cover
Contact Name
Muslimin
Contact Email
redaksitadris@gmail.com
Phone
+6282143280696
Journal Mail Official
redaksitadris@gmail.com
Editorial Address
Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban Jalan Manunggal No. 10-12 Sukolilo Tuban Telp. (0356) 331572 Fax (0356) 331572
Location
Kab. tuban,
Jawa timur
INDONESIA
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
ISSN : 23381612     EISSN : 27457869     DOI : 10.51675
FOKUS DAN RUANG LINGKUP JURNAL Jurnal tadris adalah sebuah jurnal ilmiah yang berisi publikasi hasil penelitian dan konsepsi atau pemikiran dalam ranah pendidikan Islam. Ruang lingkup jurnal ini meliputi : 1. Pendidikan Islam formal dan non-formal 2. Kurikulum dan teknologi pendidikan Islam 3. Manajemen pendidikan Islam 4. Metode pembelajaran dan penilaian pada pendidikan Islam 5. Mata pelajaran terkait pendidikan Islam
Articles 116 Documents
STRATEGI DAKWAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KELOMPOK PENGAJIAN “BELAJAR DADI WONG ANGON” DI KABUPATEN NGAWI Nur Nazhifah
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 15 No 1 (2021): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v15i1.127

Abstract

Penelitian ini betujuan untuk mendeskripsikan (1) Memahami strategi dakwah pendidikan agama Islam pada kelompok pengajian “Belajar dadi Wong Angon” (2) Memahami faktor yang menghambat, dan (3) Memahami faktor yang mendukung strategi dakwah pendidikan agama Islam pada kelompok pengajian “Belajar dadi Wong Angon”. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk memahami strategi dakwah pendidikan agama Islam, faktor yang menghambat dan faktor yang mendukung dalam proses dakwah pendidikan agama Islam pada kelompok pengajian “Belajar dadi Wong Angon”. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil peneitian ini adalah (1) Strategi yang digunakan dalam proses dakwah pendidikan agama Islam pada kelompok pengajian “Belajar dadi Wong Angon” yaitu, pendidik terlebih dahulu memastikan kesiapan peserta didik dalam menerima materi dakwah pendidikan agama Islam, memberikan suasana belajar yang nyaman dan damai, menyampaikan materi menyesuaikan dengan kapasitas peserta didik, memberikan kesempatan bertanya dengan menggunakan media telepon reguler konferensi atau telewicara (2) Faktor yang menghambat dianggap tidak ada (3) Faktor yang mendukung adalah seluruh komponen yang saling memberikan dukungan langsung.
KOMPETENSI KEPEMIMPINAN GURU PENDIDIKAN ISLAM Fashi Hatul Lisaniyah
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 15 No 2 (2021): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v15i2.137

Abstract

Peran seorang guru sangat penting dalam membangun generasi yang kompeten. Tidak hanya dalam bidang tertentu, tetapi dalam berbagai aspek kehidupan dan dalam beberapa bidang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, manusia dijadikan khalifah di muka bumi ini untuk mengembangkan potensinya. Sebagai seorang guru, ia tidak hanya mengembangkan kompetensi pribadi atau dirinya sendiri, tetapi juga membantu mengembangkan potensi anak didiknya untuk menjadi generasi yang unggul. Dalam lembaga pendidikan, kepemimpinan tidak hanya terbatas atau berlaku bagi kepala sekolah saja, tetapi juga berlaku bagi pendidik yang tidak lain adalah guru. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa seorang guru adalah seorang pemimpin. Ia menjadi pemimpin bagi siswa yang dibimbingnya. Dengan demikian, seorang guru selain memberikan ilmu pengetahuan, juga harus bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan anak didiknya agar tercipta peserta didik yang unggul dan kompeten serta berakhlak mulia.
THE EFFECTS OF USING VISUAL AIDS IN TEACHING SPEAKING TO THE NINTH CLASS STUDENTS AT SMPN 2 KEREK TUBAN Ali Fauzi
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 15 No 2 (2021): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v15i2.178

Abstract

Language is a means of communication used by human beings as a method of communicating ideas, feelings and desires by means of a system of sounds and sounds symbols. It is not only as means of communication but also as media to access knowledge and technology. In Indonesia, English is the first foreign language which has an important role in almost every aspect. It is important not only for students who want to continue their study into the higher education but also for the people who want to look for better job or position. That is why, English is taught from elementary school to the university with the hope that they may prepare their future life. To get this target, the government has applied many methods, techniques, and media to gain successful result. For Junior high school students, instructional media (especially visual Aids) can be interesting things for motivating them to study more diligently because in fact they like them. Students or children like to see and use things as picture, chart, maps or the other visual Aids because they have been familiar with them so that they may be easy to understand, to memorize and to transform things they learn with things they see. Visual Aids can also prevent students from misunderstanding since they can see and even touch what the teacher means. If the students are given chance to see the media used when they are learning English, especially in speaking lesson, so the media will enable to attract them to understand the subject more. At SMPN 2 Kerek Tuban, the researcher tries to prove that teaching English speaking using visual aids is more effective than using only verbal communication. The teachers, especially English teacher has implemented many kinds of methods, techniques and media and he also equips himself with the knowledge of teaching he has taken from Diklat, workshops and seminars. Formerly, he often uses other media when he teaches English speaking. But some of the students feel bored. They are not enthusiastic, not active and even sleepy. That is why, he tries to use media for him it is something new, visual aids. The researcher formulates the problem such as what are the effects of using visual Aids in teaching speaking, how are the visual aids used in teaching speaking, and how are the students’ attitudes toward the use of visual aids. That is why the objective of the research is to describe the effects of visual aids in teaching speaking, to describe how are visual aids used in teaching speaking, and to describe how are students’ attitudes towards the use of visual aids. Based on the researarch, it is seen that visual aids have significant effects in developing English speaking skill for the students. The students are motivated to learn English. The students attitude on the teaching of speaking using visual aids are that they become motivated and interested to learn english so that their speaking skill increase and increase. Therefore, it is sugested that the Englkish teachers have to use visual aids to get the objective of English speaking learning.
RELEVANSI ISLAM, BUDAYA, DAN KEARIFAN LOKAL MANGANAN LAUT PADA MASYARAKAT PALANG TUBAN TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL Jamal Ghofir; Siswoyo
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 15 No 2 (2021): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v15i2.179

Abstract

Kehadiran Islam sebagai agama yang hadir di Bumi Nusantara menjadi perbincangan khususnya para cendekiawan. Sebagai agama baru setelah Hindu-Budha. Ia mampu menarik simpati masyarakat Nusantara untuk masuk dan mengikutinya. Keluwesan Islam dalam konteks budaya, tradisi dan kearifan lokal menjadi pertimbangan tersendiri bagi masyarakat. Islam dengan kultur budaya mampu masuk ke urat nadi bahkan jantung tradisi masyarakat Nusantara. Dengan kemajemukan masyarakat baik dari segi tradisi, budaya, etnis, bahasa, dan agama. Mampu dipertemukan dengan mengedepankan nilai-nilai tasamuh dalam keragaman. Relasi antara agama dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Islam yang sudah tersitem rapi pada masa rasulullah Saw di Kota Madinah menjadi pijakan kita untuk meneladinya. Sendi-sendi keragaman yang hadir pada masyarakat yang beraneka ragam agama, suku, ras, dan budaya dapat dipersatukan dalam sebuah ikatan kebersamaan yang kuat. Islam sebagai agama minoritas mampu menjadi ujung tombak terciptanya kedamaian dan keharmonisan anak bangsa. Tauladan tersebut dapat diterapkan di Bumi Nusantara yang secara kultur dan budaya sangat berbeda. Kemajemukan yang ada terkadang menjadi pemantik pertikaian antar anak bangsa. Keberadaan Islam yang mengedepankan nilai-nilai tradisi dan budaya menjadi benteng kekuatan kultur Nusantara. Kenapa demikian? Dapat dibuktikan sampai detik ini keberadaan Islam sebagai sebuah agama yang mayoritas menjadi payung keharmonisan bagi yang minoritas. Multikulturalisme yang hadir menjadi pengikat antar anak bangsa untuk saling bergandengan tangan dalam membangun dan mengembangan tradisi dan kebudayaan.
RELEVANSI MAKNA PEGON DALAM KAJIAN TAFSIR AL-QUR’AN DI ERA MILENIAL M. Fauzi
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 15 No 2 (2021): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v15i2.180

Abstract

Pegon merupakan huruf-huruf Arab yang biasa dibuat untuk menerjemahkan atau memaknai kitab-kitab gundul dengan menggunakan bahasa jawa. Dalam kepenulisannya pegon dimulai dari kanan sama halnya menulis huruf arab seperti biasanya. Penulisan kitab-kitab gundul awal mula di terapkan di lingkup pesantren, yang kemudian berkembang di lembaga-lembaga umum yang berbasis pesantren. Kemudian kajian tafsir Al-Qur’an yang berada diera milenial tersebut ada kaitannya dengan perkembengan teknologi yang semakin berkembang. Dengan perkembangan zaman yang semakin modern tersebut maka kajian tafsir dan Al-Qur’an akan semakin maju pula. Dari konteks tersebut maka rumusan masalah yang diambil adalah bagaimana makna pegon dan bagaimana kajian tafsir Al-Qur’an juga bagaimana relevansinya makna pegon dalam kajian tafsir Al-Qur’an di era milenial. Dalam penelitian ini, metode penelitiannya menggunakan metode kualitatif yang merupakan metode penelitian yang berlandaskan filsafat, yang bertujuan untuk meneliti kondisi ilmiah (eksperimen) dimana peneliti sebagai instrument dan tekhnik pengumpulan data dengan menganalisis atau pengamatan dan mendeskripsikan obyek dari penelitian tersebut. Dari metode dan rumusan masalah tersebut maka hasil dari penelitian ini adalah adanya relevansi antara makna pegon dengan kajian tafsir Al-Qur’an, karena pada hakikatnya salah satu aksara yang digunakan dalam penulisan tafsir adalah huruf pegon, dan di Era Milenial ini tuntutan zaman yang serba digital telah masuk dalam kehidupan kita. Pada hakikatnya perkembangan yang terjadi pada generasi milenial berhubungan erat dengan adanya kemajuan teknologi yang disebut media, kini berbagai pembelajaran harus mengikuti perkembangan zaman yang semuanya diakses secara digital, jadi tidak perlu datang ke para ulama’, guru atau ustadz-ustadzahnya.. Dengan zaman yang serba digital para temuan telah menciptakan Al-Qur’an ataupun ilmu-ilmu Al-Qur’an yang secara digital agar pengguna lebih mudah dan praktis untuk mengakses pembelajaran terkait Al-Qur’an atau ilmu-ilmu yang ada didalamnya. Yang dari penciptaan tersebut terdapat berbagai kegunaan dan keunggulannya dan juga dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
OPTIMALISASI PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI MTs NEGERI 3 TUBAN Muslimin
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 15 No 2 (2021): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v15i2.181

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang optimalisasi peran komite sekolah dalam peningkatkan manajemen berbasis sekolah di MTs Negeri 3 Tuban. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui partisipasi komite dalam peningkatan manajemen berbasis sekolah di MTs Negeri 3 Tuban, 2) Mengetahui bentuk optimalisasi komite sekolah dalam meningkatkan manajemen berbasis sekolah di MTs Negeri 3 Tuban, 3) Mengetahui faktor pendukung dan penghambat peranan komite sekolah dalam partisipasi manajemen berbasis sekolah di MTs Negeri 3 Tuban.Penelitian yang penulis lakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam perjalanan mengumpulkan data, penulis menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisisnya, teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu berupa data-data yang tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati sehingga dalam hal ini penulis berupaya mengadakan penelitian yang bersifat menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Managemen Berbasis Sekolah di MTs Negeri 3 Tuban dikatakan cukup baik, itu dapat dilihat dari segi input, proses, dan outputnya. Peran komite sekolah/madrasah dalam meningkatkan pelayanan di MTs Negeri 3 Tuban, meliputi: 1) sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency): Komite MTs Negeri 3 Tuban sebagai mitra kerja kepala sekolah telah memberikan pertimbangannya dalam setiap rencana dan program yang telah disusun oleh sekolah. 2) sebagai pendukung (supporting agency) peran komite sekolah sebagai badan pendukung bagi upaya peningkatan mutu pendidikan MTs Negeri 3 Tuban, dapat berupa dukungan finansial, tenaga, dan dukungan pikiran. Misalnya, komite ikut membantu dan menunjang sarana dan prasarana sekolah. 3) sebagai pengotrol (controlling agency) komite MTs Negeri 3 Tuban melakukan kontrol atau pengawasan pengambilan keputusan kepala sekolah atau perencanaan pendidikan di sekolah. 4) sebagai mediator (executive) komite sekolah sebagai penghubung atau mediator antara pemerintah, sekolah orang tua dan masyarakat memiliki arti, bahwa aspirasi orang tua dan masyarakat ataupun ada penyampaian sekolah terhadap orang tua siswa semuanya itu melalui komite sekolah.
UU PESANTREN NO 18 TAHUN 2019: KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, ANCAMAN BAGI PESANTREN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN KEAGAMAAN DI KABUPATEN TUBAN Akhmad Zaini
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 15 No 2 (2021): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v15i2.182

Abstract

Pesantren mempunyai peran dalam pendidikan masyarakat yang merupakan bagain dari lembaga pendidikan keagamaan. Lembaga pendidikan keagaman dan pesantren adalah bagian dari pembangunan nasional dibagian pendidikan. Lembaga Pesantren mampu memberikan pendidikan secara mandiri ditengah kehidupan masyarakat. Adanya UU Pesantren nomor 18 tahun 2019 mempunyai potensi dalam memaksimalkan pendiddikan mutu pesantren karena pemerintah memberikan ruang untuk pengembangan pesantren. Namum adanya UU Pesantren bisa jadi menjadi kekhawatiran sendiri karena bisa mempengaruhi independensi dan kekhasan pendidikan pesantran. Darisinlah penelitian ini melihat bagaimana UU Pesantren yang berperan dalam membangun pendidikan keagamaan dengan melalui analisa SWOT yang dilihat dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada pendidikan keagamaan di pesantren. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dokumentatif yang kemudian dianalisa untuk memperoleh kesimpulan. Penelitian ini mencoba menganlisa eksistensi lembaga pendidikan kegamaan pesantren di kawasan kabupaten Tuban yang berkontribusi dalam meningkatkan pendidikan di masyarakat.
PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA ARAB SISWA KELAS X MA SALAFIYAH MERAKURAK TUBAN Ana Achoita; Luluk Muhimmatul Ifadah
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 16 No 1 (2022): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v16i1.201

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan penerapan metode cooperativw scrip dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Arab siswa kelas X MA Salafiyah Merakurak Tuban. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) atau PTK yang dilakukan kolaboratif antara guru mata pelajaran dengan peneliti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil tes kemampuan berbicara siswa pada siklus I bahwa nilai rata-rata yang diperoleh adalah 67,2 yang terdiri dari siswa yang tuntas (T) mencapai KKM ada 16 siswa dengan prosentase 55,2% dan yang tidak tuntas (TT) 13 siswa dengan prosentase 44,8%, pada siklus II kemampuan berbicara bahasa Arab siswa sudah meningkat dengan baik, Siswa telah mampu mengungkapkan kalimat-kalimat pendek berbahasa arab dengan baik dan benar. Berdasarkan data hasil tes siswa pada siklus II terdapat peningkatan yaitu dibuktikan dengan jumlah siswa yang tuntas (T) sebanyak 25 siswa denga prosentase 86,2% dan siswa yang tidak tuntas hanya 4 siswa dengan prosentase 13,8%. Dengan demikian kemampuan berbicara bahasa Arab di kelas X MA Salafiyah Merakurak meningkat dengan baik.
PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF KH. HASYIM ASY'ARI DAN RELEVANSI DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Juli Amaliya Nasucha; Abdan Syakuuroo Sukiran; Khosiyah Rahmah; Ayu Ismaya Sari; Moh Ismail
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 16 No 1 (2022): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v16i1.271

Abstract

Pendidikan mempunyai peran dalam membangun ahklak pada manusia, karena pendidikan merupakan sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan akhlak mempurnyai peran penting dalam proses pembentukan karakter. Pendidikan akhlak merupakan tujuan dari pendidikan pendidikan islam, sehingga setiap aspek proses pendidikan Islam selalu dikaitkan dengan pembinaan akhlak yang mulia. Dalam pendidikan akhlak dari pemerikiran KH. Hasyim Asy’ari tercantum dalam karya beliau Adab Alim Wal Muta’alim yang membahas peran akhlak dalam proses pendidikan. Penilitian ini merupakan metode library research (studi kepustakaan) dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, jurnal, catatan, maupun laporan hasil penelitian dan penelitian terdahulu yang kemudian dikumpulkan sebagai sumber penelitan sehingga menjadi analisa secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini memaprakan relevansi pendidikan akhlak melalui pempikiran KH. Hasyim Asy’ari dari beberapa aspek yakni khusyu’, bersikap wira’i, berperilaku zuhud (rendah hati), berperilaku tawadhu’, berperilaku saling sayang antar sesama, berperilaku sabar, memanfaatkan waktu, menghindari hal-hal maksiat, dan intropeksi serta muhasabah diri. Pemikiran tersebut dapat digunakan dalam dunia pendidikan sebagai standar pandang mengenai persoalan etika dan akhlak pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik serta panduan pengembangan kelembagaan Pendidikan Islam, terutama persoalan Akhlak peserta didik.
KONSEP BELAJAR PERSPEKTIF IMAM AL-GHAZALI DITINJAU DARI PERSPEKTIF PENDIDIKAN MODERN Rr Kusuma Dwi Nur Ma’rifati; Fathul Amin; Rifa’ Afwah; Imam Supriyadi
Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam Vol 16 No 1 (2022): Tadris : Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi PAI, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jt.v16i1.284

Abstract

Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu atau belajar. Sebab dengan belajar manusia bisa maju dan memiliki kemampuan untuk membangun peradabannya. Salah satu tokoh besar Islam dalam bidang pendidikan adalah Imam Al-Ghazali melalui salah satu karyanya yakni kitab Ayyuhā al-Walad fī Nasīhati al-Mutawa Law‘izatihim Liya’lamū wa Yumayyizū ‘Ilman Nāfi‘an min Gayathi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep belajar perspektif Imam al-Ghazali dalam kitab Ayyuhā al-Walad fī Nasīhati al-Mutawa Law‘izatihim Liya’lamū wa Yumayyizū ‘Ilman Nāfi‘an min Gayathi dan mengaitkan dengan beberapa konsep pendidikan modern. Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian library research dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif analisis kritis. Dalam pengumpulan datanya, penulis menggunakan metode dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisisnya, penulis menggunakan teknik analisis isi (content analysis). Kesimpulan dalam studi ini menunjukkan bahwa pendekatan dalam proses belajar perspektif Imam al-Ghazali dalam kitab Ayyuhā al-Walad fī Nasīhati al-Mutawa Law‘izatihim Liya’lamū wa Yumayyizū ‘Ilman Nāfi‘an min Gayathi adalah pendekatan yang penuh dengan nuansa teosentris. Hal ini dibuktikan dengan pandangannya bahwa belajar yang bernilai adalah apabila demi untuk mendekatkan diri kepada Allah, motivasi dalam belajar harus demi menghidupkan syari’at Nabi dan menundukkan hawa nafsu, siswa harus menjaga kesucian jiwanya, serta siswa juga harus mengamalkan ilmu yang diperolehnya. Konsep belajar menurut perspektif Imam Al-Ghazali memiliki beberapa persamaan dengan konsep pendidikan modern yang meliputi aspek : ciri-ciri perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar; tahapan dalam belajar; dan metode belajar praktik. Sementara itu, perbedaan perspektif meliputi beberapa aspek yaitu: makna dan tujuan belajar; ranah dalam belajar; serta indikator keberhasilan dalam belajar.

Page 7 of 12 | Total Record : 116