cover
Contact Name
Davit Nugraha
Contact Email
pharmacogenius@gmail.com
Phone
+6285314834050
Journal Mail Official
pharmacogenius@gmail.com
Editorial Address
Desa. Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
Pharmacy Genius
ISSN : -     EISSN : 29644771     DOI : https://doi.org/10.56359/pharmgen.v2i1
Core Subject : Health, Science,
A manuscripts submitted to Pharmacy Genius should be an original research article related to the field of the all scopes of Pharmaceutical Science such as: 1. Pharmaceutics, 2. Biopharmaceutics, 3. Drug Delivery System, 4. Physical Pharmacy, 5. Chemical Pharmacy, 6. Pharmaceutical Technology, 7. Pharmaceutical Microbiology and Biotechnology, 8. Pharmacology and Toxicology, 9. Pharmacokinetics, 10. Pharmaceutical Chemistry, 11. Pharmaceutical Biology, 12. Community and Clinical Pharmacy, 13. Regulatory Affairs and Management Pharmacy, 14. and Alternative Medicines.
Articles 55 Documents
Uji Aktivitas Antioksidan Teh Celup Kombinasi Daun Jamblang (Syzigium Cumini, L.), Daun Mint (Mentha Piperita, L.), Dan Daun Stevia (Stevia rebaudiana) Dengan Metode DPPH Nurohman, Ikra; Marah, Nisyatul
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 1 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i01.320

Abstract

Pendahuluan: teh celup herbal adalah minuman teh yang hadir dalam bentuk tunggal maupun campuran dan dikemas dalam bentuk celupan sehingga berkhasiat dan menarik. Teh celup herbal ini bisa digunakan untuk membuat minuman sehat yang rasanya enak dan menyegarkan Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas antioksidan teh celup yang mengandung daun jamblang, mint, dan stevia. Metode: Metode penelitian ini adalah Eksperimen. Teh celup yang terbuat dari serbuk daun jamblang, daun mint, dan daun stevia dibagi menjadi tiga formula dengan variasi konsentrasi bahan yaitu F1 (0,5 gr; 1,5 gr; 0,5 gr), F2 (1,5 gr; 0,5 gr; 1 gr) dan F3 (satu gram; 1gr; 1gr). Teh celup kombinasi daun jamblang, mint, dan stevia kemudian dievaluasi menggunakan uji organoleptik, pH, kadar air, dan hedonik, serta dilakukan uji aktivitas antioksidan menggunakan spektrofotometer UV-Vis metode DPPH dan Vitamin C sebagai bahan baku. pada persiapan. atau solusi untuk mengontrol. Hasil: Hasil aktivitas antioksidan pada sediaan teh celup menunjukkan nilai IC50 F1 (184,436), F2 (154,652), dan f3 (162,958), yang termasuk dalam antioksidan dengan aktivitas lemah (IC50 150-200). Kesimpulan: Teh celup herbal selain bisa dinikmati sebagai minuman, tetapi juga bisa bermanfaat yang salah satunya adalah sebagai anti oksidan
Identifikasi Variasi Genetik pada Bipolar Disorder Menggunakan Data Genomik dan Pendekatan Bioinformatik Halid, Zulkifli; Nurfadilah, Nurfadilah; Usman, Fityatun; Rasyid, Andi Ulfah Magefirah; Wicaksono, Anggoro; Nugraha, Davit
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 1 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i01.322

Abstract

Pendahuluan: Gangguan bipolar (Bipolar Disorder/ BD) adalah kelainan genetik yang umum dan kompleks, tetapi cara penularannya masih belum ditemukan. Penyebab BD ini dapat disebabkan oleh genetik, lingkungan serta obat-obatan.  Banyak peneliti berasumsi bahwa varian genom yang umum membawa beberapa risiko untuk mewujudkan penyakit ini. Penelitian telah menemukan hubungan signifikan pertama di seluruh genom antara polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) yang umum dan gangguan bipolar. Saat ini, berbagai upaya sedang dilakukan untuk menerjemahkan temuan-temuan ini ke dalam praktik klinis, konseling genetik, dan pengujian prediktif.  Begitu banyak varian genetik yang dapat diukur dengan akurasi tinggi dan identifikasi tersebut dapat membantu pengembangan atau indikasi baru untuk terapi. Tujuan: Untuk mengidentifikasi varian patogen yang terkait dengan bipolar disorder menggunakan data genomik dan pendekatan bioinformatik. Metode: Menggunakan database genomik antara lain Genomic Wide Association Study (GWAS), SNPnexus, GTEx dan Ensembl untuk mengidentifikasi variasi patogen dari BD. Data dikumpulkan dari GWAS kemudian diidentifikasi dan disaring berdasarkan kriteria yang telah dibuat dan di telusur masing-masing gen (SNP) yang telah ditemukan. Hasil: Diperoleh 1969 katalog (1560 SNP) dan dari katalog tersebut terdiri dari 77 studi yang menguraikannya. Hasil penyaringan yang termasuk dalam missense varians sebanyak 21 gen, namun ada tiga gen yang teridentifikasi dengan nilai p value diatas 10-8 dan memiliki nilai odds ratio yaitu gen WSCD2 (SNP rs3764002), FKBP2 (SNP rs4672) dan gen PLEC (SNP rs6992333). Untuk skor tertinggi yaitu WSCD2 (SNP rs3764002) dan gen PLEC (SNP rs6992333) dengan nilai hingga 0.999 atau termasuk dalam kriteria probably damaging. Kesimpulan: Ditemukan tiga gen yang diidentifikasi patogen pada Bipolar Disorder. Gen WSCD2 (SNP rs3764002) yang terbanyak di Benua Asia, FKBP2 (SNP rs4672) dan gen PLEC (SNP rs6992333). Dua gen WSCD2 dan PLEC diprediksi dapat merusak struktur protein dan diprediksi spesifik ke penyakit Bipolar Disorder.
Studi Farmakovigilans Obat Golongan Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Di Rsud SMC Kabupaten Tasikmalaya Salsabila, Siti Salma; Alifiar, Ilham; Tuslinah, Lilis
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 1 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i01.325

Abstract

Pendahuluan: Skizofrenia adalah salah satu jenis penyakit gangguan jiwa disertai beberapa gejala diantaranya halusinasi, delusi, gangguan proses berpikir dan prilaku aneh. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis obat golongan antipsikotik yang sering digunakan, evaluasi obat yang mencakup penilaian, pemahaman juga pencegahan efek samping obat juga gejala dan efek samping setelah mengkonsumsi obat golongan antipsiotik pada pasien skizofrenia di RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya Metode: Jenis penelitian ysng digunakan ialah observasional dengan desain penelitian cross sectional dan pengambilan data dilakukan secara prospektif. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan obat golongan antipsikotik yang paling banyak ialah kombinasi dengan obat jenis lain sebanyak 60 orang dan penggunaan obat golongan antipsikotik kedua (atipikal) tunggal sebanyak 20 orang clozapine 85% dan risperidone 15%. Gejala yang palng banyak pada pasien skizofrenia gejala positif 71% dan negatif 29%, efek samping yang sering muncul yakni sedasi 32%. Evaluasi obat berdasarkan ketepatan indikasi dan dosis 100% Kesimpulan: Hasil analisis menunjukan semua hasil data demografi tidak terdapat hubungan dengan efek samping obat yang muncul, efek samping obat mayoritas disebabkan oleh obat itu sendiri
Uji Aktivitas Antioksidan Seduhan Bunga Telang (Clitoria ternatea L) Dengan Metode DPPH Ramdan, Siti Rahmah Kurnia
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 1 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i01.328

Abstract

ABSTRAK   Pendahuluan: Bunga telang (Clitoria ternatea L.) merupakan tanaman yang memiliki pigmen ungu yang mencolok. Warna ungu dari tanaman ini disebabkan karena adanya kandungan antosianin yang dikenal aktivitas antioksidaanya yang sangat baik.  Minuman sari bunga telang dapat dibuat dengan cara penyeduhan pada suhu tertentu. Aktivitas antioksidan dari dekokta bunga telang dapat diketahui dengan berbagai metode diantaranya menggunakan  metode DPPH (2.2 diphenyl-1-picrylhydrazil). Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan seduhan bunga telang dengan aquades pada suhu 50oC dengan menggunakan metode DPPH. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan membuat dekokta bunga telang pada suhu 50oC dengan mengukur daya hambatnya terhadap senyawa DPPH sebagai radikal bebas yang ditunjukkan oleh nilai absorbansi dari hasil rekasi dibandingkan dengan larutan kontrol dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 400-800 nm. Hasil: Hasil penelitian ini berupa nilai absorbansi dan persen penghambatan dekokta bunga telang terhadap senyawa DPPH, aktivitas antioksidan ditunjukkan oleh nilai IC50 yaitu konsentrasi yang yang mampu menghambat 50% radikal bebas.  Dari hasil penelitian diperoleh bahwa aktivitas antioksidan dekokta bunga telang pada suhu 50oC memiliki aktivitas sedang. Kesimpulan: Dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa dekokta bunga telang memiliki aktivitas antioksidan sedang yang sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai minuman kesehatan.
Standarisasi Mutu Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum x africanum Lour.) Krismayadi , Krismayadi; Halimatushadyah, Ernie; Apriani, Dila; Cahyani, Mayassa Fitri
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 2 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i2.333

Abstract

Pendahuluan: Daun kemangi yang umum dan mudah dijumpai oleh masyarakat memiliki khasiat sebagai insektisida, larvasida, antipiretik, antimikroba dan antioksidan, senyawa aktif yang dimiliki daun kemangi, antara lain minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, steroid, tanin, fenol serta eugeno. Tujuan: untuk mengkarakterisasi simplisia dan ekstrak daun kemangi (Ocimum x africanum Lour.) Metode: Simplisia daun kemangi berbentuk serbuk kering dengan warna hijau kecoklatan, bau khas, dan rasa pahit. Analisis kandungan menunjukkan adanya senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan steroid. Kadar air dalam serbuk simplisia mencapai <10%, dan kadar abu sebesar 12,5%. Ekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% menghasilkan rendemen sebesar 9,2%, sesuai dengan standar Farmakope Herbal Indonesia. Ekstrak yang dihasilkan berwarna hijau pekat, berbau khas, dan pahit, serta mengandung senyawa metabolit sekunder yang sama dengan serbuk simplisia. Kandungan total flavonoid sebagai quersetin dalam ekstrak adalah 5,01%. Kadar air ekstrak tercatat sebesar 18,6%, kadar abu total 7,28%, kadar abu tidak larut asam 0,2%, serta kadar sari larut air dan larut etanol masing-masing 30,56% dan 52,80% Hasil: menunjukkan bahwa beberapa parameter ekstrak daun kemangi memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Kesimpulan: Ekstrak berwarna hijau pekat, berbau khas dan memiliki rasa pahit ini juga mengandung senyawa metabolit sekunder sama seperti serbuk simplisia daun kemangi, dan hasil kadar total flavonoid sebagai quersetin sebanyak 5,01%. Kadar air yang yang dihasilkan sebesar 18,6%, kadar abu total yang dihasilkan sebesar 7,28%, kadar abu tidak larut asam yang dihasilkan sebesar 0,2%, untuk kadar sari larut air dan larut etanol ekstrak daun kemangi sebesar 30,56% dan 52,80%. Beberapa nilai yang dihasilkan sesuai dengan standar nilai mutu ekstrak daun kemangi
Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Facial-Wash Ekstrak Kayu Secang Dan Daun Belimbing Wuluh Terhadap Propionibacterium acnes Hamidah, Ai' Wikri; Samodra, Galih; Prabandari, Rani
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 2 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i2.336

Abstract

Pendahuluan: Ektrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dan daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) memiliki senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai agen antibakteri terhadap Propionibacterium acnes. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memahami karakteristik fisik dan daya hambat bakteri sediaan gel facial-wash ekstrak kayu secang dan daun belimbing wuluh. Metode: metode penelitian adalah eksperimen. Ekstrak diformulasikan dalam bentuk sediaan gel facial-wash. F1 menggunakan konsentrasi ekstrak kayu secang 5% dan daun belimbing wuluh 10%, F2 menggunakan konsentrasi ekstrak kayu secang 7,5% dan daun belimbing wuluh 7,5%, F3 menggunakan konsentrasi ekstrak kayu secang 10% dan daun belimbing wuluh 5%. Hasil evaluasi sifat fisik mencangkup uji organoleptik, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas, uji tinggi busa, dan uji antibakteri menggunakan metode sumuran. Hasil: Hasil pada F1, F2, dan F3 memenuhi persyaratan sediaan gel facial-wash.  Namun, uji pH dan daya sebar pada F3 tidak memenuhi kriteria sediaan gel facial-wash. Hasil uji antibakteri sediaan gel facial-wash esktrak kayu secang dan daun belimbing wuluh metode difusi sumuran, pada kontrol positif 19,07 mm, F1 sebesar 11,53 mm, F2 sebesar 17,07 mm, dan F3 sebesar 20 mm. Kesimpulan: Sediaan gel facial-wash ekstrak kayu secang dan daun belimbing wuluh menghasilkan zona hambat yang kuat terhadap bakteri Propionibacterium acnes.
Kombinasi Senyawa Antikanker dengan Tanaman Genus Hibiscus: Narrative Review Azzahra, Fara
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 2 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i2.339

Abstract

Pendahuluan: Kanker masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Angka kejadian kanker masih tinggi mendorong untuk pengembangan obat antikanker yang lebih selektif dalam melawan sel kanker tanpa merusak jaringan normal. Saat ini, pengobatan kanker  menggunakan obat kemoterapi, tetapi penggunaannya menyebabkan efek samping. Untuk meminimalkan efek samping tersebut diperlukan adanya strategi kombinasi senyawa antikanker. Tanaman genus Hibiscus diketahui mengandung senyawa kimia yang memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker. Tanaman genus Hibiscus dapat dikombinasi dengan beberapa senyawa antikanker untuk meningkatkan efektivitas pengobatan tanpa menimbulkan efek samping. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kombinasi tanaman genus Hibiscus dengan senyawa antikanker berdasarkan studi literatur. Metode: Metode penelitian ini menggunakan Literature Review dengan desain penelitian Narrative Review. Sumber data artikel melalui Google, Google Scholar dan Pubmed dengan waktu terbitan tahun 2013-2023. Kata kunci yang digunakan, yaitu “combination, hibiscus, cancer”. Artikel dipilih merupakan artikel yang relevan dan dipublikasikan dalam bahasa Indonesia atau bahasa inggris. Hasil: Berdasarkan hasil penelusuran diperoleh sebanyak 4 artikel melaporkan tanaman genus Hibiscus, yaitu Hibiscus sabdariffa, Hibiscus rosa-sinensis, dan Hibiscus articulatus jika dikombinasikan dengan senyawa antikanker dapat meningkatkan efektivitasnya. Kesimpulan: Pengkombinasian kombinasi tanaman Hibiscus dengan senyawa antikanker, dapat meningkatkan efektifitas dan mengurangi toksisitas.
Uji Aktivitas Tabir Surya Lotion Ekstrak Kulit Buah Nanas Madu (Ananas comosus Merr ) Rahmawati, Agustina Anggun; Karsidin, Bambang; Nurohman, Ikra
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 2 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i2.340

Abstract

Pendahuluan: Tabir surya adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk melindungi kulit manusia yang mengandung senyawa kimia yang dapat menyerap dan memantulkan sinar matahari, sehingga dapat digunakan untuk melindungi fungsi dan struktur kulit manusia dari kerusakan akibat sinar matahari. Tujuan: penelitian ini yang pertama untuk mengetahui apakah lotion ekstrak kulit buah nanas madu (Ananas comosus merr) mempunyai aktivitas sebagai tabir surya dengan metode spektrofotometri uv-vis. Yang kedua untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak pada lotion kulit buah nanas madu (Ananas comosus merr) yang paling baik sebagai tabir surya dengan metode spektrofotometri uv-vis. Dan yang ketiga, untuk mengetahui stabilitas sediaan lotion ekstrak kulit buah nanas madu (Ananas comosus merr) sebagai tabir surya. Metode: Penelitian ini menggunakaan metode desain penelitian eksperimen sampel kulit buah nanas madu. Penelitian ini menggunakan konsentrasi yaitu X1 (8%), X2 (10%), dan X3 (12%) untuk mengetahui sediaan tabir surya dengan menggunakan alat spektrofotometri uv-vis dan untuk mengetahui evaluasi dan stabilitas sediaan. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian Lotion Ekstrak Kulit Buah Nanas Madu (Ananas comosus merr) memenuhi persyaratan setelah dilakukan uji evaluasi dan stabilitas. Pada persen pigmentasi dengan konsentrasi 8%, 10% dan 12% masing-masing memiliki nilai 76, 75, 73. Konsentrasi lotion ekstrak kulit buah nanas madu 8% dengan nilai spf 1,33741, dan semakin meningkat konsentrasi yakni 10% dengan nilai spf 1,52288 dan 12% dengan nilai SPF 1,69896. Kesimpulan: bahwa nilai SPF yang terkandung menunjukan semakin tinggi nilai SPF namun tetap tidak memenuhi standar sebagai lotion tabir surya dan data persen eritema tidak masuk dalam kategori penilaian sunblock.
Pengaruh Ketinggian Tempat Tumbuh Terhadap Kadar Flavonoid Total dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mahoni (Swietenia Maghoni L.) Aminurita, Agus; Samodra, Galih; Fitriana, Adita Silvia
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 2 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i2.344

Abstract

Pendahuluan: Mahoni merupakan salah satu tumbuhan tropis dari famili Meliaceae yang berasal dari Hindia Barat. Kandungan senyawa kimia yang ada di dalam mahoni diantaranya senyawa flavonoid, saponin, alkaloid, steroid, dan terpenoid. Beberapa penelitian menyatakan bahwa metabolit sekunder pada tanaman dipengaruhi oleh ketinggian tempat tumbuh. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ketinggian tempat tumbuh terhadap kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun Mahoni (Switenia maghoni L). Metode: penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan metode kolorimetri untuk mengetahui kadar flavonoid total daun mahoni dan menggunakan metode dpph untuk menetapkan aktivitas antioksidan daun mahoni (Swietenia maghoni L). Hasil: Hasil analisis statistik one way ANOVA nilai signifikansinya dari analisis flavonoid total sebesar 0,000 < 0,05. Aktivitas antioksidan esktrak metanol daun Mahoni berpengaruh secara signifikan terhadap ketinggian lokasi tumbuh. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi (P<0,05). Kesimpulan: Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ketinggian lokasi tumbuh berpengaruh terhadap kadar total flavonoid dan aktivitas antioksidan daun Mahoni (Swietenia mahagoni (L.)
Konseling Informasi Beserta Pentingnya Kepatuhan Dalam Penggunaan Anti Hipertensi Pada Penderita Hipertensi Sekunder Alifiar, Ilham; Rahmi, Suci Mega; Azahra, Fatimah; Aulia, Ratu; Dwiputri, Nadya; Agung, Rifki Permana
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 2 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i2.363

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah ≥140 mmHg (sistolik) dan/atau ≥90 mmHg (diastolik) yang menjadi penyakit berbahaya yang tidak dapat disembuhkan. Kepatuhan minum obat menjadi faktor penting yang juga menjadi permasalahan ketidakefektifan terapi pada hipertensi. Pengetahuan menjadi faktor pengaruh ketidakpatuhan terapi yang akan menjadi intervensi utama dalam penelitian. Tujuan: Penelitian bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat Desa Cilumba Kecamatan Cikatomas tentang informasi penggunaan serta kepatuhan meminum obat obat hipertensi dengan mengukur parameter pengetahuan Metode: Penelitian menggunakan metode konseling, diskusi dan tanya jawa . Intervensi yang diberikan terhadap responden penelitian yaitu konseling informasi penggunaan obat hipertensi serta pentingnya kepatuhan meminnum obat. Hasil: Responden penelitian didapati sejumlah 20 orang yang didominasi oleh perempuan dengan persentase 55% dibandingkan laki-laki dengan persentase 45%. Usia responden didominasi oleh usia lansia dengan rentang usia 46-57 tahun dengan persentase 65% dibandingkan usia dewasa dengan rentang usia 20-45 tahun dengan persentase 35%. Profil pendidikan responden didominasi oleh tamatan SD dengan persentase sebesar 85% jika dibandingkan dengan tamatan SD, SMP, SMA, S1 dengan persentase masing-masing 5%. Berdasarkan hasil intervensi konseling, keseluruhan parameter pengetahuan yang diukur mencakup cara penggunaan, dosis pemakaian, cara penyimpanan, interaksi obat, efek samping, lama penggunaan, dan cara membuang meningkat setelah diberikan intervensi konseling. Peningkatan cara penggunaan dari 35% menjadi 95%; dosis pemakaian dari 55% menjadi 100%; cara penyimpanan dari 70% menjadi 100%; interaksi obat dari 20% menjadi 85%; efek samping dari 5% menjadi 85%; lama penggunaan dari 0% menjadi 80%; dan cara membuang dari 0% menjadi 95%. Kesimpulan: Konseling informasi mengenai penggunaan terapi antihipertensi terhadap 20 responden penelitian efektif meningkatkan pengetahuan responden mengenai terapi antihipertensi