024): Bulletin of Scientific Contribution:GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v22i2.53863

Abstract

Geomorphology is crucial in analyzing erosion potential and selecting conservation measures to improve land resources. Morphometric analysis reveals that the Binuang Micro Watershed, with its upper part being a critical hilly area, has a high erosion potential due to the occurrence of splash erosion, sheet erosion, and rill erosion in all existing landforms. The analysis of watershed morphometry, such as shape, area, drainage density, bifurcation ratio, and drainage density, using DEM data at the research site, reveals a strong correlation between the morphometric conditions of the Binuang Micro Watershed and the incidence of erosion and flood inundation. These conditions are also influenced by the dominant soil texture, namely clay. This research has developed recommendations for conservation actions based on morphometry and the level of erosion occurrence for each landform condition. These recommendations are intended for policymakers to prioritize natural resource management for the sustainability of watershed development.
Palinomorf Kala Pliosen Pada Singkapan Sungai Cijurai Sumedang Jawa Barat Winantris, .; Jurnaliah, Lia; Fauzielly, Lili; Fitriany, Ria
Bulletin of Scientific Contribution Vol 22, No 3 (2024): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v22i3.59078

Abstract

Analisis polen dilakukan pada sampel yang diambil dari  singkapan  di Sungai Cijurai, Kabupaten Sumedang. Tujuan penelitian untuk merekonstruksikan palinomof pada masanya, umur relatif dan lingkungan pengendapan. Preparasi menggunakan metode hidrogen peroksida. Diperoleh palinomrorf yang terdiri dari  polen, spora pteridophya, foraminifera test linings, dan dinoflagellate cyst.  Secara garis besar asal palinomorf  dikelompokan menjadi dua yaitu palinomorf  marine dan terestrial. Terestrial  palinomorf terdiri dari polen dan spora kelompok  mangrove, back mangrove, freshwater swamp and mountain.   Palinomorf laut terdiri dari foraminifera test linings dan  dinoflagellate cyst. Komponen dinoflagellate cyst meliputi Peridinium, Protoperidinium  dan Spiniferites.  Ditemukan Polen penanda umur  Florschuetzia meridionalis, Florschuetzia levipoli,  Stenochlaenidites papuanus, Impatiensidites brevicolpus, dan Dacrycarpites australiensis. Sampel CJ-I  dengan umur relatif  Pliosen, sedangkan dua sampel diatasnya CJ2-02 dan CJ-3  adalah Pliosen akhir. Dari sampel bagian bawah ke posisi bagian atas sampel menunjukkan adanya perubahan  kuantitas palinomorf, keragaman maupun perbandingan jumlah palinomorf laut  dan terestrial. Nilai Index PMI berturu-turut dari CJ-1 sebesar 14,28, CJ-2 sebesar 13,63 dan CJ-3 sebesar 24,13. Seluruh nilai PMI kurang dari 51% yang mengindikasikan pengendapan berlangsung pada lingkungan  air payau, pada zona pasang surut air laut
PERAN INTENSITAS HUJAN TERHADAP STABILITAS LERENG DI DAERAH JATISARI, KECAMATAN BOJONGPICUNG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT Sholtan, Devanya Anantasya; Sophian, Raden Irvan; Hardiyono, Adi; ., Iskandar
Bulletin of Scientific Contribution Vol 22, No 3 (2024): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v22i3.59017

Abstract

Pada tanggal 25 April 2024 diketahui telah terjadi peristiwa gerakan tanah di daerah Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Menurut keterangan warga sekitar, persitiwa tersebut terjadi setelah hujan dengan durasi yang cukup panjang. Studi ini bertujuan untuk melihat keterkaitan hujan dengan persitiwa gerakan tanah yang terjadi di daerah Jatisari. Metode yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengamatan lapangan, pembuatan geometri lereng, pengujian laboratorium, dan pemodelan. Pemodelan yang dilakukan berupa analisis rembesan air hujan dengan perangkat lunak Geostudio SEEP/W dan analisis kestabilan lereng dengan perangkat lunak Geostudio Slope/W. Dari analisis tersebut diketahui hujan yang terjadi selama 12 hari dengan intensitas 1.8 mm/jam atau hujan 6 hari dengan intensitas 60 mm/jam dapat menurunkan faktor keamanan (FK) hingga rentang nilai 0.684 – 0.763. Mekanisme berkurangnya kestabilan lereng ini terjadi akibat hilangnya matric suction. Hilangnya matric suction merupakan pengaruh dari infiltrasi air hujan ke dalam permukaan lereng.
HUBUNGAN ANTARA INDEKS GRADIEN PANJANG SUNGAI DAN HIPSOMETRI PADA RESPON MORFOTEKTONIK DI CEKUNGAN BANDUNG BAGIAN TIMUR Rendra, Pradnya Paramarta Raditya; Sukiyah, Emi; Hadian, Mohamad Sapari Dwi; Daliman, Shaparas Binti; Sulaksana, Nana
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 22, No 3 (2024): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v22i3.56414

Abstract

Penelitian dilakukan di Cekungan Bandung bagian timur yang secara geologi tersusun oleh dominasi batuan vulkanik berumur Kuarter. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antar aspek morfotektonik yang terdiri dari indeks gradien panjang sungai (SL) dan hipsometri (HI) dalam merespon aktivitas tektonik di daerah penelitian. Penelitian dilakukan menggunakan media citra DEM (Digital Elevation Model) melalui dukungan SIG (Sistem Informasi Geografis) di studio. Perangkat lunak ArcGIS 10.0 digunakan dalam proses pengolahan citra serta Microsoft Excel digunakan dalam proses perhitungan dan analisis data. Berdasarkan hasil penelitian, daerah penelitian terdiri dari enam DAS, yaitu DAS Citarik Hulu, Cijalupang, Ciwirama, Ciburial, Cikeruh, dan Cimande yang sebagian besar berada pada morfologi perbukitan dan gunung hingga pedataran dengan kemiringan lereng mulai dari sangat curam hingga datar. Daerah penelitian memiliki enam pola pengaliran sungai, yaitu pola radial, subradial, subdendritik, parallel, subparallel, dan anastomotik. Secara umum, keenam pola pengaliran tersebut menunjukkan bahwa daerah penelitian didominasi area berlereng curam hingga sangat curam dan tersusun oleh batuan vulkanik di bagian utara, timur, dan selatan, berlereng landai hingga datar dan tersusun oleh material lepasan di bagian tengah hingga barat, serta dipengaruhi struktur geologi minor. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan nilai SL (113,24 – 409,75) dan HI (0,22 – 0,50) yang menunjukkan respon aktivitas tektonik rendah hingga cukup tinggi. Selain itu, korelasi nilai SL dan HI menunjukkan tingkat hubungan sangat kuat yang tercermin dari koefisien korelasi (r) = 0,932, yaitu semakin besar nilai SL maka semakin besar pula nilai HI.

Filter by Year

2005 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 2 (2025): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 23, No 1 (2025): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 22, No 3 (2024): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 22, No 2 (2024): Bulletin of Scientific Contribution:GEOLOGY Vol 22, No 1 (2024): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 21, No 3 (2023): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 21, No 2 (2023): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 21, No 1 (2023): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 20, No 3 (2022): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 20, No 2 (2022): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 20, No 1 (2022): Bulletins of Scientific Contribution : Geology Vol 19, No 3 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology Vol 19, No 2 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology Vol 19, No 1 (2021): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 18, No 3 (2020): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 18, No 2 (2020): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 18, No 1 (2020): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 17, No 3 (2019): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 17, No 2 (2019): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 17, No 1 (2019): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 16, No 3 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 16, No 2 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 15, No 3 (2017): Bulletin of Scientific Contribution:GEOLOGY Vol 15, No 2 (2017): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 15, No 1 (2017): Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 3 (2016): Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 2 (2016): Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 1 (2016): Bulletin of Scientific Contribution Vol 13, No 3 (2015): Bulletin of Scientific Contribution Vol 13, No 2 (2015): Bulletin of Scientific Contribution Vol 13, No 1 (2015): Bulletin of Scientific Contribution Vol 12, No 3 (2014): Bulletin of Scientific Contribution Vol 12, No 2 (2014): Bulletin of Scientific Contribution Vol 12, No 1 (2014): Bulletin of Scientific Contribution Vol 11, No 3 (2013): Bulletin of Scientific Contribution Vol 11, No 2 (2013): Bulletin of Scientific Contribution Vol 11, No 1 (2013): Bulletin of Scientific Contribution Vol 10, No 2 (2012): Bulletin of Scientific Contribution Vol 10, No 1 (2012): Bulletin of Scientific Contribution Vol 9, No 3 (2011): Bulletin of Scientific Contribution Vol 9, No 2 (2011): Bulletin of Scientific Contribution Vol 9, No 1 (2011): Bulletin of Scientific Contribution Vol 8, No 3 (2010): Bulletin of Scientific Contribution Vol 8, No 2 (2010): Bulletin of Scientific Contribution Vol 8, No 1 (2010): Bulletin of Scientific Contribution Vol 7, No 2 (2009): Bulletin of Scientific Contribution Vol 7, No 1 (2009): Bulletin of Scientific Contribution Vol 6, No 2 (2008): Bulletin of Scientific Contribution Vol 6, No 1 (2008): Bulletin of Scientific Contribution Vol 5, No 3 (2007): Bulletin of Scientific Contribution Vol 5, No 2 (2007): Bulletin of Scientific Contribution Vol 5, No 1 (2007): Bulletin of Scientific Contribution Vol 4, No 2 (2006): Bulletin of Scientific Contribution Vol 4, No 1 (2006): Bulletin of Scientific Contribution Vol 3, No 2 (2005): Bulletin of Scientific Contribution More Issue