cover
Contact Name
Muhammad Azhar
Contact Email
m.azhar030390@gmail.com
Phone
+6281342482951
Journal Mail Official
jurnalagrisistem@gmail.com
Editorial Address
Jl. Malino Km. 7 Romanglompoa Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa , Sulawesi Selatan (92171)
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Agrisistem
ISSN : 18584330     EISSN : 27764362     DOI : https://doi.org/10.52625/j-agr
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agrisistem merupakan jurnal yang memuat publikasi hasil-hasil penelitian di bidang pertanian secara makro dan peternakan secara mikro. Bidang pertanian meliputi Agronomi, Agroteknologi, Ilmu Tanah, Hortikultura, Hama dan Penyakit, Perkebunan, dan Teknologi Hasil Pertanian. Bidang Peternakan meliputi Budidaya Ternak, Nutrisi Ternak, Bioteknologi Peternakan dan Teknologi Hasil Peternakan. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun (Juni dan Desember) oleh Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Agrisistem" : 7 Documents clear
Kualitas Organoleptik Abon Daging Kuda Pada Lokasi Otot yang Berbeda : The Effect of Different Muscle Locations on the Organoleptic Quality of Shredded Horse Meat Hafid, Harapin; Sherina, Sherina; Fitrianingsih, Fitrianingsih; Ananda, Siti Hadrayanti
Jurnal Agrisistem Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v21i1.430

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh lokasi otot yang berbeda terhadap kualitas organoleptik abon daging kuda. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah daging paha depan (P1), daging has luar (P2) dan daging paha belakang (P3). Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kualitas organoleptik yaitu warna, tekstur, aroma, rasa, kerenyahan dan penerimaan umum. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam dan perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap variabel yang diukur diuji lanjut menggunakan uji beda nyata terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi otot yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kualitas organoleptik yaitu warna dengan skor hedonik 4,16±0,47 pada P1 dan 4,00±0,50 pada P3 dan berbeda nyata dengan P2 dengan skor hedonik 3,32±0,47. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap (P>0,05) tekstur dengan skor hedonic 2,96±0,45 (P1), 2,80±0,50 (P2) dan 3,04±0,53 (P3), aroma dengan skor 3,92±0,49 (P1), 3,92±0,57 (P2) dan 3,80±0,57 (P3), rasa dengan skor 3,88±0,60 (P1), 3,56±0,50 (P2) dan 3,76±0,59 (P3), kerenyahan dengan skor 2,84±0,37 (P1), 2,96±0,53 (P2) dan 2,88±0,66 (P3)dan penerimaan umum dengan skor 3,88 ±0,66 (P1), 3,96 ±0,61 (P2) dan 4,16 ±0,62 (P3). Daging dari bagian has luar dan paha belakang merupakan lokasi otot yang paling bagus sebagai bahan baku abon daging kuda.
Optimalisasi Kecernaan Ransum Sapi Potong dengan Subtitusi Dedak Padi menggunakan Kulit Kacang Tanah: Optimizing the Digestibility of Beef Cattle Rations by Substitution of Rice Bran using Peanut Husks Akhsan, Fitriana; Bando, Nurjannah; Ramadhanty, Dhian; Basri
Jurnal Agrisistem Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v21i1.449

Abstract

Dedak padi pada saat ini susah untuk didapatkan karena bersaing dengan berbagai kebutuhan ternak unggas. Kulit kacang merupakan limbah pertanian yang memiliki potensi sebagai pakan ternak yaitu harga yang murah dan kandungan protein sebesar 12,61%, namun belum dimanfaatkan secara optimal.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan subtitusi dedak padi menggunakan kulit kacang tanah untuk mengoptimalkan kecernaan ransum pada ternak sapi potong. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok terdiri dari 3 perlakuan, dan 3 kelompok berdasarkan bobot badan sebagai  ulangan. Penelitian ini menggunakan 9 ekor sapi bali jantan berumur  ± 2,5 tahun dengan bobot badan ± 240 kg. Susunan perlakuan yaitu:  T0= 40% Rumput gajah + 60% Konsentrat (40% tumpi jagung + 60% dedak padi); T1= 40% Rumput gajah + 60% Konsentrat (40% tumpi jagung+30% kulit kacang+30% dedak padi);T2= 40% Rumput gajah + 60% Konsentrat (40% tumpi jagung + 60% Kulit Kacang). Parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu kecernaan bahan kering dan bahan organik. Kecernaan bahan kering meningkat seiring dengan peningkatan level subtitusi dedak padi menggunakan kulit kacang tanah (P<0,05). Kecernaan bahan organik tidak dipengaruhi oleh perbedaan level subtitusi dedak padi menggunakan kulit kacang tanah (P>0,05).  Kesimpulan dari peneltian ini adalah subtitusi dedak padi menggunakan kulit kacang tanah dapat dilakukan sampai dengan 100% yaitu 36% dari total ransum jika ditinjau dari nilai kecernaan bahan kering.
Profil Lemak Darah dan Kolesterol Daging Ayam Broiler yang Diberi Bonggol Pisang Mengandung Glukomanan: Lipid Serum Profile and Meat Cholesterol of Broiler Chickens Fed Banana Corm Containing Glucomanan Fajrih, Nurul; Wiryawan, Komang G.; sumiati; Syahpura, Suraya Kaffi; Fanani, Anhar Faisal
Jurnal Agrisistem Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v21i1.460

Abstract

Bonggol pisang merupakan limbah pertanian yang masih kurang dimanfaatkan, padahal mengandung senyawa prebiotik berupa glukomanan yang berpotensi meningkatkan kualitas daging ayam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi glukomanan dari bonggol pisang terhadap profil lemak darah dan kadar kolesterol daging ayam broiler. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang diberikan meliputi: R0 = ransum tanpa tepung maupun ekstrak bonggol pisang, R1 = ransum dengan 0,85% tepung bonggol pisang, R2 = ransum dengan 0,60% ekstrak bonggol pisang, dan R3 = ransum dengan 0,20% glukomanan komersial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bonggol pisang ke dalam ransum secara signifikan (P<0,05) menurunkan kadar kolesterol daging, namun tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap profil lemak darah selama masa pemeliharaan. Berdasarkan temuan ini, glukomanan dari bonggol pisang berpotensi menjadi alternatif prebiotik alami yang lebih aman untuk menggantikan penggunaan antibiotik dalam produksi daging ayam yang sehat dan aman dikonsumsi manusia.
Kualitas Daging Ayam Petelur Afkir Dengan Perendaman Ekstrak Temu Putih (Curcuma zeodaria): Quality of Retired Laying Hen Meat with White Turmeric Extract (Curcuma zeodaria) Soaking Armayanti, Andi Kurnia; Hermawansyah
Jurnal Agrisistem Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v21i1.461

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas daging ayam petelur afkir dengan perendaman sari temu putih (Curcuma zedoaria) dengan level yang berbeda. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Terdiri dari  4 perlakuan dan 4 ulangan. Pada setiap ulangan menggunakan 3 ekor daging ayam petelur. Perlakuan terdiri dari P0 = Daging tanpa dimarinasi (Kontrol), P1 = Daging dimarinasi menggunakan sari temu putih 5%, P2 = Daging dimarinasi menggunakan sari temu putih 10% dan P3 = Daging dimarinasi menggunakan sari temu putih 15%. Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan Analisis Ragam berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 30 kali ulangan untuk uji organoleptik. Hasil penelitian diperoleh bahwa perendaman daging ayam afkir dengan sari temu putih pada level berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap kualitas organoleptik dan pH (Potensial Hydrogen). Sementara lama perendaman daging ayam afkir yang optimal untuk menghasilkan mutu daging yang baik adalah pada perendaman dengan konsentrasi 15% sari temu putih. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan sari temu putih dengan konsntrasi 15% mampu mempertahankan kualitas daging ayam afkir dan lebih disukai oleh panelis
Pengaruh Variasi Jenis Susu Pada Proses Fermentasi Yoghurt Dengan Penambahan Puree Pisang Mas (Musa acuminata L.): The Effect of Variations in Milk Types on the Yoghurt Fermentation Process with the Addition of Mas Banana (Musa acuminata L.) Puree maulana, angga_prasetya; Rukmelia; Salfiana
Jurnal Agrisistem Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v21i1.468

Abstract

Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu dengan menggunakan starter bakteri asam laktat. Starter yang biasa digunakan dalam fermentasi yoghurt adalah S. Thermophilus dan L. Bulgaricus,Jenis starter akan mempengaruhi kualitas yoghurt yang dihasilkan. Selain itu, bahan baku yang merupakan nutrisi bagi pertumbuhan mikrobia berperan penting juga dalam sangat fermentasi yoghurt .Pisang mas merupakan salah satu jenis pisang yang banyak mengandung gula sehingga memiliki rasa lebih manis jika dibandingkan dengan jenis pisang yang lain. Salah satu daerah penghasil pisang mas adalah Kabupaten Sidenreng Rappang, dimana tanaman pisang banyak tumbuh pada  lahan-lahan masyarakat. Namun pisang mas di Kabupaten Sidenreng Rappang belum dimanfaatkan sebagai produk olahan makanan karena biasanya pisang mas hanya dikonsumsi langsung tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi jenis susu pada proses fermentasi yoghurt dengan penambahan puree pisang mas terhadap Uji Bakteri Asam Laktat, pH, dan uji organoleptik. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan Uji Bakteri Asam Laktat, pH pada yoghurt berpengaruh nyata, sedangkan pada Warna yang paling disukai terdapat pada F(susu full cream dengan penambahan puree pisang mas ) diperoleh nilai sebesar 4.40. Aroma yang paling disukai terdapat pada perlakuan E (susu full cream kontrol mas ) diperoleh nilai sebesar 4.65. Rasa yang paling disukai terdapat pada perlakuan perlakuan F (susu full cream penambahan puree pisang mas ) diperoleh nilai sebesar 4.15. Tekstur yang paling disukai terdapat pada perlakuan D(Susu UHT Penambahan puree pisang mas) nilai sebesar 4,47  
Kajian Aspek Teknis Pemeliharaan Sapi Aceh di Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam: Study of Technical Aspects of Aceh Cattle Maintenance in Oil Palm Plantations in Penanggalan District, Subulussalam City KOESMARA, HENDRA; Berutu, Alim; Gaznur, Zikri Maulina; Ammar, Muhammad
Jurnal Agrisistem Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v21i1.471

Abstract

Kota Subulussalam adalah salah satu daerah yang berada di Provinsi Aceh, terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil. Kota ini memiliki luas 1.391 km² dengan populasi 93.710 jiwa, terdiri dari lima kecamatan dan 82 gampong (desa). Sapi Aceh merupakan jenis sapi lokal yang banyak dipelihara di Aceh sebagai sumber daging. Secara genetik, sapi Aceh berasal dari persilangan antara sapi zebu dari India dan Bos banteng, dengan kemiripan genetik lebih tinggi terhadap Bos indicus. Sistem pemeliharaannya dibedakan menjadi ekstensif, semi-intensif, dan intensif. Penelitian ini bertujuan mengkaji penerapan aspek teknis pemeliharaan sapi Aceh di Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, yang mencakup tujuh desa. Sampel penelitian terdiri dari peternak yang telah beternak selama minimal lima tahun dan memiliki minimal tiga ekor sapi Aceh yang dipelihara di perkebunan kelapa sawit. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan data yang diperoleh dari kuesioner dan tanggapan responden. Data dibandingkan dengan standar “Pedoman Identifikasi Teknis Peternakan” dari Direktorat Jenderal Peternakan Indonesia (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pemuliaan dan reproduksi mencapai 59,11%, aspek pakan 29,17%, tata laksana pemeliharaan 45,82%, kesehatan ternak 44,8%, serta kandang dan perlengkapan 75,73%. Secara keseluruhan, penerapan aspek teknis hanya mencapai 47,63%, yang menunjukkan bahwa pemeliharaan sapi Aceh di wilayah tersebut belum sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan dalam berbagai aspek teknis guna mendukung produktivitas dan kesejahteraan ternak. Kota Subulussalam adalah salah satu daerah yang berada di Provinsi Aceh, terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil. Kota ini memiliki luas 1.391 km² dengan populasi 93.710 jiwa, terdiri dari lima kecamatan dan 82 gampong (desa). Sapi Aceh merupakan jenis sapi lokal yang banyak dipelihara di Aceh sebagai sumber daging. Secara genetik, sapi Aceh berasal dari persilangan antara sapi zebu dari India dan Bos banteng, dengan kemiripan genetik lebih tinggi terhadap Bos indicus. Sistem pemeliharaannya dibedakan menjadi ekstensif, semi-intensif, dan intensif. Penelitian ini bertujuan mengkaji penerapan aspek teknis pemeliharaan sapi Aceh di Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, yang mencakup tujuh desa. Sampel penelitian terdiri dari peternak yang telah beternak selama minimal lima tahun dan memiliki minimal tiga ekor sapi Aceh yang dipelihara di perkebunan kelapa sawit. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan data yang diperoleh dari kuesioner dan tanggapan responden. Data dibandingkan dengan standar “Pedoman Identifikasi Teknis Peternakan” dari Direktorat Jenderal Peternakan Indonesia (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pemuliaan dan reproduksi mencapai 59,11%, aspek pakan 29,17%, tata laksana pemeliharaan 45,82%, kesehatan ternak 44,8%, serta kandang dan perlengkapan 75,73%. Secara keseluruhan, penerapan aspek teknis hanya mencapai 47,63%, yang menunjukkan bahwa pemeliharaan sapi Aceh di wilayah tersebut belum sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan dalam berbagai aspek teknis guna mendukung produktivitas dan kesejahteraan ternak.
Pemanfaatan Bakteri Fotosintetik Dan Asap Cair Dalam Formulasi Pupuk Hayati Untuk Meningkatkan Produksi Jagung Pulut (Zea Mays Ceratina) : Utilization of Photosynthetic Bacteria and Liquid Smoke in Biofertilizer Formulation to Increase Glutinous Corn Production (Zea Mays Ceratina) ramli, ahmadi; Ramli; Aimanah, Ummu; Rachmat
Jurnal Agrisistem Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v21i1.496

Abstract

Penggunaan pupuk kimia dan pestisida dalam budidaya jagung pulut (Zea mays ceratina) masih menjadi praktik umum yang memberikan hasil jangka pendek, namun berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam pemupukan dan pengendalian hama berbasis ramah lingkungan melalui pendekatan hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kombinasi bakteri fotosintetik (Photosynthetic Bacteria/PSB) dan asap cair sebagai pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan produksi jagung pulut. PSB merupakan bakteri autotrofik yang mampu mengubah bahan organik menjadi asam amino dan senyawa aktif biologis yang bermanfaat bagi tanaman. Sementara itu, asap cair yang berasal dari pirolisis bahan organik seperti sekam padi dan serbuk gergaji, terbukti efektif sebagai pestisida nabati yang mampu menekan serangan hama secara signifikan. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan alternatif teknologi pertanian yang berkelanjutan, meningkatkan produktivitas jagung pulut, serta mengurangi ketergantungan petani terhadap input pertanian berbasis kimia. Hasil yang diperoleh dari kombinasi perlakuan ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan, bobot tongkol, dan ketahanan tanaman terhadap serangan organisme pengganggu.

Page 1 of 1 | Total Record : 7