cover
Contact Name
Betty Masruroh
Contact Email
jpds.journal@um.ac.id
Phone
+6285733562345
Journal Mail Official
jpds.journal@um.ac.id
Editorial Address
Semarang St. No 5, Malang, Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial
ISSN : -     EISSN : 26552469     DOI : https://doi.org/10.17977
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) is a journal focused on articles of research and community service in the field of social science (Ideology, Citizenship, Human Geography, History, Social Studies, Sociology, Politics, Education and Humaniora).
Articles 116 Documents
PENGARUH DIGITAL LEARNING AND DIGITAL GAMES TRAINING TERHADAP KOMPETENSI TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU SMA Alfyananda Kurnia Putra; Sumarmi Sumarmi; Budi Handoyo; Azni Fajrilia; Muhammad Naufal Islam; Muhammad Rafi Attamimi
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol. 5, No. 1, April 2022
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v5i1p14-20

Abstract

The development of digital technology requires teachers to present a sustainable learning process without the limitations of space and time. The presentation of digital learning provides opportunities for students to prepare for work competencies in the 21st Century and provides learning experiences that generate enthusiasm and a positive learning environment for students. This study aims to reveal the effect of digital learning and digital games in education training on the technological pedagogical content knowledge of teachers at SMAN Kepanjen Malang Regency. This type of research is experimental research packaged in a training program with pretest and posttest to measure the competence of TPACK teachers. The implementation method is carried out in stages, namely (1) needs and situation analysis, (2) program socialization and training implementation, (3) evaluation. The research subjects were SMAN 1 Kepanjen teachers with different scientific backgrounds. The analysis in this study used the N-gain score test, which was carried out by calculating the difference between the pretest and posttest scores. The training facilities use gamification media and the Learning Management System (LMS). The results of this training influence knowledge, competence, and capability related to technological pedagogical content knowledge. This is because teachers are getting used to and taking advantage of modern features in the LMS, namely user management, course management, forums, lessons, big blue buttons, and others.Perkembangan teknologi digital menuntut guru untuk menghadirkan proses pembelajaran yang berkelanjutan tanpa batasan ruang dan waktu. Penyajian pembelajaran digital memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersiapkan kompetensi kerja di abad 21 dan memberikan pengalaman belajar yang membangkitkan semangat dan lingkungan belajar yang positif bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh pembelajaran digital dan permainan digital dalam pelatihan pendidikan terhadap pengetahuan konten pedagogik teknologi guru di SMAN Kepanjen Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dikemas dalam program pelatihan dengan pretest dan postest untuk mengukur kompetensi guru TPACK. Metode pelaksanaan dilakukan secara bertahap, yaitu (1) analisis kebutuhan dan situasi, (2) sosialisasi program dan pelaksanaan pelatihan, (3) evaluasi. Subjek penelitian adalah guru SMAN 1 Kepanjen dengan latar belakang keilmuan yang berbeda. Analisis dalam penelitian ini menggunakan tes skor N-gain yang dilakukan dengan menghitung selisih skor pretest dan postest. Fasilitas pelatihan menggunakan media gamifikasi dan Learning Management System (LMS). Hasil pelatihan ini mempengaruhi pengetahuan, kompetensi, dan kapabilitas terkait dengan technological pedagogical content knowledge. Hal ini karena para guru mulai terbiasa dan memanfaatkan fitur-fitur modern di LMS, yaitu manajemen pengguna, manajemen kursus, forum, pelajaran, tombol biru besar, dan lain-lain.
TRAINING OF TRAINERS (TOT) PENGAJARAN DAN BACA TULIS AKSARA KAGANGA BAGI GURU DAN PENGGIAT BUDAYA DI PROVINSI BENGKULU Een Syaputra; Gaya Mentari; Bachtiar Agung Nugraha
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol. 5, No. 1, April 2022
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v5i1p21-29

Abstract

The Kaganga Script is one of the ancient scripts that existed in Bengkulu in the past. The existence of the Kaganga Script in the past can be proven by the discovery of hundreds of manuscripts in the media of bamboo, bamboo blades, bark, rattan, horns, paper, and so on. The Kaganga Script stores a lot of important information about the Bengkulu people in the past such as medicine, customary law, religion, and others. However, it is unfortunate that currently the number of Bengkulu people who master the reading and writing technique of the Kaganga Script is very rare, so some training is needed in the field of reading, writing, and teaching the Kaganga Script. The training was carried out for two intensive days at Mercure Hotel Bengkulu by presenting competent trainers. The results of the training show that: 1) more than 90 percent of participants understands the history of Kaganga script in Bengkulu; 2) 75 percent of participants can read and write basic using Kaganga script; 3) the majority of participants were declared competent to teach the Kaganga Script to the students.Aksara Kaganga merupakan salah satu aksara kuno yang di masa lalu pernah eksis di Bengkulu. Eksistensi Aksara Kaganga di Bengkulu pada masa lalu dapat dibuktikan dengan ditemukannya ratusan manuskrip dalam media bambu, bilah bambu, kulit kayu, rotan, tanduk, kertas, dan lain sebagainya. Aksara Kaganga menyimpan begitu banyak informasi penting tentang masyarakat Bengkulu di masa lalu seperti ilmu pengobatan, hukum adat, keagamaan, dan lain-lain. Namun demikian, sangat disayangkan saat ini jumlah masyarakat Bengkulu yang menguasai teknik baca tulis Aksara Kaganga sangat jarang ditemukan, sehingga diperlukan pelatihan dalam bidang baca tulis dan pengajaran Aksara Kaganga. Kegiatan ini berupa Training of Trainer yang dilakukan kepada 30 orang peserta dari guru dan penggiat budaya yang bertujuan untuk menghasilan ahli baru dalam bidang baca tulis dan pengajaran Aksara Kaganga. Pelatihan dilakukan selama dua hari secara intensif bertempat di Mercure Hotel Bengkulu dengan menghadirkan trainer yang kompeten. Adapun hasil pelatihan adalah: 1) lebih dari 90 persen peserta pelatihan dapat memahami dengan baik sejarah Aksara Kaganga di Bengkulu, 2) 75 persen peserta pelatihan dapat membaca dan menulis dasar menggunakan Aksara Kaganga; 3) secara umum sebagian besar peserta pelatihan dapat dinyatakan kompeten untuk mengajarkan Aksara Kaganga kepada para peserta didik.
INVENTARISASI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE Alfi Sahrina; Sumarmi Sumarmi; Listyo Yudha Irawan; Yuswanti Arianti Wirahayu; Ardyanto Tanjung; Febrian Arrya Withuda; Dwi Fitriani; Galih Fajar Sukoco
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v5i2p61-69

Abstract

Tambakrejo Village has a unique landscape appearance. The landscape’s appearance needs to be identified to determine the potential of natural resources. The purpose of this study is to inventory the potential of natural resources using smartphones so they can be used sustainably by local communities. The method used in this study is a field survey by collecting data related to natural resources with a spatial approach. The applications used are Avenza Maps and Kobo Collect. The results showed that Tambakrejo Village has several types of landforms, including karst, coastal, old volcanic hills, and alluvial plains (fluvial). These landforms have different natural resource potentials from other landforms. The karst area has land, water, landscape, mineral, and biological resources. Alluvial plains have water and land resources. Meanwhile, in the old volcanic hills, there are forest and land resources, and the coastal areas are in the form of mangrove resources, coral reefs, and seagrass beds. These resources must be managed wisely and carefully so that their sustainability can be maintained. This is because inappropriate natural resource management can cause drought in limestone areas, flooding in alluvial plains, and land degradation in limestone and hilly areas.Desa Tambakrejo memiliki kenampakan bentang alam yang cukup unik. Kenampakan bentang alam tersebut perlu diidentifikasi untuk mengetahui potensi sumber daya alam. Tujuan penelitian ini untuk menginventarisasi potensi sumber daya alam dengan menggunakan telepon pintar agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat lokal. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah survei lapangan dengan melakukan pendataan terkait sumber daya alam dengan pendekatan keruangan. Aplikasi yang digunakan yaitu Avenza Maps dan Kobo Collect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Tambakrejo memiliki beberapa jenis bentuk lahan antara lain karst, kepesisiran, perbukitan vulkanik tua, dan dataran aluvial (fluvial). Bentuk lahan tersebut memiliki potensi sumber daya alam yang berbeda dengan bentuk lahan yang lain. Adapun daerah karst memiliki sumber daya lahan, air, lanskap, mineral, dan sumber daya hayati. Pada dataran aluvial memiliki sumber daya air dan lahan. Sementara pada perbukitan vulkanik tua berupa sumber daya hutan dan lahan, dan daerah kepesisiran berupa sumber daya mangrove, terumbu karang, dan padang lamun. Sumber daya tersebut harus dikelola bijaksana dan penuh kehati-hatian agar kelestariannya dapat terjaga. Hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya alam yang tidak sesuai dapat menyebabkan bencana kekeringan pada daerah batu gamping, banjir pada dataran aluvial, dan degradasi lahan pada daerah batu gamping dan daerah perbukitan.
PENINGKATAN KOMPETENSI MANAJEMEN KONFLIK MELALUI PELATIHAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA BAGI PEGIAT KOMUNITAS PERDAMAIAN Rista Ayu Mawarti
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v5i2p102-109

Abstract

This study aims to analyze a series of efforts to improve the conflict management competence of peace activists through intercultural communication training. The main partners in this activity are the DNE Community and Gusdurian Malang City. The approach used in this service activity is the participatory and community development design which combines the involvement of the service team in training activities and evaluative analysis of the results. The results of the analysis of the implementation of activities show that: 1) planning and implementation of offline training is carried out with good coordination even in a ppkm situation; 2) the activity can be said to have succeeded in achieving its objectives, which can be seen through the enthusiasm of the participants in participating in the activity and 85 percent of the participants experienced an increase in conflict management competence, while the other 15 percent still needed further assistance; and 3) training activities have the potential to become a medium for further civic education learning in the community because of the requirements for internalizing national values in improving conflict management competencies.Kajian ini bertujuan untuk menganalisis serangkaian upaya peningkatan kompetensi manajemen konflik para pegiat perdamaian melalui pelatihan komunikasi antarbudaya. Mitra utama dalam kegiatan ini adalah Komunitas DNE dan Gusdurian Kota Malang. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini yaitu desain participatory dan community development yang menggabungkan antara keterlibatan tim pengabdian dalam kegiatan pelatihan serta analisis evaluatif atas hasil yang ada. Hasil dari analisis pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan dan pelaksanaan pelatihan secara luring dilakukan dengan koordinasi yang baik walaupun dalam situasi PPKM; 2) kegiatan dapat dikatakan berhasil mencapai tujuan yang tampak melalui antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan serta 85 persen peserta mengalami peningkatan kompetensi manajemen konflik, sementara 15 persen lainnya masih membutuhkan pendampingan lebih lanjut; dan 3) kegiatan pelatihan berpotensi menjadi media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan lanjutan di masyarakat karena syarat akan internalisasi nilai-nilai kebangsaan dalam meningkatkan kompetensi manajemen konflik.
EVALUASI KEGIATAN PENDAMPINGAN LITERASI DIGITAL “HOAKS” PADA KELOMPOK PENGAJIAN PEREMPUAN Rohmatin Alfianistiawati; Pramana Herjati Putra Dionchi; Hasna Bararah; Megasari Noer Fatanti
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v5i2p70-79

Abstract

The increasing circulation of false/hoax information amid the increasing number of internet users in Indonesia is why understanding media literacy, especially digital information, needs to be given to all levels of society, including housewives (IRT), who are often actors who spread hoaxes and affected victims. This article discusses efforts to increase the understanding of the study group about "hoaxes" by providing digital literacy assistance. This research is intended to increase awareness of information literacy in digital media for women, especially mothers who are members of the recitation group in Jatirejoyoso Village, Kepanjen District, Malang Regency. The aims of this study are: (1) to find out what the Jatirejoyoso recitation groups use on social media, (2) can participants distinguish between true and false information after the service activity?, (3) how can the participants avoid hoax news?. The research uses descriptive qualitative data collection techniques through observation, semi-structured interviews, and focused group discussions. The activity results show that Whatsapp and Facebook are favourite platforms for mothers to find and disseminate information. On the other hand, the post-test results show that the informants can distinguish between accurate and hoax information, such as fraudulent messages received via SMS/Whatsapp or information with bombastic titles without source information. One of the informants admitted that the effort to avoid hoaxes or news was to ask family members at home, religious leaders (Ustad/Ustadzah), or even tell each other about a community meeting. So far, this strategy has effectively prevented mothers from the threat of fake news or hoaxes.Peredaran informasi palsu/hoaks yang semakin tinggi ditengah peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia menjadi alasan bahwa pemahaman literasi media khususnya informasi digital perlu diberikan kepada seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali para ibu rumah tangga (IRT) yang kerapkali menjadi aktor penyebar hoaks maupun korban terdampak. Artikel ini membahas mengenai upaya peningkatan pemahaman kelompok pengajian tentang hoaks melalui kegiatan pendampingan literasi digital. Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran literasi informasi media digital bagi perempuan, khususnya ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok pengajian di Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui media sosial apa yang digunakan oleh para kelompok pengajian Jatirejoyoso, (2) apakah pasca kegiatan pengabdian peserta dapat membedakan informasi benar dan hoaks?, (3) bagaimana para peserta agar terhindar dari berita hoaks?. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara semi terstruktur, dan focus group discussions. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa Whatsapp dan Facebook menjadi platform favorit bagi ibu-ibu untuk mencari dan menyebarkan informasi. Di lain sisi, hasil post test menunjukkan bahwa informan memiliki kemampuan dasar membedakan antara informasi yang benar dan hoaks, seperti misalnya pesan penipuan yang diterima melalui SMS/Whatsapp maupun informasi dengan judul bombastis tanpa keterangan sumber. Salah satu informan mengakui bahwa upaya terhindar dari hoaks atau berita yaitu bertanya kepada anggota keluarga se rumah, pemuka agama (Ustad/Ustadzah), atau bahkan saling menyampaikan ketika ada pertemuan warga. Selama ini strategi tersebut cukup efektif menghindarkan ibu-ibu dari ancaman berita palsu atau hoaks.
MODEL HABITUASI SIKAP ANTI BULLYING BAGI SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PERMAINAN MENYENANGKAN Sudirman Sudirman; Rusdianto Umar; M. Mujtaba Habibi
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v5i2p110-118

Abstract

This article discusses the habituation model of anti-bullying attitudes for elementary school students. Habituation of anti-bullying attitudes must be carried out because the practice of bullying still occurs in schools so there must be a model that can be used to prevent bullying in schools. The purpose of applying this habituation model is to reduce bullying behavior in students, through instilling anti-bullying values in each student, it is hoped that bullying cases at the education level will not appear again. The method used in the application of the habituation model of anti-bullying attitudes is the preparation of a game/game model and the application/habituation of learning methods and anti-bullying games/games in schools. The results of the preparation and application of the habituation model resulted in an anti-bullying game with the instilled values of cooperation/collaboration, respect for differences, empathy, and sharing. The stages of implementing anti-bullying games are opening, welcoming, motivational, games (explanation, practice, distribution of prizes), reflection, and closing.Artikel ini membahas tentang model habituasi sikap anti bullying bagi siswa sekolah dasar. Habituasi sikap anti bullying harus dilakukan karena praktek bullying masih terjadi di sekolah sehingga harus ada model yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya bullying disekolah. Tujuan penerapan model habituasi ini adalah menurunkan perilaku perundungan (bullying) pada siswa, melalui penanaman nilai anti bullying dalam setiap diri masing-masing siswa, diharapkan kasus bullying di jenjang pendidikan tidak akan muncul lagi. Metode yang digunakan dalam penerapan model habituasi sikap anti bullying adalah penyusunan model permainan/game dan penerapan/habituasi metode pembelajaran dan permainan/game anti bullying di sekolah. Hasil penyusunan dan penerapan model habituasi dihasilkan sebuah permainan anti bullying dengan nilai yang ditanamkan adalah kerjasama/kolaborasi, menghargai perbedaan, empati, berbagi. Tahapan pelaksanaan penerapan game anti bullying adalah pembukaan, sambutan, motivasi, permainan (penjelasan, praktik, pembagian hadiah), refleksi, dan penutup.
KAPASITAS PERANGKAT DESA DALAM PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA Sri Untari; M. Mujtaba Habibi; Abd Mu'id Aris Shofa; Lia Nurul Fauziah; Aliyah Ardhana Riswari
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v5i2p80-87

Abstract

The purpose of this study is to analyze the capacity of village apparatus in the management of village government administration in a case study in Boro Village, Selorejo District, Blitar Regency. This research approach is qualitative with the type of case study research. The data sources are obtained from informants, events, and documents. Data were collected by interview, observation, and documentation techniques. Data analysis was carried out with a case study recommended by Yin with pattern matchmaking. The results of the study show that the capacity of village officials in implementing village administration as seen from: (1) conceptual mastery is not optimal. This is due to the education level of the apparatus which is still low on average high school; minimal training experience, (2) technical skills are not optimal, caused by limited facilities, no wifi, not yet mastered applications, and lack of skills in using information technology in managing village government administration, (3) social skills are good, this becomes social capital valuable in village governance.Tujuan kajian ini untuk menganalisis kapasitas aparatur desa dalam manajemen administrasi pemerintahan desa studi kasus di Desa Boro, Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar. Pendekatan penelitian ini kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa dan dokumen. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan studi kasus yang direkomendasi Yin dengan penjodohan pola. Hasil kajian menunjukkan hasil yaitu kapasitas aparat desa dalam pelaksanaan administrasi pemerintahan desa yang dilihat dari: (1) penguasaan konseptual belum optimal. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan aparat yang masih rendah rata2 SMA; pengalaman pelatihan yang minim, (2) keterampilan teknis belum optimal, yang disebabkan oleh terbatasnya sarana, belum ada wifi, belum dikuasainya aplikasi dan kurangnya keterampilan dalam penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan administrasi pemerintahan desa, (3) kecakapan sosial sudah bagus, ini menjadi modal sosial yang berharga dalam pemerintahan desa.
EKSISTENSI DAN PEROBLEMATIKA PELESTARIAN WAYANG KULIT PADA GENERASI MUDA KEC. RINGINREJO KAB. KEDIRI Mifdal Zusron Alfaqi
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v5i2p119-128

Abstract

The younger generation has a big responsibility to continue the preservation of culture, one of which is wayang. The problems that occur in the interest of the younger generation with low prevalence in wayang performances require philosophical exploration to find out the basic problems and the strategies needed. The aims of this study are a) to describe the history and values contained in wayang kulit; b) Describe the existence of shadow puppets among the younger generation; c) Preservation of shadow puppets in Ringinrejo District, Kediri Regency. The method used in this research is descriptive qualitative. The results of the study show that a) the existence of wayang kulit is caused because there are problems in preserving wayang kulit due to basic problems; b) the existence of the younger generation in the industrial revolution era is based on factors not understanding the storyline brought by the dalang, not understanding the language used by the dalang, feeling bored and having no interest in wayang kulit art because it is not integrated with modern culture, when wayang kulit shows are relatively old, and wayang kulit is an ancient culture. The rapid development of technology and cultural exchange without boundaries requires the right strategy; c) Ringinrejo Village is trying to preserve it by holding wayang kulit performances on big days and as a place for approaching and learning wayang kulit to the younger generation. Generasi muda memiliki tanggung yang besar untuk meneruskan pelestarian budaya salah satunya wayang. Problematika yang terjadi minat generasi muda dengan prevalensi yang rendah atas pagelaran wayang membutuhkan penggalian secara filosofi untuk mengetahui permasalahan mendasar dan strategi yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian ini adalah a) Mendeskripsikan sejarah dan nilai yang terkandung pada wayang kulit; b) Mendeskripsikan eksistensi wayang kulit di kalangan generasi muda; c) Pelestarian wayang kulit di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan a) eksistensi wayang kulit disebabkan karena terdapat problematika pelestarian wayang kulit terkendala masalah mendasar; b) eksistensi generasi muda atas era revolusi industri didasarkan atas faktor tidak memahami alur cerita yang dibawakan oleh dalang, tidak memahami bahasa yang digunakan dalang, perasaan bosan dan tidak ada ketertarikan pada kesenian wayang kulit karena kurang terpadu dengan kebudayaan modern, waktu pertunjukan wayang kulit yang relatif lama, dan wayang kulit merupakan kebudayaan yang kuno. Perkembangan teknologi dan pertukaran budaya yang berjalan secara cepat tanpa batas membutuhkan strategi yang tepat; c) Desa Ringinrejo berusaha melestarikan dengan menggelar pagelaran wayang kulit pada hari-hari besar dan sebagai tempat untuk pendekatan dan pembelajaran wayang kulit kepada generasi muda.
INTERNALISASI URGENSI PENCEGAHAN PELECEHAN DAN KEKERASAN SEKSUAL BAGI SISWA Alya Muflihatud Dini; Aanisah Nurul Qomariyah; Adistya Eka Sis Ardiansyah; Adinda Putri Harahap; Ahmad Tirtho Faidl Huda; Angga Gilang Ramadhan
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v5i2p88-95

Abstract

The purpose of this activity is to provide an understanding and also to increase the knowledge of students, especially in MAN 2 Malang City about education regarding the prevention of sexual harassment and violence as a self-help before entering the campus world. The method used is in the form of socialization. While this socialization activity is carried out in two ways, the first is the presentation of the socialization material by the resource person using the talk show method, then the second is continued with group discussions. Don't forget that at the end of the activity there is an evaluation in the form of a post-test to find out how far the students' understanding is after getting this socialization briefing. The data that the author collects are reports of activities in the field which are supported by documentation in the form of photos and videos of activities, which are then analyzed and processed to be presented descriptively in this article. The subjects of this activity were fifty students at MAN 2 Malang City consisting of twenty student council students and 30 students for each class 11 head and administrator. The implementation of this socialization activity went smoothly as planned, the students were very enthusiastic and also eager to ask various questions. By carrying out this activity, students get an idea of how to act if there are acts of harassment and sexual violence that occur around them.Tujuan dari adanya kegiatan ini yaitu untuk memberikan suatu pemahaman dan juga untuk meningkatkan pengetahuan siswa, khususnya di MAN 2 Kota Malang mengenai edukasi seputar pencegahan pelecehan dan kekerasan seksual sebagai pembekalan diri sebelum memasuki dunia kampus. Metode yang digunakan yaitu berupa sosialisasi. Adapun kegiatan sosialisasi ini dilakukan dengan dua cara, yang pertama yaitu pemaparan materi sosialisasi oleh narasumber dengan metode talk show kemudian yang kedua dilanjut dengan diskusi secara berkelompok. Tidak lupa di akhir kegiatan terdapat evaluasi berupa post-test untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa setelah mendapatkan pembekalan sosialisasi ini. Data yang penulis kumpulkan yakni laporan kegiatan di lapangan yang didukung dengan dokumentasi baik berupa foto maupun video kegiatan, yang kemudian dianalisis serta diolah untuk disajikan secara deskriptif di artikel ini. Subyek kegiatan ini yaitu 50 siswa di MAN 2 Kota Malang yang terdiri dari 20 siswa OSIS dan 30 siswa tiap ketua dan pengurus kelas 11. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini berjalan dengan lancar sesuai rencana, terlihat para siswa sangat antusias dan juga bersemangat mengajukan berbagai pertanyaan. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, para siswa memperoleh gambaran bagaimana cara bertindak apabila terdapat tindak pelecehan serta kekerasan seksual yang terjadi di sekitar mereka.
MEMBANGUN KARAKTER INKLUSIF SEJAK DINI (PENANAMAN SIKAP TOLERANSI TERHADAP PERBEDAAN BAGI SISWA SD) Alan Sigit Fibrianto; Ananda Dwitha Yuniar; Deny Wahyu Apriadi
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v5i2p54-60

Abstract

Inclusiveness has recently become an exciting topic of study to be discussed. Each local government seeks to design and implement inclusion policies. Discussions about inclusion always link people with disabilities. People with disabilities are discriminated against in their social environment, both in terms of their accessibility to public facilities as well as the negative labels attached to them. Therefore, this inclusive character is essential to be built in the next generation of the nation as early as possible. This research aims to instill an inclusive character early on for students at SD Laboratorium UM by using participatory methods or being directly involved in creating an inclusive learning process. The learning process is very significant in shaping the behavior patterns and character of children. Thus, inclusive education implemented in elementary schools (SD) can form an inclusive character for individuals from an early age. Several factors underlie inclusive education implemented at the elementary level, including: (1) at the individual development stage, SD is a very good level in the process of character building; (2) elementary school age is the most active stage in getting to know the social environment; (3) stage in understanding the role; (4) the experiences and insights they gain will be constructed through strong memories. These four factors underlie the formation of their personality into an inclusive character.Inklusifitas akhir-akhir ini menjadi topik kajian yang menarik untuk dibahas. Setiap pemerintah daerah berupaya merancang dan mengimplementasikan kebijakan inklusi. Pembahasan mengenai inklusi selalu mengaitkan penyandang difabel. Para difabel terdiskriminasi dari lingkungan sosialnya, baik aksesibilitasnya terhadap sarana publik, maupun label negatif yang melekat pada mereka. Maka dari itu, karakter inklusif ini sangat penting untuk dibangun pada generasi penerus bangsa sedini mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk menanamkan karakter inklusif sejak dini bagi siswa di SD Laboratorium UM dengan menggunakan metode partisipatoris atau terlibat langsung dalam menciptakan proses pembelajaran yang inklusif. Proses pembelajaran sangat signifikan dalam membentuk pola perilaku dan karakter anak. Sehingga, pendidikan inklusif yang diimplementasikan pada Sekolah Dasar (SD) mampu membentuk karakter inklusif bagi individu sejak dini. Ada beberapa faktor yang mendasari pendidikan inklusi diimplementasikan di tingkat SD antara lain: (1) pada tahap perkembangan individu, SD merupakan jenjang yang sangat baik dalam proses pembentukkan karakter; (2) usia jenjang SD adalah tahapan paling aktif dalam mengenal lingkungan sosialnya; (3) tahap dalam memahami peran; (4) pengalaman dan wawasan yang mereka peroleh akan terkonstruk melalui ingatan yang kuat. Keempat faktor itulah yang mendasari pembentukkan kepribadian mereka menjadi karakter yang inklusif.

Page 7 of 12 | Total Record : 116