cover
Contact Name
Tajerin
Contact Email
marina.sosek@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
marina.sosek@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Buletin Ilmiah Marina : Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
ISSN : 25020803     EISSN : 25412930     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan merupakan Buletin Ilmiah yang diterbitkan oleh Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan tujuan menyebarluaskan hasil karya tulis ilmiah di bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Artikel-artikel yang dimuat diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pelaku usaha dan pengambil kebijakan di sektor kelautan dan perikanan terutama dari sisi sosial ekonomi.
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
Tipologi Sosial Budaya Masyarakat Nelayan di Negeri Latuhalat, Ambon Nendah Kurniasari; Christina Yuliaty
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 9, No. 1, Tahun 2014
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.989 KB) | DOI: 10.15578/marina.v9i1.208

Abstract

Pengetahuan mengenai tipologi bsosial budaya suatu masyarakat merupakan faktor pendukung keberhasilan program pembangunan perikanan. Makalah ini bertujuan untuk menganaisis tipologi sosial budaya masyarakat nelayan di Negeri Latuhalat Kota Ambon. Penelitian dilaksanakan pada Tahun 2013 Di Nagari Latuhalat Kecamatan Nusasiwe Kota Ambon. Data yang diambil adalah data primer dan sekunder melalui wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat, aparat pemerintahan desa, perguruan tinggi dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masyarakat nelayan di negeri latuhalat masuk kedalam masyarakat transisi. Masyarakat tersebut memiliki ciri-ciri sebagai masyarakat tradisional pedesaan yang ditunjukkan dengan kolektifitas yang tinggi, struktur ekonomi lokal yang mendorongt pada kecenderungan ekonomi pertukaran, dan mampu memenuhi pra syarat dari masyarakat industri, seperti kemampuan berinvestasi, tidak mudah menyerah, kemampuan adaptasi dan inovasi. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan kebijakan yang mendukung pendidikan, akses permodalan, dan akses pasar barang produksi sebagai entry point upaya perbaikan dan rekayasa sosial pada masyarakat di Negeri Latuhalat.
PROFIL PERIKANAN TUNA DAN CAKALANG DI INDONESIA Maulana Firdaus
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2152.697 KB) | DOI: 10.15578/marina.v4i1.7328

Abstract

Indonesia memegang peranan penting dalam perikanan Tuna, Tongkol dan Cakalang di dunia. Indonesia telah memasok lebih dari 16% produksi Tuna, Tongkol dan cakalang dunia. Tuna dan cakalang memiliki peranan penting bagi sektor perikanan tangkap di Indonesia sehingga pengetahuan tentang profil perikanan Tuna dan cakalang menjadi sangat penting untuk diketahui. Kajian yang dilakukan pada tahun 2017 ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil perikanan Tuna dan cakalang di Indonesia yang akan dikemukakan berdasarkan penelurusan data sekunder berupa data statistik, laporan penelitian dan publikasi ilmiah terkait perikanan Tuna dan cakalang di Indonesia yang dianalisis secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa perikanan Tuna dan cakalang di Indonesia terdiri jenis yaitu industri dan artisanal. Daerah penyebaran ikan Tuna dan  cakalang meliputi  Laut Banda, Laut Maluku, Laut Flores, Laut Sulawesi, Laut Hindia, Laut Halmahera, perairan utara Aceh, barat Sumatera, selatan Jawa, utara Sulawesi, Teluk Tomini,  Teluk  Cendrawasih  dan  Laut  Arafura. Produksi Tuna dan cakalang terus meningkat sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2015. Peningkatan produksi Tuna dan cakalang menunjukkan bahwa tingginya tingkat permintaan terhadap kedua komoditas tersebut. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap Tuna dan cakalang sangat beragam yang dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis, yaitu rawai Tuna (Tuna long line), rawai hanyut selain rawai Tuna (drift longline other than Tuna long line), rawai tetap (set long line), huhate (skipjack pole and line), pancing tonda (troll line) dan pancing yang lain (other pole and line)Title: The Profile of Tuna and Cakalang Fishery in IndonesiaIndonesia plays an important role in Tuna and Skipjack fisheries in the world due to its supply of  more than 16% of the world’s Tuna and skipjack production. Since they have been being a vital commodity in capture fisheries in Indonesia, it is important to have knowledge of Tuna and skipjack fisheries. This study was conducted in 2017 and it aims to describe the profile of Tuna and skipjack in Indonesia that built upon secondary data. The data were collected from statistical data, scientific report and publication related to Tuna and skipjack fisheries in Indonesia and they were analyzed using descriptive method. The results suggest that Tuna and skipjack fisheries in Indonesia consist of industrial and artisanal types. The fishing ground of Tuna and skipjack covering Banda Sea, Maluku Sea, Flores Sea, Sulawesi Sea, Indian Ocean, Halmahera Sea, Northern Aceh Sea, West Sumatra, South Java, North Sulawesi, Tomini Bay, Cendrawasih Bay and Arafura Sea. The production of Tuna and skipjack Tuna continues to increase particularly during 2000 to 2015. The increased number of Tuna and skipjack production indicates the high demand of these two commodities. There are various fishing gear to catch Tuna and Skipjack, which can be grouped into 6 types, namely Tuna long line, drift longline other than Tuna long line, set long line, huhate (skipjack pole and line), troll line and other fishing rods (other pole and line)
Identifikasi Kegiatan Penangkapan Ikan di Desa Batilap, Kecamatan Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan Rismutia Hayu Deswati
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 8, No. 1, Tahun 2013
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.466 KB) | DOI: 10.15578/marina.v8i1.3014

Abstract

Sungai Barito merupakan salah satu tipologi perairan umum daratan di Indonesia yang memiliki sumber daya ikan berlimpah. Daerah Aliran Sungai Barito bagian tengah mempunyai produksi perikanan yang tinggi dengan jenis keragaman yang banyak, dimana bagian tengah tersebut melewati provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Desa Batilap di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah yang dilalui oleh aliran Sungai Barito dan anak sungainya. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan hasil identifikasi kegiatan perikanan tangkap yang dilakukan oleh nelayan Desa Batilap di Sungai Barito. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei dan wawancara dengan nelayan yang bersangkutan. Kegiatan perikanan tangkap yang dilakukan nelayan Desa Batilap menggunakan berbagai jenis alat tangkap namun mayoritas yang digunakan adalah selambau, rengge, tempirai dan bubu. Jenis ikan yang diperoleh dari masing-masing alat tangkap yaitu selambau sebanyak 8 jenis, rengge 6 jenis, tempirai 5 jenis dan bubu sebanyak 3 jenis.
Industri Perikanan di Bitung Armen Zulham
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 6, No. 2, Tahun 2011
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.8 KB) | DOI: 10.15578/marina.v6i2.5814

Abstract

Bitung merupakan kawasan industri perikanan yang telah berkembang sejak dua dasawarsa lalu. Berkembangnya Bitung sebagai kawasan industri perikanan tidak lepas dari investasi yang dilakukan pemerintah dengan membangun Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung. Tulisan ini memberi gambaran perkembanganindustri perikanan di Bitung dengan memanfaatkan data yang dikumpulkan melalui teknik Rapid Rural Appraisal (RRA). Hasil penelitian menunjukkan di Bitung terdapat perusahaan pengolah hasil perikanan yang didukung oleh armada tangkap yang baik., infrastruktur juga cukup memadai. Namun untuk keberlanjutan industri perikanan di Bitung perlu dilakukan langkah-langkah terobosan seperti membangun jalan raya bebas hambatan untuk menjamin arus barang dan jasa dari dan ke Bitung, pembangunan pembangkit listrik untuk meningkatkan pasokan listrik ke berbagai aktivitas ekonomi di Bitung, serta membangun sistim distribusi ikan untuk mengintegrasikan sentra produksi dan sentra pasar.
MEMBANGUN KEMITRAAN DAN KELEMBAGAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR MELALUI KLINIK IPTEK MINA BISNIS DI KABUPATEN TAKALAR Achmad Zamroni; Istiana Istiana
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2017): DESEMBER 2017
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v3i2.7204

Abstract

Partisipasi masyarakat lokal merupakan komponen utama yang mendukung keberhasilan pembentukan kelembagaan usaha di Kabupaten Takalar. Makalah ini mempunyai tiga tujuan utama,yaitu: 1) Mengidentifikasi informasi sosial ekonomi masyarakat pesisir dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan; 2) Mengidentifikasi unsur-unsur mitra dalam membentuk kelembagaan; dan 3) Membentuk konsep model kelembagaan bisnis masyarakat pesisir. Survey dilakukan di Desa Laikang Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Data primer diperoleh dari hasilwawancara informan kunci dengan menggunakan kuesioner semi-struktur yang menggunakan teknik Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi perikanan di Desa Laikangmeliputi perikanan tangkap (pelagis kecil, rajungan, kakap, kerapu, dan lain-lain), perikanan budidaya (rumput laut, udang, bandeng), dan produk kelautan (garam dan wisata bahari). Usaha perikanan tersebut dilakukan secara mandiri oleh nelayan dan pembudidaya ikan/ rumput laut dan untuk beberapa kegiatan dilakukan secara berkelompok. Namun, semua jenis usaha/bisnis tersebut belum dikelola oleh kelembagaan bisnis secara baik. Oleh karena itu, konsep kelembagaan bisnis yang mengutamakan partisipasi masyarakat masih menjadi pilihan utama dalam mengelola usaha perikanan “satu pintu” di Desa Laikang. Bentuk lembaga yang dibentuk adalah koperasi perikanan yang mengelaborasi kelompok kelompok usaha menjadi unit-unit usaha koperasi yang dibentuk tersebut.Title: Building Partnership and Economic Institution for Coastal  Community through Science and Technology Clinic of Fisheries Business in Takalar DistrictLocal community participation is main component of developing business institution in Takalar District. This study aims to; 1) Identify socio-economics information of coastal community on marine and fisheries resource usage, 2) Identify the components of partnership to perform the business institution, and 3) Create the concept of business institution model for coastal community. Survey was conducted in Laikang Village, Mangarabombang Sub Village, Takalar District South Sulawesi. Primary data were gathered through interview and Focus Group Discussion (FGD) by using semi-structured questionnaires. The result shows that potency of fisheries in Laikang Village are capture fisheries (small pelagics, crabs,groupers, and seabass etc), culture fisheries (seaweed, shrimp and milkfish), marine product (salt and marine tourism). Various marine and fisheries activities are conducted independently by fishermen, andsome of them are using collective way. However, all of those marine and fisheries activities have not been well managed. Therefore, the concept of business institution based on community participation is a main option to manage fisheries business in Laikang Village under “one direction”. One of the best alternative of institution is developing fisheries cooperative, which is an evolution among business groups to become business units in fisheries cooperative.
Kepemimpinan untuk Mendukung Keberhasilan Implementasi Kebijakan Konservasi Sumber Daya Alam Tjahjo Tri Hartono
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 6, No. 1, Tahun 2011
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1200.032 KB) | DOI: 10.15578/marina.v6i1.5804

Abstract

Pada tahun 2020, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan mentargetkan 20 juta hektar perairan (laut dan umum daratan) dapat ditetapkan sebagai kawasan konservasi perairan dan dikelola secara efektif. Pencapaian salah satu target pembangunan berkelanjutan di bidang kelautan dan perikanan ini perlu diperhatikan mengingat panjangnya sejarah konflik pengaturan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya di dalam kawasan konservasi. Untuk itu, dialog antar aktor, pihak-pihak yang berpotensi untuk berkonflik, perlu dibangun bersama sejak sebuah wilayah dicadangkan dan selanjutnya ditetapkan sebagai kawasan konservasi perairan. Efektivitas dialog, yang diindikasikan oleh berbagai hal spesifik di lapangan, membutuhkan sosok-sosok aktor yang memiliki jiwa kepemimpinan. Melalui pemenuhan 5 (lima) faktor kepemimpinan, individu tersebut akan mengupayakan kelompoknya untuk menjadi organisasi pembelajar, yaitu organisasi yang senantiasa mampu melakukan perbaikan (continuous improvement) dalam rangka mereduksi dan mengelola konflik yang mungkin timbul karena diberlakukannya pengaturan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berbasis pada prinsip-prinsip konservasi di suatu wilayah.
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Garam Rakyat untuk Mendukung Industri Garam di Indonesia Mei Dwi Erlina; Tikkyrino Kurniawan
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 1, No. 2, Tahun 2015
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.933 KB) | DOI: 10.15578/marina.v1i2.2071

Abstract

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memutuskan bahwa usaha garam dari hulu sampai hilir memiliki prospek usaha yang stategis. Kebijakan ini tidak hanya memperhatikan kuantitas dan kualitas garam, tetapi juga memperhatikan aspek sosial ekonomi para petambak, pengumpul, pengolah, pedagang garam. Selain itu, aspek kelembagaan(Kelompok Usaha Pegaraman dan Koperasi Garam) agar terjadi peningkatan kesejahteraan, pemasaran, harga jual garam, serta impor garam. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Melakukan kajian tentang kinerja kelembagaan dan pelaku usaha garam rakyat; (2) Melakukan kajian tentang upaya pembentukan badan penyangga garam untuk mengawasi produksi dan distribusi garam; (3) Melakukan kajian terkait dengan kinerja POKJA pegaraman pada masing-masing lokasi; dan (4) Melakukan kajian tentang upaya penguatan kelembagaan koperasi sebagai lembaga penyangga garam di lokasi. Metode analisis data yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengambilan responden/sampel ditentukan secara sengaja (purposive), lokasi penelitian adalah lokasi sentra garam di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas kelembagaan garam rakyat yang menopang industri garam di indonesia diklasifikasikan menjadi dua, yaitu terhadap kelembagaan yang ada dan menciptakan kelembagaan yang baru Kedua jenis peningkatan kapasitas kelembagaan garam rakyat tersebut tidak serta merta untuk dijalankan secara bersamaan. Penguatan kelembagaan yang sudah ada merupakan prioritas disertai dengan perbaikan kelemahan-kelemahan yang ada dan penambahan tugas dan tanggungjawab dalam kerangka meningkatkan peran garam rakyat dalam industri pergaraman nasional.
ESTIMASI KERUGIAN EKONOMI KERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT TABRAKAN KAPAL CALEDONIAN SKY DI RAJA AMPAT Witomo, Cornelia Mirwantini; Firdaus, Maulana; Soejarwo, Permana Ari; Muawanah, Umi; Ramadhan, Andrian; Pramoda, Radityo; Koeshendrajana, Sonny
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2017): JUNI 2017
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.331 KB) | DOI: 10.15578/marina.v3i1.6483

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung kerugian ekonomi rusaknya terumbu karang akibat tabrakan kapal Caledonian Sky di Raja Ampat dan merumuskan kebijakan terkait penanggulangan kerugian ekonomi rusaknya terumbu karang akibat tabrakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dengan mengkaji berbagai literatur, data pendukung serta hasil studi yang telah dilakukan oleh berbagai pihak terutama yang berhubungan dengan penelitian. Analisis data yang digunakan mengacu pada PERMEN Lingkungan Hidup No 7 Tahun 2014 tentang Kerugian Lingkungan Hidup Akibat Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup.  Data yang diperoleh dari hasil penelusuran literatur selanjutnya dianalisis menggunakan metode benefit  transfer. Analisis lainnya adalah analisis habitat equivalent analysis yang menghitung ukuran atau skala perproyek restorasi yang dibutuhkan untuk mengembalikan layanan sumberdaya ke kondisi awal dan analisis deskritif yang dilakukan terhadap angka yang didapat dari hasil analisis dan sebagai dasar estimasi besaran kerugian yang diklaim oleh pemerintah Indonesia terhadap pihak Kapal Caledonian Sky. Berdasarkan hasil analisis estimasi jumlah kerugian ekonomi rusaknya terumbu karang akibat tabrakan Kapal Pesiar Caledonian Sky di Raja Ampat sebesar 23 juta US Dolar dengan luasan terdampak 18.882 m2 dan rekomendasi kebijakan yang dapat diambil sebagai opsi pemerintah untuk menghadapi kerusakan terumbu karang akibat tabrakan Kapal Pesiar Caledonia Sky adalah mempertimbangkan untuk mengadakan negosiasi penyelesaian sengketa tentang tuntutan kerugian  kepada perusahaan kapal pesiar Inggris Caledonian Sky atas rusaknya terumbu karang diluar pengadilan dan mempertimbangkan langkah hukum untuk menuntut ganti rugi kepada perusahaan kapal pesiar Inggris Caledonian Sky sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Title: Estimated Economic Loss Of Coral Reefs Due To Ship Caledonian Sky Shipping In King AmpatThis study aims to calculate the economic loss of coral damage due to collision of Caledonian Sky cruise vessels in Raja Ampat and formulate policies related to the economic loss mitigation of coral damage due to collision. The method that used in this study is study of literature by reviewing various literature, supporting data and study results that have been done by various parties and related to this study. The data analysis that is used refers to Regulation Minister of Environment No. 7 of 2014 on Environmental Losses Due to Pollution and / or Environmental Degradation. Data that are obtained from literature searching results then analyzed by using benefit transfer method. Another analysis is the habitat equivalent analysis that calculate the size or scale of the restoration project that needed to return resource services to initial conditions and descriptive analysis of the figures that obtained from the analysis and as a basis for estimating the amount of losses that claimed by the Indonesian government against the Caledonian Skycruise vessel. Based on the results of the estimation analysis, the amount of economic loss from coral damage due to the collision of Caledonian Sky Cruise vessel in Raja Ampat is 23 million US Dollars with an affected area of 18,882 m2. The policy recommendations that can be taken as the government option to deal with coral reef damage due to collision of Caledonia Sky Cruise is considering negotiation on the settlement of disputes concerning the claims of losses to British cruise vessel Caledonian Sky on the destruction of coral reefs outside the court and considering legal action to indemnify the British cruise vessel corporation Caledonian Sky in accordance with Indonesian law.
Potret Perikanan Tangkap Tuna, Cakalang dan Layang di Kota Bitung Cornelia Mirwantini Witomo; Budi Wardono
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 7, No. 1, Tahun 2012
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.488 KB) | DOI: 10.15578/marina.v7i1.4592

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah memberikan gambaran keragaan perikanan tangkap di Kota Bitung, Sulawesi Utara. Komoditas utama perikanan tangkap Kota Bitung adalah tuna, cakalang dan layang. Kota Bitung memiliki satu Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) yang keberadaannya sangat strategis. Pendaratan ikan di PPS Bitung berasal dari tangkapan kapal-kapal nelayan sekitar dan nelayan jaring pukat cincin (purse seine), pancing (hand line), rawai (long line) serta kapal pengumpul dan pengangkut. Armada penangkapan di Kota Bitung sebagian besar adalah alat tangkap menggunakan mata pancing seperti pancing tuna, rawai tuna, pancing ulur karena ini berpengaruh dengan nilai jual ikan yang tertangkap khusus ikan tuna dan ikan cakalang. Jumlah perusahaan/ UPI yang bergerak dalam bidang perikanan tangkap dan eksportir di Kota Bitung sebanyak 35 perusahaan. Pada umumnya jenis ikan yang di ekspor adalah tuna. Jalur ekspor ikan tuna dari Kota Bitung yaitu melalui laut dan udara.
Potensi dan Permasalahan Sosial Ekonomi Masyarakat Perikanan Kabupaten Lombok Timur dalam Mendukung Industrialisasi Nurlaili Nurlaili; Cornelia Mirwantini Witomo; Achmad Zamroni
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 9, No. 2, Tahun 2014
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.55 KB) | DOI: 10.15578/marina.v9i2.429

Abstract

Pembangunan berkelanjutan berbasis kawasan menjadi salah satu pendekatan pembangunan perikanan dalam mendukung industrialisasi. Untuk itu dibutuhkan data secara menyeluruh dan terperinci mengenai potensi sumberdaya perikanan dan manusianya agar kebijakan yang ada sesuai dengan tujuan industriaisasi. Makalah ini bertujuan untuk menggambarkan potensi perikanan dan permasalahan sosial ekonomi di Kabupaten Lombok Timur. Penelitian dilakukan pada tahun 2013 di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam (depth interview). Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa potensi sumberdaya perikanan di Kabupaten Lombok Timur sangat besar dan butuh sumberdaya manusia yang terampil dalam mengelola sumberdaya yang ada sehingga sektor perikanan dapat memberikan kesejahteraan sebesar-besarnya kepada masyarakat.

Page 7 of 16 | Total Record : 157