cover
Contact Name
Fitriah Ayu Magfirah Yunus
Contact Email
ayumagfirah1603@gmail.com
Phone
+6282259572915
Journal Mail Official
jond@poltekkesgorontalo.ac.id
Editorial Address
Taman Pendidikan Street, Moodu, Gorontalo, Indonesia 96113
Location
Kota gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
Journal of Noncommunicable Diseases (JOND)
ISSN : 27763161     EISSN : 27763161     DOI : http://dx.doi.org/10.52365/JOND
Core Subject : Health, Science,
Journal of Non Communicable Diseases (JOND) merupakan jurnal bidang kesehatan yang mempublikasi karya ilmiah tentang penyakit tidak menular (noncommunicable diseases) dalam kajian bidang keperawatan, kebidanan, gizi, farmasi, sanitasi lingkungan serta disiplin ilmu kesehatan lainya. Jurnal yang berada dibawah naungan institusi Poltekkes Kemenkes Gorontalo ini menerbitkan artikel secara reguler 2 kali dalam satu tahun yakni April dan November. Artikel yang dapat dipublikasi pada jurnal ini dapat berupa hasil penelitian eksperimental di laboratorium maupun penelitian klinis berupa hasil uji klinik, case report, case series, cohort, dan crossectional mengenai noncommunicable diseases. Selain artikel penelitian, jurnal ini juga menerbitkan karya ilmiah lain berupa hasil pengabdian kepada masyarakat, review artikel, mini review dan Short Communication. Jurnal ini adalah jurnal akses terbuka dan tidak memungut biaya publikasi untuk berlangganan, submisi, dan penerbitan jurnal. Scope Journal of Non Communicable Diseases (JOND) antara lain penyakit tidak menular (noncommunicable diseases) dalam kajian bidang keperawatan, kebidanan, gizi, farmasi, sanitasi lingkungan serta disiplin ilmu kesehatan lainya
Articles 60 Documents
Pengaruh Terapi Bekam Kering Terhadap Terkanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di UPT RPS Lanjut Usia Budhi Dharma Yogyakarta Murwani, Arita; Tuasamu, Sabila; Ashar, Hadi; Amry, Riza Yulina
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 4, No 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v4i2.983

Abstract

Seiring bertambahnya usia timbul perubahan sebagai akibat proses menua, salah satunya pada sistem kardiovaskular yang mengakibatkan lansia cenderung mengalami kenaikan tekanan darah dan mengidap hipertensi. Salah satu terapi komplementer yang bermafaat dalam mencegah dan mengurangi penyakit kardiovaskular dengan menurunkan tekanan darah salah satunya yaitu terapi bekam kering. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif eksperimental dengan menggunakan desain pre eksperimental (one group pretest and posttest). Pada kelompok ini sebelum diberikan perlakuan atau diberikan lembar observasi (pretest), diukur tekanan darah pada responden. Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia di UPT RPS Lanjut Usia Budhi Dharma Yogyakarta yang berjumlah 61 orang. Sampel yang didapatkan sebanyak 26 orang dengan menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil tekanan darah (sistole) lansia sebelum dilakukakan terapi bekam kering rata-rata adalah 154,85 ± 13.187 mmHg dan (diastole) 88,5 ± 1.171 mmHg. Tekanan darah (sistole) lansia setelah diberikan terapi bekam kering rata-rata adalah 129,12 ± 7.804 mmHg dan (diastole) 75,42 ± 6.488 mmHg. Maka dengan ini didapatkan nilai p value = 0,000 untuk tekanan darah sistole dan 0,000 untuk tekanan darah diastole. Terdapat hubungan antara terapi bekam kering terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di UPT RPS Lanjut Usia Budhi Dharma Yogyakarta.As we get older, changes arise as a result of the aging process, one of which is in the cardiovascular system, which causes elderly people to tend to experience increased blood pressure and suffer from hypertension. One of the complementary therapies that is useful in preventing and reducing cardiovascular disease by lowering blood pressure is dry cupping therapy. This research uses a quantitative experimental research design using a pre-experimental design (one group pretest and posttest). In this group, before being given treatment or given an observation sheet (pretest), the respondent's blood pressure was measured. The population in this study were all elderly people at UPT RPS Budhi Dharma Yogyakarta Elderly, totaling 61 people. The sample obtained was 26 people using purposive sampling. The data analysis technique uses the Wilcoxon test. Based on the results of the blood pressure (systole) of the elderly before dry cupping therapy, the average was 154.85 ± 13,187 mmHg and (diastole) 88.5 ± 1,171 mmHg. The average blood pressure (systole) of the elderly after being given dry cupping therapy was 129.12 ± 7,804 mmHg and (diastole) 75.42 ± 6,488 mmHg. So with this, we get a p value of 0.000 for systolic blood pressure and 0.000 for diastolic blood pressure. There is a relationship between dry cupping therapy and blood pressure in the elderly at UPT RPS Budhi Dharma Yogyakarta Elderly.
Pendekatan Transcultural Nursing dalam Psikoedukasi Keluarga untuk Merawat Pasien Stroke: Case Report Manumba, Ruliyani; Ariani, Gusti Agung Ayu Putri; Djau, Erika Kurniawati
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 4, No 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v4i2.1271

Abstract

Stroke tidak hanya berdampak bagi individu tetapi juga bagi keluarga. Peran anggota keluarga yang melakukan perawatan pada pasien sangat penting untuk pemulihan pasien stroke. Psikoedukasi keluarga dengan pendekatan transcultural nursing penting diketahui perawat. Perawat dengan kompetensi peka budaya dapat memahami dan menghormati individu dengan beragam latar belakang budaya dan gaya hidup sehingga dapat memberikan layanan keperawatan berkualitas yang berpusat pada pasien. Oleh karena itu tujuan studi ini untuk mengetahui penerapan psikoedukasi keluarga dengan pendekatan transcultural nursing untuk merawat pasien stroke. Metode yang digunakan adalah case report dengan melibatkan pasien yang mengalami stroke dan keluarga selama lima minggu. Hasil menunjukkan psikoedukasi keluarga pada pasien stroke dapat dilakukan dengan pendekatan teori transcultural nursing. Pendekatan transcultural nursing dilakukan dalam bentuk tindakan pelestarian atau pemeliharaan budaya, akomodasi atau negosiasi asuhan budaya, dan restrukturisasi asuhan budaya. Teori transcultural nursing dapat menjembatani perbedaan budaya keluarga dan profesional kesehatan. Perawat dapat melakukan intervensi psikoedukasi keluarga dengan pendekaatan transcultural nursing dalam memberikan perawatan yang kompeten secara budaya.Stroke not only affects individuals but also families. The role of family members who provide care for patients is very important for the recovery of stroke patients. Family psychoeducation with a transcultural nursing approach is important for nurses to know. Nurses with culturally sensitive competencies can understand and respect individuals with diverse cultural backgrounds and lifestyles so that they can provide quality nursing services that are centered on patients. Therefore, the purpose of this study was to determine the application of family psychoeducation with a transcultural nursing approach to caring for stroke patients. The method used was a case report involving patients who had strokes and their families for five weeks. The results showed that family psychoeducation in stroke patients can be carried out with a transcultural nursing theory approach. The transcultural nursing approach is carried out in the form of actions to preserve or maintain culture, accommodation or negotiation of cultural care, and restructuring of cultural care. Transcultural nursing theory can bridge cultural differences between families and health professionals. Nurses can carry out family psychoeducation interventions with a transcultural nursing approach in providing culturally competent care.
Hubungan Masa Kerja dengan Tingkat Keparahan Nyeri Punggung Bawah pada Pengrajin Purun Surbakti, Ranintha Br; Komara, Nisa Kartika; Tori, Marthin; Arifin, Syamsul; Junanda, Rizky Ari Sandy
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 4, No 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v4i2.948

Abstract

Para pengrajin purun merupakan salah satu pengrajin yang sangat berisiko terdampak nyeri punggung bawah karena dapat menghabiskan waktu dua sampai empat hari untuk membuat sebuah kerajinan. Selain itu, dalam proses pembuatan kerajinan purun tersebut harus duduk dalam waktu yang cukup lama, dapat mencapai lebih dari 4 jam dalam satu hari. Posisi kerja yang tidak ergonomi tersebut membuat para pengrajin rentan mengalami nyeri punggung bawah. Nyeri punggung bawah (Low Back Pain) merupakan sensasi nyeri yang dirasakan pada punggung bawah yang sumber nyerinya dapat berasal dari tulang belakang daerah spinal (punggung bawah), otot, syaraf, dan struktur lainnya yang ada di sekitar area tersebut. Salah satu penyebab nyeri punggung bawah pada pekerja adalah masa kerja yang merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Oleh sebab itu, penelitian ini hendak melihat hubugan masa kerja dengan tingkat keparahan nyeri punggung bawah pada pengrajin purun. Penelitian cross sectional ini dilakukan di Kecamatan Katingan Hilir dan Pulau Malan Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah dengan jumlah sampel sebesar 39 subjek. Nilai median masa kerja adalah 5 tahun dengan nilai minimum bekerja 1 tahun dan maksimum 48 tahun. Nilai median skor ODI 5 dengan nilai minimum 0 dan maksimum 27. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan keparahan nyeri punggung bawah dengan nilai p 0,001, r=0,754. Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara masa kerja dengan keparahan nyeri punggung bawah.Purun craftsmen are one of the groups at high risk of experiencing lower back pain, as they can spend two to four days creating a single craft. Moreover, the process of making purun crafts requires them to sit for extended periods, sometimes exceeding 4 hours per day. This non-ergonomic working position makes the craftsmen prone to developing lower back pain. Lower back pain is a sensation of pain felt in the lower back, which may originate from the spinal vertebrae, muscles, nerves, or other structures in the surrounding area. One of the causes of lower back pain in workers is work duration, which is the accumulation of a person’s work activities over an extended period. Therefore, this study aims to examine the relationship between work duration and the severity of lower back pain in purun craftsmen. This cross-sectional study was conducted in Katingan Hilir and Pulau Malan Districts, Katingan Regency, Central Kalimantan Province, with a sample size of 39 subjects. The median work duration was 5 years, with a minimum of 1 year and a maximum of 48 years. The median ODI score was 5, with a minimum score of 0 and a maximum of 27. The bivariate analysis results showed a significant relationship between work duration and the severity of lower back pain, with a p-value of 0.001 and r=0.754. This study demonstrates a statistically significant relationship between work duration and the severity of lower back pain.
Efektivitas Alarm Peregangan Bervideo dalam Praktik Peregangan dan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Karyawan di Industri Penyamakan Kulit PT. Adi Satria Abadi Piyungan Dewi, Rayhani Rizky Aini; Herawati, Lucky; Kasjono, Heru Subaris
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 5, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v5i1.901

Abstract

Gangguan muskuloskeletal (MSDs) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pekerja di berbagai sektor. Salah satu strategi untuk mengurangi keluhan MSDs adalah melalui praktik peregangan. Alarm peregangan berbasis video berfungsi sebagai pengingat untuk melakukan peregangan dan memberikan instruksi visual agar gerakan dilakukan dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas alarm peregangan bervideo terhadap pelaksanaan peregangan serta keluhan MSDs pada karyawan di industri penyamakan kulit PT. Adi Satria Abadi. Menggunakan desain eksperimen semu dengan pendekatan Post-test Only with Control Group, penelitian ini dilakukan pada Juni 2023 dengan 42 peserta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata praktik peregangan pada kelompok eksperimen (28,81) lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (14,19), sementara keluhan nyeri otot rangka pada kelompok eksperimen (19,45) lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol (23,55). Uji korelasi Pearson menghasilkan nilai p < 0,05 (0,002) dan koefisien korelasi -0,394, yang mengindikasikan bahwa alarm peregangan bervideo berpengaruh positif terhadap peningkatan praktik peregangan dan penurunan keluhan nyeri otot rangka, serta terdapat hubungan negatif antara frekuensi peregangan dengan tingkat keluhan nyeri otot rangka.Musculoskeletal disorders (MSDs) are a common health issue experienced by workers across various sectors. One strategy to reduce MSDs complaints is through stretching practices. The video-based stretching alarm serves as a reminder for workers to stretch and provides visual instructions to ensure the movements are performed correctly. This study aims to evaluate the effectiveness of video-based stretching alarms in promoting stretching practices and reducing MSDs complaints among employees in the leather tanning industry at PT. Adi Satria Abadi. Using a quasi-experimental design with a Post-test Only with Control Group approach, this study was conducted in June 2023 with 42 participants. The results showed that the average stretching practice in the experimental group (28.81) was higher compared to the control group (14.19), while the musculoskeletal pain complaints in the experimental group (19.45) were lower compared to the control group (23.55). Pearson correlation testing resulted in a p-value < 0.05 (0.002) and a Pearson correlation coefficient of -0.394, indicating that the video-based stretching alarm positively affected the improvement of stretching practices and the reduction of musculoskeletal pain complaints, as well as showing a negative relationship between the frequency of stretching and the level of musculoskeletal pain complaints.
Systematic Review: Efektivitas Aplikasi Mobile dalam Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja Angesti, Herlina Puji; Oktavia, Dini Ria; Utami, Dian Asih Ning
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 5, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v5i1.1416

Abstract

Kesehatan reproduksi remaja menjadi prioritas global dalam agenda Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, sementara populasi remaja Indonesia yang mencapai 24% dari total penduduk masih menghadapi berbagai tantangan akses informasi terkait kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas aplikasi mobile sebagai media edukasi kesehatan reproduksi remaja melalui pendekatan systematic review. Menggunakan panduan PRISMA 2020, pencarian literatur dilakukan pada database PubMed, Google Scholar, ScienceDirect, dan Web of Science dengan kata kunci yang relevan. Dari 21.900 artikel yang teridentifikasi, 19 artikel yang diterbitkan pada rentang 2020-2025 memenuhi kriteria inklusi. Hasil menunjukkan bahwa aplikasi mobile secara efektif meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja terkait kesehatan reproduksi. Fitur interaktif seperti video edukatif, artikel, podcast, FAQ, dan chatbot menjadi kunci keberhasilan aplikasi. Terdapat bukti kuat bahwa intervensi berbasis mobile memberikan dampak positif dibandingkan metode edukasi konvensional. Tantangan implementasi meliputi keterbatasan akses fitur premium dan kompleksitas istilah medis. Pengembangan aplikasi di masa depan perlu mempertimbangkan aksesibilitas, privasi, dan konten yang sesuai kebutuhan remaja. Dapat disimpulkan bahwa aplikasi mobile merupakan alat efektif untuk meningkatkan literasi kesehatan reproduksi remaja dalam berbagai konteks geografis dan sosial-budaya.Adolescent reproductive health is a global priority in the 2030 Sustainable Development Goals (SDGs) agenda, while Indonesia's adolescent population, which reaches 24% of the total population, still faces various challenges in accessing information related to reproductive health. This study aims to examine the effectiveness of mobile applications as a medium for adolescent reproductive health education through a systematic review approach. Using the PRISMA 2020 guidelines, a literature search was conducted on the PubMed, Google Scholar, ScienceDirect, and Web of Science databases with relevant keywords. Of the 21,900 articles identified, 19 articles published in the 2020-2025 period met the inclusion criteria. The results indicated that mobile applications effectively improved adolescent knowledge, attitudes, and behaviors related to reproductive health. Interactive features such as educational videos, articles, podcasts, FAQs, and chatbots were key to the application's success. There is strong evidence that mobile-based interventions have a positive impact compared to conventional education methods. Implementation challenges include limited access to premium features and the complexity of medical terms. Future application development needs to consider accessibility, privacy, and content that suits adolescent needs. It can be concluded that mobile applications are an effective tool to improve adolescent reproductive health literacy in various geographic and sociocultural contexts.
Perbedaan Variasi Teknik Homogenisasi dengan Antikoagulan EDTA Vacutainer dan Konvensional Terhadap Jumlah Leukosit dan Trombosit Primastuti, Yuridistya Putri; Aliviameita, Andika
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 5, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v5i1.1128

Abstract

Pemeriksaan hematologi membutuhkan penambahan antikoagulan pada sampel darah dengan teknik homogenisasi tertentu untuk mencegah adanya bekuan darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan variasi teknik homogenisasi pada sampel darah dengan antikoagulan EDTA vacutainer dan konvensional terhadap jumlah leukosit dan trombosit. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2024 di laboratorium patologi klinik Prodi D-IV Teknologi Laboratorium Medis Universitas Muhammadiyah Sidoarjo secara kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimental laboratorik. Sampel yang digunakan berjumlah 32 dari 8 responden. Pemeriksaan jumlah leukosit dan trombosit menggunakan metode otomatis dengan alat Hematology Analyzer. Data hasil penelitian diuji secara statistik. Hasil pemeriksaan jumlah leukosit menggunakan uji Dependent T Test, sedangkan hasil pemeriksaan jumlah trombosit menggunakan uji Wilcoxon. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan hasil pemeriksaan jumlah leukosit dan trombosit yang dilakukan dengan homogenisasi sekunder inversi 4 kali dan 8 kali pada antikoagulan EDTA vacutainer dan konvensional (p > 0,05).Hematological examination requires the addition of anticoagulants to blood samples using specific homogenization techniques to prevent clot formation. The aim of this study was to determine the differences in variations of homogenization techniques on blood samples with EDTA vacutainers and conventional anticoagulants in relation to leukocyte and platelet counts. The research was conducted in May 2024 at the Clinical Pathology Laboratory of the Medical Laboratory Technology D-IV Program, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, using a quantitative approach with a laboratory experimental research design. We used a total of 32 samples from 8 respondents. Leukocyte and platelet counts were examined using an automated method with a hematology analyzer. The research data were statistically tested. The leukocyte count results were analyzed using the dependent t-test, while the platelet count results were analyzed using the Wilcoxon test. The conclusion of the study is that there were no differences in the results of leukocyte and platelet counts using secondary homogenization by inversion 4 times and 8 times with EDTA vacutainers and conventional anticoagulants (p > 0.05).
Efektivitas Cuka Apel sebagai Insektisida dalam Pengendalian Lalat Rumah (Musca domestica) Sudirman, Fitriani; Adam, Maghfira; Suma, Juwita; Abdullah, Yazmin Armin
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 5, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v5i1.1427

Abstract

Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk menjadi tempat berkembang biaknya berbagai jenis penyakit. Lalat termasuk salah satu vektor dalam penularan penyakit terutama dalam meningkatkan penularan penyakit diare dan penyakit lingkungan lainnya melalui makanan dan minuman serta rendahnya kesadaran dalam menjaga kebersihan. Jumlah kasus diare yang terjadi di Provinsi Gorontalo tahun 2023 mencapai 8.551 kasus. Salah satu cara pengendalian vektor termasuk lalat rumah yaitu dengan menggunakan bioinsektisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas cuka apel sebagai insektisida dalam pengendalian lalat rumah. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan metode true experiment. Sampel pada penelitian ini yaitu cuka apel pada variasi konsentrasi 15%, 25%, dan 35% dilakukan 3 kali pengulangan yang diamati selama 10 jam. Jumlah lalat yaitu 180 ekor lalat rumah yang berisi 15 ekor lalat setiap konsentrasi. Kematian lalat rumah ditemukan paling banyak pada konsentrasi 35% dan waktu kontak selama 8 jam. Hasil uji Kruskal-Wallis terhadap total mortalitas lalat rumah di berbagai konsentrasi larutan cuka apel, diperoleh nilai p = 0,040 < 0,05 yang bermakna adanya perbedaan yang signifikan secara statistik dalam jumlah kematian lalat rumah di tiap-tiap kategori konsentrasi larutan cuka apel. Semakin tinggi konsentrasi cuka apel yang digunakan, semakin besar pula efektivitasnya dalam membunuh lalat rumah. Oleh karena itu, cuka apel dapat menjadi salah satu alternatif pengganti racun serangga (insektisida) yang lebih ramah lingkungan.Poor environmental sanitation conditions provide a breeding ground for various types of diseases. Flies are one of the vectors that transmit diseases, especially by increasing the spread of diarrheal diseases and other environmentally related illnesses through food and beverages, as well as due to low awareness of hygiene. In 2023, the number of diarrhea cases in Gorontalo Province reached 8,551. One of the efforts to control vectors is by using natural insecticides. This study aims to determine the effectiveness of apple cider vinegar as an insecticide against houseflies. This type of research is an experimental study using a true experimental method. The research samples used were apple cider vinegar at varying concentrations of 15%, 25%, and 35%, with three repetitions for each, observed over a period of 10 hours. A total of 180 houseflies were used, with 15 flies in each concentration group. The highest average housefly mortality was observed at the 35% concentration with a contact time of 8 hours. The Kruskal-Wallis test on the number of housefly deaths at various concentrations of apple cider vinegar yielded a p-value of 0.040 < 0.05, indicating a statistically significant difference in the number of housefly deaths among the different concentration groups. The higher the concentration of apple cider vinegar used, the greater its effectiveness in killing houseflies. Therefore, apple cider vinegar can be considered an environmentally friendly alternative to chemical insecticides.
Pengaruh Bantal Aromaterapi dalam Reduksi Kecemasan Cipto, Cipto; Siswoko, Siswoko; Normawati, Ajeng Titah
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 5, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v5i1.1139

Abstract

Ketergantungan pasien dengan gagal ginjal kronik (GGK) yang menjalani hemodialisis seumur hidup berisiko mengalami gangguan psikologis, seperti kecemasan dan depresi. Kecemasan merupakan respons emosional terhadap ancaman yang dirasakan, dan apabila tidak ditangani secara tepat, dapat memperburuk kondisi pasien. Terapi nonfarmakologis, seperti aromaterapi, merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan. Namun, pemanfaatan aromaterapi lavender melalui media bantal belum pernah diterapkan pada pasien hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan bantal aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan pasien GGK selama menjalani hemodialisis. Penelitian menggunakan desain quasi-eksperimen dengan pendekatan one group pre-test and post-test, melibatkan 30 responden yang dipilih secara simple random sampling di Unit Hemodialisis RSUD dr. R. Soetijono Blora. Tingkat kecemasan diukur menggunakan instrumen Zung Self-Rating Anxiety Scale (Z-SAS) yang memiliki validitas dan reliabilitas baik (Cronbach's Alpha = 0,725). Analisis data menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan nilai signifikansi p = 0,000, yang mengindikasikan adanya pengaruh signifikan dari intervensi. Terdapat penurunan rerata skor kecemasan sebesar 5,0 poin, dengan pergeseran kategori kecemasan dari sedang menjadi ringan pada mayoritas responden. Hasil ini menunjukkan bahwa bantal aromaterapi berpotensi digunakan sebagai media relaksasi untuk menurunkan kecemasan pada pasien GGK selama menjalani hemodialisis.Patients with chronic kidney disease (CKD) who undergo lifelong hemodialysis are at risk of developing psychological disorders, such as anxiety and depression. Anxiety is an emotional response to perceived threats and, if not managed appropriately, can worsen the patient's condition. Non-pharmacological therapies, such as aromatherapy, are among the approaches that can be used to alleviate anxiety. However, the use of lavender aromatherapy through a pillow medium has not previously been applied to hemodialysis patients. This study aims to analyze the effect of using a lavender aromatherapy pillow on the anxiety levels of CKD patients undergoing hemodialysis. The research employed a quasi-experimental design with a one-group pre-test and post-test approach, involving 30 respondents selected through simple random sampling in the Hemodialysis Unit of Dr. R. Soetijono Regional Public Hospital, Blora. Anxiety levels were measured using the Zung Self-Rating Anxiety Scale (Z-SAS), which demonstrated good validity and reliability (Cronbach's Alpha = 0.725). Data analysis using the Wilcoxon test yielded a significance value of p = 0.000, indicating a significant effect of the intervention. There was an average reduction in anxiety scores of 5.0 points, with a shift in anxiety category from moderate to mild in the majority of respondents. These findings suggest that aromatherapy pillows have the potential to be used as a relaxation medium to reduce anxiety in CKD patients undergoing hemodialysis.
Analisis Molecular Docking Senyawa Aktif Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus B.) terhadap Reseptor Carbonic Anhydrase II sebagai Kandidat Obat Antihipertensi Hadisoebroto, Ginayanti; Effendi, Syulastri; Al Azzahra, Yunita
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 5, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v5i1.1349

Abstract

Hipertensi merupakan kondisi patologis yang ditandai oleh peningkatan tekanan darah melebihi batas normal, yaitu tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg. Salah satu mekanisme yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan menghambat enzim carbonic anhydrase II (CA-II). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi senyawa aktif dalam tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus B.) sebagai kandidat obat antihipertensi melalui pendekatan in silico menggunakan metode molecular docking. Proses docking dilakukan melalui beberapa tahapan, meliputi preparasi ligan dan reseptor CA-II, validasi metode, docking antara senyawa uji dan reseptor, serta visualisasi interaksi molekuler. Parameter yang dianalisis dari hasil docking mencakup energi ikatan, konstanta inhibisi (Ki), dan interaksi residu asam amino aktif. Hasil studi menunjukkan bahwa senyawa Damascenone memiliki potensi tertinggi sebagai kandidat antihipertensi, dengan nilai energi ikatan sebesar -6,91 kcal/mol dan Ki sebesar 8,57 µM, yang mendekati nilai dari ligan native, yaitu furosemid. Selain itu, Damascenone menunjukkan profil farmakokinetik dan toksikologi yang baik berdasarkan analisis ADMET (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi, dan Toksisitas). Kemiripan pola interaksi hidrogen Damascenone dengan furosemid mendukung prediksi bahwa senyawa ini berpotensi menghasilkan efek antihipertensi yang sebanding melalui penghambatan terhadap reseptor CA-II.Hypertension is a pathological condition characterized by elevated blood pressure exceeding normal limits, specifically systolic pressure ≥ 140 mmHg and diastolic pressure ≥ 90 mmHg. One mechanism to reduce blood pressure is through the inhibition of the enzyme carbonic anhydrase II (CA-II). This study aims to explore the potential of active compounds in the medicinal plant Orthosiphon stamineus B. as antihypertensive drug candidates using an in silico approach through molecular docking methods.cThe docking process involved several stages, including ligand and CA-II receptor preparation, method validation, docking of the test compounds with the receptor, and visualization of molecular interactions. Parameters analyzed from the docking results included binding energy, inhibition constant (Ki), and interactions with active site amino acid residues. The results indicated that Damascenone demonstrated the highest potential as an antihypertensive candidate, with a binding energy of -6.91 kcal/mol and an inhibition constant (Ki) of 8.57 µM, values comparable to the native ligand, furosemide. Furthermore, Damascenone exhibited favorable pharmacokinetic and toxicological properties based on ADMET (Absorption, Distribution, Metabolism, Excretion, and Toxicity) analysis. The similarity in hydrogen bonding patterns between Damascenone and furosemide supports the prediction that Damascenone may exert a comparable antihypertensive effect through CA-II receptor inhibition.
Pengaruh Edukasi dengan Video Teknik Laktasi terhadap Keterampilan Menyusui pada Ibu Post Partum di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang Utami, Dian Asih Ning; Angesti, Herlina Puji
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 5, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v5i1.1394

Abstract

Pemberian ASI eksklusif sering kali tidak efektif akibat teknik laktasi yang salah, menyebabkan puting lecet, nyeri, dan penyapihan dini. Edukasi menggunakan video teknik laktasi dianggap efektif untuk meningkatkan keterampilan menyusui pada ibupost partum. Video edukasi ini adalah media audio-visual yang memadukan gambar bergerak dengan suara yang mendukung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi dengan video teknik laktasi terhadap keterampilan menyusui pada ibu post partum. Penelitian dilakukan di RSUD Kanjuruhan pada Agustus hingga September 2024 dengan quasi eksperimental design dengan model pretest-post test control group. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu post partum di RSUD Kanjuruhan, dengan sampel 64 ibu yang dipilih secara purposive sampling. Sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 32 kelompok perlakuan dan 32 kelompok kontrol. Variabel bebas adalah edukasi video teknik laktasi, dan variabel terikat adalah keterampilan menyusui. Pretest dilakukan sebelum edukasi, dan post test setelah intervensi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, video teknik laktasi, dan lembar pengamatan menyusui dari WHO/UNICEF. Analisis data menggunakan uji univariat untuk variabel pendidikan, paritas, dan pengetahuan, serta uji bivariat dengan Mann-Whitney. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan nilai Asymp.Sig 0.005 < 0.05, yang berarti hipotesis diterima dan menunjukkan bahwa edukasi dengan video teknik laktasi berpengaruh terhadap keterampilan menyusui ibu post partum di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang.Exclusive breastfeeding is often ineffective due to incorrect lactation techniques, causing sore, cracked nipples, pain, and early weaning. Education using lactation technique videos is considered effective in improving breastfeeding skills in postpartum mothers. These educational videos are audiovisual media combining moving images with supporting sound. This study aims to determine the effect of education using lactation technique videos on breastfeeding skills in postpartum mothers. The research was conducted at RSUD Kanjuruhan from August to September 2024 using a quasi-experimental pretest-posttest control group design. The population of this study consisted of all postpartum mothers at RSUD Kanjuruhan, with a sample of 64 mothers selected through purposive sampling. The sample was divided into two groups, with 32 in the treatment group and 32 in the control group. The independent variable was education using lactation technique videos, and the dependent variable was breastfeeding skills. A pretest was conducted before the education, and a posttest was conducted after the intervention. The instruments used were a questionnaire, lactation technique video, and breastfeeding observation sheet from WHO/UNICEF. Data analysis used univariate tests for variables such as education, parity, and knowledge, and bivariate analysis with the Mann-Whitney test. The Mann-Whitney test result showed an Asymp.Sig value of 0.005 < 0.05, meaning the hypothesis was accepted and indicating that education using lactation technique videos had an effect on breastfeeding skills in postpartum mothers at RSUD Kanjuruhan, Malang Regency.