cover
Contact Name
Kurnia Rahmad Dhani
Contact Email
kurniadhani@isi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
idea.jurnalisiyogyakarta@gmail.com
Editorial Address
Komplek Kampus Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jl. Parangtritis Km. 6,5 Kotak Pos 1210, Glondong, Panggungharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55001
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
IDEA: Jurnal Seni Pertunjukan
ISSN : 14116472     EISSN : -     DOI : -
IDEA draws its contributions from academics and practitioner-researchers at the interface of the performing arts. It acts as a forum for critical study, innovative practice, and creative pedagogy, addressing themes that may be domain-specific (e.g., dance, music, theatre, puppets, karawitan, ethnomusicology, culture and arts) or situated at the convergence of two or more disciplines. The journal invites original, significant, and rigorous inquiry into all subjects within or across disciplines related to the performing arts. It encourages debate and cross-disciplinary exchange across a broad range of approaches. The spectrum of topics includes Ethnomusicology, Karawitan, Music, Music Education, Dance, Theatre, Puppet, and Arts education.
Articles 186 Documents
Kontribusi Francisco Tarrega dalam Perkembangan Teknik Tremolo Gitar Klasik Melalui Recuerdos de la Alhambra Dewanto, Pandutama; Indrawan, Andre; Rokhani, Umilia
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i1.12208

Abstract

Teknik tremolo adalah salah satu elemen penting dalam repertoar gitar klasik disebabkan peran vitalnya dalam menciptakan melodi yang indah dan efek harmoni yang kaya. Teknik ini juga diakui sebagai faktor penguat komposisi gitar klasik yang menempatkan tremolo sebagai komponen utama sebagaimana terdapat pada masterpiece Franscisco Tarrega, Recuerdos de la Alhambra. Penelitian ini menelusuri perkembangan teknik tremolo gitar klasik mulai dari masa sebelum  Tárrega hingga awal abad ke-20. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi kontribusi inovatif Tarrega dalam karya tersebut terhadap perkembangan teknik tremolo pada karya komponis-komponis setelahnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif musikologis dengan pendekatan studi kasus dan historikal. Penulis juga melakukan analisis terhadap komposisi Recuerdos de la Alhambra dengan membedah partitur komposisi tersebut, literatur akademik gitar klasik, dan catatan sejarah komposisi tersebut guna meneliti pengaruh Tárrega dalam sejarah gitar klasik dan pentingnya “Recuerdos de la Alhambra” dalam konteks perkembangan teknik tremolo. Dalam penelitian ini terungkap bahwasannya kontribusi F. Tarrega terhadap perkembanan teknik tremolo gitar klasik sangatlah besar. Kontribusinya dapat dilihat dari seberapa berpengaruhnya karyanya yang yang berjudul Recuerdos de la Alhambra.
Si Lit: Komposisi Karawitan Berbasis Pada Pengolahan Posisi Kendhang Batangan Fajar Rachmad Wijaya; Anon Suneko; Raharja Raharja
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

“Si Lit”: Komposisi Karawitan Berbasis Pada Pengolahan Posisi Kendhang Batangan ini bertujuan untuk mewujudkan karya komposisi karawitan yang mempresentasikan pengolahan posisi kendhang batangan secara horisontal, vertikal, dan diagonal. Penelitian ini menggunakan metode campuran yang menerapkan aspek-aspek dari metode kuantitatif dengan melibatkan angka dan prosedur kualitatif tanpa melibatkan angka. Terdapat empat tahapan untuk penciptaan karya “Si Lit” yaitu: identifikasi (observasi, wawancara, diskografi), eksplorasi, wujud karya, dan penotasian. Selain tujuan penelitian yang telah diuraikan, penulis berharap adanya manfaat yang didapat atas penelitian ini. Berikut ini adalah manfaat dari penelitian karya “Si Lit”: 1. Sebagai media untuk mewujudkan ide gagasan penulis, serta menambah wawasan penulis dan pembaca dalam perkembangan karawitan Jawa. 2. Memodifikasi alat penyeteman kendhang batangan. Hasil yang didapatkan oleh penulis dari penelitian ini adalah menciptakan jagrag (stand) kendhang batangan yang mampu berotasi secara horisontal, vertikal, diagonal dan dapat dimainkan dengan cara duduk di atas kursi atau berdiri. Adapun hal lainnya yang diciptakan oleh penulis, yaitu memodifikasi alat penyeteman kendhang batangan yang disebut dengan penggada, karena bentuknya menyerupai gada. Hal ini bertujuan untuk kenyamanan pada penyeteman kendhang batangan“Si Lit”: Karawitan Composition Based on the Position Processing of Kendhang Batangan“Si Lit”: Karawitan Composition Based on the Processing of the Position of the Kendhang Batangan. This research uses mixed methods which apply aspects of quantitative methods involving numbers and qualitative procedures without involving numbers. There are four stages to the creation of the work "Si Lit": identification (observation, interview, discography), exploration, form of the work, and notation. In addition to the research objectives that are described, the authors hope ll be benefits from this research. The following are the benefits of research by "Si Lit": 1. As a medium for realizing the author's ideas, as well as adding insight to writers and readers in the development of Javanese musical instruments. 2. Modify the kendhang batangan tuning tool. The results obtained by the authors of this research are to create a jagrag (stand) kendhang batangan which is capable of rotating horizontally, vertically, diagonally and can be played by sitting on a chair or standing. For other things created by the author, namely modifying a bar drum tuning tool called a penggada, because its shape resembles a mace. This is intended for convenience in tuning kendhang batangan.
PROSES PEMBELAJARAN KARYA SENDRATARI MERAS GANDRUNG DI SMK NEGERI 1 BANYUWANGI Setyowati, Eka Wahyu; Djatmiko, Gandung; Iswantara, Nur
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10539

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pembelajaran Sendratari Mêras Gandrung di SMK Negeri 1 Banyuwangi. Permasalahan yang mendasari penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya peran guru dan siswa dalam mengembangkan materi pembelajaran tari Jêjêr Gandrung dalam pertunjukan Sendratari Mêras Gandrung, selain dijadikan sebagai hasil proses pembelajaran juga sudah tercantum dalam kalender wisata Banyuwangi yang selalu mengadakan pertunjukan rutin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran Sendratari Mêras Gandrung di SMK Negeri 1 Banyuwangi meliputi 1) metode pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi, 2) tahapan pembelajaran karya Sendratari Mêras Gandrung, 3) pembagian kegiatan yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran karya Sendratari Mêras Gandrung melibatkan siswa secara penuh dalam segala rangkaian kegiatan. Titik fokus dalam proses pembelajaran karya Sendratari Mêras Gandrung adalah kreativitas siswa dalam berpikir dan menciptakan hal baru. Proses pembelajaran Sendratari Mêras Gandrung merupakan tempat yang paling tepat digunakan untuk siswa mengembangkan potensi dan keahliannya, karena siswa tidak hanya belajar satu bidang seni saja tetapi juga mempelajari bidang seni ainnya.Kata kunci: proses pembelajaran, sendratari meras gandrung The problem underlying this research is the role of theacher and students in develope learning materials for the Jêjêr Gandrung dance in the Sendratari Mêras Gandrung performance so that besides beingused as a result of the learning processit is also included in the Banyuwangi tourist calendar which always holds regular performances. The purpose of this study is to describe the process of learning the Sendratari Mêras Gandrung at SMK Negeri 1 Banyuwangi. This study uses a qualitative method with a case study research type. The results of the study show that the learning process of the Sendratari Meras Gandrung at SMK Negeri 1 Banyuwangi include 1) the learning method used by the teacher in delivering the materials 2) the learning stages of the Sendratari Mêras Gandrung 3) the division of activities that are applied in the learning process. The learning process by Sendratari Mêras Gandrung fully involves students in all series of activities. The focal point in the learning process of Sendratari Mêras Gandrung work is the students creativity in thinking and creating new things. The learning process of Sendratari Mêras Gandrung is the most appropriate place for students to develop their potential and expertise, because students do not only learn one art field but also learn other art fields. Keywords: learning process, sendratari meras gandrung
PEMBELAJARAN TEORI MUSIK DENGAN MEDIA ANSAMBEL MUSIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WATES Jati, Mulato Wicaksono; Bramantyo, Triyono; Tyasrinestu, Fortunata
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10042

Abstract

Teori musik merupakan sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang unsur-unsur yang terkandung dalam musik. Teori musik adalah suatu hal yang penting diajarkan untuk mendukung dan membantu peserta didik dalam pembelajaran musik, sehingga dapat menghasilkan kualitas dan capaian hasil belajar yang lebih baik. Diketahui dalam pembelajaran musik siswa SMP Negeri 1 Wates mengalami kesulitan dalam bermain musik dikarenakan kurangnya pembekalan pengetahuan teori musik. Sekolah tersebut masih menggunakan kurikulum 2013, capaian dari kurikulum 2013 terhadap mata pelajaran seni musik dapat dikatakan masih belum maksimal, karena dalam kurikulum 2013 mata pelajaran bersifat terstruktur dan terintegrasi. Teori Musik tidak terdapat dalam silabus pembelajaran, hal ini dikarenakan dalam kurikulum 2013 sekolah tidak diberi kebebasan  untuk merancang kurikulum mereka sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi mengenai kendala kesulitan peserta didik dalam belajar musik. Tujuan berikutnya yaitu untuk mengetahui pengaruh pemahaman teori musik terhadap keterampilan bermusik siswa. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan menggunakan teknik analisis data model Miles & Huberman. Penelitian ini menggunakan angket sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman teori musik peserta didik dengan menggunakan hasil nilai rata-rata angket. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya peningkatan pemahaman teori musik serta keterampilan siswa dalam bermain musik setelah mendapatkan pembelajaran teori musik melalui media ansambel musik. LEARNING MUSIC THEORY WITH MEDIA ENSAMBELS IN CLASS VIII STUDENTS OF SMP NEGERI 1 WATES"The theory of music is a branch of scientific knowledge that studies the elements contained in music. Music theory is an important thing to teach in order to support and assist students in learning music, so that they can produce higher quality and achieve better learning outcomes. It is known that students at SMP Negeri 1 Wates experience difficulties in playing music due to the lack of knowledge in music theory. The school still uses the 2013 curriculum, which has not yet maximized the subject of music art, as it is structured and integrated. Music theory is not included in the syllabus, because schools are not given the freedom to design their own curriculum in the 2013 curriculum. This study aims to provide solutions to the difficulties faced by students in learning music. The next objective is to determine the influence of music theory understanding on students' musical skills. This study is qualitative, using a case study approach and Miles & Huberman's data analysis technique. The study uses a questionnaire as a measuring tool to assess the level of knowledge and understanding of music theory by students, using their average questionnaire scores. The results of this study show that there is an increase in music theory understanding and students' musical skills after receiving music theory learning through the medium of a music ensemble".
Eksistensi Kesenian Tayub Sekar Taji Di Dusun Pundungsari, Desa Pundungsari, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul Gesang rahayu dias; Winarsi Lies Apriani; Supriyanti Supriyanti; Rina Martiara
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan zaman yang semakin meningkat, secara tidak langsung akan mempengaruhi eksitensi kesenian tradisional salah satunya kesenian tayub. Banyaknya hiburan lain yang lebih menarik dapat mempengaruhi masyarakat untuk melupakan adanya kesenian tradisi yang seharusnya dilestarikan, karena merupakan warisan dari nenek moyang. Kesenian Tayub Sekar Taji merupakan kesenian tradisional yang selalu menjaga nilai leluhur dan fungsi utamanya. Untuk menjaga eksistensinya kesenian Tayub Sekar Taji membuat suatu perubahan yang menjadikan kesenian ini masih eksis eksistensinya. Sebenarnya tanpa adanya perubahan Kesenian Tayub Sekar Taji masih digemari oleh masyarakat dikarenakan dengan kebutuhan masyarakat Pundungsari sendiri yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani, namun dengan adanya perubahan dapat bersaing dengan kesenian lainya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi kesenian Tayub Sekar Taji di Dusun Pundungsari, Desa Pundungsari, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan teori eksistensi yakni eksistensi estetis, etis, dan religius dari Soren Kierkegard. Untuk memperdalam eksistensi kesenian tayub maka dipinjam konsep teori sosiologi.Kesenian Tayub Sekar Taji merupakan salah satu kesenian tayub yang ada di Dusun Pundungsari, Desa Pundungsari, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul. Tayub merupakan salah satu ritual upacara kesuburan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Gunungkidul. Adanya perkembangan zaman yang semakin meningkat di masa kini membuat para masyarakat khususnya kaum pemuda tidak lagi tertarik dengan kesenian tradisional seperti tayub, maka dari itu kesenian Tayub Sekar Taji masih tetap eksis dan memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting bagi masyarakat. The Existence of Tayub Sekar Taji Art In Pundungsari Village, Pundungsari Village, Kapanewon Semin, Gunungkidul District The increasing development of the times will indirectly affect the existence of traditional arts, one of which is tayub art. The number of other entertainment that is more interesting can influence the public to forget that there are traditional arts that should be preserved, because they are inherited from their ancestors. Tayub Sekar Taji art is a traditional art that always maintains its ancestral values and its main function. To maintain its existence, the art of Tayub Sekar Taji made a change which made this art still exist. Actually, without any changes, Tayub Sekar Taji art is still popular with the community due to the needs of the Pundungsari people themselves, where most of the people work as farmers, but with the changes they can compete with other arts. This study aims to describe the existence of the Tayub Sekar Taji art in Pundungsari Hamlet, Pundungsari Village, Kapanewon Semin, Gunungkidul Regency. The method used in this research is qualitative method. The approach used is the theory of existence, namely the aesthetic, ethical, and religious existence of Soren Kierkegard. To deepen the existence of tayub art, the concept of sociological theory is borrowed. Tayub Sekar Taji art is one of the tayub arts in Pundungsari Hamlet, Pundungsari Village, Kapanewon Semin, Gunungkidul Regency. Tayub is one of the fertility rituals that is usually performed by the people of Gunungkidul. The development of the times that is increasing nowadays has made the community, especially the youth, no longer interested in traditional arts such as tayub.
Efektivitas Blended Learning Dalam Pembelajaran Keyboard Di SD Budya Wacana Yogyakarta Ryan, Eureka Julius Teruna; Suryati, Suryati; Yunita, Ayu Tresna
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i1.12087

Abstract

Pendidikan musik saat ini menjadi salah satu hal yang penting bagi siswa. Melalui pendidikan musik, siswa diharapkan lebih peka terhadap lingkungan di sekitarnya. Pendidikan musik di Sekolah Dasar meliputi bernyanyi dan bermain alat musik. Salah satu sekolah yang menghadirkan pendidikan musik adalah SD Budya Wacana Yogyakarta. Di SD Budya Wacana Yogyakarta terdapat pembelajaran keyboard yang merupakan bagian dalam pelajaran Seni Musik. Pembelajaran keyboard di sekolah ini menghadapi kesulitan ketika siswa tidak hadir, yang menyebabkan siswa tersebut ketinggalan materi sehingga tidak dapat memainkan lagu yang diberikan oleh guru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk menganalisis efektivitas blended learning dalam pembelajaran keyboard di SD Budya Wacana Yogyakarta. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa kelas IV B dan 11 siswa kelas V C. Proses pembelajaran terdiri dari empat pertemuan onsite dan dua pertemuan online. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk merancang materi pembelajaran dengan menggunakan teknologi dan internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh siswa mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa blended learning efektif dalam pembelajaran keyboard di SD Budya Wacana Yogyakarta.kata kunci: blended learning, efektivitas, keyboard, pembelajaranThe Effectiveness of Blended Learning in Keyboard Learning at Budya Wacana Elementary School Yogyakarta Music education is currently an important thing for students. Through music education, students are expected to be more sensitive to the environment around them. Music education in elementary school includes singing and playing musical instruments. One of the schools that provides music education is SD Budya Wacana Yogyakarta. At SD Budya Wacana Yogyakarta there is keyboard learning which is part of the Music Arts lessons. Keyboard learning at this school faces difficulties when students are absent, which causes the students to miss the material so they cannot play the songs given by the teacher. This research uses a qualitative method with a case study approach to analyze the effectiveness of blended learning in keyboard learning at SD Budya Wacana Yogyakarta. There were 20 students involved in this research, consisting of 9 students in class IV B and 11 students in class V C. The learning process consisted of four onsite meetings and two online meetings. It is hoped that this research can become a reference for designing learning materials using technology and the internet. The research results show that all students achieved scores above the Minimum Completeness Criteria. Thus, it can be concluded that blended learning is effective in keyboard learning at SD Budya Wacana Yogyakarta.keywords: Blended learning, effectinevess, keyboard learning
Implementasi Tangga Nada Pentatonik Blues Pada Lagu Mimpi Anggun C. Sasmi Feryta Dewantari; Agnes Tika Setiarini; Suryati Suryati
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami tangga nada pentatonik blues dan implementasinya pada music vokal serta menjabarkan langkah-langkah dan hasil implementasi tangga nada pentatonik blues pada lagu Mimpi. Pemahaman dilakukan dengan melatih tangga nada pentatonik  blues sebagai bahan vocalizing. Tangga nada pentatonik  merupakan salah satu referensi variasi improvisasi yang relative sederhana karena dapat lebih mudah diimplementasikan dalam berbagai progresi akord. Dasar tangga nada pentatonik  yang digunakan adalah pentatonik  mayor dan pentatonik  minor. Dalam recital ini terdapat beberapa sumber data yang digunakan, yaitu melalui sumber pustaka, diskografi, dan webtografi, serta eksplorasi yang digunakan penulis dengan cara latihan pernapasan, latihan tangga nada, dan juga latihan teknik vokal yang berhubungan dengan lagu tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa tangga nada pentatonik  dapat diimplementasikan pada lagu Mimpi. Implementasi tersebut dapat diwujudkan dengan cara improvisasi/mengembangkan melodi, akord, dan ritme aslinya dengan tangga nada pentatonik  blues, contohnya pada melodi reff yang semula menggunakan tangga nada diatonic mayor, menjadi tangga nada pentatonik  blues dan ditambahkan blue note dengan tujuan menciptakan nuansa yang baru pada lagu tersebut.  Kata Kunci  : Implementasi, Tangga Nada, Pentatonik blues. Implementation Of The Blues Pentatonic Scale In Anggun C. Sasmi's Mimpi SongThis study aims to understand the blues pentatonik scale and its implementation in vocal music to describe the steps and result of implementing the blues pentatonik  scale is a relatively simple reference for improvisational variations because it can be more easily implemented in various chord progressions. The basic pentatonik  scale used are major pentatonik  and minor pentatonik . In this recital there are several data sources used, namely through library sources, discography, and webtography, as well as explorations used by the author by means of breathing exercises, scale exercises, and also vocal technique exercises related to the song. This study found that pentatonik scales can be implemented in the song Mimpi. This implementation can be realized by improvising/developing the original melodies, chords, and rythms with blues pentatonik  scales, for examplein the chorus melodies of songs that originally used major diatonic scales, became pentatonik  scales and added blue notes with the aim of creating a different nuance to this song. Keywords: Implementation, scales, pentatonic blues
Eksperimentasi Penerapan Sistem Nada Pelog Dan Slendro Pada Cadenza (Flute Concerto In G Major, Op. 29 Karya Carl Stamitz) Wicaksono, Satrio Bagus; Wirayudha, Asep Hidayat; Ceri, Danny
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10367

Abstract

Penelitian tugas akhir ini dibelakangi oleh faktor tidak berkembangnya cadenza dalam musik klasik, karena sedikitnya orang yang menulis komposisi cadenza untuk lagu concerto. Pada konsepnya, cadenza merupakan improvisasi bebas yang ditulis maupun tidak yang dibawakan dengan berbagai macam sistem nada. Seiring perkembangan zaman, peneliti ingin menerapkan sesuatu yang baru melalui eksperimen. Teori dan konsep yang digunakan pada penelitian ini ialah teori metode eksperimen. Karena peneliti ingin mencari hasil penerapan yang baru. Didalam metode ini menggunakan desain penelitian One Shot Case Study, mencari sampel dari populasi yang telah ditentukan, penggunaan kuesioner lalu penggunaan uji validitas dan reabilitas, dan analisis data. Hasil penelitan yang didapatkan adalah dapat diterapkannya cadenza menggunakan sistem nada pelog dan slendro dengan dipadukan menggunakan teknik-teknik dalam instrumentasi flute. Responden dalam eskperimen ini juga mendukung adanya pembaharuan pada cadenza, tetapi sebagian responden juga tidak setuju terhadap penerapan cadenza menggunakan sistem nada pelog dan slendro.
Video Tutorial Bermain Keyboard Sebagai Media Pembelajaran Seni Musik Kelas IX Nugroho, Fahrizal Adi; Suryati, Suryati; Ramafisela, Lingga
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10005

Abstract

Pendidikan formal tingkat SMP memberikan berbagai macam pembelajaran yang wajib diikuti oleh siswa salah satunya pembelajaran seni musik yang terintegrasi dalam mata pelajaran Seni Budaya. Pembelajaran seni musik dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMPN 9 Blitar, ditemukan permasalahan materi pembelajaran yang diberikan hanya teori. Selain hal tersebut, di SMPN 9 Blitar juga terdapat fasilitas keyboard yang tidak digunakan baik pada pembelajaran kurikuler maupun ekstrakurikuler. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan suatu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan memanfaatkan video tutorial “Bermain Keyboard dengan Lagu To The Bone – Pamungkas” yang digunakan sebagai media pada pembelajaran seni musik dalam mata pelajaran Seni Budaya. Video tutorial tersebut merupakan salah satu video yang dapat diakses melalui kanal Youtube Belajar Bermain Keyboard. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisis proses dan hasil dari pemanfaatan video tutorial tersebut. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di kelas IX A SMPN 9 Blitar dengan 6 siswa yang terpilih menjadi partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 6 siswa tersebut berhasil memainkan lagu To The Bone pada keyboard. Pemanfaatan video tutorial “Bermain Keyboard dengan Lagu To The Bone – Pamungkas” berhasil meningkatkan pembelajaran seni musik dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMPN 9 Blitar yang sebelumnya hanya terfokus pada materi teori dapat ditingkatkan dengan praktik bermain instrumen, serta keyboard yang tersedia dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. A Tutorial Video on Playing the Keyboard as a Music Learning Media for Grade IXA formal education for junior high school level provides various kinds of subjects which require students to take them. One of which is music which is integrated into the subject of Seni Budaya. Learning music at SMPN 9 Blitar has a problem with the learning material which only focus on the theory.Besides, there is a keyboard which is not used either in curricular or extracurricular learning. Therefore, this research provides an effort to overcome those problems by utilizing a tutorial video "Bermain Keyboard dengan Lagu To The Bone - Pamungkas" as a learning media. The tutorial video is able to be accessed through YouTube channel “Belajar Bermain Keyboard”. The purpose of this research is to analyze the process and the results of utilizing the tutorial video. The research used qualitative research with a case study approach. The research was conducted at class IX A SMPN 9 Blitar with 6 students who were selected as participants. The results of this research indicated that the 6 students managed to play the song “To The Bone” on the keyboard. The use of the tutorial video "Bermain Keyboard dengan Lagu To The Bone - Pamungkas" had succeeded in increasing the learning of music at SMPN 9 Blitar. The material previously only focused on the theory but now it could be improved to practice in playing the instrument. Moreover, the keyboard could be used in the learning process.
Ginggong Sebagai Identitas Masyarakat Dayak Bakati Rara Kabupaten Bengkayang Harnowo, Nehemia Borneo; Haryanto, Haryanto; Kustap, Kustap
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i1.12328

Abstract

Masyarakat Dayak Bakati Rara adalah kelompok etnis  yang berada di Kabupaten Bengkayang Provinsi  Kalimantan Barat. Suku Dayak di Kalimantan Barat terdiri dari berbagai sub-kelompok dengan keberagaman budaya, bahasa, dan tradisi. Pada umumnya Suku Dayak memiliki beragam alat musik tradisional yang kebanyakan dapat ditemui dalam bentuk alat musik petik dan pukul. Penelitian ini dilakukan karena temuan suatu alat musik suku Dayak Kalimantan Barat yang dimainkan dengan cara digesek yaitu ginggong. Instrumen ini berasal dari Dusun Mayak Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Secara umum alat musik tradisional memiliki fungsi dalam kebutuhan ritual dan hiburan. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data berupa obervasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian diperoleh bahwa ginggong memiliki fungsi yaitu sebagai sarana untuk menjaga kesinambungan kebudayaan dan mempererat hubungan antar masyarakat, terutama saat mereka merayakan hasil panen. Ginggong memiliki karakteristik suara yang khas serta memiliki melodi dan irama yang cukup sederhana. Selain itu, ginggong memiliki kemiripan dalam hal bentuk dan cara memainkan dengan alat musik etnik lainnya seperti Erhu dari Cina dan Rebab dari Jawa. Penelitian turut mengembangkan asumsi adanya pengaruh eksternal dalam sejarah perkembangan ginggong.

Page 6 of 19 | Total Record : 186